Robert K. Merton

Biografi Robert K. Merton
Robert K. Merton

Sketsa Autobiografis
Cukup sudah mengenali guru-guru utama, baik yang dekat maupun yang jauh, yang paling banyak mengajar saya. Selama studi sarjana, para guru saya adalah: P. A. Sorokin, yang mengorientasikan saya secara luas kepada pemikiran sosial Eropa. Tidak seperti para mahasiswa pada masa itu, saya tidak pernah memutuskan hubungan dengan beliau meskipun saya tidak dapat mengikuti arah penelitian yang mulai dia tekuni pada akhir 1930-an. Saya juga belajar kepada Talcott Parsons yang sangat muda, saya ketika itu sedang memikirkan secara seksama ide-ide yang mula-mula berpuncak pada karyanya Structure of Social Action yang sangat berpengaruh. Ahli biokimia dan kadang-kadang sosiolog, L. J. Henderson, mengajari saya tentang cara melakukan penyelidikan berdisiplin terhadap sesuatu yang terasa sebagai ide yang menarik. Sejarawan ekonomi E. F. Gay, mengajari saya tentang cara kerja perkembangan ekonomi yang dapat direkonstruksi dari sumber-sumber arsip. 


Yang sangat penting, George Sarton, yang pada waktu itu dekan sejarah ilmu, mengizinkan saya bekerja di bawah bimbingannya selama beberapa tahun di ruang kerjanya yang terkenal (atau dianggap suci) di Perpustakaan Widener di Harvard. Selain para guru tersebut yang mengajari saya secara langsung, saya belajar paling banyak dari dua sosiolog: yang paling utama adalah Emile Durkheim dan Georg Simmel, yang mengajari saya hanya lewat karya-karya yang sangat berpengaruh yang mereka tinggalkan, dan humanis yang peka secara sosiologis, Gilbert Murray. Selama periode kehidupan saya yang lebih belakangan, saya belajar sebagain besar dari kolega saya, Paul F. Lazarsfeld, yang mungkin tidak sadar kalau dia banyak mengajari saya selama melakukan percakapan yang tidak terhitung banyaknya dan kolaborasi kami selama lebih dari sepertiga abad.

Menoleh kembali ke pekerjaan saya selama bertahun-tahun, saya semakin menemukan adanya suatu pola di dalamnya melebihi dugaan saya. Selama hampir sejak permulaan pekerjaan saya, setelah bertahun-tahun magang sebagai seorang mahasiswa tingkat sarjana, saya bertekad mengikuti minat-minat intelektual saya seiring dengan perkembangannya daripada menggeluti seumur hidup suatu rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Saya memilih mengadopsi praktik guru jauh saya, Durkheim, daripada praktik guru dekat saya, Sarton. Durkheim berkali-kali mengubah topik penyelidikannya. Bermula dengan studinya mengenai pembagian kerja sosial, dia mengkaji metode-metode peneltian sosiologis, kemudian berbelok secara berturut-turut ke topik-topik yang tampaknya tidak berkaitan mengenai bunuh diri, agama, pendidikan moral, dan sosialisme, sambil mengembangkan suatu orientasi teoritis yang dia anggap dapat dikembangkan secara efektif dengan mengikuti aspek-aspek kehidupan yang bervariasi di dalam masyarakat. Sarton berjalan dengan cara yang benar-benar lain: pada tahun-tahun paling awal sebagai seorang sarjana, dia telah menggarap suatu program riset di bidang sejarah ilmu yang berpuncak pada karya monumental lima jilidnya Introduction sampai History of Science ( yang menceritakan kisah sepanjang empat belas abad).

Yang pertama dari pola-pola tersebut tampak lebih cocok bagi saya. Dari dulu sampai sekarang saya ingin memajukan teori-teori sosiologis mengenai struktur sosial dan perubahan budaya yang akan membantu kita memahami bagaimana lembaga-lembaga sosial dan karakter kehidupan di masyarakat menjadi demikian. Perhatian kepada sosiologi teoritis telah membuat saya menghindari spesialisasi topik yang telah menjadi (dan menurut pendapat saya untuk sebagian besar benar-benar menjadi) hal yang lazim pada masa itu di dalam sosiologi, seperti di dalam disiplin lain yang sedang berkembang. Untuk itu, studi mengenai suatu varietas topik sosiologis sangat hakiki.

Di dalam varaietas itu, hanya satu bidang spesial—sosiologi ilmu—yang senantiasa menarik minat saya. Selama 1930-an, saya mencurahkan perhatian hampir seluruhnya kepada konteks-konteks sosial ilmu dan teknologi, khususnya pada Inggris abad ketujuh belas, dan berfokus pada konsekuensi-konsekuensi tindakan sosial yang bermanfaat yang tidak diduga sebelumnya. Ketika minat teoritis saya meluas, selama 1940-an dan sesudahnya, saya kembali mempelajari sumber-sumber sosial perilaku yang tidak menyesuaikan diri dan menyimpang, cara kerja birokrasi, persuasi massa, dan komunikasi di dalam masyarakat kompleks modern, dan peran kaum intelektual baik di dalam birokrasi maupun di luarnya. Pada 1950-an, saya memusatkan perhatian pada pengembangan suatu teori sosiologis mengenai unit-unit dasar struktur sosial: perangkat peran dan prangkat status dan model-model peran yang diseleksi orang bukan hanya untuk perlombaan, tetapi juga sebagai suatu sumber nilai-nilai yang diadopsi sebagai dasar bagi penilaian-diri (hal tersebut kemudian menjadi teori kelompok-kelompok acuan).

Bersama George Reader dan Patricia Kendall, saya juga melakukan studi sosiologis berskala besar pertama mengenai pendidikan medis, yang bertujuan untuk menemukan bagaimana cara, terlepas dari rencana eksplisit, semua jenis dokter yang berbeda disosialisasi di dalam sekolah medis yang sama, hal itu ditautkan dengan karakter khas profesi sebagai suatu tipe kegiatan okupasional. Pada 1960-an dan 1970-an, saya kembali ke suatu studi intensif mengenai struktur sosial ilmu dan interaksinya dengan struktur kognitif, dua dasawarsa tersebut merupakan masa ketika sosiologi ilmu akhirnya mencapai kematangannya, bersama hal yang dulu hanyalah prolog. Selama studi-studi tersebut, orientasi utama saya adalah ke arah hubungan-hubungan di antara teori sosiologis, metode-metode penelitian, dan riset empiris substantif.

Saya kelompokan minat-minat yang berkembang itu per dasawarsa hanya untuk memudahkan. Tentu saja, mereka tidak datang dan pergi dengan rapi sesuai dengan pembagian-pembagian kalender konvensional. Juga tidak semua dari mereka pergi, setelah periode pertama karya yang intensif mengenai mereka. Saya sedang mengerjakan sebuah jilid yang berpusat pada konsekuensi-konsekuensi tindakan sosial bertujuan yang tidak diantisipasi, dengan begitu  meneruskan sebuah makalah yang pertama kali diterbitkan hampir setengah abad yang lalu dan sejak itu dikembangkan sewaktu-waktu. Jilid lain didalam jenis itu, berjudul, The Self-Fulfilling Prophecy, senantiasa mengupayakan cara kerja pola itu dalam setengah lusin bidang kehidupan sosial seperti yang dicatat pertama kali di dalam makalah saya dengan judul yang sama, baru sepertiga abad yang lalu. Kalau waktu, kesabaran, dan kemampuan mengizinkan, masih ada rangkuman karya mengenai analisis struktur sosial, dengan acuan istimewa kepada perangkat-status, perangkat-peran, dan konteks-konteks struktural kepada pihak struktural, dan fungsi-fungsi yang mewujud dan tersembunyi, disfungsi-disfungsi, alternatif-alternatif fungsional, dan mekanisme-mekanisme sosial di pihak fungsional.

Mortalitas menjadi aturan dan komposisi yang sangat lambat menjadi praktik saya, tampak ada titik kecil dalam melihat di luar dari rangkaian karya yang sedang berjalan itu.

Copyright 1981 by Robert K. Merton


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Teori
1. Robert K. Merton. Fungsionalisme Struktural
2. Robert K. Merton. Paradigma Analisa Fungsional
3. Robert K. Merton. Anomie Theory (Teori Anomi)
4. Fungsionalisme Struktural
5. Teori-Teori Perilaku Menyimpang
6. Membership Group dan Reference Group
 

Youtube Link. Biografi Robert K. Merton (https://youtu.be/R1RvlGCnIM4
 

Sumber
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Robert K. Merton"