Analisis Teori Sosial dan Struktur Sosial Robert K. Merton: Kajian Komprehensif Pemikiran Sosiologi

Table of Contents

Teori Sosial dan Struktur Sosial Robert K. Merton
Pendahuluan

Social Theory and Social Structure (STSS), sebuah publikasi sosiologi fundamental karya Robert K. Merton, pertama kali diterbitkan pada tahun 1949 dan dengan cepat mendapatkan statusnya sebagai salah satu teks paling sering dikutip dalam ilmu sosial.

Buku ini telah diterjemahkan ke dalam hampir 20 bahasa, yang menunjukkan jangkauan global dan resonansi ide-idenya. Meskipun edisi pertama yang diterbitkan oleh The Free Press pada tahun 1949 adalah yang asli, edisi revisi pada tahun 1957 dan 1968 sering kali menjadi rujukan akademis utama, mencerminkan evolusi pemikiran Merton dari waktu ke waktu.

Buku ini muncul pada periode pasca-Perang Dunia II, di mana sosiologi Amerika sedang mengkonsolidasikan dirinya sebagai disiplin ilmu yang matang dan ilmiah. Robert K. Merton, yang lahir pada tahun 1910 dari keluarga imigran Yahudi, memainkan peran sentral dalam proses ini. 

Ia bersama Talcott Parsons, mentornya di Harvard, membantu menjadikan analisis fungsional dari Émile Durkheim sebagai pusat perhatian dalam bidang sosiologi. Namun, alih-alih membangun sebuah teori besar tunggal, STSS adalah sebuah kompilasi esai seminal yang menyatukan berbagai kontribusi Merton yang paling penting. 

Kompilasi ini secara tidak langsung menjelaskan mengapa buku ini memperkenalkan begitu banyak konsep berbeda, seperti teori jangka menengah, fungsi manifes dan laten, kelompok rujukan, dan ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya. 

Keragaman topik ini menunjukkan bahwa tujuan Merton bukanlah untuk menciptakan satu sistem teoretis yang menyeluruh, melainkan untuk menawarkan serangkaian kerangka kerja yang dapat digunakan oleh para sosiolog dalam penelitian empiris, sebuah pendekatan yang sangat konsisten dengan filosofi utamanya.

Pengakuan atas signifikansi intelektual buku ini sangat luas. Pada tahun 1998, Asosiasi Sosiologi Internasional menempatkan STSS sebagai buku sosiologi ketiga terpenting dari abad ke-20. Buku ini juga dikenal karena mendefinisikan hubungan timbal balik yang krusial antara teori sosial dan penelitian empiris, mengadvokasi pendekatan fungsional-struktural dalam studi masyarakat.

Tulisan ini akan menguraikan kontribusi utama Merton yang terdapat dalam buku ini, yaitu pendekatan teori jangka menengah, kerangka analisis fungsional struktural, teori ketegangan dan tipologi penyimpangan, serta konsep-konsep kunci lainnya yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ilmu sosial.

Bab I: Teori Jangka Menengah (Middle-Range Theory)

Social Theory and Social Structure adalah manifestasi utama dari pendekatan Merton terhadap teorisasi sosiologis, yang ia sebut sebagai "teori jangka menengah." Teori ini didefinisikan sebagai kerangka kerja yang berada di antara hipotesis kerja minor yang berkembang dalam rutinitas penelitian sehari-hari dan spekulasi yang mencakup semua skema konseptual utama yang komprehensif.

Ini bukanlah sebuah teori spesifik, melainkan sebuah pendekatan untuk membangun teori yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan hipotesis yang terpisah dan regularitas empiris yang ada ke dalam kerangka kerja yang lebih besar.

Pendekatan ini memiliki ruang lingkup perantara; cukup dekat dengan data yang dapat diamati untuk diuji secara empiris, namun cukup abstrak untuk merangkum generalisasi empiris yang lebih luas. 

Sebagai contoh, Merton mengemukakan bahwa teori jangka menengah seperti teori kelompok referensi, mobilitas sosial, dan konflik peran fokus pada aspek-aspek terbatas dari fenomena sosial, memungkinkan verifikasi yang ketat dan kemajuan kumulatif dalam pengetahuan.

Argumen Merton yang paling sentral dalam mengembangkan pendekatan ini adalah penentangannya terhadap "teori besar" (grand theory) yang mencoba menciptakan sistem teoretis total untuk menjelaskan semua fenomena sosial, seperti yang terlihat pada karya-karya Auguste Comte atau Talcott Parsons.

Merton berpendapat bahwa teori-teori yang sangat umum dan abstrak seperti itu terlalu jauh dari perilaku sosial, organisasi, dan perubahan spesifik untuk menjadi berguna dalam penelitian empiris. Ia dengan tajam mengkritik bahwa mereka sering kali memiliki "kemegahan arsitektural" tetapi "sterilitas ilmiah".

Merton juga memperingatkan bahwa jika setiap sosiolog karismatik mencoba menciptakan sistem teori total mereka sendiri, hal itu akan mengarah pada "balkanisasi sosiologi," di mana setiap kelompok akan diatur oleh sistemnya sendiri tanpa kemajuan teoretis kolektif.

Pendekatan Merton terhadap teori jangka menengah merupakan seruan untuk epistemologi yang lebih realistis dan pragmatis bagi sosiologi. Dengan latar belakang pendidikannya yang mencakup sejarah sains, Merton melihat bahwa disiplin ilmu yang mapan seperti fisika tidak dimulai dengan satu teori total yang mencakup semua hal. 

Sebaliknya, kemajuan fisika dicapai melalui serangkaian teori khusus dengan cakupan yang bervariasi, yang secara bertahap dikonsolidasikan ke dalam keluarga teori yang lebih luas. Dengan mengusulkan model ini, Merton secara implisit menantang ambisi sosiologi pada zamannya, yang sering kali mencari "Einstein" (satu sistem teoretis universal) tanpa terlebih dahulu memiliki "Kepler" (penemuan hukum-hukum spesifik yang dapat diverifikasi secara empiris).

Oleh karena itu, pendekatan ini berfungsi sebagai cetak biru untuk mencapai kemajuan kumulatif yang realistis dalam pengetahuan sosiologis.

Bab II: Analisis Fungsional Struktural

Merton mengembangkan kerangka kerja analisis fungsional sebagai perluasan dan perbaikan dari fungsionalisme tradisional yang populer di zamannya. Ia terinspirasi oleh karya Talcott Parsons, yang berpandangan bahwa semua institusi sosial melayani fungsi-fungsi penting untuk menjaga stabilitas dan ketertiban dalam masyarakat.

Meskipun mengapresiasi perspektif ini, Merton berusaha menghindari reduksi fungsionalisme menjadi sebuah "ortodoksi" atau "isme," dan lebih suka menggunakan istilah "analisis fungsional struktural" untuk menekankan fokusnya pada struktur dan proses sosial.

Kontribusi utama Merton dalam ranah ini adalah pengenalan konsep-konsep yang lebih canggih yang mengakui kompleksitas dan konsekuensi tak terduga dari struktur sosial. Ia memperkenalkan tiga elemen kunci: fungsi manifes, fungsi laten, dan disfungsi.
1. Fungsi Manifes (Manifest Functions)
Ini adalah konsekuensi yang disengaja dan diakui dari suatu fenomena atau struktur sosial. Sebagai contoh, fungsi manifes dari sebuah universitas adalah untuk mendidik mahasiswa dan memfasilitasi penelitian, sedangkan fungsi manifes dari sebuah ponsel adalah untuk memungkinkan komunikasi bergerak antar individu.

2. Fungsi Laten (Latent Functions): 
Ini adalah konsekuensi yang tidak disengaja dan tidak diakui dari fenomena sosial yang sama. Merton berargumen bahwa konsekuensi laten sering kali memiliki pengaruh yang lebih besar pada perilaku daripada fungsi manifes, karena orang tidak menyadarinya dan karena itu kurang mampu mengendalikannya.

Misalnya, fungsi laten dari sebuah universitas bisa jadi adalah sebagai tempat bagi mahasiswa untuk bertemu pasangan hidup mereka atau sebagai wadah untuk mengembangkan jejaring sosial dan profesional. Contoh lain adalah fungsi laten dari ponsel yang dapat berfungsi sebagai simbol status atau menyediakan gangguan dari kebosanan.

3. Disfungsi (Dysfunction): 
Merton menambahkan bahwa konsekuensi tak terduga dari suatu tindakan atau struktur sosial juga bisa bersifat negatif atau merugikan bagi sistem. Ia menyebut konsekuensi negatif yang tidak disengaja ini sebagai latent dysfunctions. Analisis Merton menunjukkan bahwa suatu struktur sosial dapat bersifat disfungsional bagi sistem secara keseluruhan, namun tetap bertahan karena berfungsi atau menguntungkan bagi sebagian dari sistem tersebut.

Contoh yang sering dikutip adalah diskriminasi upah terhadap perempuan; meskipun merugikan bagi masyarakat secara keseluruhan (disfungsional), hal ini menguntungkan bagi laki-laki yang mungkin menerima upah lebih tinggi (fungsional).

Merton juga secara singkat membahas konsep non-fungsi, yang merujuk pada konsekuensi yang tidak relevan, baik secara fungsional maupun disfungsional, bagi sistem yang dianalisis. Dengan menambahkan konsep-konsep ini, Merton secara efektif mengubah fungsionalisme dari perspektif yang secara eksklusif berfokus pada stabilitas dan keteraturan menjadi alat analisis yang lebih bernuansa dan kritis. 

Ini memungkinkannya untuk menganalisis bagaimana struktur sosial dapat menghasilkan konsekuensi positif yang tidak disengaja, serta konsekuensi negatif yang disengaja maupun tidak disengaja, memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dinamika sosial yang kompleks.

Bab III: Teori Ketegangan (Strain Theory) dan Tipologi Adaptasi Penyimpangan

Salah satu kontribusi paling berpengaruh dalam Social Theory and Social Structure adalah Teori Ketegangan Merton. Teori ini berpendapat bahwa penyimpangan dan kejahatan bukanlah hasil dari patologi individu, melainkan merupakan konsekuensi dari ketidaksesuaian struktural dalam masyarakat. 

Menurut Merton, masalah utama muncul ketika ada disparitas antara tujuan budaya yang ditekankan oleh masyarakat dan sarana yang dilegitimasi secara institusional untuk mencapainya.

Dalam konteks Amerika, Merton berfokus pada "American Dream," sebuah cita-cita yang menjanjikan kesuksesan finansial dan kekayaan sebagai tujuan yang dapat dicapai oleh setiap orang melalui kerja keras dan pendidikan. Namun, Merton berargumen bahwa sarana yang sah ini tidak terdistribusi secara merata di seluruh kelas sosial.

Kesenjangan ini menciptakan apa yang disebut Merton sebagai "anomie," sebuah keadaan di mana norma-norma sosial rusak atau tidak jelas. Merton memperluas konsep anomie dari Émile Durkheim, yang mendefinisikannya sebagai keadaan "tanpa norma" karena aturan-aturan sosial melemah.

Bagi Merton, anomie adalah produk dari "ketegangan" struktural yang spesifik: disjungsi antara tujuan budaya yang sangat ditekankan dan terbatasnya akses terhadap sarana yang dilegitimasi untuk mencapainya. 

Ini berarti penyimpangan bukanlah kegagalan pribadi melainkan sebuah "adaptasi" atau respons yang rasional terhadap kondisi sosial yang menempatkan tekanan luar biasa pada individu untuk berhasil, sementara membatasi jalan sah untuk mencapai kesuksesan tersebut. Teori ini secara mendasar mengalihkan fokus analisis kejahatan dari patologi individu (cacat moral atau biologis) ke patologi sosial (struktur yang rusak).

Sebagai respons terhadap ketegangan ini, Merton mengidentifikasi lima mode adaptasi yang dilakukan individu, yang dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Teori Ketegangan atau Strain Theory Robert K. Merton
1. Konformitas (Conformity): Ini adalah satu-satunya respons non-menyimpang. Individu menerima tujuan budaya dan menggunakan sarana yang sah untuk mencapainya. Contoh klasiknya adalah seorang siswa yang belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai bagus.
2. Inovasi (Innovation): Mode adaptasi ini terjadi ketika individu menerima tujuan budaya tetapi menolak sarana yang sah, menggunakan cara-cara yang dilarang atau tidak konvensional untuk mencapainya. Contoh yang sering diberikan adalah individu yang berdagang narkoba atau mencuri untuk mencapai keamanan finansial, karena jalur yang sah terblokir baginya.
3. Ritualisme (Ritualism): Individu yang melakukan ritualisme menolak tujuan budaya yang ambisius tetapi tetap berpegang teguh pada cara-cara yang sah. Mereka terus mengikuti rutinitas dan aturan sosial, seperti bekerja keras, meskipun mereka telah meninggalkan harapan untuk mencapai kesuksesan besar.
4. Retretisme (Retreatism): Mode adaptasi ini melibatkan penolakan terhadap tujuan budaya maupun sarana yang sah. Individu yang berada dalam kategori ini secara harfiah "mengundurkan diri" dari masyarakat. Merton mencontohkan pecandu narkoba, gelandangan, dan individu yang terisolasi secara sosial sebagai contoh dari retretisme.
5. Pemberontakan (Rebellion): Pemberontakan adalah adaptasi di mana individu atau kelompok tidak hanya menolak tujuan budaya dan sarana yang ada, tetapi juga berupaya menggantinya dengan tujuan dan sarana yang baru. Ini adalah respons yang paling radikal, karena bertujuan untuk menciptakan struktur sosial yang sama sekali berbeda.

Teori Ketegangan Merton memiliki dampak yang mendalam dan abadi, terutama dalam kriminologi, karena ia memindahkan analisis kejahatan dari fokus pada kekurangan individu ke akar penyebab struktural. Meskipun demikian, teori ini juga telah menghadapi kritik signifikan, yang akan dibahas lebih lanjut.

Bab IV: Konsep-konsep Kunci Lainnya

Selain kontribusi utamanya, Social Theory and Social Structure juga memperkenalkan sejumlah konsep kunci lain yang telah menjadi landasan dalam sosiologi modern.

A. Self-Fulfilling Prophecy (Ramalan yang Terpenuhi dengan Sendirinya)

Merton mendefinisikan konsep ini sebagai "definisi palsu dari suatu situasi yang memunculkan perilaku baru yang membuat konsepsi yang semula palsu itu menjadi kenyataan".

Contoh klasiknya, yang diilustrasikan Merton, adalah perumpamaan tentang kepanikan nasabah bank. Keyakinan palsu bahwa sebuah bank akan bangkrut menyebabkan para nasabah bergegas menarik dana mereka secara massal, yang pada gilirannya menyebabkan bank tersebut benar-benar runtuh, memvalidasi keyakinan awal yang salah tersebut.

Mekanisme terdalam dari ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya bukanlah sekadar bahwa keyakinan menciptakan realitas, tetapi bahwa para aktor dalam proses tersebut gagal memahami bagaimana keyakinan mereka sendiri telah membantu membentuk realitas yang mereka lihat.

Karena keyakinan mereka pada akhirnya terbukti "benar," mereka menganggap bahwa keyakinan itu sudah benar sejak awal. Merton melihat proses ini sebagai "patologis" karena didasarkan pada kesalahpahaman yang menciptakan realitas sosial yang merugikan. Konsep ini sangat signifikan dalam menjelaskan bagaimana stereotip dan prasangka, seperti diskriminasi rasial, dapat memicu perilaku yang menegaskan bias awal tersebut.

B. Kelompok Rujukan (Reference Group) dan Penghilangan oleh Penggabungan (Obliteration by Incorporation)

Merton juga memperkenalkan gagasan penting tentang kelompok rujukan, menjelaskan bagaimana individu membandingkan diri mereka sendiri dan mengevaluasi perilaku mereka dengan standar kelompok lain, yang mungkin bukan bagian dari kelompoknya sendiri. Konsep ini penting untuk memahami pembentukan identitas dan evaluasi diri dalam konteks sosial yang lebih luas.

Selain itu, ia menciptakan istilah obliteation by incorporation, sebuah fenomena di mana suatu ide yang sangat mendasar dan revolusioner menjadi begitu terintegrasi dalam suatu disiplin ilmu sehingga asal-usulnya terlupakan. Ironisnya, konsep-konsep Merton sendiri, seperti ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya, sering kali menjadi contoh sempurna dari fenomena ini, karena istilah-istilah tersebut kini telah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari dan sering kali digunakan tanpa merujuk pada asal-usul sosiologisnya.

Bab V: Kritik dan Warisan Intelektual

Meskipun dampaknya besar, ide-ide Merton yang disajikan dalam Social Theory and Social Structure juga telah menjadi subjek kritik yang substansial.

A. Kritik Utama terhadap Teori Ketegangan

1. Fokus Terbatas pada Kejahatan: Teori ini cenderung lebih efektif dalam menjelaskan kejahatan utilitarian, seperti pencurian atau penipuan, yang bertujuan untuk memperoleh kekayaan atau materi. Para kritikus berpendapat bahwa teori ini kurang cocok untuk menjelaskan kejahatan ekspresif atau non-ekonomi, seperti pembunuhan, kekerasan seksual, atau vandalisme.
2. Bias Kelas dan Asumsi Universalitas: Kritik yang sering muncul adalah bahwa Teori Ketegangan terlalu berfokus pada kejahatan kelas bawah dan mengasumsikan bahwa semua individu, tanpa memandang kelas, memiliki tujuan budaya yang sama—khususnya "American Dream". Asumsi ini dinilai gagal menjelaskan kejahatan kerah putih atau penyimpangan yang dilakukan oleh individu dari kelas istimewa yang sudah memiliki akses ke sarana yang sah.
3. Proses yang Tidak Terjelaskan: Teori Merton juga dikritik karena cenderung menggambarkan transisi dari konformitas ke penyimpangan sebagai "lompatan" yang tiba-tiba, tanpa secara memadai menjelaskan peran pembelajaran sosial dan proses bertahap dari karier kriminal.

B. Perbedaan antara Perilaku Aberran dan Nonkonformis

Menyadari beberapa keterbatasan teorinya, Merton sendiri kemudian memperkenalkan nuansa penting dalam konsep penyimpangan. Dalam versi revisi karyanya, ia membedakan antara perilaku aberrant dan nonkonformis. Perilaku aberrant, seperti yang terlihat dalam inovasi, ritualisme, dan retretisme, adalah pelanggaran norma yang dilakukan untuk keuntungan pribadi atau untuk melarikan diri dari tekanan, tanpa menantang legitimasi sistem yang ada. Para pelaku aberrant tidak berniat mengubah struktur sosial; mereka hanya beroperasi di luar aturan untuk mencapai tujuan pribadi.

Di sisi lain, perilaku nonkonformis, yang diwakili oleh Pemberontakan, secara eksplisit menantang struktur yang ada dan bertujuan untuk menggantinya dengan yang baru. Perbedaan ini sangat penting karena ia menunjukkan bahwa tidak semua penyimpangan memiliki implikasi sosial yang sama. Perilaku aberrant cenderung mempertahankan status quo karena tidak mempertanyakan sistem itu sendiri, sementara nonkonformitas bersifat transformatif dan berpotensi revolusioner, karena secara langsung bertujuan untuk mengubah tatanan sosial yang ada.

C. Dampak dan Relevansi Abadi

Meskipun menghadapi kritik, Social Theory and Social Structure tetap menjadi karya yang memiliki dampak besar dan abadi. Buku ini menandai pergeseran paradigmatik dalam sosiologi dan kriminologi dari individualisme ke analisis struktural. 

Gagasan-gagasan Merton, seperti Teori Ketegangan dan ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya, terus digunakan untuk menganalisis isu-isu kontemporer, termasuk kejahatan perkotaan, penggunaan narkoba, dan ketidaksetaraan struktural yang menciptakan tekanan pada individu dan kelompok yang terpinggirkan.

Kesimpulan

Social Theory and Social Structure karya Robert K. Merton adalah sebuah arsip intelektual yang mengkristalkan kontribusi terpentingnya kepada sosiologi. Buku ini bukanlah monograf yang terpadu, melainkan sebuah kompilasi esai yang secara kolektif menyajikan serangkaian alat konseptual yang kuat dan saling terkait untuk analisis sosial. 

Dari menawarkan cetak biru metodologis (Teori Jangka Menengah) yang mempromosikan kemajuan ilmu pengetahuan yang realistis, hingga menyediakan kerangka kerja yang bernuansa untuk menganalisis struktur sosial (Analisis Fungsional Struktural) dan mekanisme di balik penyimpangan (Teori Ketegangan), Merton berhasil membawa sosiologi lebih dekat ke standar ilmu pengetahuan.

Warisan intelektual Merton terletak pada kemampuannya untuk mengidentifikasi dan merumuskan konsep-konsep yang tidak hanya menjelaskan, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang mekanisme tersembunyi yang membentuk realitas sosial. 

Buku ini tetap menjadi referensi penting bagi siapa pun yang ingin memahami fondasi sosiologi modern. Dengan menantang "teori besar" dan berfokus pada analisis empiris yang teliti, Merton meletakkan dasar bagi pendekatan yang lebih pragmatis dan kumulatif terhadap teori sosiologis, yang relevan hingga saat ini.

Karya yang dikutip

Ahadilla, E. (2020). Analisis teori kriminologi strain dalam kasus balap liar. Review of International and National Law, 3(1), 54–67. https://www.review-unes.com/index.php/law/article/download/683/478/

Ahadilla, E. (2025). Adaptasi anak binaan terhadap norma di unit ... [Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel]. UINSA Digital Library. http://digilib.uinsa.ac.id/61845/2/Eshanova%20Ahadilla_I93219079.pdf

American Sociological Association. (2025, August 18). Robert K. Merton. https://www.asanet.org/robert-k-merton/

AQA GCSE Sociology. (2025, August 18). Social theory and social structure (Robert Merton) | Classic texts [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=QCke2zQUzCo

Bjerregaard, B. (2017). Anomie, strain, and opportunity structure: Robert K. Merton's paradigm of deviant behavior. ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/321007149_Anomie_Strain_and_Opportunity_Structure_Robert_K_Merton's_Paradigm_of_Deviant_Behavior

Britannica. (2025, August 18). Social theory and social structure | Work by Merton. In Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/topic/Social-Theory-and-Social-Structure

Cardiff University. (2025, August 18). A sociological framework to reduce aberrant behaviour of school students through increasing school connectedness. ORCA. https://orca.cardiff.ac.uk/id/eprint/142975/

EBSCO. (2025, August 18). Self-fulfilling prophecy | Research starters. https://www.ebsco.com/research-starters/social-sciences-and-humanities/self-fulfilling-prophecy

Fiveable. (2025, August 18). Robert Merton - (Criminology) - Vocab, definition, explanations. https://library.fiveable.me/key-terms/criminology/robert-merton

Internet Archive. (2025, August 18). Social theory and social structure: Robert K. Merton: Free download, borrow, and streaming. https://archive.org/details/MertonSocialTheoryAndSocialStructure

Merton, R. K. (1949). On sociological theories of the middle range. California State University, Northridge. http://www.csun.edu/~snk1966/Robert%20K%20Merton%20-%20On%20Sociological%20Theories%20of%20the%20Middle%20Range.pdf

Merton, R. K. (1949). Social theory and social structure. Glencoe, IL: The Free Press.

Merton, R. K. (1957). Social theory and social structure (Rev. ed.). Glencoe, IL: The Free Press.

Merton, R. K. (1968). Social theory and social structure (Enlarged ed.). New York, NY: The Free Press.

Neliti. (2025, August 18). Analisis tipologi adaptasi Robert K. Merton. https://media.neliti.com/media/publications/164534-ID-analisis-tipologi-adaptasi-robert-k-mert.pdf

ReviseSociology. (2016, April 16). Merton’s strain theory of deviance. https://revisesociology.com/2016/04/16/mertons-strain-theory-deviance/

Scribd. (2025, August 18). Kriminologi | PDF. https://id.scribd.com/document/402046599/kriminologi

Scribd. (2025, August 18). Teori Merton PDF. https://www.scribd.com/doc/215933522/Teori-Merton-pdf

Simply Psychology. (2025, August 18). Anomie theory in sociology: Definition & examples. https://www.simplypsychology.org/anomie.html

Simply Psychology. (2025, August 18). Manifest and latent functions in sociology: Definition & examples. https://www.simplypsychology.org/manifest-latent-function.html

SozTheo. (2025, August 18). Anomie theory (Merton). https://soztheo.com/theories-of-crime/anomie-theories-and-strain-theories-causes-of-crime-in-social-structure/anomie-theory-merton/

Suryani, T., & Pratama, A. (2025, August 18). Fungsi kelompok usaha berkah bersama (Kubbe) dalam .... Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi. Universitas Padjadjaran. https://jurnal.unpad.ac.id/sosioglobal/article/download/48391/20476

University of Oxford. (2025, August 18). Self-fulfilling prophecies. https://users.ox.ac.uk/~sfos0060/prophecies.shtml

Wikipedia. (2025, August 18). Middle-range theory (sociology). In Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Middle-range_theory_(sociology)

Wikipedia. (2025, August 18). Robert K. Merton. In Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Robert_K._Merton

Wikipedia. (2025, August 18). Social theory and social structure. In Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Social_Theory_and_Social_Structure 

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment