Uraian Komprehensif Buku Capital: A Critique of Political Economy Karya Karl Marx

Table of Contents

Buku Capital: A Critique of Political Economy Karya Karl Marx
Buku Capital: A Critique of Political Economy (atau lebih dikenal dengan judul Jermannya, Das Kapital) merupakan karya fundamental dalam pemikiran Karl Marx dan salah satu teks paling berpengaruh dalam sejarah ilmu sosial dan politik. Ditulis sebagai kulminasi dari kritik seumur hidupnya terhadap ekonomi politik, karya ini bertujuan untuk membongkar "hukum gerak ekonomi masyarakat modern". 

Tulisan ini akan menguraikan secara mendalam isi ketiga volume Das Kapital, mengupas konsep-konsep inti, metodologi, serta warisan dan relevansinya di era modern.

Bab 1: Proyek Intelektual Karl Marx dan Metodologi Kritiknya

Latar Belakang dan Tujuan Penulisan

Das Kapital (1867) adalah sebuah proyek ambisius yang dikerjakan Karl Marx selama ia hidup dalam pengasingan di Inggris. Meskipun hanya Volume I yang berhasil diterbitkan selama masa hidupnya, karya ini direncanakan sebagai kritik multi-volume terhadap sistem produksi kapitalis. Dua volume berikutnya, Volume II (1885) dan Volume III (1894), disunting dan diterbitkan secara anumerta oleh kolaboratornya, Friedrich Engels, dari manuskrip-manuskrip yang belum rampung.

Tujuan utama Marx dalam karyanya ini adalah untuk menunjukkan bahwa sistem ekonomi global didorong oleh hasrat tak henti untuk memproduksi, menguasai, dan yang terpenting, meningkatkan "nilai". Ia tidak hanya ingin sekadar menganalisis fenomena ekonomi, tetapi juga untuk mengungkapkan bagaimana hasrat ini memendekkan usia, memanjangkan hari kerja, mengintensifkan tenaga kerja, dan memperdalam pembagian kerja hingga menciptakan dua kelas yang terus-menerus berkonflik: pemilik modal dan kaum pekerja. Dengan demikian, Das Kapital berfungsi sebagai landasan teoretis bagi gerakan buruh dan sosialisme ilmiah.

Metodologi Marx: Dialektika dan Abstraksi

Marx mengembangkan metode analitis yang unik untuk menembus ilusi yang diciptakan oleh kapitalisme. Ia menggunakan pendekatan dialektis, yang ia adopsi dari filsuf Jerman, G.W.F. Hegel, tetapi dengan fondasi yang "justru berlawanan". Alih-alih mengikuti sistem linear tesis-antitesis-sintesis yang kaku, dialektika Marx adalah "logika ekspansioner".

Ia memulai analisisnya dari bentuk kekayaan yang paling elementer dan paling tampak dalam masyarakat kapitalis—yaitu, komoditas—lalu menyelam ke konsep-konsep yang lebih dalam dan mendasar, seperti nilai, uang, dan modal, sebelum akhirnya kembali ke permukaan dengan pemahaman yang jauh lebih kaya dan terperinci.

Metode sentral lainnya yang digunakan Marx adalah abstraksi. Ia menyadari bahwa ilmu sosial tidak dapat melakukan eksperimen terkontrol di laboratorium. Oleh karena itu, ia menggunakan abstraksi untuk mengisolasi dan menganalisis dinamika fundamental dari mode produksi kapitalis dalam "bentuk murninya".

Dengan mengabaikan kontingensi historis atau variasi empiris spesifik, Marx berupaya menyingkap struktur dan kecenderungan yang mendasari sistem tersebut. Pendekatan ini memungkinkan karyanya berfungsi secara simultan sebagai analisis "ilmiah" yang memberikan landasan bagi gerakan pekerja dan sebagai kritik polemis yang menunjukkan bagaimana eksploitasi dan ketidaksetaraan adalah fitur bawaan, bukan cacat, dari sistem kapitalis.

Analisis Marx tidak berupaya untuk objektivitas netral. Ia menggunakan abstraksi dan dialektika untuk menyingkap "dunia yang terdistorsi dan terbalik" yang menyembunyikan realitas sosial di balik relasi-relasi yang tampak seperti hubungan antara benda-benda. Ia berupaya mengkritik kategorisasi dan presuposisi dari pemikiran ekonomi borjuis yang "mereifikasi" (menganggap benda) hubungan sosial dan menjadikannya tampak sebagai sifat alami yang kekal.

Bab 2: Volume I: Proses Produksi Kapital

Volume I, yang merupakan karya terlengkap dan paling kaya detail historis, membedah proses produksi langsung dari kapital. Tujuan Marx adalah untuk menunjukkan bagaimana nilai lebih dihasilkan melalui eksploitasi kerja.

Komoditas dan Teori Nilai Kerja

Marx memulai karyanya dengan analisis terhadap komoditas, yang merupakan bentuk kekayaan paling dasar dan universal dalam masyarakat kapitalis. Ia berpendapat bahwa setiap komoditas memiliki dua sisi yang berbeda: nilai guna (use-value) dan nilai tukar (exchange-value).

  • Nilai Guna adalah kemampuan suatu benda untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia. Nilai ini bersifat kualitatif dan tidak terukur secara universal. Misalnya, kegunaan air untuk minum atau mobil untuk transportasi.
  • Nilai Tukar adalah proporsi kuantitatif di mana satu komoditas dipertukarkan dengan komoditas lain. Misalnya, satu ton gandum setara dengan dua ons emas.

Marx berargumen bahwa kesamaan dalam pertukaran ini menunjukkan adanya elemen umum yang mendasari, yang ia sebut nilai. Nilai ini, menurutnya, berasal dari kerja manusia yang membeku secara abstrak (congealed human labour in the abstract), yang diukur oleh waktu kerja yang dibutuhkan secara sosial (socially necessary labour time). Waktu kerja ini adalah waktu rata-rata yang diperlukan untuk memproduksi suatu komoditas dalam kondisi normal dengan tingkat keterampilan dan intensitas rata-rata yang berlaku di masyarakat.

Fetisisme Komoditas

Salah satu konsep paling orisinal dan berpengaruh dalam Das Kapital adalah fetisisme komoditas. Marx menjelaskan bahwa di bawah kapitalisme, hubungan sosial yang sebenarnya antara produsen disamarkan dan mengambil "bentuk fantastis dari hubungan antar-benda". Nilai komoditas seolah-olah berasal dari sifat intrinsik atau alaminya sendiri, bukan dari kerja manusia yang menciptakannya. Pasar, dengan harga dan bentuk uangnya, menyembunyikan realitas hubungan sosial, sehingga orang berinteraksi melalui produk kerja mereka, bukan sebagai manusia yang secara sadar bekerja sama.

Transformasi Uang menjadi Kapital dan Konsep Nilai Lebih

Marx membedakan dua bentuk sirkulasi ekonomi:
1. Sirkulasi Komoditas Sederhana: C→M→C′ (Komoditas dijual untuk uang, yang kemudian digunakan untuk membeli komoditas lain). Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.
2. Sirkulasi Kapitalis: M→C→M′ (Uang digunakan untuk membeli komoditas, yang kemudian dijual untuk mendapatkan lebih banyak uang).

Dalam sirkulasi kapitalis, tujuan akhirnya adalah mendapatkan lebih banyak uang (M′) daripada jumlah awal yang diinvestasikan (M). Perbedaan ini, yaitu M′−M, disebut nilai lebih (surplus value). Pertanyaan kritis bagi Marx adalah: dari mana nilai lebih ini berasal? Ia menunjukkan bahwa pertukaran yang adil di pasar tidak dapat menciptakan nilai baru. Oleh karena itu, nilai lebih hanya dapat muncul dalam proses produksi itu sendiri.

Kunci dari proses ini adalah komoditas unik yang dibeli oleh kapitalis: kekuatan kerja (labour-power). Kekuatan kerja berbeda dari kerja (labour) itu sendiri. Kekuatan kerja adalah kapasitas pekerja untuk bekerja, yang dijual oleh pekerja kepada kapitalis dengan harga yang setara dengan upah subsisten. Nilai unik dari kekuatan kerja adalah bahwa dalam proses penggunaannya, ia menciptakan nilai baru yang lebih besar daripada nilainya sendiri (yaitu, upah yang dibayarkan). Selisih antara nilai yang diciptakan oleh pekerja dan upah yang mereka terima adalah nilai lebih, yang menjadi sumber profit bagi pemilik modal. Ini adalah esensi dari eksploitasi dalam sistem kapitalis.

Produksi Nilai Lebih: Absolut dan Relatif

Marx menguraikan dua metode utama yang digunakan oleh kapitalis untuk meningkatkan nilai lebih:
1. Nilai Lebih Absolut
Dicapai dengan memperpanjang jam kerja atau mengintensifkan tenaga kerja di luar waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai upah. Marx mendukung argumennya dengan contoh-contoh empiris yang mengerikan dari laporan inspektorat pabrik di Inggris pada abad ke-19, yang merinci kondisi kerja yang brutal, kerja lembur, dan perlakuan buruk terhadap pekerja.

2. Nilai Lebih Relatif
Dicapai dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui penggunaan teknologi baru, pembagian kerja yang lebih rinci (manufaktur), dan penggunaan mesin (industri besar). Peningkatan produktivitas ini mengurangi waktu kerja yang dibutuhkan secara sosial untuk memproduksi komoditas, termasuk yang dibutuhkan untuk memproduksi barang-barang subsisten pekerja, sehingga menurunkan nilai upah dan meningkatkan porsi nilai lebih relatif.

Akumulasi Kapital dan Akumulasi Primitif

Proses akumulasi adalah siklus di mana kapitalis menginvestasikan kembali nilai lebih yang dihasilkan menjadi kapital, memperluas skala produksi, dan dengan demikian, menciptakan lebih banyak nilai lebih. Marx menyatakan bahwa akumulasi kapital ini mengarah pada konsentrasi kekayaan pada segelintir pemilik modal dan pada saat yang sama, menciptakan "tentara cadangan kaum penganggur" (reserve army of labor). Keberadaan populasi yang tidak memiliki pekerjaan ini menjaga upah tetap rendah, memastikan bahwa eksploitasi dapat berlanjut.

Marx mengakhiri Volume I dengan menganalisis proses yang mendahului kapitalisme, yang ia sebut akumulasi primitif. Istilah ini secara polemis membalas narasi ekonomi borjuis yang mengklaim bahwa kapitalisme muncul dari kerja keras dan penghematan. Sebaliknya, Marx menunjukkan bahwa akumulasi primitif adalah proses kekerasan yang menciptakan kondisi prasyarat untuk kapitalisme, yaitu pemisahan produsen langsung (petani, pengrajin) dari alat produksi (tanah, alat kerja) mereka. Proses ini mengubah mereka menjadi kaum proletar tanpa properti, yang terpaksa menjual satu-satunya komoditas yang mereka miliki: kekuatan kerja mereka. Contoh-contoh sejarah yang ia berikan, seperti penggusuran petani di Inggris, perbudakan di Amerika, dan kolonisasi, menunjukkan bagaimana kapitalisme dibangun di atas fondasi "darah, kolonisasi, dan perbudakan".

Proses ini bukanlah peristiwa masa lalu yang telah selesai. Marx menjelaskan bahwa akumulasi primitif adalah fitur yang terus-menerus terjadi dalam perluasan kapitalisme. Dorongan kapitalis untuk terus membuka pasar baru dan mencari sumber-sumber tenaga kerja dan bahan mentah yang lebih murah berarti bahwa proses pemisahan produsen dari alat produksi terus berlanjut di seluruh dunia. Bentuk-bentuk modern dari akumulasi primitif dapat dilihat dalam privatisasi aset publik, deregulasi ekonomi, dan penyerapan lahan komunal ke dalam pasar kapitalis, yang semuanya terus menciptakan kelas-kelas tanpa properti dan memperluas basis eksploitasi.

Alienasi: Kritik Humanis Marx

Di balik analisis ekonominya, Marx menempatkan kritik filosofis yang mendalam mengenai alienasi (keterasingan). Ia berpendapat bahwa kerja, yang seharusnya menjadi ekspresi dari esensi manusia dan sarana untuk mengobjektifikasi bakat serta kemampuan diri ke dalam alam, justru menjadi sarana dehumanisasi di bawah kapitalisme. Pekerja menjadi terasing dalam empat cara:
1. Terasing dari Produk Kerja: Produk yang dihasilkan tidak menjadi milik pekerja, melainkan dimiliki oleh kapitalis. Pekerja tidak memiliki kendali atas hasil jerih payahnya, yang sebaliknya menjadi kekuatan asing yang menguasainya.
2. Terasing dari Aktivitas Kerja: Proses kerja tidak lagi memuaskan secara kreatif. Pekerja tidak bekerja untuk pengembangan diri, melainkan "hanya semata-mata demi uang untuk mempertahankan hidupnya". Kerjanya menjadi paksaan.
3. Terasing dari Diri Sendiri: Kondisi kerja paksa dan tanpa makna ini membuat pekerja teralienasi dari esensi kemanusiaannya. Marx menyatakan bahwa pekerja "baru dapat menjadi dirinya sendiri setelah waktu kerja selesai," yang menegaskan bahwa ia terpaksa menyangkal dirinya sendiri selama bekerja.
4. Terasing dari Sesamanya: Sistem kompetisi yang inheren dalam kapitalisme menempatkan pekerja sebagai musuh satu sama lain dalam perlombaan untuk mendapatkan upah dan jabatan. Hubungan sosial antar-manusia dirusak, digantikan oleh kompetisi yang menempatkan satu pihak melawan pihak lain.

Kritik alienasi ini mengubah Das Kapital dari sekadar sebuah buku ekonomi menjadi sebuah kritik humanis yang kuat, yang menunjukkan bagaimana kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi, tetapi juga merendahkan dan merusak hakikat manusia.

Tabel 1: Struktur dan Konsep Kunci per Volume Das Kapital

Struktur dan Konsep Kunci per Volume Das Kapital

Bab 3: Volume II: Proses Sirkulasi Kapital

Volume II sering kali dianggap sebagai bagian yang paling kurang dibaca dari karya Marx, tetapi krusial untuk pemahaman sistemik. Marx mengalihkan fokus dari proses produksi nilai di satu perusahaan industri ke proses sirkulasi kapital secara keseluruhan dalam masyarakat.

Sirkuit Kapital dan Perputaran

Marx menguraikan tiga bentuk sirkuit yang dilalui kapital secara terus-menerus:
1. Sirkuit Modal-Uang: M→C(LP+MP)→P→C′→M′. Sirkuit ini dimulai dengan uang (M) yang diinvestasikan untuk membeli komoditas—yaitu, kekuatan kerja (LP) dan alat produksi (MP)—kemudian masuk ke proses produksi (P) untuk menghasilkan komoditas baru dengan nilai yang diperluas (C′), yang akhirnya dijual untuk mendapatkan lebih banyak uang (M′).
2. Sirkuit Modal Produktif: P→C′→M′→C(LP+MP)→P. Sirkuit ini dimulai dari proses produksi itu sendiri dan menunjukkan bagaimana kapitalis menjual produk, mengubahnya kembali menjadi uang, dan menginvestasikan kembali uang tersebut untuk memulai proses produksi baru.
3. Sirkuit Modal-Komoditas: C′→M′→C(LP+MP)→P→C′. Sirkuit ini berfokus pada pergerakan komoditas itu sendiri.

Tujuan utama dari semua sirkuit ini adalah realisasi nilai lebih yang telah diproduksi di Volume I. Marx membedakan antara nilai yang diciptakan dalam produksi dan nilai yang diwujudkan atau direalisasikan dalam sirkulasi. Sementara ekonomi borjuis cenderung melihat profit sebagai hasil dari pertukaran atau sirkulasi yang cerdas, Marx dengan tegas menunjukkan bahwa tidak ada nilai baru yang tercipta dalam pertukaran itu sendiri.

Pertukaran hanya mengubah nilai yang sudah ada dari satu bentuk (komoditas) ke bentuk lain (uang). Profit, atau nilai lebih, hanya dapat dihasilkan dalam ranah produksi, di mana kekuatan kerja menciptakan nilai baru. Sirkulasi hanyalah mekanisme yang diperlukan untuk mengubah nilai lebih yang diproduksi menjadi uang dan untuk memulai siklus akumulasi berikutnya.

Reproduksi Sosial

Bagian terakhir dari Volume II adalah analisis Marx tentang reproduksi sosial, yang ia bedakan menjadi reproduksi sederhana (produksi terus-menerus pada skala yang sama) dan reproduksi skala yang diperluas (akumulasi kapital). Marx menggunakan skema matematis untuk menunjukkan keterkaitan rumit antara dua sektor ekonomi: Departemen I yang memproduksi alat-alat produksi (mesin, bahan mentah) dan Departemen II yang memproduksi barang-barang konsumsi. 

Analisis ini menunjukkan bagaimana krisis ekonomi dapat muncul dari ketidakseimbangan antara kedua departemen ini, ketika barang-barang yang diproduksi tidak dapat diserap oleh pasar.

Bab 4: Volume III: Proses Produksi Kapitalis secara Keseluruhan

Volume III, yang disunting oleh Engels dari manuskrip-manuskrip yang belum selesai, merupakan puncak dari proyek Marx. Di sini, ia menyatukan analisis produksi dan sirkulasi untuk menjelaskan bagaimana profit, bunga, dan sewa tanah muncul dari nilai lebih yang sama.

Transformasi Nilai Menjadi Harga Produksi dan Masalah Transformasi

Bagian ini adalah salah satu yang paling kontroversial. Marx berupaya menjelaskan mengapa komoditas dalam sistem kapitalis tidak dijual berdasarkan nilai kerja yang terkandung di dalamnya, seperti yang disimpulkan dari Volume I, tetapi berdasarkan harga produksi yang memungkinkan tingkat keuntungan yang setara di seluruh industri. Marx berargumen bahwa persaingan antar-kapitalis menggerakkan modal dari sektor dengan tingkat keuntungan rendah ke sektor dengan tingkat keuntungan tinggi, yang pada akhirnya akan meratakan tingkat keuntungan menjadi rata-rata sosial.

Proses ini menimbulkan apa yang kemudian dikenal sebagai masalah transformasi. Menurut teori nilai kerja, industri yang padat karya (memiliki rasio modal variabel terhadap modal tetap yang tinggi) harusnya memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada industri yang padat modal (memiliki rasio modal tetap terhadap modal variabel yang tinggi). Namun, dalam kenyataannya, kapitalis cenderung mendapatkan tingkat keuntungan rata-rata, terlepas dari "komposisi organik kapital" mereka. Masalahnya terletak pada bagaimana mendamaikan teori nilai kerja Marx dengan fakta empiris bahwa persaingan menyamaratakan tingkat keuntungan.

Hukum Kecenderungan Tingkat Keuntungan untuk Jatuh

Salah satu argumen sentral dalam Volume III adalah hukum kecenderungan tingkat keuntungan untuk jatuh. Marx berpendapat bahwa seiring dengan semakin meningkatnya penggunaan mesin dan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas, proporsi kapital yang menghasilkan nilai lebih (yaitu, modal variabel) akan menurun secara relatif terhadap total kapital. Karena profit hanya berasal dari nilai lebih, maka tingkat keuntungan secara keseluruhan akan cenderung jatuh seiring waktu.

Marx mengakui adanya faktor-faktor yang dapat mengimbangi kecenderungan ini, seperti:
1. Peningkatan intensitas eksploitasi.
2. Penurunan upah di bawah nilai sebenarnya.
3. Penurunan harga elemen modal tetap.
4. Penciptaan tentara cadangan penganggur yang besar.
5. Perdagangan luar negeri untuk mencari pasar baru dan bahan baku yang lebih murah.

Hukum ini bukanlah prediksi linier tentang keruntuhan total, tetapi lebih merupakan penjelasan mengapa kapitalisme rentan terhadap krisis yang berulang dan meningkat. Ketika tingkat keuntungan jatuh, kapitalis terdorong untuk menekan upah, mencari pasar baru, atau terlibat dalam spekulasi keuangan, yang semuanya meningkatkan kontradiksi dalam sistem.

Formula Tritunggal

Marx menutup analisisnya dengan apa yang ia sebut formula tritunggal. Ia mengkritik ilusi dalam pemikiran ekonomi borjuis yang menyajikan profit, bunga, dan sewa tanah sebagai pendapatan yang berasal dari sumber-sumber yang berbeda (kapital, uang, dan tanah). Marx mengungkapkan bahwa ketiganya hanyalah bentuk-bentuk terdistribusi dari satu sumber nilai yang sama, yaitu nilai lebih yang seluruhnya dihasilkan oleh kerja kaum buruh.

Bab 5: Kritik, Warisan, dan Relevansi Kontemporer

Kritik Terhadap Teori Marx

Meskipun dianggap sebagai kritik yang mendalam, Das Kapital tidak luput dari kritik. Salah satu kritik yang paling signifikan ditujukan pada teori nilai kerja Marx. Para ekonom neoklasik, yang dipimpin oleh tokoh seperti Eugen von Böhm-Bawerk, berpendapat bahwa nilai suatu komoditas tidak ditentukan oleh kerja yang dicurahkan, melainkan oleh utilitas marginal atau kegunaan subjektifnya bagi konsumen. Pandangan ini memandang harga sebagai hasil dari keseimbangan antara penawaran dan permintaan, dan bukan dari biaya tenaga kerja yang objektif.

Teori utilitas marginal ini tidak muncul secara netral, tetapi sebagai tanggapan langsung dan ideologis terhadap Marxisme. Teori ini bertujuan untuk mengalihkan sumber nilai dari kerja objektif, yang menjadi landasan kritik Marx tentang eksploitasi, ke persepsi subjektif individu (utilitas). Dengan demikian, perdebatan ini bukan hanya perbedaan teknis, melainkan pertarungan ideologis fundamental.

Kritik lain berpusat pada masalah transformasi di Volume III, di mana para kritikus berargumen bahwa Marx gagal secara konsisten mengubah input dan output dari nilai menjadi harga, yang menunjukkan adanya inkonsistensi logis dalam argumennya. Selain itu, beberapa prediksi historis Marx, seperti revolusi proletariat yang tidak terjadi di negara-negara industri maju, juga menjadi sasaran kritik.

Warisan dan Dampak Berkelanjutan

Meskipun demikian, Das Kapital tetap menjadi salah satu karya yang paling relevan dan berpengaruh. Ia memberikan dasar teoretis bagi gerakan buruh dan sosialisme di seluruh dunia, dari Revolusi Bolshevik hingga berbagai gerakan sosial di abad ke-21.

Di luar ranah politik, Das Kapital memiliki dampak mendalam pada ilmu sosial lainnya. Analisis Marx tentang dinamika kapitalisme, kontradiksi inheren, dan kecenderungan krisisnya memaksa pemikiran ekonomi dan sosial selanjutnya untuk membahas isu-isu ini. Konsep-konsep yang dipelopori oleh Marx, seperti tentara cadangan penganggur, konsentrasi modal, dan peran perubahan teknologi, tetap menjadi alat analitis yang relevan untuk memahami kapitalisme kontemporer.

Dalam sosiologi dan studi budaya, konsep-konsep Marxis seperti alienasi, reifikasi, dan fetisisme komoditas telah menjadi fondasi bagi berbagai aliran pemikiran, termasuk Mazhab Frankfurt dan Marxisme modern.

Tabel 2: Perbandingan Teori Nilai: Marx vs. Ekonomi Neoklasik

Perbandingan Teori Nilai: Marx vs. Ekonomi Neoklasik

Relevansi Kontemporer

Setelah runtuhnya Uni Soviet, beberapa pihak menganggap Marxisme telah gagal. Namun, krisis ekonomi, meningkatnya ketidaksetaraan global, dan tantangan globalisasi telah menyebabkan kebangkitan minat pada Das Kapital. Krisis keuangan global tahun 2008, misalnya, memicu minat baru pada analisis Marx mengenai kontradiksi dan kecenderungan krisis yang inheren dalam kapitalisme.

Tabel 3: Hukum dan Penyeimbang: Mekanisme Kontradiksi Kapitalisme

Hukum dan Penyeimbang: Mekanisme Kontradiksi Kapitalisme

Bab 6: Kesimpulan: Das Kapital Sebagai Diagnostik Kritis

Meskipun Das Kapital sering kali dilihat sebagai cetak biru untuk revolusi komunis yang gagal, kekuatan utamanya terletak pada kemampuannya untuk mendiagnosis kelemahan dan kontradiksi bawaan dalam kapitalisme. Karya ini bukanlah ramalan deterministik, tetapi sebuah analisis mendalam yang mengungkapkan bahwa kapitalisme adalah sistem yang bersifat historis, bukan sistem alami yang kekal.

Das Kapital tidak hanya mengkritik ketidaksetaraan dalam distribusi kekayaan, tetapi juga menyingkap logika dasar yang mendorong sistem untuk terus berevolusi melalui eksploitasi dan kontradiksi. Relevansinya hari ini terletak pada bagaimana ia menyediakan kerangka kerja untuk memahami krisis, ketidaksetaraan, dan alienasi yang terus berlanjut di bawah kapitalisme global. Buku ini tetap menjadi sumber daya vital dan tak tergantikan bagi siapa pun yang ingin memahami dinamika historis, konsekuensi sosial, dan kontradiksi inheren dari mode produksi kapitalis.

Karya yang dikutip

Audiobook Summary Channel. (2022, October 10). Das Kapital Volume 3: Decoding capitalism's endgame [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=05Iebbf8PcI&vl=en-US

Britannica. (n.d.). Das Kapital | Description & facts. In Encyclopedia Britannica. Retrieved August 18, 2025, from https://www.britannica.com/topic/Das-Kapital

Canterbury University. (2019). M – C – M' and the end of the “transformation problem”. Retrieved August 18, 2025, from https://ir.canterbury.ac.nz/server/api/core/bitstreams/03a2982a-70ff-418f-9d76-71f816fe4519/content

Digilib UIN Sunan Kalijaga. (n.d.). Konsep dan nilai kerja menurut Karl Marx. UIN Suka. Retrieved August 18, 2025, from https://digilib.uin-suka.ac.id/11753/

EBSCO. (n.d.). Marx publishes Das Kapital | Research starters. Retrieved August 18, 2025, from https://www.ebsco.com/research-starters/history/marx-publishes-das-kapital

Fox, M. (n.d.). Understanding capital Volume II - Introduction. Marxists Internet Archive. Retrieved August 18, 2025, from https://www.marxists.org/subject/economy/authors/fox/ucv2-intr.htm

International Publishers. (n.d.). Capital, Vol. 3. Retrieved August 18, 2025, from https://www.intpubnyc.com/browse/capital-vol-3/

Jurnal Ilmu Agama dan Masyarakat (JIAM). (2022). Kritik ekonomi Islam terhadap pemikiran Karl Marx tentang sistem kepemilikan dalam sistem sosial masyarakat. Universitas Islam Al-Irsyad. Retrieved August 18, 2025, from https://www.ejournal.unisai.ac.id/index.php/jiam/article/download/611/549/2332

Lecture Series. (2021, May 5). Marxism lecture 21: Das Kapital - Karl Marx: Ch 1 [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=iy7m6W73vqI

Marx, K. (1867). Capital: A critique of political economy. Volume I: The process of capitalist production. Online Library of Liberty. Retrieved August 18, 2025, from https://oll.libertyfund.org/titles/marx-capital-a-critique-of-political-economy-volume-i-the-process-of-capitalist-production

Marx, K. (1867). Economic manuscripts: Capital: Volume one. Marxists Internet Archive. Retrieved August 18, 2025, from https://www.marxists.org/archive/marx/works/1867-c1/

Marx, K. (1885). Das Kapital Buch 2. Online Library of Liberty. Retrieved August 18, 2025, from https://oll.libertyfund.org/pages/marx-k2

Marx, K. (1885). Economic manuscripts: Capital: Volume two. Marxists Internet Archive. Retrieved August 18, 2025, from https://www.marxists.org/archive/marx/works/1885-c2/

Marx, K. (1887). Capital: A critique of political economy. Volume I (S. Moore & E. Aveling, Trans.; F. Engels, Ed.). London: Swan Sonnenschein, Lowrey & Co. (Original work published 1867)

Marx, K. (1894). Capital: A critique of political economy. Volume III: The process of capitalist production as a whole. Online Library of Liberty. Retrieved August 18, 2025, from https://oll.libertyfund.org/titles/marx-capital-a-critique-of-political-economy-volume-iii-the-process-of-capitalist-production-as-a-whole

Marx, K. (1894). Economic manuscripts: Capital, Vol. 3, Table of contents. Marxists Internet Archive. Retrieved August 18, 2025, from https://www.marxists.org/archive/marx/works/1894-c3/

Marx, K. (1907). Capital: A critique of political economy. Volume II (E. Untermann, Trans.; F. Engels, Ed.). London: Swan Sonnenschein. (Original work published 1885)

Marx, K. (1909). Capital: A critique of political economy. Volume III (E. Untermann, Trans.; F. Engels, Ed.). London: Swan Sonnenschein. (Original work published 1894)

Mattick, P. (1939). Marxism and marginal utility economics. Marxists Internet Archive. Retrieved August 18, 2025, from https://www.marxists.org/archive/mattick-paul/1939/marginal.htm

Media Penerbit Indonesia. (2020). Teori ekonomi. Repository Media Penerbit Indonesia. Retrieved August 18, 2025, from http://repository.mediapenerbitindonesia.com/343/1/%28Revisi-gelar%29%28%2BISBN%29T-73%20-%20Teori%20Ekonomi.pdf

Molan, B. (2021). Sosialisme ekonomi Karl Marx dan Karl Polanyi dalam perbandingan. Respons: Jurnal Filsafat dan Teologi, Universitas Atma Jaya. Retrieved August 18, 2025, from https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/respons/article/download/575/233

Mulyanto. (2022). Konsep proletarisasi dan akumulasi primitif dalam teori kependudukan Marxis. Jurnal Kependudukan Universitas Padjadjaran. Retrieved August 18, 2025, from https://jurnal.unpad.ac.id/kependudukan/article/view/4027

Muhamadqli. (2023, September 5). Rahasia tersembunyi dalam Das Kapital Karl Marx yang mengguncang dunia. Kompasiana. Retrieved August 18, 2025, from https://www.kompasiana.com/muhamadqli/64f6f1c208a8b54437590632/rahasia-tersembunyi-dalam-das-kapital-karl-marx-yang-mengguncang-dunia

Neliti. (2017). Alienasi pekerja pada masyarakat kapitalis menurut Karl Marx. Retrieved August 18, 2025, from https://media.neliti.com/media/publications/232226-alienasi-pekerja-pada-masyarakat-kapital-5ea7b7db.pdf

Renata09221. (2023, October 19). Surplus value (nilai lebih) dan penindasan buruh dalam pemikiran Karl Marx. Kompasiana. Retrieved August 18, 2025, from https://www.kompasiana.com/renata09221/65311ea9ee794a6244381982/surplus-value-nilai-lebih-dan-penindasan-buruh-dalam-pemikiran-karl-marx

Rudi81564. (2024, January 10). Kritik atas ajaran Karl Marx. Kompasiana. Retrieved August 18, 2025, from https://www.kompasiana.com/rudi81564/67486e32ed64155dec789b72/kritik-atas-ajaran-karl-marx?page=all&page_images=1

Shopee. (n.d.). Akumulasi primitif - Karl Marx. Shopee Indonesia. Retrieved August 18, 2025, from https://shopee.co.id/Akumulasi-Primitif-Karl-Marx-i.26096763.29157681984

Sosialis.net. (2017, September 14). Kenapa masih perlu baca Das Kapital?. Retrieved August 18, 2025, from https://sosialis.net/2017/09/14/kenapa-masih-perlu-baca-das-kapital/

Wikipedia contributors. (n.d.). Das Kapital. In Wikipedia. Retrieved August 18, 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/Das_Kapital

Wikipedia contributors. (n.d.). Das Kapital. In Wikipedia (Deutsch). Retrieved August 18, 2025, from https://de.wikipedia.org/wiki/Das_Kapital

Wikipedia contributors. (n.d.). Das Kapital, Volume I. In Wikipedia. Retrieved August 18, 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/Das_Kapital,_Volume_I

Wikipedia contributors. (n.d.). Eugen von Böhm-Bawerk. In Wikipedia. Retrieved August 18, 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/Eugen_von_B%C3%B6hm-Bawerk

Wikipedia contributors. (n.d.). Primitive accumulation of capital. In Wikipedia. Retrieved August 18, 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/Primitive_accumulation_of_capital

Wikipedia contributors. (n.d.). Transformation problem. In Wikipedia. Retrieved August 18, 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/Transformation_problem

Wikipedia contributors. (n.d.). Transformation problem. In Wikipedia. Retrieved August 18, 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/Transformation_problem#:~:text=In%2020th%2Dcentury%20discussions%20of,competitive%20prices%22%20of%20the%20marketplace

Yale University, Department of Germanic Languages and Literatures. (n.d.). Capital: Critique of political economy, Volume 1. Retrieved August 18, 2025, from https://german.yale.edu/publications/capital-critique-political-economy-volume-1

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment