Analisis Mendalam Buku Of Grammatology Jacques Derrida: Dekonstruksi Metafisika Kehadiran

Table of Contents

Buku Of Grammatology Jacques Derrida

I. Pendahuluan: Konteks Intelektual dan Proyek Grammatologi Derrida

A. Latar Belakang dan Revolusi Post-Strukturalis

Of Grammatology (judul asli dalam bahasa Prancis: De la grammatologie), yang diterbitkan pada tahun 1967 oleh filsuf Prancis Jacques Derrida, merupakan salah satu teks fondasional yang menandai transisi penting dari strukturalisme ke post-strukturalisme dalam pemikiran Barat. Penerbitan karya ini, bersamaan dengan Speech and Phenomena dan Writing and Difference, secara efektif memicu gerakan dekonstruksi, yang kemudian mengubah wajah kritik sastra, filosofi, dan humaniora secara mendalam.

Tujuan sentral buku ini adalah untuk mengungkap dan membongkar asumsi-asumsi tersembunyi yang mendominasi filsafat kontinental, khususnya yang berkaitan dengan bahasa dan semiotika. Derrida menunjukkan bahwa sepanjang sejarah pemikiran Barat, tindakan penulisan secara keliru dianggap hanya sebagai turunan dari ucapan. Pandangan ini memposisikan penulisan sebagai "kejatuhan" (fall) dari "kehadiran penuh" (full presence) yang dianggap melekat pada ucapan. Of Grammatology secara mendasar menantang hierarki ini, menyerukan ilmu baru yang berpusat pada penulisan.

B. Tujuan Sentral Grammatologi

Derrida mengidentifikasi apa yang ia sebut phonocentrism (fonosentrisme) dalam dekonstruksi filsafat bahasa dan tindakan penulisan yang diajukan oleh para pemikir sebelumnya, menyingkap berbagai aporia (jalan buntu) dan elipsis yang timbul akibat pandangan tersebut. Alih-alih menyebut karyanya sebagai kritik, Derrida menyerukan munculnya ilmu baru yang disebut "grammatologi," sebuah ilmu tentang penulisan, yang akan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan mengenai cara untuk membuat teori tentang tindakan penulisan.

Grammatologi, bagi Derrida, bertujuan untuk membebaskan penulisan dari statusnya sebagai representasi sekunder dari ucapan. Ia berargumen bahwa penulisan bukanlah sekadar representasi turunan dari bahasa lisan, melainkan bagian integral dari bagaimana makna dikonstruksi.

C. Struktur dan Metodologi Dekonstruksi

Of Grammatology distrukturkan secara strategis menjadi dua bagian utama, yang berfungsi sebagai pembingkaian teoretis dan aplikasi tekstual:
1. Bagian I: "Writing before the Letter" (Menulis sebelum Huruf). Bagian ini menyajikan matriks teoretis dan kritik terhadap pandangan tradisional tentang asal-usul penulisan, menjelaskan bagaimana pandangan tersebut menempatkan teori penulisan di bawah teori ucapan.
2. Bagian II: "Nature, Culture, Writing" (Alam, Budaya, Penulisan). Bagian ini menguji matriks teoretis yang telah dibangun dengan menerapkan metodologi dekonstruktif melalui pembacaan teks-teks klasik dari berbagai bidang: linguistik (Ferdinand de Saussure), antropologi (Claude Lévi-Strauss), dan filosofi (Jean-Jacques Rousseau).

Metodologi yang digunakan Derrida—dekonstruksi—bukanlah sekadar kritik rasionalisme atau humanisme, melainkan sebuah pendekatan kritis yang menantang gagasan fundamental metafisika Barat. Dekonstruksi dalam Of Grammatology adalah strategi untuk mengungkap tegangan dan kontradiksi bawaan yang harus disembunyikan oleh suatu teks agar dapat menciptakan makna yang tampak stabil atau koheren.

Derrida menunjukkan bahwa filsafat klasik beroperasi melalui oposisi biner yang hierarkis (seperti ucapan/tulisan, kehadiran/ketiadaan, pusat/pinggiran). Oposisi ini bersifat penuh kekerasan (violent hierarchy), di mana satu istilah (misalnya, ucapan, kehadiran) selalu dianggap superior, primer, atau 'murni'. Tujuan dekonstruksi bukanlah hanya membalikkan oposisi (mengatakan bahwa tulisan lebih unggul daripada ucapan), melainkan untuk menggeser (displace) oposisi tersebut. Dengan menggeser oposisi, Derrida menunjukkan bahwa kedua istilah yang berlawanan tersebut sebenarnya merupakan manifestasi dari prinsip yang lebih mendasar dan generik—yang ia sebut archi-écriture.

II. Kritik Sentral: Logosenstrisme, Fonosentrisme, dan Metafisika Kehadiran

Bagian I dari Of Grammatology didedikasikan untuk membangun kerangka teoretis yang menunjukkan mengapa Metafisika Barat secara sistemik menindas konsep penulisan.

A. Diagnosis Logosenstrisme dan Metafisika Kehadiran

Logosenstrisme, yang merupakan konsep kunci yang diserang oleh Derrida, adalah keterikatan yang salah kaprah terhadap Logos (kata, akal, kebenasan) dan kerinduan untuk mencapai keotentikan langsung (immediacy). Logosenstrisme mengasumsikan bahwa bahasa dapat menyediakan akses langsung ke kebenaran.

Konsep ini berakar dalam Metafisika Kehadiran (Metaphysics of Presence), yang telah mempengaruhi pemikiran Barat selama berabad-abad. Metafisika Kehadiran berfokus untuk memahami makna hanya melalui kehadiran (presence) dan mengabaikan atau menyingkirkan ketiadaan (absence). Berdasarkan tradisi ini, suatu konsep atau teori dianggap dapat dibenarkan hanya jika ia merepresentasikan "ada" (being) yang hadir secara aktual—yaitu, dapat diidentifikasi, murni, dan otentik.

Derrida memandang Logosenstrisme sebagai konspirasi berbahaya yang meresapi seluruh filsafat Barat. Ciri-ciri utama metafisika Barat yang ditentang oleh Derrida mencakup:
1. Gagasan bahwa tulisan memiliki koneksi dengan niat penulis (authorial intention) dan merujuk pada hal-hal di luar dunia wacana (discourse).
2. Keyakinan bahwa konsep "kehadiran" murni itu ada.

Kehadiran yang Tidak Mungkin dan Pelenyapan Niat

Derrida menantang gagasan kehadiran dengan menuntut definisi kehadiran yang murni atau absolut, seringkali menggunakan model Husserlian. Ia mendefinisikan kehadiran sebagai ketiadaan dari ketiadaan, sebuah definisi yang menekankan sifatnya yang genting (tenuous).

Inti dari kritiknya terletak pada proposisi bahwa ketidakmampuan untuk mendemonstrasikan adanya kehadiran absolut membuktikan bahwa konsep kehadiran itu sendiri tidak dapat dipertahankan (untenable). Jika tidak ada kehadiran murni di mana seorang pembicara dapat merumuskan pemikiran atau niat untuk berbicara, maka gagasan niat (intentionality) itu sendiri akan larut sebagai ilusi.

Implikasinya sangat radikal terhadap peran subjek manusia. Derrida bersikeras bahwa subjek manusia tidak mengendalikan bahasa. Alih-alih individu yang membentuk makna, makna ditentukan oleh struktur sosial bahasa yang ada sebelum dan independen dari penggunaannya oleh individu. Derrida menggunakan metafora bahwa "tarian menari sang penari, alih-alih sebaliknya," untuk mengilustrasikan penolakan terhadap agensi manusia dalam model bahasanya.

B. Fonosentrisme: Privilese Ucapan di Atas Tulisan

Fonosentrisme adalah manifestasi spesifik dari Logosenstrisme di bidang bahasa. Ini adalah pandangan bahwa ucapan (phonè) diprivilesekan secara inheren di atas tulisan.

Hierarki Tradisional dan "Kejatuhan"

Dalam tradisi Fonosentris, ucapan dilihat sebagai ekspresi pikiran yang langsung dan otentik. Karena kedekatan ucapan dengan suara internal dan kesadaran diri, ia dianggap lebih dekat dengan kebenaran atau logos. Dalam skema ini, tulisan dianggap sebagai:
1. Representasi turunan dan berpotensi mendistorsi ucapan.
2. Sebuah inautentisitas yang mengikis suara otentik.
3. Sesuatu yang memperpanjang jarak antara logos dan bahasa, menciptakan rantai penanda tak berujung.

Banyak filsuf, termasuk Rousseau, memandang tulisan sebagai supplement sederhana, sesuatu yang ditambahkan secara eksternal pada bahasa lisan yang sudah utuh dan mandiri.

Penulisan di Jantung Ucapan

Derrida menyerang pandangan tradisional ini dengan menyatakan bahwa pemuliaan ucapan adalah salah satu kesalahpahaman terbesar dalam pemikiran Barat. Derrida berargumen bahwa ucapan hanya dapat berfungsi sebagai tanda linguistik sejauh ia dapat diulang (iterated) dalam berbagai konteks, bahkan tanpa kehadiran fisik pembicara asli.

Dengan kata lain, agar ucapan berfungsi sebagai bahasa—sebuah sistem tanda yang bermakna—ia harus memiliki ciri-ciri yang secara tradisional dikaitkan dengan tulisan, seperti ketiadaan (absence) dan perbedaan (difference) dari konteks ujaran aslinya.

Pengamatan ini menunjukkan bahwa tulisan bukanlah sekadar tambahan sederhana pada kata yang diucapkan, melainkan selalu-sudah melekat pada kondisi bahasa itu sendiri. Filsafat Barat, secara ironis, sering kali menggambarkan ucapan seolah-olah itu adalah bentuk tulisan, menggunakan metafora yang berkaitan dengan graphè (grafis), bahkan ketika secara eksplisit mengklaim tulisan sebagai sekunder. Ini mengungkap bahwa oposisi ucapan/tulisan telah digeser—bukan untuk menyatakan bahwa tulisan lebih unggul, tetapi untuk menunjukkan bahwa tidak satu pun dari keduanya yang primer, karena keduanya adalah manifestasi dari prinsip yang lebih mendasar.

III. Konsep-Konsep Fondasional: Différance, Trace, dan Arché-écriture

Untuk merumuskan ilmu penulisan yang baru (Grammatologi), Derrida mengembangkan terminologi yang menunjukkan bahwa ketiadaan, penundaan, dan perbedaan adalah kondisi yang diperlukan bagi makna, bukan kerusakan atau kejatuhan.

A. Différance: Pergerakan Perbedaan dan Penundaan

Différance adalah konsep Derrida yang paling terkenal dan sulit dipahami, yang disajikan sebagai operasi fundamental bahasa. Istilah ini menggabungkan dua makna yang berasal dari kata kerja bahasa Prancis différer: (1) membeda-bedakan (to differ) dalam ruang, dan (2) menunda (to defer) dalam waktu.

Dalam kerangka semiologis Saussure, tanda memperoleh makna karena perbedaannya dari tanda-tanda lain (perbedaan spasial). Derrida memperluas konsep ini dengan menambahkan dimensi temporal: penandaan tidak pernah mencapai titik akhir (petanda murni atau kehadiran); ia selalu ditunda (deferral). Différance adalah hasil dari pergerakan signifikasi yang hanya mungkin jika setiap elemen yang disebut "hadir" terhubung dengan sesuatu selain dirinya sendiri—menyimpan jejak elemen masa lalu, dan sudah membiarkan dirinya dirusak oleh tanda hubungannya dengan elemen masa depan.

Différance adalah "asal" yang tidak penuh dan tidak sederhana; ia adalah asal perbedaan yang terstruktur. Dengan demikian, différance menantang gagasan kebenaran yang tetap dan hadir, dan membuka kemungkinan baru untuk interpretasi. Makna tidak pernah menetap dalam sebuah struktur tetapi terus berlanjut tanpa batas dalam "permainan perbedaan yang sistematis".

B. Trace (Jejak): Tanda dari Ketidakhadiran

Konsep Trace (Jejak) adalah mekanisme di mana différance beroperasi dalam bahasa. Dalam bahasa Prancis, trace memiliki resonansi yang luas, termasuk "jejak kaki," "jalur," atau "tanda".

Secara konseptual, trace didefinisikan sebagai "tanda dari ketidakhadiran suatu kehadiran, suatu kehadiran yang selalu-sudah absen," atau 'kekurangan asal' (originary lack) yang berfungsi sebagai kondisi pikiran dan pengalaman. Derrida sengaja menolak untuk mendefinisikan trace secara positif, karena mendefinisikannya akan membuatnya kembali menjadi "kehadiran".

Fungsi Trace dalam Signifikasi

Fungsi krusial dari trace adalah untuk menjelaskan bagaimana makna tanda dihasilkan. Karena makna muncul dari perbedaan dengan tanda-tanda lain, tanda itu sendiri selalu mengandung jejak (trace) dari apa yang bukan maknanya. Misalnya, dalam oposisi biner ucapan/tulisan, ucapan selalu mengandung jejak tulisan.

Trace adalah kontradiksi yang "selalu-sudah tersembunyi" di dalam bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa membawa di dalamnya keniscayaan kritiknya sendiri. Paparan terhadap trace ini adalah paparan terhadap metafisika kehadiran murni dan penanda transendental, yang selalu disembunyikan dalam bahasa tradisional. Trace bukanlah kehadiran, melainkan simulacrum (tiruan) dari kehadiran yang mengalihlokasikan, menggantikan, dan merujuk melampaui dirinya sendiri.

C. Arke-Penulisan (Arché-écriture): Penulisan yang Digeneralisasi

Untuk melawan posisi istimewa ucapan (phonè), Derrida mengajukan ilmu penulisan yang baru (grammatologi) yang berpusat pada unit tulisan (grammé). Konsep yang dihasilkan, Arché-écriture (arke-penulisan), adalah kunci untuk menggeser Logosenstrisme.

Arché-écriture bukanlah penulisan dalam arti konvensional (misalnya, alfabet). Sebaliknya, ia adalah prinsip diferensial yang konstitutif—sistem penandaan di mana makna muncul dari perbedaan antar-penanda.Ini adalah penulisan dalam arti yang digeneralisasi, yang mencakup semua sistem signifikasi, termasuk bahasa lisan.

Arché-écriture adalah kondisi yang mendahului baik ucapan maupun penulisan, karena keduanya bergantung pada trace dan différance. Jika Derrida harus mengidentifikasi prinsip fundamental (jejak/perbedaan) dengan salah satu bentuk bahasa konvensional, ia akan memilih penulisan, bukan ucapan, karena penulisan, dengan ketiadaan penulisnya dan kemungkinan pengulangan tanpa konteks asli, adalah contoh paling jelas dari mekanisme penandaan tanpa kehadiran penuh.

Strategi Penggeseran Hierarki

Tujuan Arché-écriture bukanlah untuk membalikkan hirarki Metafisika Barat dari ucapan > tulisan menjadi tulisan > ucapan. Sebaliknya, tujuannya adalah untuk menggeser (displace) oposisi tersebut. Dengan menunjukkan bahwa ucapan harus beroperasi melalui fitur-fitur yang secara tradisional dikaitkan dengan tulisan (seperti ketiadaan dan keterulangan), Derrida membuktikan bahwa keduanya adalah bentuk dari Arché-écriture yang lebih umum. Ini adalah demonstrasi bahwa Logosenstrisme adalah proyek yang secara internal kontradiktif, ditandai oleh kebutuhan untuk merepresi kondisi dasarnya sendiri: ketiadaan dan perbedaan.

Penulisan, dalam arti yang digeneralisasi ini, berfungsi sebagai tanda dari semua tanda, karena ia menyiratkan proses rujukan tak berujung (infinite referral) dan pelanggaran asal yang asli. Penulisan sebagai archi-écriture selalu-sudah menjadi dasar pembentukan makna karena ia melampaui petanda (signified).

Ringkasan Pergeseran Paradigmatik dalam Metafisika Bahasa Derrida
Pergeseran konseptual ini dapat dirangkum melalui kontras antara asumsi tradisional Metafisika Barat dan konsep-konsep pengganti yang diajukan oleh Grammatologi:

Tabel 1: Pergeseran Paradigmatik dalam Metafisika Bahasa Derrida

Tabel Pergeseran Paradigmatik dalam Metafisika Bahasa Derrida

IV. Dekonstruksi Teks Klasik (Bagian II): Penerapan Matriks Teoretis

Bagian II dari Of Grammatology mengaplikasikan matriks teoretis yang dijelaskan di Bagian I ke dalam pembacaan kritis terhadap teks-teks sentral yang mendasari linguistik dan filsafat modern. Tujuan dari pembacaan ini adalah untuk menunjukkan bagaimana Logosenstrisme secara internal berjuang dan gagal mempertahankan koherensinya sendiri.

A. Kritik Terhadap Ferdinand de Saussure dan Fonosentrisme Strukturalis

Derrida mengakui pentingnya linguistik struktural Saussure, terutama prinsip diferensialitas, di mana makna tanda muncul dari perbedaannya dengan tanda lain. Namun, Derrida berargumen bahwa Saussure masih tunduk pada Fonosentrisme dan Metafisika Kehadiran.

Tulisan sebagai "Penanda dari Penanda"

Saussure memprioritaskan bahasa lisan, menganggap citra akustik (bunyi) sebagai penanda 'kasual' yang paling dekat dengan pikiran dan indra, dan melihat tulisan hanya sebagai "penanda dari penanda". Menurut Saussure, tulisan hanyalah representasi sekunder dari citra akustik.

Derrida menggunakan formulasi ini untuk membalikkan hirarki. Jika tulisan adalah penanda dari citra akustik, dan citra akustik adalah penanda dari konsep atau petanda (sebagaimana yang didefinisikan Saussure), maka tulisan, sebagai archi-écriture, menyiratkan proses rujukan tak berujung.

Hal ini membongkar asumsi Saussure bahwa rantai penandaan memiliki titik henti yang stabil, yaitu Petanda murni atau konsep. Derrida menunjukkan bahwa petanda (signified) selalu berfungsi sebagai penanda (signifier) bagi yang lain, mencegah makna untuk pernah "hadir penuh" dan mengkonfirmasi bahwa kekurangan (originary lack) adalah kondisi dasar signifikasi. Dalam arti ini, Arché-écriture melampaui petanda Saussurean.

B. Studi Kasus Utama: Jean-Jacques Rousseau dan Logika Supplement

Pembacaan dekonstruktif Derrida terhadap Essay on the Origin of Languages dan Confessions karya Rousseau menempati sebagian besar Bagian II, menjadikannya demonstrasi paling sistematis dari dekonstruksi dalam buku tersebut.

Rousseau dan Oposisi Alam/Budaya

Derrida menempatkan pandangan Rousseau tentang bahasa dalam konteks filosofi yang lebih luas tentang kejatuhan manusia dari keadaan alam murni ke dalam ikatan peradaban.
1. Prioritas Ucapan Alamiah: Rousseau memandang bahasa sebagai indikator sejauh mana sifat manusia telah dirusak oleh peradaban. Ia memprioritaskan bahasa natural (ucapan, yang didorong oleh gairah, diidentifikasi secara geografis dengan "Selatan") sebagai yang utuh dan dekat dengan asal.
2. Tulisan sebagai Korup: Tulisan diperlakukan Rousseau dengan kecurigaan, dilihat sebagai tanda yang eksterior, terlepas dari makna intinya, yang memperlebar kesenjangan antara perasaan dan makna, dan merupakan kejatuhan absolut. Tulisan adalah tambahan eksternal (external supplement) pada tanda vokal yang seharusnya sudah mandiri.

Pembedahan Konsep Supplement

Derrida berfokus pada motif supplementarity (tambahan) yang aneh yang muncul dalam teks Rousseau. Dalam setiap kesempatan di mana Rousseau bermaksud menyatakan satu hal (bahwa ucapan adalah asal yang murni), teksnya akhirnya menyatakan sesuatu yang lain, menentang niat penulisnya sendiri.

Derrida menemukan bahwa kata supplement secara paradoks memiliki dua makna yang saling bertentangan dalam penggunaan Rousseau:
1. Supplement sebagai Surplus (Addition): Menambahkan dirinya sebagai kelebihan yang memperkaya kepenuhan lain yang dianggap sudah mencukupi dan lengkap (plenitude).
2. Supplement sebagai Kompensasi (Substitution): Ditambahkan untuk melengkapi atau mengkompensasi kekurangan (lack) yang sudah ada dalam entitas yang seharusnya utuh.

Bukti Kekurangan Asal

Kritik Derrida menunjukkan bahwa Rousseau tidak dapat menghindari makna kedua. Meskipun Rousseau secara programatik menyatakan bahwa tulisan (sebagai supplement) hanyalah surplus yang merusak, teksnya sendiri secara implisit menunjukkan bahwa tulisan/artikulasi diperlukan untuk mengkompensasi kekurangan di dalam asal yang murni.

Keharusan supplement ini memberikan bukti tekstual yang tegas: asal (origin) tidak pernah utuh atau penuh kehadiran sejak awal. Jika asal itu sempurna, ia tidak akan membutuhkan kompensasi. Kebutuhan akan supplement (tambahan untuk mengisi kekurangan) membuktikan bahwa asal selalu-sudah "ternoda" oleh différance.

Analisis ini adalah demonstrasi utama dekonstruksi: teks yang sedang dipelajari mengungkap bahwa konsep-konsep dasar (seperti alam/budaya, ucapan/tulisan) tidak memiliki hubungan satu arah (unidirectional); alih-alih, hubungannya kompleks dan tidak sepihak. Dengan demikian, Derrida menyimpulkan bahwa "Menjadi-tulisan dari bahasa adalah menjadi-bahasa dari bahasa," karena bahasa tidak terbayangkan tanpa supplement artikulasi, yang secara inheren membawa ketiadaan dan perbedaan.

C. Studi Kasus Etnologis (Claude Lévi-Strauss)

Dalam kritiknya terhadap Tristes Tropiques karya Claude Lévi-Strauss, Derrida menerapkan archi-écriture untuk membongkar oposisi biner antara masyarakat 'dengan tulisan' dan 'tanpa tulisan'.

Lévi-Strauss berusaha membedakan masyarakat berdasarkan ada atau tidak adanya sistem penulisan konvensional. Derrida berargumen bahwa bahkan masyarakat yang dianggap "tanpa tulisan" (misalnya suku Nambikwara yang diteliti oleh Lévi-Strauss) memiliki penulisan dalam arti archi-écriture.

Penulisan dalam arti yang digeneralisasi ini, yang merupakan sistem penandaan diferensial yang didasarkan pada trace, selalu-sudah ada dalam setiap organisasi sosial dan linguistik. Dengan menunjukkan bahwa prinsip différance dan trace adalah universal—bukan hanya karakteristik peradaban 'panas' atau masyarakat 'dengan tulisan'—Derrida secara efektif membongkar oposisi biner etnologis tersebut, menegaskan bahwa prinsip penandaan adalah kondisi universal dari setiap teks atau masyarakat.

V. Warisan, Implikasi, dan Kesimpulan

A. Warisan Post-Strukturalisme dan Dampak Intelektual

Of Grammatology telah diakui sebagai dokumen post-strukturalis fundamental yang mendefinisikan keretakan epistemologis dengan filsafat Barat tradisional pada akhir tahun 1960-an. Konsep dekonstruksi yang diperkenalkan oleh Derrida memiliki dampak mendalam pada berbagai disiplin ilmu:
1. Kritik Sastra dan Teori Kritis: Buku ini menjadi dorongan bagi gerakan post-strukturalis dan mengubah wajah kritik sastra, terutama di Amerika Serikat (misalnya, Yale School). Derrida memaksa para sarjana untuk mempertanyakan fondasi ideologis dari kebenaran, makna, dan asal dalam teks.
2. Linguistik dan Semiotika: Dengan menantang prioritas Saussurean terhadap bunyi, Derrida mendorong pemahaman yang lebih kompleks tentang signifikasi, di mana tulisan dipandang bukan hanya sebagai turunan tetapi sebagai kondisi yang memungkinkan semua bahasa.

B. Aporia dan Penolakan Metode Dekonstruksi

Derrida menghindari mendeskripsikan Grammatologi atau dekonstruksi sebagai "kritik," "analisis," atau "metode". Penolakannya untuk menerapkan hanya satu nama atau definisi positif pada konsep-konsepnya (trace, différance, arché-écriture) adalah strategi yang disengaja untuk menghindari pembentukan seperangkat asumsi metafisik baru yang dapat ditangkap dan disistematisasi, sehingga mengulang siklus metafisika kehadiran.

Derrida menyadari kesulitan inheren dalam proyek dekonstruksi. Ia mencatat bahwa setiap serangan terhadap metafisika kehadiran selalu "ditakdirkan untuk memperkuat daripada merusak" metafisika yang sama. Hal ini disebabkan karena bahasa filosofis yang digunakan untuk mendekonstruksi Metafisika Barat harus memanfaatkan terminologi dan struktur bahasa yang telah lama terperangkap dalam sistem Logosenstrisme.

C. Kesimpulan: Teks sebagai Dunia (Il n'y a pas de hors-texte)

Proposisi sentral (axial proposition) yang paling radikal dan sering disalahpahami dari Of Grammatology adalah pernyataan terkenal: "Tidak ada apa pun di luar teks" (Il n'y a pas de hors-texte).
Pernyataan ini tidak dimaksudkan untuk menolak keberadaan realitas fisik atau dunia di luar buku. Sebaliknya, hal ini menegaskan bahwa seluruh dunia, sebagaimana dialami oleh subjek manusia, bersifat tekstual. Tidak ada pengalaman dunia yang tidak disaring melalui bahasa, sistem tanda, dan kerangka signifikasi.7 Karena signifikasi didasarkan pada trace dan différance—sebuah kekurangan asal yang selalu-sudah ada—maka realitas dipahami secara inheren sebagai jaringan perbedaan dan rujukan yang tak pernah berhenti.

Of Grammatology pada akhirnya adalah sebuah seruan untuk Grammatologi sebagai ilmu yang menerima signifikasi sebagai proses diferensial yang tak terelakkan, mengakui bahwa ketiadaan adalah kondisi yang memungkinkan kehadiran, dan bahwa tulisan (archi-écriture) adalah model terbaik untuk memahami bagaimana makna diorganisasikan dalam bahasa dan dalam sistem budaya secara keseluruhan. Dengan membongkar hierarki ucapan/tulisan, Derrida membuka jalan untuk pemahaman yang radikal tentang bahasa di mana makna bersifat tidak stabil, tidak ditentukan, dan selalu ditangguhkan.

Referensi:

A Philosophical Analysis of Jacques Derrida's Contributions to Language and Meaning. (n.d.). Universitas Negeri Makassar Journal. Diakses 12 November 2025, dari https://ojs.unm.ac.id/UDR/article/view/14528

Derrida, J. (2016). Of grammatology (G. C. Spivak, Trans.; 40th anniversary ed.). Johns Hopkins University Press. (Karya asli diterbitkan 1967)

Derrida, J. [1997 (1967)]. Of grammatology. University of South Africa. Diakses 12 November 2025, dari https://www.unisa.ac.za/static/corporate_web/Content/Colleges/CHS/News/Events/Docs/Of%20Grammatology.%20Jacques%20Derrida.pdf

Derrida Enunciates the Principles of Deconstruction. (n.d.). EBSCO Research Starters. Diakses 12 November 2025, dari https://www.ebsco.com/research-starters/language-and-linguistics/derrida-enunciates-principles-deconstruction

Derrida's signifier of the signifier : r/askphilosophy. (n.d.). Reddit. Diakses 12 November 2025, dari https://www.reddit.com/r/askphilosophy/comments/vebcdj/derridas_signifier_of_the_signifier/

Deconstruction. (n.d.). Wikipedia. Diakses 12 November 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Deconstruction

Jacques Derrida's Of Grammatology: Deconstruction Explained. (n.d.). YouTube. Diakses 12 November 2025, dari https://www.youtube.com/watch?v=5CGYIxiartA

L'archonte, l'archi-trace, l'archive. (2005). Cairn.info. Diakses 12 November 2025, dari https://shs.cairn.info/revue-che-vuoi-1-2005-1-page-21?lang=fr

Logocentrism | literary criticism. (n.d.). Britannica. Diakses 12 November 2025, dari https://www.britannica.com/art/logocentrism

Logocentrism | Literary Theory and Criticism Class Notes. (n.d.). Fiveable. Diakses 12 November 2025, dari https://fiveable.me/literary-theory-criticism/unit-3/logocentrism/study-guide/n3jaYimI3Ub7zjIh

logocentrism and phonocentrism. (n.d.). Landscape Wizards. Diakses 12 November 2025, dari https://landscape-wizards.com/home/archive/logocentrism-and-phonocentrism-df4719

Misreading Rousseau? Jacques Derrida's Deconstructive Reading of Rousseau's Essay. (2015). French Philosophy Review. Diakses 12 November 2025, dari https://www.frenchphilosophy.gr/wp-content/uploads/2013/11/Kakoliris-G.-Misreading-Rousseau.-J.-Derridas-Deconstructive-Reading-of-Rousseaus-Essay...-2015.pdf

Of grammatology - (Intro to Literary Theory) - Vocab, Definition, Explanations. (n.d.). Fiveable. Diakses 12 November 2025, dari https://fiveable.me/key-terms/introduction-to-literary-theory/of-grammatology

Of Grammatology - Wikipedia. (n.d.). Diakses 12 November 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Of_Grammatology

Of Grammatology by Jacques Derrida | Research Starters. (n.d.). EBSCO. Diakses 12 November 2025, dari https://www.ebsco.com/research-starters/literature-and-writing/grammatology-jacques-derrida

Of Grammatology Part 2, Chapters 1–2 Summary & Analysis. (n.d.). SuperSummary. Diakses 12 November 2025, dari https://www.supersummary.com/of-grammatology/part-2-chapters-1-2-summary/

Of Grammatology – Derrida: The Father of Deconstruction. (2007, November 19). WordPress.com. Diakses 12 November 2025, dari https://newderrida.wordpress.com/2007/11/19/of-grammatology/

(PDF) What if Derrida Was Wrong About Saussure? (n.d.). ResearchGate. Diakses 12 November 2025, dari https://www.researchgate.net/publication/292498450_What_if_Derrida_was_wrong_about_Saussure

Phonocentrism. (n.d.). Wikipedia. Diakses 12 November 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Phonocentrism

Teori Dekonstruksi Derrida. (n.d.). Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan. Diakses 12 November 2025, dari https://www.odiyaiwuu.com/teori-dekonstruksi-derrida/

Trace (deconstruction). (n.d.). Wikipedia. Diakses 12 November 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Trace_(deconstruction)

What is arche-writing? : r/Derrida. (n.d.). Reddit. Diakses 12 November 2025, dari https://www.reddit.com/r/Derrida/comments/8m1f3e/what_is_archewriting/

Writing as a Supplement: Jacques Derrida's Deconstructive Reading of Rousseau's Confessions. (n.d.). David Publishing. Diakses 12 November 2025, dari https://www.davidpublisher.com/index.php/Home/Article/index?id=19783.html

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment