Analisis Konsep Dromologi Paul Virilio dalam Buku Speed and Politics (1986): Kajian tentang Kecepatan dan Kekuasaan
I. Pengantar: Konteks Paul Virilio dan Matriks Teoritis Speed and Politics
1.1. Paul Virilio: Genealogi Intelektual dan Posisi Filsafat
Paul Virilio (1932-2018) adalah salah satu filsuf kebudayaan, urbanis, dan arsitek Prancis yang paling berpengaruh di era kontemporer. Karyanya dikenal karena fokusnya pada teknologi, kecepatan, dan hubungannya yang inheren dengan kekuasaan militer dan ruang perkotaan. Pandangan Virilio dibentuk oleh pengalaman personal dan intelektual yang mendalam, yang menyimpang dari narasi teoritis sezamannya.
Pembentukan pemikirannya sangat dipengaruhi oleh trauma masa mudanya. Virilio dievakuasi ke pelabuhan Nantes pada tahun 1939 dan menyaksikan secara langsung dampak dari serangan mendadak Nazi Jerman—Blitzkrieg—selama Perang Dunia II. Pengalaman ini memberinya kesadaran awal yang kuat mengenai kecepatan sebagai kekuatan penghancur total dan terorganisir. Kesadaran ini kemudian diperkuat oleh pengalamannya sebagai wajib militer dalam Perang Aljazair (1954-1962), yang memfokuskan perhatiannya pada strategi militer dan dinamika spasial urbanisme. Secara akademis, Virilio sempat mempelajari fenomenologi di Sorbonne di bawah Maurice Merleau-Ponty, yang memberikan landasan bagi analisisnya mengenai persepsi dan kesadaran ruang-waktu.
Buku Speed and Politics (Vitesse et Politique), yang pertama kali diterbitkan di Prancis pada tahun 1977 (terjemahan Inggris 1986), diakui sebagai matriks atau cetak biru fundamental dari seluruh spektrum karya Virilio selanjutnya. Teks ini bukan sekadar studi tentang politik; ia adalah upaya untuk meresmikan ilmu baru yang mengkritisi pondasi kinetik peradaban modern.
1.2. Argumentasi Utama: Kecepatan sebagai Penentu Peradaban (Technical Vitalism)
Argumentasi sentral Virilio dalam Speed and Politics adalah sebuah tesis radikal yang menantang asumsi dasar teori sosial dan politik. Virilio berargumen bahwa kecepatan (dromos), dan bukan kelas sosial, kekayaan, atau mode produksi, merupakan kekuatan primer yang membentuk dan mendikte peradaban manusia.
Untuk mengkaji fenomena ini, Speed and Politics meresmikan "ilmu baru" yang ia sebut Dromologi. Dromologi (dari bahasa Yunani dromos yang berarti "jalur balap") didefinisikan sebagai ilmu atau logika kecepatan—kajian mengenai bagaimana inovasi dalam kecepatan memengaruhi dan menyusun kehidupan sosial dan politik. Ini adalah studi yang melihat percepatan sebagai logika tersembunyi di balik sejarah.
Pandangan Virilio ini dikenal sebagai Technical Vitalism, sebuah kerangka berpikir yang sejajar dengan analisis teknologi Heidegger. Dalam visi ini, seluruh sejarah peradaban dilihat sebagai serangkaian kemajuan teknologi yang dimungkinkan oleh militerisasi masyarakat. Objek-objek, mulai dari benteng statis dan bunker, hingga "tubuh metabolik" tentara, kapal transport, dan yang terbaru, informasi digital, dianggap sebagai proyektil yang diluncurkan dalam serangan permanen terhadap dunia dan sifat manusia. Kecepatan, dalam konteks ini, berfungsi sebagai mesin penghancur (engine of destruction) yang mendorong sejarah.
1.3. Subversi Determinisme Materialis dan Kekuatan Otonom Akselerasi
Tesis Dromologi memiliki implikasi mendasar bagi teori politik. Dengan menempatkan kecepatan di atas kelas atau kekayaan sebagai penentu peradaban, Virilio secara efektif melakukan subversi terhadap Determinisme Materialis klasik, yang menekankan mode produksi ekonomi sebagai basis kekuatan. Dalam pandangan Virilio, basis kekuatan bukan lagi terletak pada kepemilikan modal statis atau alat produksi, melainkan pada mode mobilitas dan kecepatan penghancuran. Kekuatan sejati adalah kinetik, bukan material.
Kritik terhadap ideologi kemajuan tanpa batas juga terimplikasi di sini. Jika kecepatan adalah mesin penghancur, itu menyiratkan bahwa percepatan teknologi memiliki dorongan otonom, sebuah momentum yang tak terhindarkan menuju kehancuran, terlepas dari niat utilitas atau kemanusiaan. Virilio melihat kecepatan sebagai kekuatan yang beroperasi dengan logikanya sendiri, memaksa masyarakat untuk terus berakselerasi, dan pada akhirnya, membawa mereka ke batas fisik, yang akan dijelaskan lebih lanjut melalui konsep kecelakaan.
II. Dromologi: Struktur Dromokratik dan Mobilisasi Total
2.1. Definisi dan Mekanika Dromokrasi
Dromokrasi merujuk pada masyarakat modern yang telah secara fundamental "ditentukan oleh dan terobsesi dengan kecepatan". Virilio berpendapat bahwa siapa pun yang mengontrol sarana kecepatan akan mengontrol masyarakat dan, dengan demikian, menguasai kekuasaan.
Pergeseran mendasar dalam definisi kekuasaan terjadi di bawah Dromokrasi. Virilio menegaskan bahwa kepemilikan teritori (possession of territory) bukan lagi soal hukum, kontrak, atau kepemilikan statis, melainkan soal kendali atas gerakan dan sirkulasi. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengatur arus. Virilio melacak transisi sejarah kecepatan sebagai perubahan dari "age of the brake" ke "age of the accelerator" (zaman rem ke zaman akselerator), yang dimulai sekitar abad ke-19 dengan penemuan teknologi yang memungkinkan produksi kecepatan, seperti mesin pembakaran dan telegrafi listrik. Inovasi ini memicu lahirnya modernitas itu sendiri, yang didorong oleh fabrikasi kecepatan.
2.2. Mobilisasi Total dan Logistik Perang
Dromokrasi mencapai puncaknya dalam konsep Mobilisasi Total (Total Mobilization), sebuah istilah yang diambil Virilio dari pemikir teknologi Jerman, Ernst Junger. Dalam masyarakat yang termobilisasi total, seluruh sumber daya dan warga negara diorganisir untuk "serangan komprehensif terhadap alam." Konsekuensinya, Mobilisasi Total menghapus perbedaan antara medan perang dan kehidupan sipil, menjadikan setiap makhluk hidup dan objek sebagai target potensial yang memiliki nilai militer.
Virilio menempatkan perang, yang didorong oleh kecepatan, sebagai motor sejarah dan pusat peradaban. Namun, Virilio mengubah pemahaman klasik tentang perang. Ia mengklaim bahwa perang modern bukanlah tentang strategi pertempuran (taktik di medan perang), melainkan tentang logistik. Logistik, yang didefinisikan sebagai persiapan dan pengelolaan sarana untuk perang, menurut Virilio, adalah asal-usul dan pendorong fundamental dari ekonomi industri modern. Sistem industri diklaim terkait erat dengan sistem militer yang menyediakan dorongan dan asal-usulnya. Dalam pandangan ini, kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi tenaga kerja, tetapi juga mengeksploitasi kecepatan yang berasal dari kebutuhan logistik militer.
2.3. Infrastruktur Transportasi sebagai Proyektil Militeristik
Sebagai seorang urbanis, Virilio mengamati bahwa kota-kota dan institusi memiliki asal-usul yang bersifat militer, berfungsi sebagai benteng atau kamp militer. Struktur urban diatur oleh saluran komunikasi dan transportasi.
Dalam Technical Vitalism, Virilio menganalisis infrastruktur sipil—seperti jalan, rel, dan kapal transport—bukan sebagai alat netral untuk utilitas sipil, melainkan sebagai proyektil dan sarana untuk melancarkan serangan terhadap ruang. Infrastruktur transportasi ini inheren militeristik, yang diciptakan untuk memfasilitasi gerakan cepat dan penaklukan. Hal ini memperkuat pandangan bahwa logistik militer mendahului dan memberikan dorongan kausal pada ekonomi industri. Artinya, setiap kemajuan industri (mulai dari pembangunan rel kereta api hingga sistem pengiriman cepat) dapat dilihat sebagai manifestasi lanjutan dari Total Mobilization yang diatur oleh logika persiapan perang (logistik).
Pergeseran historis dalam Dromologi bergerak dari kecepatan relatif (dibatasi oleh mesin dan geografi) menuju kecepatan absolut (kecepatan elektromagnetik, atau kecepatan cahaya). Perubahan ini adalah ciri utama modernitas lanjut yang memicu risiko Kecelakaan Global dan munculnya Kronopolitik (dibahas di bagian selanjutnya).
Glosarium Konsep Kunci dalam Dromologi
III. Kronopolitik dan Kekuasaan Modulasi (Kontrol Gerakan)
3.1. Pergeseran Strategis: Kemenangan Vektor
Virilio mengidentifikasi pergeseran fundamental dalam nilai strategis. Dalam era Dromokrasi, lokalisasi geografis telah "secara definitif kehilangan nilai strategisnya". Sebaliknya, nilai strategis tertinggi kini dikaitkan dengan delokalisasi vektor—proyektil atau benda bergerak yang permanen, baik itu di udara, ruang angkasa, bawah laut, atau bawah tanah. Yang menentukan adalah kecepatan benda yang bergerak dan ketidakmampuan untuk mendeteksi jalurnya.
Pergeseran ini menandai transisi dari Geopolitik (politik ruang) ke Kronopolitik (politik waktu). Dalam Kronopolitik, kekuasaan bukan lagi masalah kontrol atas peta, tetapi kontrol atas instant. Siapa pun yang menguasai sarana informasi instan, komunikasi, dan penghancuran, adalah kekuatan yang mendominasi.
3.2. Kritik terhadap Foucault dan Model Kontrol Jalan Raya
Salah satu kontribusi politik paling penting dari Speed and Politics adalah kritiknya terhadap model kekuasaan yang diajukan oleh Michel Foucault, khususnya yang berkaitan dengan disiplin dan penahanan (misalnya, penjara, sekolah, pabrik). Virilio berpendapat bahwa masyarakat modern tidak lagi dapat didefinisikan oleh istilah "disiplin-penahanan" (discipline-confinement).
Sebaliknya, Virilio mengusulkan bahwa masyarakat harus dipahami dari sudut pandang "highway-control," atau kontrol jalan raya. Dalam model ini, fungsi utama kekuasaan, terutama yang dijalankan oleh polisi dan aparat negara, adalah untuk mengontrol dan memodulasi gerakan, aliran, dan sirkulasi.
Kontras antara confinement (Foucault) dan highway-control (Virilio) adalah inti dari Dromologi politik. Kekuasaan tidak lagi bekerja secara primer melalui batasan fisik dan isolasi, tetapi melalui pengaturan kecepatan dan aksesibilitas (arus) individu dan informasi. Wawasan Virilio mengenai kontrol gerakan dan sirkulasi ini terbukti sangat berpengaruh, menjadi katalis utama bagi Gilles Deleuze dalam merumuskan konsepnya mengenai "masyarakat kontrol" (societies of control). Pengalihan fokus ini menjelaskan mengapa infrastruktur kontrol modern—seperti sistem pengawasan intensif, sistem manajemen lalu lintas data, atau kontrol perbatasan di tempat-tempat seperti bandara metroplex —menjadi lebih penting daripada penjara fisik dalam menjaga tatanan Dromokratis.
Homogenisasi geostrategis global yang diciptakan oleh Kronopolitik ini menghasilkan "strategi gerakan Brownian," di mana ruang menjadi cair dan irrelevan, dan yang terpenting adalah koneksi instan dan potensi penghancuran.
Tabel Komparasi Paradigma Kekuasaan
3.3. Manifestasi Perang Murni (Pure War)
Mobilisasi Total dan Kronopolitik secara kolektif menghasilkan Perang Murni (Pure War). Virilio berpendapat bahwa Perang Murni adalah keadaan perang yang tidak lagi teridentifikasi dengan konflik yang dideklarasikan, melainkan berlangsung secara permanen di masa damai. Dalam konteks ini, "perdamaian adalah perang dengan cara lain".
Perang Murni adalah status permanen yang menuntut persiapan sarana (logistik) secara berkelanjutan. Konflik bukan lagi puncak peristiwa yang terbatas secara spasial atau temporal, tetapi adalah kondisi dasar yang melekat dalam masyarakat Dromokratis. Logika perang telah sepenuhnya diinternalisasi ke dalam infrastruktur sipil, ekonomi, dan politik, menjadikannya sebuah konflik yang tak terhindarkan dan tak terlihat.
IV. Negativitas Dromologi: Kecelakaan Integral (Integral Accident)
4.1. Dialektika Teknologi dan Kecelakaan (Accidentology)
Virilio memperluas Dromologi dengan mengembangkan konsep Accidentology, yaitu studi tentang kecelakaan sebagai investigasi kritis terhadap teknologi. Virilio mengajukan tesis dialektis: penemuan teknologi dan potensi kegagalannya (faults and mistakes) diciptakan secara simultan. Dalam kata-katanya, "Ketika Anda menemukan kapal, Anda juga menemukan kapal karam; ketika Anda menemukan pesawat, Anda juga menemukan kecelakaan pesawat; dan ketika Anda menemukan listrik, Anda menemukan sengatan listrik".
Konsep kunci yang muncul adalah Kecelakaan Integral (Integral Accident). Ini adalah gagasan bahwa setiap invensi teknologi baru datang dengan potensi katastrofik bawaannya yang tidak terhindarkan. Bagi Virilio, kecelakaan bukan sekadar kegagalan sistem, tetapi negativitas yang melekat dalam kemajuan teknis. Ia bahkan mendefinisikan kecelakaan sebagai "mukjizat terbalik, mukjizat sekuler, sebuah wahyu", karena ia mengungkapkan batasan dan kesalahan yang melekat dalam desain mesin.
4.2. Studi Kasus dan Batas Kesalahan
Virilio menggunakan bencana Pesawat Ulang-alik Challenger sebagai studi kasus penting. Ia menyebut peristiwa tersebut sebagai "kecelakaan asli dari mesin" (original accident of the engine), yang secara teoritis menunjukkan over-determination radikal dari struktur mekanis.
Kecelakaan terjadi karena sistem Dromokratis dan teknologinya dirancang untuk beroperasi pada kecepatan yang "sama sekali tidak menyisakan ruang untuk kesalahan" (leave absolutely no room for error). Kecepatan ekstrem, yang merupakan tujuan Dromokrasi, secara fundamental meniadakan toleransi terhadap kesalahan, baik manusia maupun mekanis, sehingga menyebabkan pengeluaran kekerasan energi yang berlebihan (excessive supplement).
4.3. Ekonomi Pembaruan Kecelakaan
Secara paradoks, kecelakaan memiliki fungsi yang produktif. Virilio berargumen bahwa fungsi esensial dari peristiwa destruktif adalah untuk "mengonsumsi energi berlebihan dari mesin superabundan" dan "memperpanjang produktivitas model teknologi". Kegagalan yang dramatis ini memaksa sistem untuk mengidentifikasi kelemahan yang perlu diatasi melalui inovasi lebih lanjut, yang pada gilirannya mendorong percepatan dan kompleksitas yang lebih besar. Dalam pandangan ini, masyarakat Dromokratis membutuhkan bencana agar inovasi dapat dilanjutkan.
Virilio memperingatkan bahwa percepatan saat ini telah mencapai batas fisik mutlaknya (kecepatan elektromagnetik). Ketika kecepatan absolut mendominasi, risiko kecelakaan meningkat dari lokal menjadi global, yang berarti kegagalan sistem dapat secara simultan memengaruhi populasi besar di seluruh dunia. Kontraksi ruang-waktu yang ekstrem ini—perbedaan antara waktu ekstensif (durasi panjang) dan waktu intensif (instant, miliaran detik)—bahkan mengancam makna dasar dari konsep teologis tradisional seperti "awal waktu". Politik Dromokratis, oleh karena itu, adalah politik ekses, di mana kecepatan dipertahankan demi kecepatan itu sendiri, bukan demi utilitas fungsional.
V. Logistik Persepsi: Perang Media dan Disiplin Sensorik
5.1. Media sebagai Amunisi dan Senjata Tak Berwujud
Konsep Logistik Persepsi (Logistics of Perception) adalah perluasan Dromologi ke domain sensorik dan media. Virilio mendefinisikannya sebagai penyediaan citraan (imagery) oleh militer, yang sejak Perang Dunia I telah berkembang menjadi rekanan dari penyediaan amunisi, membentuk "sistem senjata baru".
Teknologi visual, seperti sinema dan radio, yang beroperasi pada kecepatan elektromagnetik, menjadi mata dan telinga tentara, memindahkan fokus perang dari pertempuran tatap muka berbasis teritori ke perang citraan dan kontrol visual. Hal ini menunjukkan bahwa perang Murni bukan hanya tentang misil, tetapi juga tentang gambar yang dikirim pada kecepatan cahaya, yang secara efektif mengeliminasi waktu refleksi dan mempersingkat durasi politik.
5.2. Disiplin Dromokratis melalui Penglihatan
Logistik Persepsi berfungsi sebagai "senjata tak berwujud" (intangible weapon) yang digunakan oleh teknologi media untuk mendisiplinkan masyarakat. Dengan mengontrol kecepatan penerimaan dan penglihatan, kontrol militer terhadap topologi dan citraan secara mendalam mengubah kesadaran ruang-waktu masyarakat.
Virilio mengamati bahwa diktator abad ke-20 seperti Hitler dan Stalin bertindak sebagai "direktur" yang secara sistematis memobilisasi sumber daya media untuk menciptakan kekuatan "bintang" yang memodulasi afeksi publik.
Dalam konteks integrasi manusia-mesin (kondisi post-human) yang dipercepat oleh teknologi, Virilio juga memperkenalkan Logistik Tubuh (Logistics of Body) sebagai senjata dromokrasi yang muncul untuk menjinakkan populasi melalui kontrol fisik dan sensorik yang dipercepat. Kontrol terhadap instant visual ini adalah perwujudan Kronopolitik di domain sensorik.
Kajian Dromologi dan Logistik Persepsi ini meletakkan dasar untuk analisis 'hypermodernism'. Virilio memprediksi bahwa kecepatan transmisi data akan menciptakan kontraksi ruang-waktu yang melampaui kemampuan kognitif manusia untuk mengolahnya, yang menghasilkan krisis visual dan kognitif—sebuah prediksi yang relevan dalam era Big Data dan media sosial yang masif.
VI. Evaluasi Kritis dan Warisan Paul Virilio
6.1. Kritik Douglas Kellner: Technophobia dan Determinisme
Meskipun diakui sebagai kritikus ulung, karya Virilio dalam Speed and Politics menghadapi kritik akademis yang signifikan, terutama dari Douglas Kellner. Kellner berpendapat bahwa Virilio memiliki "konsepsi teknologi yang cacat dan terlalu sepihak" (flawed conception of technology that is excessively one-sided).
Kritik utama diarahkan pada fokus Virilio yang intens pada perang dan teknologi militer, yang mendorongnya ke perspektif yang "negatif dan technophobic" terhadap teknologi per se. Perspektif ini, yang disebut sebagai "determinisme militer-teknologis," dianggap melewatkan aspek "emansipatoris dan demokratis dari teknologi komputer dan media baru". Kellner mengkritik Virilio karena menggantikan analisis teoretis yang sistematis dengan metode yang "sangat sulit dipahami dan evokatif," serta karena gagal mengembangkan "konsepsi dialektis teknologi atau teknopolitik progresif". Virilio dipandang terlalu gigih dalam kritiknya dan menolak membicarakan penggunaan atau pembentukan kembali teknologi untuk tujuan positif.
6.2. Nilai Abadi dan Signifikansi Virilio
Terlepas dari tuduhan determinisme dan teknofobia, Virilio tetap diakui sebagai salah satu kritikus yang paling produktif dan penetratif terhadap drama teknologi kontemporer, khususnya teknologi militer, representasi, dan mesin visual. Keunikan karyanya terletak pada kemampuannya untuk memaksa para analis untuk melihat teknologi sipil bukan sebagai entitas netral, melainkan sebagai potensi perang yang ditunda, mengingat asal-usul militeristiknya (Logistik).
Kontribusi konseptual utamanya sangat berharga, terutama dalam menetapkan:
1. Kecepatan sebagai pertanyaan utama zaman kita.
2. Kecepatan sebagai esensi perang, bukan hasil sampingannya.
3. Pergeseran strategis dari Geopolitik ke Kronopolitik.
4. Perang sebagai logistik dan persiapan sarana, bukan hanya pertempuran yang terdeklarasi.
Kekuatan Dromologi terletak pada interogasi berkelanjutannya terhadap "virulensi dan kekuasaan teknologi militer". Virilio merupakan seorang diagnostician esensial yang sangat berguna untuk menganalisis era pasca-Perang Dingin, di mana kapitalisme militer dan kecepatan digital semakin mendominasi.
VII. Kesimpulan Umum
Speed and Politics karya Paul Virilio adalah sebuah karya seminal yang menawarkan pembalikan radikal terhadap cara masyarakat memahami kekuasaan, sejarah, dan teknologi. Dromologi bukan sekadar teori tentang kecepatan, melainkan kerangka kerja yang mengungkap struktur Dromokratis masyarakat yang diatur oleh akselerasi paksa dan Mobilisasi Total.
Kesimpulan utama dari analisis mendalam ini adalah bahwa inti kekuasaan modern terletak pada kontrol terhadap gerakan dan waktu (Kronopolitik), yang menggantikan kontrol terhadap ruang. Kekuasaan bekerja melalui modulasi (highway-control), bukan penahanan. Kebutuhan sistem Dromokratis untuk berakselerasi secara permanen menjamin bahwa potensi kegagalan katastrofik (Kecelakaan Integral) diciptakan pada saat yang sama dengan teknologi itu sendiri, yang secara paradoks berfungsi sebagai mekanisme pembaruan yang menuntut kecepatan yang semakin besar. Melalui Logistik Persepsi, kekuasaan ini diperluas ke domain visual dan sensorik, mendisiplinkan masyarakat melalui kecepatan citraan.
Meskipun Virilio dituduh memiliki kecenderungan teknofobia karena fokusnya yang intens pada militer dan kurangnya teknopolitik yang jelas, karyanya berhasil mendiagnosis krisis hipermodern akan kontraksi ruang-waktu. Secara implisit, Dromologi menyarankan bahwa perlawanan terhadap sistem ini terletak pada pemulihan durasi yang hilang dan penolakan terhadap kecepatan yang merusak.
Referensi
Beyond Postmodernism? (n.d.). UVic Journal Publishing Service. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://journals.uvic.ca/index.php/ctheory/article/view/14598/5751
Dromocracy and the evolution of space-time: On Paul Virilio's theory o. (n.d.). TSLA Research Commons. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://tsla.researchcommons.org/journal/vol42/iss2/33/
Key theories of Paul Virilio. (2018, 24 Februari). Literary Theory and Criticism. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://literariness.org/2018/02/24/key-theories-of-paul-virilio/
McQuire, S. (2019, 11 Oktober). Virilio, the “infra” urban and the logic of big data. Media Theory. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://mediatheoryjournal.org/2019/10/11/scott-mcquire-virilio-the-infra-urban-and-the-logic-of-big-data/
Paul Virilio. (n.d.). Wikipedia. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Paul_Virilio
Paul Virilio. (n.d.). Political Theology Network. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://politicaltheology.com/paul-virilio/
Paul Virilio. (n.d.). The Art and Popular Culture Encyclopedia. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://www.artandpopularculture.com/Paul_Virilio
Paul Virilio Archives. (n.d.). Gilles Deleuze | The Deleuze Seminars. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://deleuze.cla.purdue.edu/people/paul-virilio/
Popular defense in the empire of speed: Paul Virilio and the phenomenology of the political body. (n.d.). Summit Research Repository. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://summit.sfu.ca/_flysystem/fedora/sfu_migrate/2713/b34840278.pdf
Speed and politics. (n.d.). School of Critical Design. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://www.critical.design/post/speed-and-politics
Speed and violence: Sacrifice in Virilio, Derrida, and Girard. (n.d.). Anthropoetics – The Journal of Generative Anthropology. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://anthropoetics.ucla.edu/ap0602/virilio/
The unsustainable acceleration: Analyzing colonialism, nationalism, imperialism, and capitalism through the lens of Paul Virilio's philosophy. (2025, 24 Januari). The New Renaissance Mindset. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://renminds.org/2025/01/24/the-unsustainable-acceleration-analyzing-colonialism-nationalism-imperialism-and-capitalism-through-the-lens-of-paul-virilios-philosophy/
Time war: Paul Virilio and the potential educatio.... (2020). Philosophical Inquiry in Education. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://www.erudit.org/en/journals/pie/2020-v27-n1-pie05374/1070277ar/
Virilio, P. (2006). Speed and politics: An essay on dromology (M. Polizzotti, Penerj.; B. H. Bratton, Pengantar). New York, NY: Semiotext(e)/Foreign Agents. (Karya asli diterbitkan 1977)
Virilio, war, and technology: Some critical reflections. (n.d.). Douglas Kellner Essays. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://pages.gseis.ucla.edu/faculty/kellner/essays/viriliowartechnology.pdf
Virilio thus offers many capacities... (n.d.). Oxford Academic. Diakses 17 Oktober 2025, dari https://academic.oup.com/book/4461/chapter/146493769#:~:text=Virilio%20thus%20offers%20many%20capacities,weapons%20system%20derived%20from%20the
.png)


Post a Comment