Maurice Merleau-Ponty

Biografi Maurice Merleau-Ponty
Maurice Merleau-Ponty
Riwayat hidup dan karyanya
Maurice Merleau-Ponty lahir di Rochefort-sur-Mer pada tahun 1908. Dari tahun 1926 sampai 1930 ia belajar di Ecole normale superieure, di mana Sartre termasuk sahabatnya. Pada tahun 1930 ia memperoleh agregation de philosophie yang membuka kemungkinan mengajar filsafat di Lycee. Setelah memenuhi wajib militer (1930-1931), ia menjadi guru filsafat di salah satu Lycee di Beauvais sampai tahun 1933. Sesudah itu ia mengajar beberapa tahun pada Lycee di Chartres dan menjadi asisten di Ecole normale superieure. Sesudah Prancis diduduki tentara Jerman, ia menjadi guru filsafat pada Lycee Carnot di Paris sampai akhir perang. Waktu perang ia aktif dalam Resistance, gerakan bawah tanah melawan agresi Jerman.

Pada tahun 1945 ia memperoleh gelar doktor negara atas dasar tesis kecil La structure du comportement (Struktur tingkah laku) (sudah terbit pada tahun 1942) dan tesis besar La phenomenologie de la perception (1945) (Fenomenologi persepsi). Pada tahun yang sama ia diangkat sebagai lektor di Universitas Lyon dan tiga tahun kemudian profesor. Ketika Sartre mendirikan majalah Les temps modernes, Merleu-Ponty diundang masuk dewan redaksi. Pada tahun-tahun pertama ia sangat aktif mengembangkan majalah muda ini. Selama ia mengajar di Lyon, ia menerbitkan antara lain Humanisme et terreur (1947) (Humanisme dan teror) dan Sens et non sens (1948) (Makna dan bukan makna), suatu kumpulan artikel.

Pada tahun 1949 ia dipanggil ke Universitas Sorbone Paris, di mana ia mengajar psikologi dan pedagogi. Pengangkatannya sebagai profesor di College de France pada awal tahun 1953 dapat dinilai sebagai pengakuan terhadap kualitasnya sebagai filsuf. Pada kesempatan pelantikannya ia mengucapkan suatu pidato pengukuhan yang menjadi masyhur, berjudul Eloge de la philosophie (1953) (Pujian terhadap filsafat).

Seperti juga Sartre, Merleu-Ponty menaruh perhatian besar pada masalah-masalah politik. Selain majalah Les temps modernes, ia juga menggunakan mingguan L’express (sampai tahun 1955) untuk menyalurkan pendapatnya. Di antara masalah politik yang sangat hangat dalam dunia intelektual di Prancis sesudah Perang Dunia II, terutama mencolok persoalan sikap mana yang harus diambil terhadap Marxisme dan Komunisme. Hal itu menjadi pokok pembicaraan dalam buku Humanisme dan Teror, dan dalam Les aventures de la dialectique (1955) (Petualangan dialektika). Dalam kumpulan karangan Signes (1960) (Pertanda-pertanda), yang terbit beberapa bulan sebelum kematiannya, dimuat juga sejumlah karangan tentang masalah politik, di samping berbagai artikel tentang filsafat. Karangan terakhir yang terbit selama hidupnya adalah artikel panjang yang berjudul L’oeil et I’esprit (1961) (Mata dan roh).

Pada umur 53 tahun Merleu-Ponty meninggal secara mendadak karena serangan jantung, ketika ia sedang bekerja di meja tulisnya (3 Mei 1961). Sekitar waktu itu pemikirannya mengalami perubahan besar, tetapi perkembangan pemikiran itu tidak sempat mencapai bentuk definitifnya. Beberapa tahun sesudah meninggalnya oleh Claude Lefort diterbitkan dua buku yang berisikan catatan-catatan yang diadakan Merleu-Ponty untuk mempersiapkan dua karya baru. Yang pertama berjudul Le visible et I’invisible (1964) (Yang kelihatan dan yang tak kelihatan) dan yang kedua La prose du monde (1969) (Prosa Dunia). Catatan-catatan dalam buku yang terakhir ini sudah tidak dilanjutkan lagi oleh pengarangnya sejak akhir tahun 1951 atau permulaan tahun 1952. Rupanya ia sudah meninggalkan proyek ini.

Merleu-Ponty adalah seorang fenomenolog yang paling besar dan paling murni dalam filsafat Prancis. Tetapi yang menarik perhatian adalah bahwa pada dia sudah timbul teman-tema yang menyibukkan generasi filsuf-filsuf Prancis berikut yang sudah meninggalkan fenomenologi, yaitu para strukturalis. Misalnya saja Merleu-Ponty menaruh perhatian akan linguistik Saussure, antropologi Levi-Strauss dan psikoanalisa (khususnya Lacan). Tetapi selain dari tema-tema khusus ini, ia adalah salah seorang filsuf yang mempunyai minat yang amat luas: psikologi, sosiologi (politik sudah disebut tadi), film, dan teristimewa seni lukis. Perhatiannya untuk seni lukis berkaitan erat dengan masalah persepsi (khususnya penglihatan) yang merupakan suatu pokok pembicaraan penting dalam filsafatnya.

Merleu-Ponty bersahabat dengan Sartre sejak mereka belajar di Ecole normale superieure dan bahwa Merleu-Ponty berperan aktif dalam majalah Les temps modernes. Dalam bukunya Fenomenologi Persepsi ia mengemukakan kritik tajam atas pendapat Sartre tentang kebebasan. Sebenarnya seluruh bab terakhir buku itu (tentang kebebasan) tidak lain daripada diskusi dengan pendapat Sartre tentang kebebasan yang absolut dan tanpa batas. Inti kritik Merleu-Ponty adalah bahwa kebebasan mau tidak mau disituasikan: kebebasan selalu dijalankan dalam suatu situasi dan tidak pernah dapat dilepaskan dari situasi. Tetapi kritik ini berlangsung pada taraf intelektual dan tidak menggoncangkan persahabatan pribadi. 


Apa lagi, cara membawakan kritiknya amat halus dan hanya beberapa kali nama Sartre disebut eksplisit. Beberapa tahun kemudian dalam suatu artikel berjudul Un auteur scandaleux (Seorang pengarang yang menimbulkan skandal), kemudian dimuat dalam buku Makna dan Bukan Makna, ia malah membela Sartre melawan kritik yang kurang fair. Dan dalam pandangan politik mereka sampai saat itu tidak pernah ada pertentangan. Tetapi dalam buku Petualangan Dialektika (1955) terdapat suatu bab yang panjang sekali—separuh bukunya—berjudul Sartre et I’ultra-bolchevisme (Sartre dan ultra-bolsyevisme) yang merupakan suatu serangan kejam atas pendirian Sartre tentang komunisme, khususnya atas preferensinya bagi Uni Soviet. Tetapi inti pertentangan antara mereka bukanlah salah satu perbedaan pendapat politik saja, melainkan suatu pandangan filosofis yang sama sekali lain, seperti tampak juga dalam seluruh bab tersebut. Dengan serangan ini mulai suatu keretakan definitif antara kedua filsuf, yang tidak pernah dipulihkan kembali.

Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Bertens. K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer; Prancis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


Download

Baca Juga
1. Pemikiran Filosofis Maurice Merleau-Ponty
2. Merleau-Ponty. Persepsi dan Tubuh
3. Merleau-Ponty dan Fenomenologi
4. Ambiguitas. Batas Berpikir
5. Merleau-Ponty. Bahasa
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Maurice Merleau-Ponty"