Analisis Komprehensif Buku The Ruling Class Karya Gaetano Mosca: Uraian Lengkap Isi dan Gagasannya

Table of Contents

Buku The Ruling Class Karya Gaetano Mosca

1. Pengantar: Konteks Intelektual dan Biografi Gaetano Mosca

1.1. Biografi Singkat Gaetano Mosca

Gaetano Mosca (1858-1941) adalah seorang tokoh pemikir terkemuka dari Italia yang dikenal luas sebagai ilmuwan politik, jurnalis, dan pegawai negeri sipil. Lahir di Palermo, Sisilia, dan wafat di Roma, Mosca mengabdikan hidupnya untuk menganalisis dan menguraikan mekanisme kekuasaan politik dan struktur sosial. Ia adalah seorang jurist dan teoretikus politik yang, melalui penerapan metode historis terhadap ide-ide dan institusi politik, menguraikan konsep tentang minoritas yang memerintah, atau yang ia sebut classe politica.

Kontribusinya yang paling abadi bagi ilmu politik adalah perumusan teori elit dan doktrin kelas politik. Seiring dengan Vilfredo Pareto dan Robert Michels, Mosca adalah salah satu dari tiga anggota pendiri yang membentuk aliran "Italian School of Elitism". Pemikiran mereka secara kolektif menantang asumsi dasar demokrasi dan Marxisme dengan berargumen bahwa dominasi minoritas terorganisir adalah fenomena yang universal dan tak terhindarkan dalam semua masyarakat.

1.2. Latar Belakang Penulisan Elementi di Scienza Politica (The Ruling Class)

Karya terpenting Mosca, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai The Ruling Class, awalnya diterbitkan dalam bahasa Italia pada tahun 1896 dengan judul Elementi di Scienza Politica (Elemen-Elemen Ilmu Politik). Buku ini secara cepat memperoleh pengakuan luas sebagai sebuah mahakarya teorisasi politik, melanjutkan jejak pemikiran yang telah dirintis oleh Niccolò Machiavelli empat abad sebelumnya.

Mosca menyusun karyanya di tengah gejolak dan optimisme politik akhir abad ke-19, di mana gagasan tentang demokrasi mayoritas dan kedaulatan rakyat semakin mendapatkan momentum. Namun, sebagai seorang realis politik yang cermat, Mosca menolak narasi idealistis ini. Dia berpendapat bahwa terlepas dari klaim ideologisnya, realitas politik di semua negara, dari otokrasi kuno hingga demokrasi modern, selalu ditandai oleh dominasi sekelompok kecil elit. Dia melihat bahwa cara kelas penguasa memperbarui keanggotaannya memiliki signifikansi vital bagi kemakmuran suatu bangsa. Dengan menggunakan pendekatan historis, Mosca bertujuan untuk meletakkan fondasi yang lebih kokoh bagi ilmu politik, yang didasarkan pada studi dan observasi fakta politik yang konkret, bukan pada mitos atau spekulasi.

1.3. Ruang Lingkup dan Pendekatan Analitis Laporan

Tulisan ini menyajikan analisis mendalam terhadap isi buku The Ruling Class karya Gaetano Mosca. Laporan ini akan menguraikan tesis fundamentalnya, menjelaskan konsep-konsep kunci seperti "kelas politik" dan "formula politik," dan menganalisis dinamika kekuasaan yang ia identifikasi. Lebih dari sekadar ringkasan, laporan ini menempatkan pemikiran Mosca dalam konteks intelektualnya, membandingkannya secara kritis dengan para teoretikus elit lainnya, dan mengeksplorasi warisan serta kesalahpahaman yang mengelilingi karyanya. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh dan bernuansa tentang kontribusi Mosca terhadap pemikiran politik.

2. Tesis Sentral: Kelas Politik dan Keniscayaan Pemerintahan Elit

2.1. Pembagian Abadi Masyarakat: Rulers dan Ruled

Tesis fundamental Gaetano Mosca, yang menjadi inti dari The Ruling Class, adalah bahwa dalam setiap masyarakat yang terorganisir secara politik, selalu ada pembagian yang tak terhindarkan antara dua kelas: sebuah minoritas yang memerintah dan sebuah mayoritas yang diperintah. Minoritas ini, yang ia sebut "kelas politik" atau "kelas berkuasa," adalah kelompok yang menjalankan semua fungsi politik, memonopoli kekuasaan, dan menikmati semua manfaat yang menyertainya. Sebaliknya, mayoritas yang jauh lebih besar adalah massa yang diarahkan dan dikendalikan oleh minoritas ini melalui berbagai cara, baik legal, sewenang-wenang, maupun dengan kekerasan.

Mosca berpendapat bahwa fenomena ini bersifat universal. Terlepas dari bentuk pemerintahan yang diklaim—baik itu monarki, oligarki, atau bahkan demokrasi—pemerintahan oleh minoritas selalu menjadi kenyataan politik yang mendasar. Ia secara radikal menolak gagasan bahwa masyarakat dapat benar-benar diperintah oleh mayoritas. Bagi Mosca, konsep "pemerintahan mayoritas" adalah mitos, sebuah narasi yang hanya berfungsi untuk menyamarkan realitas dominasi elit.

2.2. Prinsip Minoritas yang Terorganisir

Pertanyaan yang secara logis muncul dari tesis Mosca adalah: mengapa minoritas yang jumlahnya sedikit selalu berhasil mendominasi mayoritas yang jauh lebih besar? Jawaban Mosca terletak pada kekuatan superior dari organisasi. Sebuah minoritas dapat memerintah mayoritas karena ia adalah minoritas yang terorganisir.

Dalam pandangan Mosca, kekuasaan bukanlah atribut statis yang dimiliki oleh individu atau kelompok tertentu. Sebaliknya, kekuasaan adalah hasil dinamis dari struktur sosial, dan yang paling penting adalah kemampuan untuk berorganisasi. Sebuah kelompok yang terdiri dari seratus orang yang selalu bertindak secara terkoordinasi dan harmonis akan selalu menang atas ribuan individu yang tidak dapat mencapai kesepakatan atau bertindak secara efektif sebagai satu kesatuan. Mayoritas, yang sifatnya terpecah dan tidak terorganisir, tidak mampu melawan secara efektif. Kelompok minoritas yang terorganisir ini memiliki keterampilan dan sumber daya untuk memimpin seluruh masyarakat, sementara massa tidak memiliki kemampuan ini.

Pemahaman ini merupakan pembeda utama antara pemikiran Mosca dan teori-teori kekuasaan lainnya. Ia mengalihkan fokus dari superioritas bawaan atau garis keturunan menuju keterampilan teknis dan sosiologis untuk mengorganisir dan menyatukan kelompok. Ini menyiratkan bahwa kekuasaan dapat dibentuk dan dikonsolidasikan oleh siapa pun yang dapat menguasai keterampilan organisasi. Oleh karena itu, dominasi minoritas bukanlah masalah takdir atau kebetulan, melainkan hasil yang dapat diprediksi dari keunggulan struktural yang diperoleh melalui organisasi yang kohesif.

2.3. "Kelas Politik" sebagai Konsep Universal

Mosca memandang "kelas politik" sebagai fenomena universal yang melintasi semua zaman dan jenis masyarakat. Ia berpendapat bahwa semua ideologi politik—baik itu "kehendak Tuhan," "kedaulatan rakyat," "kehendak berdaulat negara," atau "kediktatoran proletariat"—pada dasarnya adalah mitos yang berfungsi sebagai alat untuk membenarkan kekuasaan. Dengan menyamakan "kehendak rakyat" dengan "kehendak Tuhan," Mosca secara radikal menantang landasan teoretis demokrasi modern, menggesernya dari deskripsi yang diidealkan tentang kekuasaan menjadi sebuah narasi politik yang digunakan oleh elit.

Implikasi dari pandangan ini sangat mendalam. Ini menyarankan bahwa seluruh sejarah politik dapat dipahami sebagai siklus abadi di mana berbagai elit muncul, masing-masing membenarkan dominasi mereka dengan mitos yang berbeda. Mitos-mitos ini tidak menggambarkan realitas pemerintahan, melainkan berfungsi sebagai "formula politik" yang esensial untuk memelihara kekuasaan.

3. Anatomi dan Dinamika Kelas Berkuasa

3.1. Kualitas dan Komposisi Elit

Mosca mengidentifikasi bahwa kualitas yang memungkinkan individu untuk bergabung dengan kelas penguasa sangat bervariasi tergantung pada masyarakat dan era sejarah. Berbagai "kekuatan politik" yang dapat memberikan akses ke kekuasaan meliputi:

  • Kekuatan Militer: Dalam masyarakat kuno atau yang berorientasi perang, orang-orang dengan kekuatan fisik dan keberanian militer yang superior membentuk kelompok elit.
  • Kekayaan: Dalam masyarakat di mana fungsi ekonomi menjadi penentu penting, pemilik perusahaan atau mereka yang memiliki kekayaan signifikan menjadi kelas penguasa.
  • Otoritas Keagamaan: Di masyarakat yang keyakinan agamanya kuat, kasta imam sering kali muncul dan menguasai sebagian kekayaan dan kekuasaan politik, membentuk aristokrasi imam.
  • Pengetahuan Khusus: Dalam peradaban yang sangat maju, pengetahuan ilmiah dan budaya terspesialisasi menjadi kekuatan politik yang penting. Mosca mencontohkan juru tulis di Mesir kuno yang memperoleh kekuasaan dari penguasaan hieroglif, serta pengacara dan politisi modern yang memiliki pengetahuan tentang undang-undang yang rumit dan kemampuan untuk berbicara di depan umum.
  • "Seni Pemerintahan": Praktik jangka panjang dalam mengelola organisasi militer dan sipil komunitas dapat menciptakan "seni pemerintahan" yang nyata. Ini mengarah pada aristokrasi fungsionaris seperti senat Romawi, bangsawan Venesia, atau aristokrasi Inggris.

3.2. Lapisan Kedua: Sub-Elit

Untuk memberikan gambaran yang lebih rinci dan kompleks tentang struktur kekuasaan, Mosca memperkenalkan konsep "lapisan kedua" atau sub-elit. Meskipun tidak berada di pucuk pimpinan, kelompok ini, yang terdiri dari pegawai negeri, manajer industri, ilmuwan, dan akademisi, memegang pengaruh signifikan. Mereka adalah "kelas menengah baru" yang memfasilitasi dan melaksanakan kekuasaan elit inti.

Pengenalan sub-elit ini menunjukkan bahwa kekuasaan tidak hanya terpusat pada satu "kepala tertinggi" (misalnya, seorang kaisar atau presiden) tetapi didistribusikan ke jaringan yang lebih luas. Elit inti, meskipun kecil, mempertahankan kekuasaannya melalui dukungan dan kerja sama dari kelompok sub-elit yang lebih besar ini, yang memiliki kepentingan yang sama. Ini menegaskan bahwa teori Mosca lebih terperinci daripada sekadar dominasi minoritas sederhana; ia mengidentifikasi hierarki dalam hierarki.

3.3. Sirkulasi dan Reproduksi Elit: Kecenderungan Aristokratik vs. Demokratik

Mosca menguraikan dua kecenderungan dalam dinamika rekrutmen kelas penguasa. Kecenderungan pertama adalah aristokratik, di mana kelas penguasa cenderung menjadi turun-temurun, baik secara hukum maupun de facto. Kekuatan politik seperti kekayaan, keberanian militer, dan kualifikasi untuk menduduki jabatan sering kali dipertahankan dalam keluarga-keluarga tertentu melalui tradisi moral dan warisan.

Kecenderungan kedua adalah demokratik, di mana individu-individu dari massa yang diperintah dapat masuk ke dalam kelas penguasa. Ini adalah proses "sirkulasi elit" yang berkelanjutan, sebuah kompetisi konstan antara berbagai kelompok elit, dengan kelompok-kelompok yang berbeda bergantian seiring waktu.

Mosca menunjukkan sebuah paradoks yang mendalam di sini. Meskipun sistem demokratis secara teori mengklaim menawarkan rekrutmen yang merata dan berdasarkan meritokrasi, dalam praktiknya, kecenderungan aristokratik untuk mempertahankan kekuasaan de facto selalu ada. Ini karena keuntungan struktural seperti kekayaan, koneksi, dan akses ke persiapan pendidikan jangka panjang sering kali membatasi akses ke jabatan penting, tidak peduli seberapa terbuka kompetisinya. Realitas ini adalah kritik sosio-ekonomi yang kuat terhadap idealisme meritokrasi liberal.

4. Formula Politik: Legitimasi Kekuasaan dan Kontrol Ideologis

4.1. Fungsi Ideologis Formula Politik

Di dalam The Ruling Class, Mosca berargumen bahwa tidak ada kelas penguasa yang dapat bertahan hanya dengan paksaan. Kekuasaan yang stabil dan tahan lama membutuhkan legitimasi di mata massa yang diperintah. Mekanisme untuk mencapai legitimasi ini adalah melalui penggunaan "formula politik." Ini adalah kerangka ideologis, sebuah prinsip moral universal, atau narasi "ilmiah" yang digunakan oleh setiap kelas penguasa untuk membenarkan dominasi mereka. Formula politik adalah "fakta sosial yang sangat signifikan" yang membantu menciptakan persetujuan dan membuat dominasi tampak alami dan adil.

4.2. Contoh-Contoh Formula Politik

Mosca memberikan contoh-contoh historis dari formula politik untuk mengilustrasikan poinnya:

  • Para penguasa di Cina kuno membenarkan kekuasaan mereka sebagai "penafsir kehendak Putra Surga."
  • Aristokrasi Prancis membenarkan kekuasaan mereka melalui "hak ilahi para raja."
  • Elit politik Inggris membenarkan kekuasaan mereka dengan "kedaulatan parlemen."

Dalam masyarakat modern, formula-formula ini mungkin muncul dalam "pakaian ilmiah," mengklaim bahwa kelas-kelas atas secara organik lebih unggul atau merupakan hasil evolusi sosial yang lebih tinggi. Peran formula politik ini menunjukkan lapisan kekuasaan yang lebih dalam: dominasi tidak hanya tentang siapa yang memiliki kekuatan, tetapi juga tentang bagaimana mereka membenarkan penggunaannya dan bagaimana narasi ini diterima oleh massa. Studi kekuasaan, menurut Mosca, harus menganalisis tidak hanya paksaan, tetapi juga mekanisme ideologis yang menciptakan konsensus.

5. Sekolah Elitis Italia: Perbandingan Nuansa dengan Pareto dan Michels

Pemikiran Mosca paling baik dipahami dengan menempatkannya dalam konteks perbandingan dengan dua tokoh utama lainnya dari Sekolah Elitis Italia: Vilfredo Pareto dan Robert Michels. Meskipun memiliki kesamaan yang signifikan, ada perbedaan penting yang menyoroti keunikan dan nuansa dari setiap teori.

5.1. Mosca vs. Vilfredo Pareto

Baik Mosca maupun Pareto sepakat bahwa masyarakat selalu diperintah oleh minoritas elit. Namun, ada beberapa perbedaan kunci di antara mereka:

  • Sifat Elit: Pareto lebih fokus pada psikologi (melalui konsep residues, atau dorongan non-rasional) sebagai dasar perbedaan antara elit yang memerintah dan massa. Sebaliknya, Mosca menekankan karakter pluralistik elit dan adanya hubungan timbal balik antara penguasa dan yang diperintah, bukan hanya dominasi sederhana. Ia berargumen bahwa elit itu sendiri dipengaruhi dan dikendalikan oleh berbagai faktor sosial.
  • Konsep Sub-Elit: Mosca memperkenalkan konsep sub-elit atau "lapisan kedua" untuk menguraikan struktur kekuasaan yang lebih kompleks, suatu konsep yang tidak ada dalam teori Pareto.
  • Sirkulasi Elit: Meskipun keduanya menggunakan konsep "sirkulasi elit," mereka melihatnya secara berbeda. Teori Pareto lebih sering digambarkan sebagai penggantian satu elit dengan yang lain, seperti singa (kekuatan) digantikan oleh rubah (kecerdikan). Mosca, di sisi lain, melihatnya sebagai proses yang lebih bertahap, sering kali dengan masuknya elemen-elemen baru dari massa ke dalam elit yang ada.

5.2. Mosca vs. Robert Michels

Teori Mosca juga memiliki hubungan yang erat dengan "Hukum Besi Oligarki" Robert Michels. Michels, seorang rekan dan teman Mosca, sangat dipengaruhi oleh karya Mosca dan Pareto. Namun, ia menerapkan prinsip oligarki pada konteks yang berbeda, yaitu pada semua organisasi, khususnya partai politik sosialis.

Perbedaan fokusnya adalah bahwa Michels berpendapat bahwa oligarki tidak hanya tidak terhindarkan dalam negara, tetapi juga dalam organisasi mana pun yang berukuran besar, termasuk organisasi yang secara eksplisit berkomitmen pada prinsip-prinsip demokratis. Michels juga menambahkan argumen psikologis yang kuat, berpendapat bahwa massa memiliki "kebutuhan psikologis untuk bimbingan" dan secara inheren apatis terhadap urusan politik, sehingga dengan senang hati menyerahkan tanggung jawab kepada para pemimpin. Ini adalah dimensi yang kurang ditekankan dalam karya Mosca, yang lebih berfokus pada kekuatan struktural organisasi daripada psikologi massa.

5.3. Tabel Perbandingan

Buku The Ruling Class Karya Gaetano Mosca

6. Warisan dan Kontradiksi: Relevansi Kontemporer dan Oposisi terhadap Fasisme

6.1. Pengaruh dan Kesalahpahaman

The Ruling Class memiliki pengaruh yang signifikan dalam ilmu politik dan sosiologi, menjadi landasan bagi studi tentang "sirkulasi elit" dan dinamika kekuasaan. Namun, teori Mosca juga rentan terhadap kesalahpahaman. Karyanya yang secara ilmiah netral dan realistis tentang pemerintahan minoritas disalahartikan dan digunakan oleh para apologis fasis sebagai dasar teoretis untuk pemerintahan otoriter. Mereka mengambil tesisnya tentang dominasi elit sebagai pembenaran untuk pemerintahan totaliter yang monolitik, mengabaikan nuansa liberal dan pandangan anti-monolitik Mosca sendiri.

6.2. Sikap Anti-Fasis Mosca

Kontradiksi antara penggunaan karyanya oleh kaum fasis dan sikap anti-fasis pribadinya adalah salah satu aspek yang paling penting untuk dipahami tentang Mosca. Meskipun ia skeptis terhadap demokrasi massa, ia adalah seorang pendukung liberalisme yang teguh. Ia percaya bahwa kelas penguasa tidak boleh monolitik dan homogen, melainkan harus terdiri dari elemen-elemen yang beragam dalam hal asal-usul dan kepentingan.

Dalam kehidupan politiknya, Mosca secara konsisten menentang fasisme. Pada tahun 1925, ia menandatangani Manifesto Intelektual Anti-Fasis. Ia juga menggunakan posisinya sebagai senator seumur hidup untuk berbicara di depan umum menentang undang-undang yang diajukan oleh Benito Mussolini yang bertujuan untuk membatasi hak-hak politik dan lembaga-lembaga parlementer. Dalam pidato terakhirnya di Senat, ia secara langsung menyerang Mussolini. Ia membela lembaga parlementer sebagai cara untuk melindungi kebebasan sipil dan politik, karena lembaga-lembaga ini menyediakan sumber otoritas independen untuk membatasi kekuasaan para penguasa.

Sikap Mosca yang kuat ini menunjukkan bahwa teorinya, meskipun deskriptif (elit memerintah), juga mengandung preferensi normatif (elit yang sehat harus pluralistik, beragam, dan memperbarui diri). Baginya, sistem yang paling tahan lama adalah "pemerintahan campuran," yang merupakan perpaduan antara prinsip otokratis dan liberal. Dalam sistem ini, kecenderungan aristokratik diimbangi oleh pembaruan bertahap dan berkelanjutan dari kelas penguasa dengan memasukkan individu-individu dari lapisan sosial yang lebih rendah yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk memerintah.

6.3. Relevansi Kontemporer

Ide-ide Mosca tetap sangat relevan di dunia modern. Analisisnya tentang "minoritas yang terorganisir" dapat diterapkan pada studi kekuasaan di luar konteks negara, seperti di perusahaan besar, organisasi non-pemerintah, atau kelompok lobi. Konsep-konsepnya juga relevan untuk menganalisis birokrasi yang tak terhindarkan di setiap sistem politik dan peran yang dimainkan oleh "sub-elit" teknokratik dalam pengambilan keputusan. Pemikirannya mengundang kita untuk melihat di luar retorika politik untuk memahami kekuatan nyata yang beroperasi di bawahnya.

7. Kesimpulan: Sintesis Wawasan dan Refleksi Akhir

The Ruling Class karya Gaetano Mosca adalah sebuah karya fundamental yang secara radikal menantang asumsi idealis tentang kekuasaan dan pemerintahan. Kontribusi utamanya terletak pada tesis bahwa semua masyarakat secara inheren diperintah oleh sebuah minoritas yang terorganisir, yang ia sebut "kelas politik." Dominasi minoritas ini tidak didasarkan pada superioritas bawaan, melainkan pada keunggulan kohesi dan kemampuan organisasinya.

Lebih dari sekadar sebuah observasi, Mosca memperkenalkan konsep-konsep kunci yang menjelaskan dinamika kekuasaan:
1. Formula Politik: Mekanisme ideologis yang digunakan oleh elit untuk melegitimasi kekuasaan mereka di mata massa dan memastikan stabilitas.
2. Sirkulasi Elit: Proses berkelanjutan di mana elit mempertahankan dan memperbarui diri melalui perpaduan rekrutmen internal (aristokratik) dan masuknya anggota baru dari luar (demokratik).
3. Sub-Elit: Pengakuan bahwa kekuasaan didistribusikan ke jaringan yang lebih luas di bawah elit inti.

Meskipun karyanya disalahpahami dan digunakan oleh kaum fasis, pemahaman yang bernuansa tentang Mosca mengungkapkan bahwa ia adalah seorang realis politik yang skeptis, tetapi juga seorang pendukung liberalisme yang teguh. Ia melihat bahwa tantangan politik yang kekal bukanlah untuk menghapus pemerintahan elit, tetapi untuk mengelola dan menyeimbangkannya melalui pluralisme dan pembaruan, yang hanya dapat dicapai dalam sistem yang mengizinkan sirkulasi elit yang sehat dan mengontrol kekuasaan melalui lembaga-lembaga yang beragam. Dengan demikian, The Ruling Class mengundang kita untuk secara kritis memeriksa fasad demokrasi dan bentuk pemerintahan lainnya untuk memahami siapa yang benar-benar berkuasa dan bagaimana mereka mempertahankan otoritas mereka.

Sumber yang dikutip:

Arastirmax. (n.d.). Elite theories of Pareto, Mosca and Michels. Arastirmax – Scientific Publication Index. Retrieved September 24, 2025, from https://arastirmax.com

Britannica. (n.d.-a). Gaetano Mosca | Italian political scientist, jurist & philosopher. Britannica. Retrieved September 24, 2025, from https://www.britannica.com

Britannica. (n.d.-b). Iron law of oligarchy | Power dynamics & social hierarchy. Britannica. Retrieved September 24, 2025, from https://www.britannica.com

Britannica. (n.d.-c). The Ruling Class | Book by Mosca. Britannica. Retrieved September 24, 2025, from https://www.britannica.com

Earlham Sociology Pages. (n.d.). The origins of fascist ideology part 2. Earlham Sociology and Politics Pages. Retrieved September 24, 2025, from https://earlhamsociologypages.uk

Goodreads. (n.d.-a). The Ruling Class by Gaetano Mosca. Goodreads. Retrieved September 24, 2025, from https://www.goodreads.com

Goodreads. (n.d.-b). The Ruling Class by Gaetano Mosca. Goodreads. Retrieved September 24, 2025, from https://www.goodreads.com

Mosca, G. (1939). The ruling class (H. D. Kahn, Trans.). New York, NY: McGraw-Hill Book Company. (Original work published 1896)

Mosca, G. (2023). The ruling class (H. D. Kahn, Trans.). Babel Books. (Original work published 1939)

Netralnews.com. (n.d.). Teori elite: Studi kasus pendelegasian wilayah udara NKRI. NNC Netralnews. Retrieved September 24, 2025, from https://netralnews.com

NYU Pages. (n.d.). 3. On the Ruling Class. New York University. Retrieved September 24, 2025, from https://pages.nyu.edu

OJS Universitas Malikussaleh. (n.d.-a). Gaetano Mosca and “The Ruling Class” analysis of elite group domination in the government system in Indonesia. Retrieved September 24, 2025, from https://ojs.unimal.ac.id

OJS Universitas Malikussaleh. (n.d.-b). Gaetano Mosca and “The Rulling Class” analysis of elite group. Retrieved September 24, 2025, from https://ojs.unimal.ac.id

P2P Foundation Wiki. (n.d.). Elite theory of Gaetano Mosca. P2P Foundation. Retrieved September 24, 2025, from https://wiki.p2pfoundation.net

Repository Universitas Pasundan. (n.d.). BAB II Tinjauan Pustaka. Retrieved September 24, 2025, from https://repository.unpas.ac.id

ResearchGate. (n.d.-a). (PDF) Teori elit Gaetano Mosca dan kelas berkuasa. ResearchGate. Retrieved September 24, 2025, from https://www.researchgate.net

ResearchGate. (n.d.-b). (PDF) Elite theories of Pareto, Mosca and Michels. ResearchGate. Retrieved September 24, 2025, from https://www.researchgate.net

Rosa, F. (n.d.). Gaetano Mosca and the theory of the Ruling Class. Università di Roma “La Sapienza”. Retrieved September 24, 2025, from https://rosa.uniroma1.it

Treccani.it. (n.d.). Mosca, Gaetano – Enciclopedia. Treccani. Retrieved September 24, 2025, from https://www.treccani.it

Wikipedia contributors. (n.d.). Gaetano Mosca. In Wikipedia. Retrieved September 24, 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/Gaetano_Mosca

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment