Analisis Komprehensif Buku Social Organization: A Study of the Larger Mind Karya Charles Horton Cooley

Table of Contents

Buku Social Organization: A Study of the Larger Mind Karya Charles Horton Cooley
Abstrak

Tulisan ini menyajikan analisis mendalam terhadap buku Social Organization: A Study of the Larger Mind (1909) karya Charles Horton Cooley, salah satu sosiolog perintis Amerika yang paling berpengaruh. Karya ini, yang merupakan bagian kedua dari trilogi teoretisnya, menawarkan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami bagaimana interaksi sosial di tingkat mikroskopis membentuk struktur masyarakat yang lebih besar. 

Tulisan ini menguraikan tesis sentral Cooley bahwa individu dan masyarakat bukanlah dua entitas yang terpisah, melainkan dua aspek yang tidak terpisahkan dari satu fenomena yang sama. Analisis terperinci disajikan mengenai konsep-konsep inti yang diperkenalkan dalam buku, termasuk "pikiran yang lebih besar" (the larger mind), peran fundamental "kelompok primer" (primary groups), serta dinamika komunikasi, opini publik, kelas sosial, dan institusi. 

Dengan menempatkan karya ini dalam konteks historis dan intelektualnya, laporan ini menunjukkan bahwa wawasan Cooley tetap sangat relevan, khususnya dalam konteks kompleksitas interaksi di era digital, sambil juga mempertimbangkan kritik-kritik yang ada terhadap teori-teorinya.

1. Pendahuluan: Charles Horton Cooley dan Tesis Sentralnya

1.1 Biografi dan Latar Belakang Intelektual Cooley

Charles Horton Cooley (1864-1929) adalah seorang sosiolog, psikolog sosial, dan pendidik Amerika yang menonjol, yang sebagian besar karirnya dihabiskan mengajar di University of Michigan. Pendekatan intelektualnya secara fundamental berbeda dari banyak sosiolog kontemporernya pada awal abad ke-20. Sementara banyak sosiolog kala itu berfokus pada pendekatan yang lebih objektif dan mekanistik terhadap masyarakat, Cooley menganut pendekatan humanistik yang menempatkan peran pikiran dalam pengembangan diri sebagai pusat perhatian.

Cooley melihat dirinya kurang sebagai seorang sosiolog murni dan lebih sebagai seorang sarjana yang memadukan sejarah, filsafat, dan psikologi sosial. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh gagasan-gagasan dari filsuf seperti William James, dan karyanya secara signifikan meletakkan dasar bagi tradisi sosiologis yang kemudian dikenal sebagai interaksionisme simbolik.

Kontribusi utamanya, yang menjadi landasan bagi sebagian besar sosiologi abad ke-20, meliputi konsep "diri cermin" (the looking-glass self) dan gagasan tentang "kelompok primer". Sebuah tesis sentral yang mendasari seluruh pemikirannya adalah penolakan terhadap dualisme antara individu dan masyarakat. Menurut Cooley, keduanya tidak dapat dipisahkan dan merupakan "dua aspek pelengkap dari fenomena yang sama".

Baca Juga: Analisis Mendalam Buku Human Nature and the Social Order Karya Charles Horton Cooley: Konsep Diri dan Interaksi Sosial 

1.2 Kaitan dengan Human Nature and the Social Order (1902)

Untuk memahami Social Organization, penting untuk menempatkannya dalam konteks trilogi besar Cooley yang dimulai dengan Human Nature and the Social Order (1902) dan diakhiri dengan Social Process (1918). Cooley secara eksplisit menegaskan hubungan ini dalam kata pengantar Social Organization, di mana ia menyatakan bahwa buku ini adalah kelanjutan dari karyanya sebelumnya. Ia menjelaskan bahwa dalam Human Nature and the Social Order, ia berupaya melihat masyarakat melalui "sifat sosial manusia". Namun, dalam Social Organization, fokusnya beralih, dan "mata difokuskan pada perluasan dan diversifikasi interaksi yang saya sebut Organisasi Sosial, di mana individu, meskipun terlihat, tetap sedikit di latar belakang".

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Isi Buku Social Process Karya Charles Horton Cooley: Analisis, Konsep, dan Relevansi dalam Sosiologi 

Ini merupakan pergeseran yang disengaja dan logis dalam progres teoretis Cooley. Jika Human Nature and the Social Order berfokus pada tingkat mikro dengan menjelaskan bagaimana "diri" individu terbentuk melalui interaksi sosial dan berfungsi sebagai cerminan masyarakat, maka Social Organization memperluas analisis ini ke tingkat makro. Cooley beralih dari bertanya "bagaimana pikiran sosial muncul dalam diri?" menjadi pertanyaan "bagaimana pikiran sosial berfungsi?". Buku pertama menegaskan bahwa individu dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, sementara buku kedua menganalisis bagaimana "keseluruhan" yang lebih besar ini terstruktur. Oleh karena itu, Social Organization bukanlah karya yang berdiri sendiri, melainkan sebuah analisis mendalam tentang struktur sosial yang dibangun di atas fondasi psikologis dari interaksi yang dibahas dalam karya sebelumnya.

Tabel di bawah ini menggambarkan progresi teoretis yang kohesif dalam trilogi Cooley, menunjukkan bagaimana setiap karya membangun tesis sentralnya dari aspek mikroskopis hingga dinamis.

progresi teoretis yang kohesif dalam trilogi Cooley

2. Fondasi Organisasi Sosial: Pikiran dan Kelompok Primer

2.1 Konsep "Pikiran yang Lebih Besar" (The Larger Mind)

Tesis sentral dalam Social Organization adalah konsep Cooley tentang "pikiran yang lebih besar" atau "pikiran sosial." Cooley mendefinisikan pikiran sosial sebagai "keseluruhan organik yang terdiri dari individualitas yang bekerja sama, mirip dengan cara musik orkestra terdiri dari suara-suara yang berbeda tetapi berhubungan". Menurut Cooley, tidak ada dua jenis pikiran yang terpisah—pikiran sosial dan pikiran individu—karena keduanya adalah aspek dari keseluruhan yang sama.

Kesatuan dalam pikiran sosial tidak didasarkan pada kesepakatan total, melainkan pada "organisasi," yang diwujudkan melalui "pengaruh atau sebab-akibat timbal balik" di antara bagian-bagiannya. Setiap hal yang terjadi di dalamnya saling terhubung dan merupakan hasil dari keseluruhan. Cooley berpendapat bahwa kesadaran diri (self-consciousness) dan kesadaran sosial (social consciousness) tidak dapat dipisahkan dan muncul secara simultan dalam diri individu. Pandangan ini secara mendasar menantang pandangan rasionalistik yang dimulai dengan "Cogito, ergo sum" (Saya berpikir, maka saya ada). Bagi Cooley, konsep "I" tidak dapat ada tanpa "you, he, or they". Ini berarti bahwa pikiran adalah fenomena sosial yang muncul dan berkembang melalui proses interaksi, bukan proses percakapan internal yang terisolasi. Pemisahan antara individu dan masyarakat adalah "ilusi mata," sedangkan komunitas adalah "kebenaran batin".

Oleh karena itu, Cooley menyiratkan bahwa setiap upaya reformasi sosial harus didasarkan pada simpati dan pemahaman yang mendalam tentang hubungan timbal balik ini. Pandangan ini menyajikan pemahaman bahwa masalah sosial, seperti kemiskinan, bukan hanya disebabkan oleh kegagalan individu, tetapi oleh "ketidaksesuaian" (maladjustment) dalam sistem sosial yang lebih besar.

2.2 Kelompok Primer: "Cikal Bakal Sifat Manusia"

Dalam Social Organization, Cooley memperkenalkan salah satu kontribusi paling abadi dalam sosiologi: konsep "kelompok primer". Ia mendefinisikan kelompok primer sebagai kelompok yang ditandai oleh "asosiasi dan kerja sama tatap muka yang intim". Cooley mengidentifikasi tiga contoh universal dari kelompok primer: keluarga, kelompok bermain anak-anak, dan kelompok lingkungan atau komunitas.

Kelompok-kelompok ini disebut "primer" karena mereka memainkan peran fundamental dalam membentuk "sifat sosial dan cita-cita individu". Cooley mengibaratkan mereka sebagai "pembibitan" sifat manusia (the nursery of human nature), tempat nilai-nilai inti seperti "rasa kami" (we-feeling), simpati, kesetiaan, kebenaran, dan keadilan ditanamkan. Cooley berargumen bahwa meskipun masyarakat yang lebih luas berubah dan menjadi lebih kompleks, kelompok primer adalah sumber yang relatif permanen di mana hubungan yang lebih rumit terus muncul dan mendapatkan makna.

Sebuah observasi yang tajam adalah bahwa meskipun nilai-nilai kelompok primer dapat dipengaruhi oleh masyarakat yang lebih besar, pengaruhnya bersifat terbatas, seperti "arus pasang yang mengalir ke anak sungai". Cooley juga mengamati bahwa dampak kelompok primer begitu kuat sehingga individu cenderung berpegang pada cita-cita primer ini bahkan dalam asosiasi yang lebih kompleks, dan bahkan akan membentuk "pengelompokan primer baru" dalam organisasi formal yang besar, menunjukkan kebutuhan mendasar manusia akan keintiman. Ini menunjukkan bahwa bagi Cooley, inti dari masyarakat yang terorganisir adalah kekuatan hubungan intim, bukan struktur formal, dan inilah yang membentuk "moralitas organik" dari masyarakat itu sendiri.

3. Jaring-Jaring Organisasi: Peran Krusial Komunikasi

3.1 Makna dan Evolusi Komunikasi

Cooley melihat komunikasi sebagai elemen vital yang membentuk masyarakat, menggambarkannya sebagai "bahan baku" yang membentuk diri dan "menyimpan" kesadaran kolektif. Dia berargumen bahwa komunikasi adalah mekanisme yang secara aktif "menyatukan pikiran-pikiran individu yang terpisah". Dalam Social Organization, ia melacak evolusi komunikasi dari tahap pra-verbal dan lisan—termasuk ekspresi wajah, gerak tubuh, dan nada suara—hingga perkembangan tulisan, pencetakan, dan media modern.

Perkembangan ini, menurut Cooley, adalah hal mendasar bagi perkembangan masyarakat itu sendiri. Berbagai bentuk komunikasi ini menyatukan pikiran-pikiran individu tidak hanya dalam kelompok primer tetapi juga di seluruh masyarakat dan bahkan melintasi waktu dalam bentuk budaya yang diwariskan. Cooley menyatakan bahwa sejarah dapat dipahami sebagai "perluasan bertahap dari kesadaran sosial dan kerja sama rasional" yang difasilitasi oleh kemajuan dalam komunikasi.

3.2 Dilema Komunikasi Modern

Cooley adalah seorang visioner dalam mengidentifikasi paradoks yang diciptakan oleh kemajuan komunikasi modern. Ia mengamati bahwa perubahan dramatis ini telah menghasilkan "kecepatan dan difusi informasi yang belum pernah terjadi sebelumnya". Namun, ia mengemukakan kekhawatiran bahwa kemajuan ini datang dengan "biaya" berupa "superficialitas informasi yang semakin meningkat" dan "ketegangan". Cooley mengamati bahwa banyak informasi menjadi tidak tercerna, yang berkontribusi pada malaise modern, yang ia sebut sebagai perasaan "gelisah dan ketidakpuasan".

Dilema yang diidentifikasi oleh Cooley adalah bahwa meskipun masyarakat menjadi lebih saling terhubung, hubungan yang lebih luas ini sering kali bersifat "bawah sadar" dan impersonal, tidak memiliki keintiman dari kelompok primer. Ini menciptakan situasi di mana individu memiliki lebih banyak koneksi, tetapi hubungan mereka menjadi lebih dangkal, sebuah fenomena yang sangat mirip dengan kritik terhadap interaksi di media sosial saat ini. Cooley berpendapat bahwa kemajuan komunikasi dapat memperlebar kesenjangan antara pikiran individu dan masyarakat yang lebih besar, karena hubungan yang meluas menjadi tidak lagi intim.

4. Opini Publik dan Sifat Pikiran Demokratis

4.1 Teori Opini Publik sebagai Organisasi

Dalam Social Organization, Cooley mengembangkan pandangannya tentang opini publik. Ia mendefinisikannya bukan sebagai kesan populer atau "rata-rata" pendapat individu, melainkan sebagai sebuah "organisasi" pikiran. Ini adalah pandangan yang menantang ide-ide sosiologi yang lebih sederhana, yang mengabaikan dinamika kompleks dari pikiran kolektif. Cooley berpendapat bahwa sebuah kelompok mampu mengekspresikan dirinya melalui anggota-anggota yang "paling kompeten," bukan melalui konsensus buta. Aturan yang efektif, oleh karena itu, didasarkan pada "kesatuan moral" yang muncul dari komunikasi dan interaksi timbal balik, bukan dari pemaksaan dari atas.

4.2 Peran Massa dan Kepemimpinan

Cooley memberikan penghargaan yang signifikan kepada peran "massa" dalam membentuk opini publik dan masyarakat. Ia berpendapat bahwa massa adalah "inisiator sentimen dan akal sehat," dan mereka memiliki kemampuan yang cerdas untuk "menilai orang dengan cerdas" guna memilih pemimpin yang tepat.

Bagi Cooley, demokrasi adalah "cerminan dari nilai-nilai yang berkembang di kelompok sosial primer". Ia melihat demokrasi sebagai sebuah sistem yang "melatih pengendalian diri" dan memungkinkan orang-orang biasa untuk mengarahkan kemajuan melalui pilihan-pilihan yang bijak terhadap para pemimpin mereka. Pandangan ini menunjukkan bahwa ia memiliki kepercayaan yang mendalam terhadap kapasitas masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya pada elite atau struktur formal, untuk mencapai kebaikan bersama.

5. Analisis Struktur Sosial: Kelas dan Institusi

5.1 Kelas Sosial: Antara Kasta dan Kelas Terbuka

Cooley menganalisis stratifikasi sosial dengan membedakan dua prinsip utama yang mendasarinya: kasta (turunan) dan kelas terbuka (kompetisi). Ia menawarkan analisis yang sangat bernuansa tentang "kelas terbuka" yang lazim di Amerika, menantang anggapan umum bahwa kebebasan untuk naik kelas adalah berkah tanpa kekurangan. Cooley berpendapat bahwa masyarakat harus memastikan "kebebasan kelas" bagi mereka yang tidak memiliki keinginan atau kemampuan untuk meninggalkan lingkungan sosial mereka. Ia melihat adanya hak bagi individu-individu ini untuk "memiliki kesempatan untuk menjadi sesuatu dalam kelompok mereka sendiri".

Cooley mengamati bahwa sistem "kelas terbuka" yang didorong oleh ambisi dapat menguras individu yang paling cakap dari kelas bawah. Hal ini dapat membuat kelas-kelas tersebut lebih rentan terhadap "pelanggaran dan pengabaian" dari kelas-kelas yang lebih dominan. Ini adalah pemikiran yang jauh melampaui masanya, yang secara implisit mengkritik sisi gelap meritokrasi yang berlebihan, di mana fokus pada mobilitas individu dapat mengorbankan kesejahteraan kolektif dan solidaritas di dalam kelompok. Cooley berpendapat bahwa "sejenis organisasi kelas" adalah jaminan utama bagi kebebasan mereka yang tidak naik, karena hal itu dapat membantu mereka melawan pengabaian.

5.2 Institusi dan Hubungan Timbal Baliknya dengan Individu

Cooley mendefinisikan institusi, seperti keluarga, gereja, atau pemerintah, sebagai "struktur tindakan" yang mengatur kehidupan sosial. Ia melihat hubungan timbal balik yang dinamis antara institusi dan individu: institusi memberikan landasan bagi kepribadian, tetapi pada saat yang sama, institusi dapat menjadi kaku dan mengalami "formalisme". Cooley berpendapat bahwa kepribadian individu yang inovatif adalah "kehidupan" dari institusi, yang tanpanya mereka akan menjadi statis dan tidak relevan.

Sebaliknya, ia membahas "disorganisasi" yang ia lihat dalam institusi modern, seperti keluarga dan gereja. Ia melihat disorganisasi ini sebagai manifestasi dari "individualisme" yang berlebihan, yang menyiratkan "simpati yang rusak". Oleh karena itu, bagi Cooley, masalah-masalah sosial seperti kemiskinan dan kerusuhan kelas tidak hanya merupakan kegagalan individu, tetapi merupakan "ketidaksesuaian" dalam keseluruhan sistem sosial. Hal ini menunjukkan kegagalan institusi yang terlalu kaku untuk merespons kebutuhan manusia yang dinamis.

6. Warisan dan Relevansi Kontemporer Karya Cooley

6.1 Warisan untuk Teori Sosiologi

Karya Charles Horton Cooley, termasuk Social Organization, telah menjadi fondasi bagi sosiologi abad ke-20. Konsep "diri cermin" (looking-glass self), yang diperkenalkan dalam Human Nature and the Social Order, secara khusus telah diakui sebagai "landasan" atau "bagian dasar dan esensial" dari tradisi interaksionisme simbolik. Cooley menguraikan tiga tahapan proses ini:
1. Seseorang membayangkan bagaimana ia tampak di mata orang lain.
2. Seseorang membayangkan penilaian orang lain terhadap penampilan tersebut.
3. Seseorang mengembangkan perasaan atau konsep diri sebagai respons terhadap penilaian yang dirasakan tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa seluruh proses ini terjadi "sepenuhnya dalam pikiran" individu, yang membedakannya dari teori-teori lain yang berfokus pada umpan balik aktual. Cooley berargumen bahwa kebanggaan atau rasa malu timbul dari apa yang kita bayangkan orang lain pikirkan tentang kita.

6.2 Relevansi di Era Digital dan Media Sosial

Meskipun karya Cooley ditulis lebih dari satu abad yang lalu, teorinya menjadi "jauh lebih kompleks" di era media sosial. Platform digital berfungsi sebagai "cermin" yang tak terbatas, di mana individu terus-menerus terpapar pada penilaian dan kritik. Konsep "diri siber" (cyber self) telah muncul sebagai versi diri yang disajikan di platform digital, yang lebih "mudah dibentuk, diperbarui, dan disempurnakan" dibandingkan dengan diri fisik. Hal ini menimbulkan kekhawatiran psikologis, seperti identitas yang terfragmentasi atau kehilangan "diri sejati" karena obsesi untuk menyesuaikan diri dengan persepsi orang lain.

Meskipun demikian, ada pula hasil-hasil positif yang selaras dengan teori Cooley. Sebuah studi tentang produser video daring, misalnya, melaporkan hasil positif seperti peningkatan kepercayaan diri, kreativitas yang lebih baik, peningkatan harga diri, dan perasaan altruisme. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi digital juga dapat berfungsi sebagai cermin positif yang memperkuat konsep diri.

6.3 Kritik Terhadap Teori Cooley

Meskipun teorinya diterima secara luas, konsep Cooley tidak luput dari kritik. Salah satu kritik utama adalah bahwa individu tidak "secara pasif" menerima pandangan orang lain. Kepercayaan diri individu, misalnya, memainkan peran besar dalam bagaimana mereka menafsirkan umpan balik. Individu dengan kepercayaan diri rendah cenderung fokus pada umpan balik negatif, yang dapat menyebabkan mereka menciptakan "diri lain" di bawah pengaruh persepsi orang lain. Sebaliknya, individu dengan kepercayaan diri tinggi mungkin hanya fokus pada umpan balik positif.

Selain itu, tidak semua umpan balik memiliki bobot yang sama; tanggapan dari orang-orang yang dipercaya memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada tanggapan dari orang asing. Teori ini juga dapat memunculkan "produk sampingan" negatif seperti stereotip dan labeling, di mana individu atau kelompok dapat menginternalisasi pandangan negatif yang dilekatkan masyarakat pada mereka, yang dapat menyebabkan perpecahan dalam diri.

7. Kesimpulan

Social Organization: A Study of the Larger Mind karya Charles Horton Cooley adalah karya monumental yang secara fundamental mengubah cara para sarjana memahami hubungan antara individu dan masyarakat. Melalui konsep-konsep seperti "pikiran yang lebih besar" dan "kelompok primer," Cooley dengan tegas menolak dualisme antara individu dan masyarakat, menegaskan bahwa keduanya adalah dua sisi dari koin yang sama. Buku ini, yang merupakan kelanjutan logis dari studinya tentang diri individu dalam Human Nature and the Social Order, memberikan analisis makro yang komprehensif tentang bagaimana pikiran kolektif terorganisir, sebuah wawasan yang tetap relevan hingga saat ini.

Wawasan kunci dari karya ini mencakup peran fundamental kelompok primer sebagai pembentuk sifat manusia, diagnosisnya yang visioner tentang superficialitas dan ketegangan yang dibawa oleh komunikasi modern, dan pandangannya yang bernuansa tentang kelas sosial dan institusi. Ia tidak hanya melihat masyarakat sebagai struktur statis, tetapi sebagai sebuah organisme mental yang dinamis di mana individu dan institusi saling membentuk dan membentuk kembali. Warisannya, terutama melalui kontribusinya terhadap interaksionisme simbolik, memberikan kerangka kerja yang kuat untuk menganalisis bagaimana interaksi sosial di tingkat intim membentuk struktur sosial yang lebih besar.

Dalam menghadapi kompleksitas era digital, teori Cooley menemukan relevansi baru. Munculnya "diri siber" dan dampak media sosial menunjukkan bahwa proses "diri cermin" terus berlangsung, bahkan dalam skala yang jauh lebih besar. Meskipun teorinya memiliki keterbatasan, seperti asumsi bahwa individu adalah penerima pasif umpan balik, pemikiran Cooley tentang hubungan yang tak terpisahkan antara diri dan masyarakat tetap menjadi landasan penting dalam sosiologi, menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk memahami keberadaan kita yang saling terhubung.

Karya yang dikutip:

Brock University. (n.d.). Charles Horton Cooley: Social organization: A study of the larger mind. Brocku.ca. Diakses 26 September 2025, dari https://brocku.ca

Brock University. (n.d.). Charles Horton Cooley: Social organization: Chapter 3: Primary groups. Brocku.ca. Diakses 26 September 2025, dari https://brocku.ca

Brock University. (n.d.). James Hayden Tufts: Review of Social organization by Charles Horton Cooley. Brocku.ca. Diakses 26 September 2025, dari https://brocku.ca

Cooley, C. H. (1907). Social consciousness. American Journal of Sociology, 12(5), 675–687. Tersedia di Open Oregon State: https://open.oregonstate.education

Cooley, C. H. (1909). Social organization: A study of the larger mind. New York, NY: Charles Scribner’s Sons.

Cooley, C. H. (1909). Social organization: A study of the larger mind. New York: Charles Scribner’s Sons. Tersedia di Project Gutenberg: https://www.gutenberg.org

Cooley, C. H. (1909). Social organization: A study of the larger mind. Charles Scribner’s Sons. Tersedia di Internet Archive: https://ia800209.us.archive.org

Cooley, C. H. (2024). Social organization: A study of the larger mind. Hauppauge, NY: Nova Science Publishers. (Original work published 1909)

Derung, T. N. (n.d.). Interaksionisme simbolik dalam kehidupan bermasyarakat. E-Journal STP IPI. Diakses 26 September 2025, dari https://e-journal.stp-ipi.ac.id

EBSCO. (n.d.). Cooley and the looking glass self. EBSCO Research Starters. Diakses 26 September 2025, dari https://www.ebsco.com

Encyclopedia.com. (n.d.). Charles Horton Cooley. Encyclopedia.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.encyclopedia.com

Goodreads. (n.d.). Human nature and the social order by Charles Horton Cooley. Goodreads.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.goodreads.com

Gramedia Literasi. (n.d.). Teori interaksi simbolik menurut ahli. Gramedia.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.gramedia.com

Lesley University. (n.d.). Perception is reality: The looking-glass self. Lesley.edu. Diakses 26 September 2025, dari https://lesley.edu

Open Textbook BC. (n.d.). Looking-glass self. Media studies 101. Opentextbc.ca. Diakses 26 September 2025, dari https://opentextbc.ca

OpenEd CUNY. (n.d.). Introduction to sociology 2e, groups and organization, types of groups. Opened.cuny.edu. Diakses 26 September 2025, dari https://opened.cuny.edu

Quizlet. (n.d.). Chapter 3 sociology questions [Flashcards]. Quizlet.com. Diakses 26 September 2025, dari https://quizlet.com

Quizlet. (n.d.). Sociology chapter 3 [Flashcards]. Quizlet.com. Diakses 26 September 2025, dari https://quizlet.com

Rahman, M. (2020). Marginalized through the “looking glass self.” ResearchGate. https://www.researchgate.net

Rahman, M. (2021). A critical analysis of interpersonal communication in modern times of the concept “Looking glass self (1902)” by Charles Horton Cooley. ResearchGate. https://www.researchgate.net

Routledge. (n.d.). Human nature and the social order (1st ed.). Routledge.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.routledge.com

Sociopedia. (n.d.). Cooley, Charles Horton. Sociopedia.co. Diakses 26 September 2025, dari https://sociopedia.co

Taylor & Francis. (n.d.). Human nature and the social order. Taylorfrancis.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.taylorfrancis.com

University of Michigan Record. (n.d.). Charles Horton Cooley and the looking-glass self. Record.umich.edu. Diakses 26 September 2025, dari https://record.umich.edu

Wikipedia. (n.d.). Charles Horton Cooley. In Wikipedia. Diakses 26 September 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Horton_Cooley

YouTube. (2018, Oktober 15). C. H. Cooley: 3. The “primary group” [Video]. YouTube. https://www.youtube.com

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment