Analisis Komprehensif Buku Principles of Criminology Karya Edwin H. Sutherland, Donald R. Cressey, dan David F. Luckenbill
1.0 Pendahuluan: Sebuah Karya Seminal dalam Kriminologi
Tulisan ini menyajikan analisis komprehensif terhadap sebuah karya klasik dan otoritatif dalam bidang kriminologi, Principles of Criminology, yang ditulis oleh Edwin H. Sutherland, Donald R. Cressey, dan David F. Luckenbill. Sejak publikasi pertamanya pada tahun 1924 dengan judul Criminology, buku ini telah menjadi teks fundamental yang tidak hanya berfungsi sebagai ringkasan pengetahuan tentang kejahatan, tetapi juga sebagai platform untuk memperkenalkan salah satu teori paling berpengaruh dalam ilmu sosial: Teori Asosiasi Diferensial.
Edisi pertamanya, yang diterbitkan pada tahun 1934, mengandung paragraf yang menjadi cikal bakal teori Sutherland, yang berpendapat bahwa kejahatan disebabkan oleh konflik perilaku yang berasal dari budaya yang berbeda. Ide ini sepenuhnya dikembangkan dalam edisi keempat yang diterbitkan pada tahun 1947. Setelah Sutherland meninggal pada tahun 1950, Donald R. Cressey dan kemudian David F. Luckenbill melanjutkan publikasi edisi-edisi selanjutnya sebagai rekan penulis, memastikan buku ini terus diperbarui dan tetap relevan.
Analisis ini akan melampaui deskripsi isi buku secara literal. Tulisan ini akan membedah arsitektur intelektual yang mendasarinya, menelusuri akar-akar sosiologisnya, mengevaluasi kritik-kritik terhadapnya, dan mengidentifikasi warisan abadi yang terus relevan hingga saat ini, termasuk dalam konteks interaksi digital modern.
2.0 Fondasi Teoretis: Jembatan Konseptual dari Cooley ke Sutherland
Pemahaman mendalam tentang karya Sutherland tidak dapat dipisahkan dari konteks intelektual yang lebih luas dari sosiologi Amerika awal. Teori Sutherland secara konseptual memiliki keterkaitan dengan ide-ide Charles Horton Cooley, seorang pelopor sosiolog yang memfokuskan pendekatannya pada peran pikiran dalam pembentukan diri. Keterkaitan ini merupakan landasan filosofis yang penting untuk memahami paradigma sosiologis yang dibawa Sutherland ke dalam kriminologi.
Baca Juga:
2.1 Penolakan Dualisme Individual-Sosial
Baik Cooley maupun Sutherland secara fundamental menolak dualisme konvensional yang memisahkan individu dari masyarakat. Cooley berpendapat bahwa individu dan masyarakat bukanlah fenomena yang terpisah, melainkan "dua aspek yang saling melengkapi dari fenomena yang sama". Ia memandang pikiran (mind) sebagai "fenomena sosial" yang muncul dan berkembang melalui proses sosial, bukan sebagai proses percakapan internal yang terisolasi.
Menurut Cooley, masyarakat harus dipandang sebagai "keseluruhan organis," di mana individu adalah bagian tak terpisahkan. Konsepnya tentang "pikiran yang lebih besar" (the larger mind) mengibaratkan pikiran sosial seperti musik orkestra yang terbuat dari suara-suara individu, menegaskan bahwa tidak ada dua jenis pikiran yang berbeda, melainkan hanya titik fokus yang berbeda dari satu kesatuan yang sama. Sutherland menggemakan sentimen ini dengan menyatakan bahwa masyarakat dan individu adalah satu kesatuan karena keduanya tidak dapat eksis tanpa satu sama lain, di mana "masyarakat memiliki dampak yang kuat pada perilaku individu dan sebaliknya".
2.2 Konsep Looking-Glass Self (Diri Cermin) Charles Horton Cooley
Inti dari pemahaman Cooley tentang pembentukan diri adalah konsep Looking-Glass Self (Diri Cermin), yang ia perkenalkan dalam karyanya tahun 1902, Human Nature and the Social Order. Teori ini menyatakan bahwa individu membentuk konsep diri mereka, termasuk perasaan bangga atau malu, berdasarkan bagaimana mereka membayangkan orang lain memandang mereka. Proses ini bekerja seperti individu menatap cermin dan melihat bayangan diri yang dipersepsikan melalui mata orang lain.
Proses pembentukan diri ini terjadi dalam tiga tahap:
1. Imaginasi Penampilan: Individu membayangkan bagaimana perilaku atau tindakannya akan tampak di mata orang lain.
2. Imaginasi Penilaian: Individu membayangkan bagaimana orang lain akan menilai penampilan atau perilaku tersebut.
3. Pembentukan Konsepsi Diri: Berdasarkan penilaian yang dibayangkan tersebut, individu membangun konsepsi mengenai dirinya sendiri.
2.3 Peran Kunci Primary Groups (Kelompok Primer)
Cooley berpendapat bahwa pembentukan diri paling fundamental terjadi dalam "kelompok primer," yang dicirikan oleh "asosiasi tatap muka yang intim dan kerja sama". Kelompok-kelompok ini, seperti keluarga, kelompok bermain, dan lingkungan, adalah "dasar utama dari apa yang universal dalam sifat manusia dan cita-cita manusia". Cooley menganggap kelompok primer sebagai "pembibitan sifat manusia" karena kelompok-kelompok inilah yang memberikan individu pengalaman paling awal dan paling lengkap tentang kesatuan sosial. Dalam kelompok-kelompok ini, terjadi "fusi individualitas" di mana diri individu menyatu dengan kehidupan dan tujuan kelompok, membentuk rasa "kita" (we) yang fundamental.
2.4 Jembatan ke Teori Sutherland
Teori Sutherland tidak muncul dalam kevakuman intelektual; ia merupakan perluasan logis dari gagasan-gagasan sosiologis yang mendahuluinya. Teori Cooley menjelaskan bagaimana pembentukan diri terjadi melalui interaksi sosial, sementara Teori Asosiasi Diferensial Sutherland kemudian mengambil langkah berikutnya dengan menjelaskan apa yang terjadi ketika pembentukan diri ini berfokus pada perilaku kriminal. Intinya, Sutherland tidak hanya mengadopsi kerangka kerja sosiologis tentang diri dan masyarakat, tetapi ia menerapkannya secara spesifik pada masalah kriminologi.
Hubungan kausalnya terlihat jelas: teori Sutherland bahwa perilaku kriminal dipelajari "melalui interaksi dengan orang lain dalam proses komunikasi" dan bahwa "bagian utama dari pembelajaran perilaku kriminal terjadi di dalam kelompok pribadi yang intim" secara langsung mencerminkan ide-ide Cooley. Kelompok primer Cooley adalah wadah sosial yang tepat di mana "definisi-definisi yang mendukung pelanggaran hukum" ditularkan.
Dengan membangun jembatan ini, Sutherland menyediakan mekanisme kriminologis untuk kerangka kerja sosiologis Cooley, secara efektif "menyajikan penangkal sosiologis untuk Sigmund Freud". Berbeda dengan Freud yang melihat perilaku menyimpang sebagai hasil dari konflik psikis internal, Sutherland, yang didasarkan pada Cooley, melihatnya sebagai hasil dari proses pembelajaran sosial yang normal. Ini merupakan pergeseran paradigma yang mendalam dari psikologi ke sosiologi.
3.0 Analisis Mendalam tentang Principles of Criminology
Buku ini, yang secara luas diakui sebagai salah satu teks paling otoritatif dalam kriminologi, disusun sebagai sebuah risalah sosiologis yang terstruktur dan canggih. Karya ini membedah kejahatan dari dua perspektif utama: penyebabnya (etiology) dan respons masyarakat terhadapnya.
3.1 Struktur dan Isi Buku
Buku ini secara keseluruhan terbagi menjadi dua bagian besar yang saling terkait, dengan fokus pada aspek penyebab dan aspek kontrol kejahatan.
- Bagian Pertama: The Study of Crime and Delinquency. Bagian ini berfokus pada analisis ilmiah terhadap fakta-fakta yang berkaitan dengan kejahatan dan kenakalan remaja. Topik yang dibahas mencakup pengukuran kejahatan, menelaah teori-teori sosiologis, dan menganalisis hubungan kejahatan dengan struktur sosial, kondisi fisik dan mental, demografi (usia, jenis kelamin, ras), pola budaya, struktur keluarga, dan institusi. Tujuan dari bagian ini adalah untuk mengevaluasi data faktual ini melalui lensa Teori Asosiasi Diferensial Sutherland.
- Bagian Kedua: The Processing of Crime and Delinquency. Bagian ini membahas proses penegakan hukum dan kontrol sosial. Topik-topik yang dibahas sangat bervariasi, meliputi kebijakan hukuman, intervensi, peran kepolisian, pengadilan kriminal dan pengadilan remaja, masa percobaan, sejarah dan kondisi penjara Amerika, kehidupan di penjara, pembebasan dari penjara, dan pencegahan kejahatan. Bagian ini menganalisis respons masyarakat terhadap kejahatan dan mengevaluasinya dari sudut pandang sosiologis dan psikologis, menghubungkannya kembali dengan teori utama Sutherland.
3.2 Teori Asosiasi Diferensial: Sembilan Prinsip Inti
Teori ini, yang dikembangkan sepenuhnya dalam edisi keempat tahun 1947, adalah inti filosofis dan metodologis dari buku ini. Teori ini menjelaskan bagaimana individu menjadi kriminal, bukan mengapa mereka memiliki kecenderungan. Inti dari teori ini dirumuskan dalam sembilan prinsip sebagai berikut:
3.3 Aplikasi Teori: Kejahatan Kerah Putih
Salah satu kontribusi paling signifikan dari Sutherland adalah mendefinisikan dan menganalisis "kejahatan kerah putih" (white-collar crime), sebuah istilah yang ia ciptakan. Sutherland mendefinisikannya sebagai "kejahatan yang dilakukan oleh orang yang terhormat dan berstatus sosial tinggi dalam ruang lingkup pekerjaannya".
Pengenalan konsep ini memperluas domain kriminologi secara radikal. Sutherland berargumen bahwa kriminologi tidak boleh hanya mempelajari kejahatan jalanan yang dilakukan oleh kelas bawah, tetapi juga pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh kaum elit. Dengan demikian, Sutherland secara efektif menantang penjelasan yang dominan pada masanya, yang menghubungkan kejahatan dengan patologi individu atau kemiskinan.
Sutherland menggunakan teorinya untuk menjelaskan kejahatan kerah putih dengan cara yang sama seperti kejahatan jalanan. Ia berpendapat bahwa perilaku menyimpang ini dipelajari dalam konteks pekerjaan atau kelompok profesional, di mana individu memperoleh "rasionalisasi" dan "definisi yang mendukung pelanggaran hukum" dari rekan-rekan mereka. Misalnya, dalam beberapa profesi, penipuan atau penyimpangan etis mungkin dianggap sebagai norma yang dapat diterima untuk mencapai tujuan bisnis. Ini menunjukkan bahwa perilaku kriminal bukanlah hasil dari psikologi yang rusak atau disorganisasi sosial, melainkan merupakan produk dari pembelajaran sosial yang normal dalam lingkungan tertentu.
4.0 Analisis Kritis dan Warisan
4.1 Kritik terhadap Teori
Meskipun sangat berpengaruh, Teori Asosiasi Diferensial Sutherland tidak luput dari kritik. Kritik utama adalah kesulitan dalam mengukur "definisi-definisi yang mendukung pelanggaran hukum," yang membuat teori ini sulit untuk diuji secara empiris. Sheldon Glueck, misalnya, mempertanyakan apakah seseorang pernah benar-benar mengukur jumlah pelanggaran hukum untuk membuktikan bahwa jumlahnya melebihi non-pelanggaran dalam pengalaman individu.
Para kritikus juga mempertanyakan kegagalan teori ini untuk menjelaskan "tindakan menyimpang yang spontan" atau kasus-kasus di mana individu dari lingkungan yang tampaknya "baik" tetap menjadi kriminal. Hal ini menyoroti keterbatasan pendekatan sosiologis yang terlalu fokus pada lingkungan. Teori Sutherland, meskipun canggih secara sosiologis, mungkin tidak sepenuhnya memperhitungkan "sifat kepribadian" atau faktor-faktor psikologis individu yang membuat seseorang berbeda dari orang lain dalam merespons lingkungan sosial yang sama.
Teori-teori selanjutnya, seperti teori pembelajaran sosial dari Akers dan Burgess, mencoba memperbaiki kekurangan ini dengan menambahkan konsep "penguatan" (reinforcement) dan "situasi nonsosial," yang mengakui bahwa lingkungan itu sendiri dapat berkontribusi pada kriminalitas tanpa interaksi sosial langsung.
4.2 Warisan dan Pengaruh Abadi
Terlepas dari kritik, warisan Principles of Criminology sangatlah signifikan. Buku ini berhasil memantapkan "model sosiologis kejahatan", secara efektif menantang dominasi penjelasan biologis dan psikologis yang mengaitkan kejahatan dengan patologi individu. Sutherland meyakinkan komunitas ilmiah bahwa kriminalitas adalah perilaku yang dipelajari dan bahwa sosiologi adalah lensa yang tepat untuk menganalisisnya.
Pengaruhnya meluas ke berbagai teori kriminologi berikutnya. Teori Sutherland membuka jalan bagi perkembangan banyak teori, termasuk interaksionisme simbolik, teori subkultur, dan teori kontrol. Lebih dari itu, keberanian Sutherland dalam memperkenalkan konsep kejahatan kerah putih memperluas cakupan kriminologi secara empiris, memaksa para akademisi untuk melihat kejahatan tidak hanya sebagai fenomena kelas bawah, tetapi juga sebagai masalah yang meresap ke seluruh struktur sosial. Meskipun pendekatan aslinya mungkin telah "tergeser" oleh teori-teori integratif yang menggabungkan dimensi biologis, psikologis, dan sosiologis, warisan Sutherland tetap utuh sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah kriminologi.
4.3 Relevansi di Era Digital
Konsep-konsep yang dijelaskan dalam buku ini—terutama gagasan tentang diri sosial dan pembelajaran dalam kelompok intim—tetap sangat relevan dalam menganalisis fenomena modern, terutama di era media sosial. Kemunculan media sosial telah membuat proses Looking-Glass Self Cooley menjadi jauh lebih kompleks. Individu kini dapat memiliki banyak "diri siber" (cyber self) yang disesuaikan untuk platform yang berbeda, seperti LinkedIn, Twitter, atau Pinterest, yang semuanya dapat dibentuk dan diukur melalui interaksi digital. Diri siber ini juga jauh lebih mudah dibentuk dan disempurnakan dibandingkan dengan diri fisik.
Yang paling penting, mekanisme pembelajaran sosial Sutherland tetap berlaku di ranah virtual. Sama seperti kelompok bermain tatap muka, kelompok-kelompok virtual (misalnya, forum, grup chat, atau komunitas daring) dapat menjadi "wadah" bagi perilaku menyimpang. Di sini, individu dapat terpapar dan mempelajari "definisi-definisi yang mendukung pelanggaran hukum," seperti teknik peretasan, penipuan daring, atau rasionalisasi untuk tindakan ekstremisme. Fenomena ini menunjukkan bahwa "kelompok intim" Sutherland tidak lagi harus bersifat fisik, tetapi dapat sepenuhnya virtual. Pengaruh dari komunitas daring ini dapat memengaruhi identitas seseorang dan bahkan mendorong mereka ke arah perilaku kriminal, membuktikan bahwa mekanisme pembelajaran sosial Sutherland terus beroperasi, meskipun dalam bentuk yang jauh lebih kompleks dan tidak terikat oleh lokasi.
5.0 Kesimpulan
Principles of Criminology oleh Sutherland, Cressey, dan Luckenbill lebih dari sekadar buku teks kriminologi. Ini adalah sebuah deklarasi intelektual yang secara fundamental mengubah cara para ilmuwan sosial memandang kejahatan. Dengan mendasarkan teorinya pada gagasan-gagasan sosiologis tentang pembentukan diri dan kelompok primer, Sutherland secara meyakinkan menunjukkan bahwa perilaku kriminal adalah produk dari proses pembelajaran sosial yang normal, bukan patologi individu.
Meskipun menghadapi kritik, warisan buku ini—yaitu perluasan cakupan kriminologi untuk mencakup kejahatan kerah putih, pergeseran paradigma dari individu ke masyarakat, dan relevansinya yang tak lekang oleh waktu—menempatkannya sebagai karya yang tak tergantikan. Keberanian Sutherland dalam menantang konsensus dan memperkenalkan konsep-konsep baru memastikan bahwa karyanya akan terus menjadi landasan bagi diskusi dan penelitian di masa depan, bahkan di tengah perubahan sosial dan teknologi yang terus berlanjut. Buku ini tetap menjadi bukti bahwa pemahaman yang mendalam tentang kejahatan memerlukan analisis yang tidak hanya melihat tindakan, tetapi juga jaringan sosial di mana tindakan tersebut dipelajari dan diinternalisasi.
Karya yang dikutip:
Bloomsbury Publishing. (n.d.). Principles of criminology. Bloomsbury.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.bloomsbury.com
Britannica. (n.d.). Edwin Sutherland: Differential association theory, white-collar crime.... Britannica.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.britannica.com
Brock University. (n.d.). Charles Horton Cooley: Social organization: A study of the larger mind. Brocku.ca. Diakses 26 September 2025, dari https://brocku.ca
Brock University. (n.d.). Charles Horton Cooley: Social organization: Chapter 3: Primary groups. Brocku.ca. Diakses 26 September 2025, dari https://brocku.ca
Cooley, C. H. (1902). Human nature and the social order. New York: Charles Scribner’s Sons. Tersedia di Project Gutenberg: https://www.gutenberg.org
Cooley, C. H. (1907). Social consciousness. American Journal of Sociology, 12(5), 675–687. Tersedia di Open Oregon State: https://open.oregonstate.education
Cooley, C. H. (1909). Social organization: A study of the larger mind. New York: Charles Scribner’s Sons. Tersedia di Project Gutenberg: https://www.gutenberg.org
Derung, T. N. (n.d.). Interaksionisme simbolik dalam kehidupan bermasyarakat. E-Journal STP IPI. Diakses 26 September 2025, dari https://e-journal.stp-ipi.ac.id
Duke Law Scholarship Repository. (1949). White-collar crime. Duke Law Journal, 18(4), 715–720. Diakses dari https://scholarship.law.duke.edu
EBSCO. (n.d.). Cooley and the looking glass self. EBSCO Research Starters. Diakses 26 September 2025, dari https://www.ebsco.com
EBSCO. (n.d.). Differential association theory. EBSCO Research Starters. Diakses 26 September 2025, dari https://www.ebsco.com
Encyclopedia.com. (n.d.). Charles Horton Cooley. Encyclopedia.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.encyclopedia.com
Gramedia Literasi. (n.d.). Teori interaksi simbolik menurut ahli. Gramedia.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.gramedia.com
Lesley University. (n.d.). Perception is reality: The looking-glass self. Lesley.edu. Diakses 26 September 2025, dari https://lesley.edu
Office of Justice Programs. (n.d.). Principles of criminology. Ojp.gov. Diakses 26 September 2025, dari https://www.ojp.gov
Office of Justice Programs. (n.d.). Re-defining of white collar crime. Ojp.gov. Diakses 26 September 2025, dari https://www.ojp.gov
Open Textbook BC. (n.d.). Looking-glass self. Media studies 101. Opentextbc.ca. Diakses 26 September 2025, dari https://opentextbc.ca
ResearchGate. (2020). The Sutherland tradition in criminology: A bibliometric story. ResearchGate. https://www.researchgate.net
Sutherland, E. H. (1934). Principles of criminology. Chicago, IL: J. B. Lippincott Company.
Sutherland, E. H., & Cressey, D. R. (1955). Principles of criminology (5th ed.). Chicago, IL: J. B. Lippincott Company.
Sutherland, E. H., Cressey, D. R., & Luckenbill, D. F. (1992). Principles of criminology (11th ed.). Lanham, MD: Rowman & Littlefield.
Sutherland, E. H., Cressey, D. R., & Luckenbill, D. F. (1992). Principles of criminology (11th ed.). Lanham, MD: Rowman & Littlefield. Tersedia di Google Books: https://books.google.com
ThoughtCo. (2021, April 9). Sutherland’s differential association theory explained. Thoughtco.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.thoughtco.com
UKEssays. (2018, November). The major criticisms of Sutherland’s differential theory criminology. Ukessays.com. Diakses 26 September 2025, dari https://www.ukessays.com
Wikipedia. (n.d.). Charles Horton Cooley. In Wikipedia. Diakses 26 September 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Horton_Cooley
Wikipedia. (n.d.). Differential association. In Wikipedia. Diakses 26 September 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Differential_association
Wikipedia. (n.d.). Principles of criminology. In Wikipedia. Diakses 26 September 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Principles_of_Criminology


Post a Comment