Louis Massignon dan The Passion of al-Hallaj: Analisis Sejarah, Teologi, dan Kritik Orientalisme dalam Mistisisme Islam
I. Pendahuluan: Skolastisisme, Mistisisme, dan Visi Massignon
1.1. Louis Massignon: Sarjana Katolik, Orientalis Kolese Prancis, dan Jembatan Vatikan II
Louis Massignon (1883-1962) adalah salah satu tokoh Orientalisme Barat paling berpengaruh pada abad ke-20, yang dikenal sebagai sarjana Katolik Prancis dan pelopor studi Arab dan Islam. Ia menjabat sebagai Chair of Muslim Sociology and Sociography di Collège de France, sebuah posisi yang secara otomatis menempatkan bidang risetnya di pusat apresiasi intelektual, berbeda dengan status marjinal yang sering dialami studi serupa di institusi lain. Massignon memiliki dampak besar pada cara pandang Islam di Barat, karena ia berupaya memahami iman Islam "dari dalam" (from within).
Karya monumental Massignon tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga spiritual. Pandangannya yang simpatik terhadap Islam, yang diyakininya sebagai saksi otentik iman monoteistik Abrahamik, sangat kontras dengan sikap Eropa tradisional yang sudah berabad-abad. Melalui karya dan pengaruhnya, Massignon meletakkan fondasi teologis yang memfasilitasi pandangan positif terhadap Islam yang diartikulasikan dalam dokumen penting Konsili Vatikan II, seperti Lumen Gentium dan Nostra Aetate. Kontribusi ini secara efektif membantu pengakuan Islam sebagai agama Abrahamik di kalangan Katolik.
1.2. Al-Husayn Ibn Mansur al-Hallaj: Arketipe Martir Sufi (858–922 M)
Subjek utama karya Massignon adalah Al-Husayn Ibn Mansur al-Hallaj, mistikus, penyair, dan pengajar Sufisme Hanbali asal Persia yang hidup pada puncak Kekhalifahan Abbasiyah. Hallaj paling terkenal karena seruan ekstatis (shaṭḥīya) dramatisnya, "Ana'l-Ḥaqq" (Aku adalah Kebenaran). Pernyataan ini diinterpretasikan secara luas oleh kaum ortodoks sebagai klaim keilahian, yang kemudian menjadi landasan teologis utama untuk penangkapan dan eksekusinya.
Eksekusi Hallaj pada tahun 922 M di Baghdad, setelah periode penahanan yang panjang, merupakan hasil dari persilangan antara dakwaan bid'ah agama dan keterlibatan dalam gejolak politik di istana Abbasid. Meskipun sebagian besar Sufi sezamannya, termasuk gurunya Junayd, tidak menyetujui tindakannya yang terlalu terbuka, Hallaj kemudian bertransformasi menjadi figur sentral dan simbol pengorbanan radikal dalam tradisi Sufi, memengaruhi tokoh-tokoh besar seperti Rumi dan Attar.
1.3. Struktur Monumental Karya: Tinjauan Empat Volume Massignon
The Passion of al-Hallaj, yang awalnya diterbitkan pada tahun 1922 dan kemudian diperluas menjadi edisi empat volume (1975/1979), dianggap sebagai salah satu karya utama Orientalisme Barat, memberikan gambaran utuh (whole milieu) peradaban Islam awal. Pekerjaan ini adalah hasil penyelidikan spiritual dan akademik yang mendalam selama lebih dari lima puluh tahun. Bagi Massignon, karya ini lebih dari sekadar riset akademis; ia merupakan sebuah vocation (panggilan hidup) yang berakar pada pengalaman spiritual pribadinya pada tahun 1908. Keintiman dan komitmen spiritual ini memungkinkan Massignon untuk memberikan "wawasan spiritual yang mendalam dan simpati transkultural" (profound spiritual insight and transcultural sympathy) yang jarang ditemukan dalam Orientalisme konvensional.
Karya ini terbagi menjadi empat volume utama yang berfungsi untuk merekonstruksi kehidupan, konteks, pemikiran, dan warisan Hallaj:
Volume Massignon tentang Al-Hallaj
II. Landasan Metodologis dan Filologis (Volume 4)
2.1. Genealogi Riset dan Otentikasi Sumber
Massignon memulai karyanya pada awal abad ke-20. Karya asli, La Passion d'al-Hallaj, diterbitkan pada tahun 1922, berdasarkan tesis doktoralnya. Versi definitif dan paling komprehensif adalah edisi empat volume yang diterjemahkan dari bahasa Prancis dan sumber Arab oleh muridnya, Herbert Mason, setelah Massignon wafat pada tahun 1962.
Metodologi Massignon dikenal karena ketelitiannya yang luar biasa. Ia melakukan perjalanan ekstensif ke Timur Tengah dan India Barat, khususnya Istanbul, untuk mengumpulkan, memverifikasi, dan mengedit semua teks yang masih ada—baik ayat maupun prosa—yang ditulis oleh Hallaj atau tentangnya, dari masanya (abad ke-9/10 M) hingga saat ini. Dalam pencarian manuskripnya, ia menunjukkan penghormatan mendalam terhadap peradaban Muslim, bahkan mendaftar di Universitas al-Azhar di Kairo untuk mengambil mata kuliah filsafat.
2.2. Pengembangan Leksikon Mistik dan Studi Al-Qur'an
Salah satu kontribusi Massignon yang paling signifikan, yang didokumentasikan dalam Volume 4 (Bibliography and Index), adalah pengembangan Leksikon Istilah Teknis Mistik Sufi. Ia tidak hanya mengumpulkan bibliografi yang sangat terperinci—diklasifikasikan berdasarkan bahasa (Arab, Iran, Turki, Malaysia, Eropa, dan lainnya) —tetapi juga menetapkan terminologi khusus yang digunakan oleh Hallaj dan Sufisme secara umum pada berbagai tahap perkembangannya.
Metodologi Massignon ini memiliki implikasi besar dalam studi Sufisme. Orientalisme Barat sebelumnya sering menafsirkan doktrin Sufi sebagai pinjaman dari filsafat asing (India, Yunani, atau Kristen). Dengan menyusun leksikon filologis yang teliti (juga dibahas dalam Essay on the Origins of the Technical Language of Islamic Mysticism), Massignon membuktikan bahwa terminologi Sufi memiliki evolusi internal yang otentik, berakar kuat dalam bahasa dan kesadaran Islam, terutama melalui studi "eksperimental" terhadap Al-Qur'an. Pendekatan ini membantu melegitimasi Sufisme sebagai "ilmu agama yang independen" yang berasal dari sumber-sumber Islam, memberikan dasar metodologis yang ketat bagi Orientalisme kontemporer. Volume 4, dengan sistem referensi yang rumit, melestarikan data dari edisi-edisi Massignon sebelumnya dan menjadi arsip yang tak ternilai bagi sarjana di seluruh dunia.
III. Volume 1: Kehidupan dan Konteks Sosio-Politik (The Life of Al-Hallaj)
Volume pertama menyajikan rekonstruksi mendalam mengenai kehidupan Hallaj, bukan hanya sebagai mistikus yang terasing, tetapi sebagai figur yang sepenuhnya terlibat dalam milieu peradaban Islam awal.
3.1. Pembentukan Spiritual dan Perpecahan dengan Sufisme Formal
Hallaj memulai jalur mistik dengan berguru kepada tokoh-tokoh formatif Sufisme seperti Sahl al-Tustari dan Junayd. Setelah mengalami pencerahan mistik, ia memutuskan untuk meninggalkan jalur Sufi formal (yang cenderung tertutup dan berdisiplin) untuk berdakwah secara terbuka kepada masyarakat, sebuah langkah yang disebut sebagai perpecahan dengan Sufisme formal. Perilaku Hallaj di Baghdad, yang dianggap tidak menentu (erratic) oleh sebagian orang, dan kecenderungannya untuk menyatakan ajarannya secara universalis, membuatnya mendapat pengikut yang luas namun sekaligus memicu kontroversi.
3.2. Krisis Sosial dan Pemberontakan Zanj di Baghdad Abad ke-10
Massignon secara ekstensif menempatkan kehidupan Hallaj dalam konteks sejarah yang sangat krusial: periode di mana Kekhalifahan Abbasiyah mulai runtuh. Volume 1 menggambarkan rincian peradaban Islam awal—dimensi hukum, politik, birokrasi, dan sosialnya—yang "sangat analog dengan dunia kita sendiri, namun berbeda dalam dirinya sendiri".
Konteks sosial-ekonomi sangat ditekankan. Massignon menamakan Pemberontakan Zanj (budak Afrika) sebagai contoh pertama krisis sosial perkotaan dalam Islam. Kemewahan kelas kaya di Basra menimbulkan kemarahan di kalangan kaum miskin. Hallaj memanfaatkan ketegangan sosial ini dalam dakwahnya, yang kemudian memicu tuduhan bahwa ia terlibat dalam agitasi politik. Tindakan Hallaj ini menunjukkan bahwa ia adalah seorang shahīd ani—seorang martir publik yang bersedia menanggung penderitaan demi komunitasnya.
3.3. Konvergensi Kemartiran: Agama dan Politik
Kemartiran Hallaj pada tahun 922 M bukanlah sekadar hukuman atas bid'ah agama. Massignon berpendapat bahwa kemartiran Hallaj adalah hasil dari konvergensi ancaman ganda.
1. Ancaman Agama: Pernyataan Ana al-Haqq dilihat oleh mazhab hukum Hanbali dan ortodoksi sebagai klaim hulul (inkarnasi) atau penyatuan dengan Tuhan, yang melanggar prinsip tawhid (keesaan Tuhan).
2. Ancaman Politik: Hallaj dituduh melakukan propaganda legitimisme Syiah/Alawi, yang merupakan ancaman langsung terhadap stabilitas Abbasiyah yang sedang goyah. Tuduhan ini, yang dicatat dalam laporan pengadilan (Kiana yadcui ila al-ridd min Al Muhammad), mengaitkan Hallaj dengan agitator yang menyerukan pengembalian kekuasaan kepada keluarga Nabi Muhammad.
Massignon menyimpulkan bahwa Hallaj dieksekusi karena kebenaran mistisnya diucapkan di ruang publik yang sarat ketegangan sosial dan politik. Dengan demikian, The Passion menyajikan Hallaj sebagai martir publik dan politik yang menolak untuk menyembunyikan kebenaran spiritualnya, sehingga menopang argumen bahwa ia menanggung penderitaan untuk komunitas.
IV. Volume 3: Analisis Mendalam Teologi Hallajian (The Teaching of Al-Hallaj)
Volume 3 berfokus pada doktrin teologis Hallaj, di mana Massignon berupaya merehabilitasi pemikirannya dari tuduhan bid'ah.
4.1. Filosofi Cinta (Mahabbah) dan Penebusan Diri
Massignon menempatkan Mahabbah (Cinta Ilahi) sebagai pusat ajaran Hallaj, yang menuntut pengorbanan diri yang ekstrem. Massignon secara pribadi terpengaruh oleh kutipan yang ia temukan dari Hallaj: "Dua momen penyembahan cukup dalam cinta, tetapi wudu awal harus dilakukan dalam darah". Konsep cinta radikal yang menuntut penyangkalan diri total dan kesiapan untuk pengorbanan ini menjadi prasyarat untuk memasuki tahapan mistik tertinggi.
Dalam kerangka Sufi, Massignon menjelaskan bahwa tujuan seorang Sufi adalah mencapai at-Haqq (Realitas Tertinggi atau Kualitas Ilahi) melalui transisi dari al-fanā’ (kepunahan diri/ego). Hallaj mengajarkan bahwa kefanaan ego adalah syarat mutlak untuk mencapai kesatuan kehendak dengan Tuhan.
4.2. Penafsiran Krusial Ana al-Haqq: Transformasi Roh (Bukan Inkarnasi)
Massignon berupaya keras mengoreksi interpretasi yang salah terhadap "Ana al-Haqq" (Aku adalah Kebenaran), yang oleh ortodoksi dan sebagian Orientalis Eropa dianggap sebagai hulul (inkarnasi) atau wahdat al-wujud (Unity of Being).
Massignon menunjukkan bahwa Ana al-Haqq bukanlah seruan yang tiba-tiba, melainkan bagian integral dari doktrin teologis Hallaj: Roh Ilahi yang tidak tercipta dapat mengubah roh manusia yang tercipta untuk sementara waktu, yang menghasilkan "perubahan subjek" (change of subject). Dalam kondisi ini, pribadi Ilahi dan pribadi manusia bekerja bersama (work together). Ini memungkinkan Tuhan berbicara melalui lidah mistikus. Massignon dengan tegas menyatakan bahwa ini bukanlah hulul (inkarnasi) atau peleburan esensi, karena sifat kolaboratif dan sementara dari pengalaman tersebut. Lidah mistikus (lisan al-haqq) menjadi tempat proklamasi Tuhan, sebuah konsep yang dianalogikan oleh ulama Sufi seperti Al-Baqli dengan kata-kata Tuhan dari Semak yang Menyala kepada Musa dalam Al-Qur'an (Qur. XX, 14).
4.3. Doktrin Substitusi Mistik (Badaliyya)
Dalam Volume 3, Massignon memajukan interpretasi teologisnya yang paling kontroversial—konsep Substitusi (Badaliyya). Massignon membandingkan kemartiran Hallaj dengan Passion Kristus. Massignon meyakini bahwa Hallaj memberikan kemartirannya sebagai penebusan yang redemptif bagi dosa-dosa komunitas Muslim, bersaksi tentang tawhid (keesaan Tuhan) tertinggi.
Konsep Badaliyya ini, yang terinspirasi oleh teologi Katolik (terutama kisah St. Lydwine of Schiedam dan teologi Paulus tentang penderitaan Kristus), diterapkan Massignon untuk menjelaskan bagaimana pengorbanan Hallaj memiliki makna yang melampaui sekadar hukuman mati. Massignon secara efektif menyusun argumen bahwa Hallaj, dengan menderita secara publik, memberikan pengakuan paling radikal akan tawhid kepada komunitasnya, dan bahwa metode pengakuan ini (penderitaan yang redemptif) secara spiritual sejajar dengan konsep pengorbanan Kristiani.
V. Volume 2: Jejak dan Warisan Hallaj (Traces his influence in Islam over the centuries)
Volume 2 didedikasikan untuk melacak jejak Hallaj pasca-abad ke-10, menunjukkan bagaimana ia bertransisi dari seorang bid'ah yang dihukum menjadi figur spiritual yang dihormati dan sentral.
5.1. Transformasi dalam Komunitas Sufi
Meskipun banyak Sufi kontemporer menolak tindakan Hallaj yang terbuka, reputasinya sebagai martir tumbuh pesat. Volume 2 menunjukkan bahwa kemartirannya memberikan legitimasi spiritual yang melampaui penolakan ortodoksi awal. Hallaj menginspirasi tokoh-tokoh besar dalam sastra mistik Persia dan tradisi Sufi di wilayah non-Arab. Farid ad-Din Attar memasukkan riwayat Hallaj dalam Memorial of God's Friends. Jalaluddin Rumi dan penyair mistik lainnya menggunakan Hallaj sebagai arketipe, sering kali memahami Ana al-Haqq sebagai ekspresi persatuan batin yang paling berani.
Di wilayah di luar pusat Arab, seperti Iran, Turki, dan Asia Selatan/Tenggara, Ana al-Haqq umumnya diinterpretasikan sebagai ekspresi tertinggi dari wahdat al-wujud (Unity of Being) atau kesatuan esensial. Ini menunjukkan bahwa narasi kemartiran Hallaj memiliki kekuatan yang berkelanjutan sebagai simbol perlawanan spiritual terhadap formalisme dan hukum kaku.
5.2. Hallaj dan Filsafat Modern
Massignon juga mencatat bagaimana Hallaj terus memengaruhi pemikiran Muslim modern. Salah satu contoh paling menonjol adalah Muhammad Iqbal, yang mengonfirmasi bahwa konsepsinya tentang Manusia Sempurna (Perfect Man) sangat terinspirasi oleh doktrin Ana al-Haqq Hallaj, dibandingkan dengan konsep Superman (Manusia Unggul) Nietzsche yang materialistik.
Volume 2 Massignon secara meyakinkan menunjukkan bahwa Hallaj bukanlah anomali sejarah yang terisolasi, melainkan titik balik penting yang terus membentuk pemikiran, spiritualitas, dan seni Muslim hingga abad ke-20. Keberhasilan Volume 2 dalam mendokumentasikan jejak Hallaj dalam tradisi yang jauh dari Baghdad (seperti tradisi Syiah, Gnostik Iran, dan puisi Turki) menunjukkan bahwa karya Massignon tidak hanya memulihkan Hallaj di mata Barat, tetapi juga menegaskan kembali relevansi dan pentingnya di dalam dunia Islam yang lebih luas.
VI. Visi Eksistensial Massignon dan Resepsi Kritis
6.1. Teologi Substitusi dan Keramahan Suci
Massignon, yang kemudian mendirikan ordo doa Badaliyya (1934) di Mesir bersama Mary Kahil, secara eksistensial mendedikasikan hidupnya untuk umat Islam. Konsep Badaliyya (substitusi) dan intercession (syafaat/doa) menjadi inti dari hubungan teologisnya dengan Islam.
Melalui Badaliyya, Massignon berkeinginan untuk menawarkan penderitaannya sebagai pengganti bagi Muslim, bukan untuk konversi mereka, tetapi dalam semangat Sacred Hospitality (Keramahan Suci), agar "kehendak Tuhan dapat dipenuhi melalui mereka". Massignon, seorang Katolik, bahkan meyakini keaslian Al-Qur'an sebagai sumber spiritual dan memandang Islam sebagai saksi monoteisme Abrahamik yang sah. Ia berupaya menemukan cara bagi umat Kristiani untuk menawarkan hidup mereka demi keselamatan Muslim dalam substitusi mistik.
6.2. Kritik Akademik: Presuposisi Eksistensial dan Kristologi
Meskipun Massignon diakui secara universal karena keilmuan filologisnya yang tak tertandingi (breathtaking erudition), karyanya juga menuai kritik signifikan dari kalangan akademik. Kritik utama berpusat pada "presuposisi eksistensial" Massignon yang dianggap sebagai kelemahan utama (major flaw) dalam karya ilmiahnya.
Kritikus berpendapat bahwa sudut pandang Massignon yang sangat personal—terutama penafsirannya terhadap Hallaj sebagai "cerminan Islam dari Yesus" (Islamic reflection of Jesus)—mengkompromikan objektivitas ilmiah karyanya. Ada kekhawatiran bahwa alih-alih murni menerangi Hallaj dalam konteks Islamnya, interpretasi Massignon justru "memenjarakan subjek" di dalam kerangka teologi Kristiani.
6.3. Perbandingan dengan Orientalis Kontemporer
Massignon memberikan koreksi penting terhadap pandangan Orientalis sebelumnya. Sebelum Massignon, ada keyakinan di kalangan sejarawan Eropa bahwa Hallaj mungkin secara diam-diam adalah seorang Kristen. Massignon, melalui studi filologis dan teologisnya, menempatkan Hallaj secara definitif dalam konteks mistisisme Islam.
Ia juga berbeda dari R. A. Nicholson. Nicholson cenderung menolak interpretasi pantheistik terhadap Hallaj, dengan alasan bahwa Sufi pantheisme belum efektif terjadi hingga era Ibn al-Arabi (w. 1240). Massignon, meskipun setuju bahwa Hallaj bukanlah penganut hulul atau wahdat al-wujud dalam artian yang muncul kemudian, tetap menegaskan aspek Badaliyya dan Cinta Ilahi yang radikal sebagai puncak teologinya, yang berbeda dengan penekanan Nicholson pada Hallaj sebagai monoteis "mainstream" Islam dengan sedikit pengaruh Hellenistik.
Meskipun Massignon dikritik karena subjektivitasnya, komitmen eksistensial ini justru yang memungkinkannya mencapai kedalaman dan dampak transkultural yang luar biasa. Keberhasilannya memengaruhi Konsili Vatikan II dan melegitimasi Hallaj di Barat menunjukkan bahwa "ketidak-objektifan" pribadinya adalah dorongan penting di balik terobosan intelektualnya yang paling radikal.
VII. Penutup: Kontribusi Abadi Louis Massignon
The Passion of al-Hallaj: Mystic and Martyr of Islam karya Louis Massignon adalah sebuah monumen intelektual yang tidak hanya berfungsi sebagai biografi mistikus abad ke-10, tetapi juga sebagai peta peradaban Islam awal dan katalog spiritualitas Sufi. Massignon berhasil mengangkat Hallaj—figur yang pernah dikutuk dan hampir dilupakan—menjadi salah satu nama Muslim paling penting yang dikenal di Barat.
Kontribusi utamanya terangkum dalam tiga bidang:
1. Filologi dan Metodologi: Massignon menetapkan standar baru dalam studi Islam melalui pengarsipan manuskrip yang ketat, otentikasi teks, dan pengembangan leksikon istilah teknis Sufi, yang menjadi fondasi bagi generasi sarjana berikutnya.
2. Rehabilitasi Teologis: Ia memberikan pembelaan teologis yang komprehensif bagi Hallaj, menafsirkan Ana al-Haqq sebagai transformasi roh, bukan inkarnasi, sehingga membebaskan Hallaj dari tuduhan bid'ah hulul.
3. Jembatan Spiritual: Melalui visi Badaliyya dan Sacred Hospitality, Massignon menggunakan kisah Hallaj sebagai jembatan untuk dialog antar-agama yang otentik, di mana penderitaan seorang martir Muslim dapat dilihat sebagai cerminan universal dari penebusan spiritual.
Meskipun perdebatan mengenai objektivitasnya akan terus berlanjut, tidak dapat disangkal bahwa The Passion of al-Hallaj adalah salah satu karya paling penting yang pernah ditulis tentang mistisisme Islam, yang berhasil memadukan ketelitian ilmiah yang tak tertandingi dengan kedalaman empati spiritual yang mendalam.
Referensi:
al-Hallaj - Wikipedia. (2025, Oktober 18). Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Al-Hallaj
al-Hallaj: Mystic martyr of Sufism. (2025, Oktober 18). YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=IkRbIwCQ7Q0
Al-Hallaj, Islamic mystic and heretic. (2025, Oktober 18). Independent Philosophy. https://www.independentphilosophy.net/Hallaj.html
ANA'L-ḤAQQ. (2025, Oktober 18). Encyclopaedia Iranica. https://www.iranicaonline.org/articles/anal-haqq-i-am-the-truth-the-most-famous-of-the-sufi-sathiyat-ecstatic-utterances-or-paradoxes/
Bamford, C. (2025, Oktober 18). Sacred hospitality: Badaliya – The way of mystic substitution. The Matheson Trust. https://www.themathesontrust.org/papers/christianity/Bamford-Sacred%20Hospitality.pdf
Buck, D. C. (2025, Oktober 18). Massignon – Dorothy C. Buck, PhD. https://www.dcbuck.com/Talks/Massignon.html
Discovering the independency of Sufism in Islamic sciences: Third century in historical analysis. (2025, Oktober 18). ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/388827225_Discovering_The_Independency_of_Sufism_in_Islamic_Sciences_Third_Century_in_Historical_Analysis
Hallaj by Louis Massignon; Herbert Mason. (2025, Oktober 18). Books-A-Million. https://www.booksamillion.com/p/Hallaj/Louis-Massignon/9780691019192
Iqbalian narrative of reconstruction as perceived by Massignon. (2025, Oktober 18). Punjab University. https://pu.edu.pk/images/journal/HistoryPStudies/PDF_Files/07-v34_1_2021.pdf
Lawson, T. (2025, Oktober 18). The Passion of al-Hallaj: Mystic and martyr of Islam. http://toddlawson.ca/pdf/lawson_massignon_passion_hallaj.pdf
LOUIS MASSIGNON'S NOTES. (2025, Oktober 18). Allama Muhammad Iqbal. https://www.allamaiqbal.com/publications/journals/review/apr70/1.htm
Louis Massignon - Wikipedia. (2025, Oktober 18). Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Louis_Massignon
Louis Massignon's Badaliya prayer movement: Yesterday and today. (2025, Oktober 18). Oasis Center. https://www.oasiscenter.eu/en/muslim-christian-dialogue-louis-massignon-egypt
Massignon, L. (2019). The passion of al-Hallaj: Mystic and martyr of Islam (H. Mason, Trans.; Vols. 1–4). Princeton University Press. (Original work published 1922–1957)
Massignon - Dictionary of African Christian Biography. (2025, Oktober 18). DACB. https://dacb.org/stories/nonafricans/massignon-louis/
Massignon essay on the origin of the technical language of Islamic mysticism Louis Massignon | PDF. (2025, Oktober 18). Scribd. https://de.scribd.com/doc/255884487/Massignon-Essay-on-the-Origin-of-the-Technical-Language-of-Islamic-Mysticism-Louis-Massignon
Massignon, tr. by Mason: The Passion of al-Hallaj: Mystic and martyr of Islam (Book Review). (2025, Oktober 18). ProQuest. https://search.proquest.com/openview/aa9b37dd061c93cb88cb55b00dec112a/1?pq-origsite=gscholar&cbl=1821138
Martyrdom of al-Hallaj and unity of the existence: The condemners and the commenders. (2025, Oktober 18). Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). https://www.ukm.my/ijit/wp-content/uploads/2016/01/10-Yusri-Mohd-Ramli-IJIT-Vol-3-2013.pdf
Review of The theology of Louis Massignon: Islam, Christ, and the Church. (2025, Oktober 18). CSB and SJU Digital Commons. https://digitalcommons.csbsju.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1108&context=social_encounters
The Passion of al-Hallaj, mystic and martyr of Islam, volume 1: The life of al-Hallaj. (2025, Oktober 18). Dokumen.pub. https://dokumen.pub/the-passion-of-al-hallaj-mystic-and-martyr-of-islam-volume-1-the-life-of-al-hallaj-9780691200453.html
The Passion of al-Hallaj, mystic and martyr of Islam, volume 1. (2025, Oktober 18). Goodreads. https://www.goodreads.com/book/show/6010771-the-passion-of-al-hallaj-mystic-and-martyr-of-islam-volume-1
The Passion of al-Hallaj, mystic and martyr of Islam, volume 1. (2025, Oktober 18). Labyrinth Books. https://www.labyrinthbooks.com/the-passion-of-al-hallaj-mystic-and-martyr-of-islam-volume-1/
The Passion of al-Hallaj, mystic and martyr of Islam, volume 1: The life of al-Hallaj. (2025, Oktober 18). Wellcome Collection. https://wellcomecollection.org/works/kg9bvbmr
(2025, Oktober 18). Badaliya – Dorothy C. Buck. https://dcbuck.com/Badaliya/124.html
christianity & islam. (2025, Oktober 18). Thomas Merton Society of Great Britain and Ireland Journal, 10(2). https://thomasmertonsociety.org/Journal/10/10-2OMahony.pdf
.png)

Post a Comment