Analisis Mendalam Some Principles of Stratification (1945) Karya Kingsley Davis dan Wilbert E. Moore: Teori, Fungsi, dan Kritik Sistem Stratifikasi Sosial
I. Konteks Sosiologis dan Premis Universalitas Stratifikasi
Artikel "Some Principles of Stratification" muncul dari tradisi Fungsionalisme Struktural, yang memandang masyarakat sebagai sistem yang terintegrasi, di mana setiap institusi sosial, termasuk ketidaksetaraan (stratifikasi), memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan kelangsungan hidup sistem.
A. Latar Belakang Intelektual Fungsionalis
Karya D&M (1945) adalah salah satu karya yang paling banyak dikutip dan diperdebatkan dalam sosiologi Amerika. Artikel tersebut menawarkan penjelasan fungsionalis yang bertujuan untuk menjelaskan mengapa ketidaksetaraan sosial bukan hanya merupakan fenomena modern, melainkan merupakan fakta universal dan kuno dalam masyarakat manusia.
D&M berangkat dari kebutuhan mendasar setiap masyarakat untuk memastikan bahwa peran-peran yang ada disebarkan kepada aktor sosial, dan bahwa peran-peran tersebut harus dilakukan secara serius dan benar oleh orang-orang yang paling mampu. Persoalannya bukan hanya bagaimana individu mendapatkan posisi mereka, tetapi bagaimana masyarakat sebagai suatu kesatuan berhasil mengisi dan memotivasi personelnya untuk peran-peran yang berbeda-beda.
B. Premis Dasar: Stratifikasi sebagai Keniscayaan Universal
D&M memulai argumen mereka dengan proposisi bahwa tidak ada masyarakat yang "tanpa kelas" atau tidak terstratifikasi. Tujuan utama esai ini adalah untuk menjelaskan, dalam kerangka fungsional, kebutuhan universal yang memanggil stratifikasi dalam sistem sosial apa pun. Jika stratifikasi (ketidaksetaraan terinstitusionalisasi) hadir di mana-mana dan sepanjang sejarah, pasti ada fungsi penting yang dipenuhinya.
Penting untuk dicatat bahwa D&M secara eksplisit membatasi analisis mereka pada sistem posisi sosial (kedudukan), dan bukan pada individu yang mendudukinya. Dalam pandangan mereka, teori fungsional harus menjelaskan bagaimana sistem secara keseluruhan mengatur dirinya sendiri. Dengan memfokuskan pada posisi (seperti 'Dokter' atau 'Insinyur'), mereka mencari prinsip universal yang menentukan peringkat dan imbalan posisi itu sendiri, terlepas dari mobilitas sosial individu yang mengisi posisi tersebut. Stratifikasi, oleh karena itu, dilihat sebagai sistem penempatan dan motivasi kolektif untuk peran, dan bukan sekadar tentang kekayaan pribadi.
C. Pertanyaan Sentral Davis dan Moore
Pertanyaan inti yang ingin dijawab D&M adalah: Bagaimana masyarakat memastikan bahwa individu yang paling mampu atau paling cocok mengisi peran yang paling penting secara fungsional? Jawabannya terletak pada Stratifikasi Institusional—pembagian dan reorganisasi hierarkis kelas-kelas sosial dalam suatu sistem. Mereka berargumen bahwa ketidaksetaraan sosial adalah perangkat yang berevolusi secara tidak sadar oleh masyarakat untuk menjamin bahwa posisi-posisi penting diisi dengan penuh kesadaran oleh orang-orang yang paling berkualitas.
II. Prinsip Fungsional Stratifikasi: Mekanisme Alokasi Posisi dan Insentif
Argumen sentral D&M adalah bahwa stratifikasi berfungsi sebagai mekanisme penempatan dan motivasi. Masyarakat harus memberikan imbalan yang tidak setara untuk peran yang berbeda agar dapat mendorong individu untuk membuat pengorbanan yang diperlukan untuk peran-peran penting.
A. Keharusan Fungsional: Motivasi dan Alokasi Personel
Stratifikasi dianggap sebagai keniscayaan fungsional bagi semua masyarakat karena membantu memotivasi individu untuk mengisi posisi sosial yang berbeda dan melaksanakan tugas mereka secara sungguh-sungguh. Stratifikasi memastikan alokasi personel yang paling berkualitas ke posisi yang paling penting bagi masyarakat.
Mekanisme insentif ini sangat krusial. Jika individu bisa mendapatkan imbalan yang sama tanpa menjalani pelatihan yang sulit, tanpa bekerja keras, atau tanpa memiliki bakat luar biasa, mereka akan mengambil keputusan rasional untuk memilih peran yang "lebih mudah". Oleh karena itu, masyarakat harus memberikan imbalan yang tidak setara, termasuk uang, prestise, dan hak istimewa, yang dilekatkan pada peran-peran yang paling penting dan sulit.
B. Pengorbanan dan Hambatan dalam Pelatihan
Posisi sosial tingkat tinggi, seperti kedokteran, hukum, atau teknik, biasanya memerlukan periode pelatihan yang panjang, mahal, dan memberatkan. Pengorbanan ini—misalnya, kurangnya bayaran atau pendapatan selama periode pelatihan yang lama—bertindak sebagai faktor penghambat bagi banyak orang untuk memasuki bidang tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan insentif yang kuat—yaitu, imbalan dan prestise yang sepadan—untuk memotivasi individu agar mau menanggung pengorbanan yang diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan. Jika imbalan untuk posisi M.D. (Dokter) tidak sepadan dengan pengorbanan pendidikan yang memakan waktu dan biaya, hampir tidak ada yang mau melakukannya, meskipun sebagian besar individu mungkin memiliki kapasitas mental untuk itu. Dengan adanya imbalan yang tidak setara, individu yang ambisius akan bersaing untuk mendapatkan posisi dan ganjaran tertinggi.
C. Proposisi Inti Rangkaian Logika Davis dan Moore
Argumen D&M dapat diringkas menjadi serangkaian proposisi logis:
1. Kepentingan Diferensial: Posisi tertentu dalam masyarakat secara fungsional lebih penting daripada yang lain dan memerlukan keterampilan atau bakat khusus untuk pelaksanaannya.
2. Kelangkaan Bakat: Hanya sejumlah terbatas individu dalam masyarakat yang memiliki bakat yang dapat dikembangkan menjadi keterampilan yang sesuai untuk posisi-posisi penting ini.
3. Pengorbanan Pelatihan: Konversi bakat menjadi keterampilan melibatkan periode pelatihan yang panjang, di mana pengorbanan harus dilakukan oleh mereka yang menjalani pelatihan.
4. Imbalan Diferensial: Untuk mendorong individu berbakat ini untuk menjalani pengorbanan dan memperoleh keterampilan, masyarakat harus memberikan imbalan yang tidak setara (harta dan prestise) yang sebanding dengan pengorbanan dan kepentingan posisi tersebut.
III. Penentu Peringkat Posisi Sosial (Differential Functional Importance and Scarcity)
D&M mengidentifikasi dua faktor universal yang menentukan peringkat relatif, atau tingkat imbalan, dari posisi sosial: kepentingan fungsional dan kelangkaan personel. Posisi yang memiliki peringkat tertinggi akan memenuhi kedua kriteria ini.
A. Faktor Penentu 1: Kepentingan Fungsional (Functional Importance)
Kepentingan fungsional mengacu pada nilai suatu posisi sejauh mana ia berkontribusi pada kelangsungan hidup atau peningkatan masyarakat. Posisi yang lebih penting secara fungsional dalam struktur sosial akan cenderung memiliki tingkatan yang lebih tinggi.
Namun, D&M menyajikan batasan penting pada konsep ini: kepentingan fungsional adalah kondisi yang diperlukan (necessary condition) tetapi bukan penyebab yang cukup (sufficient cause) untuk peringkat tinggi. Masyarakat hanya perlu memberikan imbalan yang cukup untuk memastikan posisi yang penting diisi secara kompeten. Jika suatu posisi penting dapat diisi dengan mudah—misalnya karena keterampilan yang diperlukan tersebar luas—maka imbalannya tidak perlu tinggi, meskipun posisinya penting.
B. Faktor Penentu 2: Kelangkaan Bakat dan Persyaratan Pelatihan (Scarcity of Personnel)
Perbedaan peringkat posisi juga didorong oleh kelangkaan orang yang mampu menempati kedudukan sehubungan dengan tuntutan peran. Faktor ini mengukur tingkat kesulitan dalam memperoleh bakat atau pendidikan yang dibutuhkan.
Posisi yang memerlukan bakat atau pendidikan yang sulit didapat, serta membutuhkan pelatihan terbesar, secara otomatis akan mendapatkan imbalan terbaik dan, karenanya, memiliki peringkat tertinggi.7 Ini adalah masalah kelangkaan dan biaya investasi modal manusia.
C. Sintesis Dua Faktor dan Model Stratifikasi
Dalam pandangan D&M, peringkat suatu posisi adalah produk dari kedua faktor ini. Sebuah posisi harus penting dan sulit diisi untuk mendapatkan imbalan tertinggi. Model ini memberikan nuansa terhadap pandangan sederhana bahwa imbalan hanya didasarkan pada kepentingan semata. Misalnya, seorang dokter bedah saraf (kepentingan fungsional tinggi + kelangkaan/pelatihan tinggi) akan mendapatkan imbalan yang jauh lebih tinggi daripada seorang perawat kesehatan masyarakat (kepentingan fungsional tinggi + kelangkaan/pelatihan sedang).
Tabel 1 menyajikan rangkuman dari dua faktor penentu peringkat posisi sosial menurut Davis dan Moore.
Table 1: Dua Faktor Penentu Peringkat Posisi Sosial Menurut Davis dan Moore
IV. Imbalan Diferensial (Differential Rewards) dan Hierarki Ganjaran
Untuk memotivasi individu agar mencari dan dengan tekun melakukan peran-peran yang penting bagi masyarakat, sistem stratifikasi melibatkan pendistribusian imbalan yang tidak setara. D&M mengklasifikasikan ganjaran ini ke dalam tiga kategori utama yang saling melengkapi dan sama pentingnya.
A. Tiga Kategori Utama Imbalan
Dalam sistem sosial apa pun, ganjaran yang dilekatkan pada suatu posisi sebagai hak atau perquisites dapat dibagi menjadi tiga jenis yang setara dalam kepentingan sosial:
1. Kenyamanan dan Pemeliharaan Diri (Sustenance and Comfort): Ini mencakup imbalan materi dan ekonomi—gaji, barang-barang yang berkontribusi pada kenyamanan, dan standar hidup yang tinggi.
2. Hiburan dan Rekreasi (Humor and Diversion): Ini mencakup akses ke waktu luang dan peluang untuk rekreasi dan kenikmatan, yang menyeimbangkan tuntutan peran.
3. Harga Diri dan Ekspansi Ego (Self-Respect and Ego Expansion): Ini adalah ganjaran simbolik dan psikologis, seperti prestise, martabat, dan rasa hormat yang diberikan oleh masyarakat. Imbalan ini sebagian besar merupakan fungsi dari pendapat orang lain dan sangat krusial bagi karakter sosial diri.
B. Signifikansi Imbalan Non-Ekonomis
Penekanan D&M pada Harga Diri dan Prestise menunjukkan bahwa stratifikasi tidak hanya dilihat sebagai sistem ekonomi berbasis uang. Posisi dapat memiliki peringkat tinggi karena prestise sosial yang tinggi—seperti posisi spiritual atau kepemimpinan politik di masyarakat tradisional—meskipun imbalan materialnya mungkin terbatas.
Pengakuan terhadap insentif psikologis yang kuat ini memungkinkan teori D&M untuk diterapkan pada berbagai struktur sosial, melampaui kapitalisme, dan memperkuat argumen bahwa stratifikasi adalah tentang diferensiasi status dan pengakuan, yang berfungsi sebagai insentif kuat untuk kepatuhan dan kinerja peran. Imbalan diferensial ini dilembagakan sebagai sistem ketidaksetaraan untuk memotivasi pencapaian dan kinerja.
V. Variasi dalam Sistem Stratifikasi Sosial
Meskipun D&M berfokus pada prinsip-prinsip universal, mereka menyadari bahwa ada perbedaan besar dalam derajat dan jenis stratifikasi antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Variabel-variabel yang dapat memengaruhi sistem stratifikasi mencakup tahap perkembangan masyarakat atau situasi eksternal yang mungkin menghilangkan kebutuhan akan jenis keterampilan atau bakat tertentu. Dalam analisis mereka, D&M mencoba menjelaskan distribusi prestise yang kira-kira seragam antara jenis posisi utama di setiap masyarakat, sambil mengakui faktor-faktor variabel yang mempengaruhi ketidaksetaraan.
Secara analitis, D&M memilih untuk memfokuskan diri pada fungsi organisasi dan alokasi sumber daya manusia. Meskipun demikian, mereka mencatat bahwa kepemilikan alat produksi (seperti modal) memiliki signifikansi terbesar dalam stratifikasi karena secara inheren menimbulkan hubungan yang tidak setara, seringkali melibatkan unsur paksaan dalam hubungan kontraktual yang nominalnya bebas. Pengamatan ini menunjukkan kesadaran mereka akan dinamika kekuasaan dan kepemilikan, tetapi mereka secara sengaja memprioritaskan mekanisme fungsional dalam kerangka teori mereka.
VI. Kritik Fungsionalis-Konflik: Dialog Melawan Melvin Tumin (1953)
Warisan artikel D&M sebagian besar dipertahankan melalui respons dan debat yang terjadi setelah publikasi kritik sistematis Melvin Tumin, "Some Principles of Stratification: A Critical Analysis," pada tahun 1953. Tumin secara fundamental menantang pandangan fungsionalis bahwa ketidaksetaraan terinstitusionalisasi bersifat positif dan tak terhindarkan.
A. Kesulitan Menentukan Kepentingan Fungsional
Salah satu target utama Tumin adalah asumsi bahwa kepentingan fungsional dapat ditentukan secara objektif. Tumin mempertanyakan bagaimana masyarakat dapat secara akurat menentukan posisi mana yang benar-benar "lebih penting secara fungsional" daripada yang lain. Dia memberikan contoh yang terkenal: Siapa yang menentukan bahwa seorang bankir pedagang (yang bergaji sangat tinggi) lebih penting daripada perawat atau pekerja penitipan anak?.
Kritik ini menyiratkan adanya penalaran melingkar dalam teori D&M, di mana posisi dengan imbalan tinggi dianggap penting, dan imbalan tinggi dibenarkan karena kepentingan posisi. Tumin berargumen bahwa penentuan peringkat imbalan seringkali didorong oleh kekuatan dan bukan oleh fungsi obyektif.
B. Masalah Penemuan Bakat dan Distribusi yang Tidak Merata
D&M berasumsi bahwa hanya sejumlah kecil individu yang memiliki bakat yang diperlukan untuk mengisi posisi penting. Tumin membantah asumsi kelangkaan bakat ini. Tumin berargumen bahwa stratifikasi sosial yang sudah ada justru menghambat penemuan dan pemanfaatan bakat. Sistem kelas bertindak sebagai penghalang motivasi bakat, terutama di strata bawah, karena kurangnya akses terhadap pendidikan dan peluang. Selain itu, Tumin menunjukkan bahwa kelompok-kelompok profesional sering menggunakan kekuasaan mereka untuk membatasi akses ke posisi mereka (menciptakan kelangkaan artifisial), sehingga meningkatkan permintaan akan layanan mereka dan memaksimalkan imbalan yang mereka terima.
C. Pertanyaan Mengenai Pengorbanan dalam Pelatihan
Tumin juga menantang konsep "pengorbanan" yang dilekatkan pada masa pelatihan. Individu yang mampu menjalani pendidikan yang panjang dan mahal, seperti sekolah kedokteran, sering kali berasal dari latar belakang istimewa. Selama periode pelatihan, mereka sudah menikmati berbagai keuntungan dan kenyamanan yang jauh melebihi apa yang dialami oleh strata bawah.
Dengan demikian, pelatihan bukanlah "pengorbanan" yang tidak terkompensasi, melainkan investasi yang disertai hak istimewa sosial yang memberikan jaminan imbalan di masa depan.
D. Stratifikasi sebagai Kekuatan Disfungsional
Melanjutkan kritiknya, Tumin menyimpulkan bahwa stratifikasi tidak mampu menjalankan fungsi yang ditugaskan oleh D&M. Stratifikasi justru menghasilkan konsekuensi negatif bagi masyarakat, termasuk:
1. Pelemahan Integrasi Sosial: Ketidaksetaraan imbalan mendorong permusuhan dan memberikan rasa pengucilan kepada anggota strata bawah, sehingga stratifikasi menjadi kekuatan yang memecah belah dan bukannya mengintegrasikan.
2. Pembenaran Ketidakadilan: Stratifikasi melegitimasi pembagian sumber daya yang tidak setara berdasarkan klaim fungsi yang meragukan.
E. Respons Kingsley Davis
Dalam tanggapannya terhadap kritik Tumin, Davis mempertahankan tesisnya dengan menegaskan bahwa meskipun Tumin berhasil membongkar justifikasi etis di balik ketidaksetaraan terinstitusionalisasi, dia gagal menjelaskan mengapa stratifikasi tetap menjadi fenomena universal yang ada di setiap masyarakat yang diketahui. Bagi D&M, fokus mereka adalah memahami keniscayaan struktural, bukan untuk merayakan ketidakadilan.
Table 2: Dialektika Teori Stratifikasi: Davis-Moore vs. Kritik Melvin Tumin
VII. Signifikansi dan Warisan Akademis Tesis Davis-Moore
Meskipun Tesis Davis-Moore menghadapi kritik yang luas dan mendalam (seringkali bersifat negatif) atas dasar logis dan empiris, artikel tersebut tetap menjadi salah satu teks yang paling sering dikutip dan merupakan "bacaan wajib" dalam ratusan kursus sosiologi.
A. Pengaruh Konseptual
D&M menawarkan perlakuan yang paling sistematis dan bergeneralisasi tinggi terhadap stratifikasi yang tersedia pada masanya. Kontribusi utamanya adalah memaksa sosiolog untuk mempertimbangkan peran fungsional ketidaksetaraan dalam organisasi sosial, bukan hanya dalam konteks konflik. Teori mereka menjadi landasan konseptual bagi banyak pemikiran tentang meritokrasi dan teori modal manusia (human capital theory) di bidang ekonomi, di mana investasi dalam pelatihan dan pendidikan dianggap membutuhkan kompensasi imbalan yang proporsional.
B. Ketahanan Teori dalam Wacana Sosiologis
Ketahanan teori D&M dalam menghadapi kritik yang intensif dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Pertama, teori ini menawarkan penjelasan yang sederhana dan elegan untuk fenomena sosial yang kompleks (ketidaksetaraan universal). Kedua, ia menyediakan justifikasi yang siap pakai bagi sistem sosial berbasis pasar: imbalan tinggi, bonus, dan gaji besar diperlukan untuk menarik talenta terbaik dan memastikan kompetensi di posisi penting (seperti yang sering digunakan untuk membenarkan gaji tinggi di sektor seperti perbankan atau olahraga profesional).
Terakhir, perdebatan yang dipicu oleh Tumin justru menginstitusionalisasi D&M sebagai titik tolak sentral dalam pengantar teori stratifikasi. Dengan demikian, "Some Principles of Stratification" berfungsi sebagai benchmark teoretis yang darinya teori-teori konflik dan kritik stratifikasi modern dimulai.
C. Kesimpulan Akhir
Secara ringkas, Davis dan Moore berargumen bahwa stratifikasi sosial adalah perangkat evolusioner yang tidak disadari, yang diperlukan oleh semua masyarakat untuk menjamin bahwa posisi-posisi fungsional yang paling penting dan paling sulit diisi oleh orang-orang yang paling mumpuni melalui distribusi imbalan yang tidak setara. Meskipun teori ini dikritik keras karena mengabaikan peran kekuasaan, menghalangi potensi bakat, dan gagal menjelaskan konsekuensi disfungsional ketidaksetaraan, teori ini tetap menjadi pilar sentral Fungsionalisme Struktural dan titik awal yang tak terhindarkan dalam studi akademik tentang ketidaksetaraan sosial.
Referensi:
AQA GCSE Sociology Classic Texts: Some Principles of Stratification – Tutor2u. (2025, Oktober 11). Tutor2u. https://www.tutor2u.net/sociology/reference/classic-texts-davis-moore-some-principles-of-stratification-1945
Davis, K., & Moore, W. E. (2014). Some principles of stratification. In D. B. Grusky (Ed.), Social stratification: Class, race, and gender in sociological perspective (4th ed., pp. 15–21). London & New York: Routledge. (Original work published 1945)
Davis and Moore | PDF | Social Stratification – Scribd. (2025, Oktober 11). Scribd. https://www.scribd.com/document/407420287/Davis-and-Moore
Davis-Moore on Social Stratification: Critique and Analysis – Too Lazy To Study. (2025, Oktober 11). Too Lazy To Study. https://www.toolazytostudy.com/free-sociology-essays/davis-moore-on-social-stratification%3A-critique-and-analysis
Davis-Moore Thesis | Research Starters – EBSCO. (2025, Oktober 11). EBSCO Research Starters. https://www.ebsco.com/research-starters/social-sciences-and-humanities/davis-moore-thesis
Exploring Theories of Social Stratification: Perspectives, Critiques, and Functions | #1 Best Sociology Optional Coaching – TriumphIAS. (2025, Oktober 11). TriumphIAS. https://triumphias.com/blog/exploring-theories-of-social-stratification/
Melvin M Tumin on Stratification | Critical Analysis of Davis-Moore Theory of Stratification. (2025, Oktober 11). YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=z0RagEnXO8g
Melvin Tumin’s Critique of Theory of Social Stratification – Sociology Guide. (2025, Oktober 11). Sociology Guide. https://www.sociologyguide.com/socio-short-notes/view-short-notes.php?id=22
Moore and Melvin | PDF | Social Stratification – Scribd. (2025, Oktober 11). Scribd. https://www.scribd.com/document/872642717/Moore-and-Melvin
Reading Guide to: Davis, K. and Moore, W. “Some Principles of Stratification” – arasite.org. (2025, Oktober 11). arasite.org. https://www.arasite.org/dandm.htm
Some Principals of Stratification by Davis & Moore | PDF – Scribd. (2025, Oktober 11). Scribd. https://www.scribd.com/document/403845645/Some-Principals-of-Stratification-by-Davis-Moore
Some Principles of Stratification – Kingsley Davis; Wilbert E. Moore. (2025, Oktober 11). Stanford Inequality. https://inequality.stanford.edu/sites/default/files/media/_media/pdf/Reference%20Media/Kingsley_Moore_Theory.pdf
Some Principles of Stratification – Taylor & Francis eBooks. (2025, Oktober 11). Taylor & Francis Online. https://www.taylorfrancis.com/chapters/edit/10.4324/9780203787724-14/principles-stratification-kingsley-davis-wilbert-moore
Some Principles of Stratification – The Eye. (2025, Oktober 11). The Eye. https://the-eye.eu/public/Books/World%20Tracker%20Library/worldtracker.org/media/library/College%20Books/Seeing%20Ourselves/Chapter37.pdf
"Some Principles of Stratification" by Kingsley Davis and Wilbert Moore – StudyCorgi. (2025, Oktober 11). StudyCorgi. https://studycorgi.com/some-principles-of-stratification-by-kingsley-davis-and-wilbert-moore/
Teori Fungsional Davis dan Moore | PDF – Scribd. (2025, Oktober 11). Scribd. https://fr.scribd.com/doc/250211826/Teori-Fungsional-Davis-Dan-Moore
Teori Fungsional Davis dan Moore | PDF – Scribd. (2025, Oktober 11). Scribd. https://id.scribd.com/doc/250211826/Teori-Fungsional-Davis-Dan-Moore
The Davis–Moore Theory of Stratification: The Life Course of a Socially Constructed Classic – SciSpace. (2025, Oktober 11). SciSpace. https://scispace.com/pdf/the-davis-moore-theory-of-stratification-the-life-course-of-1veoqyrf4f.pdf
The Fact of Social Inequality in Human Society Is – Benjamin Waddell. (2025, Oktober 11). Benjamin James Waddell. https://www.benjaminjameswaddell.com/wp-content/uploads/2012/09/tumin-critical-review-of-some-principles_of_stratification.pdf
The Functionalism versus Conflict Debate on Social Stratification – Sociology Institute. (2025, Oktober 11). Sociology Institute. https://sociology.institute/sociological-theories-concepts/functionalism-conflict-debate-social-stratification/
03 Davis Moore Stratification Theory | PDF – Scribd. (2025, Oktober 11). Scribd. https://www.scribd.com/document/726912528/03-Davis-Moore-Stratification-Theory
%20Karya%20Kingsley%20Davis%20dan%20Wilbert%20E.%20Moore.png)


Post a Comment