Analisis Komprehensif Buku Human Society (1949) Karya Kingsley Davis: Fondasi Penting Sosiologi Fungsionalis
Pendahuluan: Posisi Kingsley Davis dan Ambisi Human Society
Kingsley Davis (1908-1997) adalah salah satu sosiolog dan demografer Amerika yang paling terkemuka pada abad ke-20. Sepanjang kariernya, ia memegang jabatan di institusi-institusi prestisius seperti Princeton University, Columbia University, dan University of California di Berkeley, dan bahkan terpilih sebagai presiden American Sociological Association dan Population Association of America. Kontribusi intelektualnya melampaui sosiologi murni, mencakup bidang demografi di mana ia dikenal karena menciptakan istilah "ledakan populasi" dan "pertumbuhan populasi nol". Davis adalah seorang penganut pendekatan ilmiah yang ketat dan objektif terhadap studi masyarakat, sebuah etos yang menjadi dasar dari salah satu karyanya yang paling berpengaruh, Human Society (1949).
Buku Human Society, yang diterbitkan saat Davis mengajar di Princeton, adalah sebuah karya yang ambisius dan terorganisasi secara rapi, berfungsi sebagai gambaran analitis yang komprehensif dari sosiologi. Sebagaimana diuraikan dalam sinopsis dan pendahuluan buku, Davis menyatakan bahwa karyanya bukan dimaksudkan sebagai tinjauan lengkap dari setiap aspek masyarakat manusia, melainkan untuk mengatasi masalah dan prinsip teoretis tertentu. Davis mengajukan pertanyaan-pertanyaan fundamental yang ia klasifikasikan menjadi dua kelompok utama: pertama, pertanyaan tentang karakteristik universal yang ditemukan di semua masyarakat manusia; dan kedua, pertanyaan tentang variasi dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Pertanyaan-pertanyaan krusial dalam kelompok pertama mencakup perbedaan antara masyarakat manusia dan non-manusia, serta kondisi yang memungkinkan sistem sosial manusia untuk berfungsi sebagai "kesatuan yang berkesinambungan" (going concerns). Tujuan utama buku ini adalah untuk memberikan jawaban teoretis sementara atas pertanyaan-pertanyaan sentral tersebut dan, yang terpenting, untuk mengintegrasikan jawaban-jawaban tersebut ke dalam sebuah "sistem pemikiran tentang masyarakat manusia".
Pendekatan Davis dalam buku ini bersifat sangat terstruktur, sebuah cerminan dari keyakinannya bahwa sosiologi harus dibangun sebagai ilmu dasar. Ia memandang sosiologi serupa dengan disiplin ilmu biologi, di mana kemajuan dicapai melalui penelitian fundamental pada komponen-komponen dasarnya, seperti penelitian sel dalam biologi yang berkontribusi pada pengobatan kanker, alih-alih berfokus pada intervensi praktis atau "operasi". Kerangka kerja ini menjelaskan mengapa Human Society menghindari ilustrasi yang "provokatif dan mengalihkan perhatian" dan lebih memilih teks yang beralasan dengan hati-hati. Davis membangun argumennya secara sistematis, dimulai dari definisi dasar tentang masyarakat dan budaya, kemudian beralih ke struktur sosial seperti norma dan peran, menganalisis kelompok dan institusi utama, dan diakhiri dengan dinamika sosial yang kompleks seperti populasi, stratifikasi, dan perubahan. Pendekatan ini menunjukkan hasratnya untuk membangun fondasi teoritis yang kokoh bagi sosiologi, yang memungkinkannya untuk memberikan penjelasan yang objektif dan analitis tentang fenomena sosial.
Bab 1: Fondasi Konseptual: Mengapa Masyarakat Manusia Unik?
Analisis Davis dalam Human Society berawal dari perbandingan fundamental antara masyarakat manusia dan masyarakat hewan, yang ia identifikasi sebagai "sistem bio-sosial" dan "sistem sosio-kultural". Ia secara tegas menolak penjelasan superfisial tentang keunikan manusia—seperti memiliki jiwa, kecerdasan yang lebih tinggi, kemampuan berbicara, atau sosiabilitas—karena ia menganggapnya sebagai rasionalisasi yang tidak memadai. Sebaliknya, Davis berpendapat bahwa jika ada satu faktor tunggal yang menjelaskan keunikan manusia dan masyarakatnya, itu adalah budaya.
Menurut Davis, budaya adalah "kepemilikan mendalam" yang merambah seluruh kehidupan manusia dan menjelaskan semua kualitas uniknya. Budaya didefinisikan sebagai pola pemikiran dan perilaku yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain melalui interaksi simbolik, seperti bahasa, gestur, dan contoh, dan bukan melalui pewarisan genetik. Dengan kata lain, manusia memiliki budaya karena kemampuannya untuk belajar dari orang lain, sebuah kemampuan yang melipatgandakan kecerdasan manusia ribuan kali lipat. Budaya inilah yang membedakan manusia dari primata lain dan mengubah jenis sosial dasar yang ia sebut sebagai "bio-sosial" menjadi "sosio-kultural".
Davis melanjutkan diskusinya tentang sistem bio-sosial dan sosio-kultural dalam tiga tingkatan analitis: pertama, ia membandingkan masyarakat mamalia dan non-mamalia; kedua, ia membandingkan primata dengan mamalia yang lebih rendah dan manusia; dan pada tingkatan ketiga, ia memusatkan perhatiannya pada masyarakat manusia, yang merupakan representasi dari sistem sosio-kultural. Dengan pendekatan komparatif ini, Davis menunjukkan bagaimana setiap aspek masyarakat manusia, dari pembagian kerja hingga seksualitas, secara mendalam dipengaruhi dan dimodifikasi oleh budaya.
Secara fungsionalis, Davis berpendapat bahwa setiap masyarakat, terlepas dari jenisnya, harus memenuhi sejumlah kebutuhan dasar atau "prasyarat fungsional" untuk keberlangsungan hidupnya. Ia mengklasifikasikan kebutuhan ini menjadi empat kategori utama: populasi, spesialisasi, solidaritas, dan reproduksi. Kebutuhan-kebutuhan ini bukan sekadar daftar, melainkan berfungsi sebagai landasan teoretis untuk analisisnya tentang struktur dan institusi sosial. Misalnya, "kebutuhan untuk reproduksi" tidak hanya mencakup kelangsungan biologis, tetapi juga "ketahanan struktur dan karakter" masyarakat itu sendiri, yang ia bahas secara rinci dalam bab-bab tentang keluarga dan populasi. Dengan demikian, setiap konsep awal dalam buku ini berfungsi sebagai blok bangunan yang digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang lebih kompleks, menciptakan sebuah sistem pemikiran yang kohesif.
Tabel 1 merangkum perbandingan utama antara masyarakat manusia dan hewan, sebagaimana disajikan dalam kerangka teoretis Davis.
Bab 2: Struktur Sosial: Dari Individu ke Kelompok
Dalam analisisnya tentang struktur masyarakat manusia, Davis secara fundamental berfokus pada konsep status dan peran. Status merujuk pada posisi sosial yang ditempati oleh individu, sementara peran adalah perilaku yang diharapkan yang melekat pada status tersebut. Davis membedakan antara status yang "berakar dalam folkways dan mores" (tradisi dan moral) yang diakui oleh seluruh masyarakat, dan "jabatan" (office) yang diciptakan secara sengaja dalam organisasi tertentu. Pemilahan ini menunjukkan ketelitian analitis Davis dan pemahamannya bahwa struktur sosial beroperasi pada berbagai tingkatan, dari tatanan institusional yang luas hingga aturan spesifik dalam kelompok.
Davis berpendapat bahwa setiap individu menempati banyak status yang berbeda, dan integrasi berbagai posisi ini merupakan elemen penting dari kepribadiannya. Efisiensi dan stabilitas mental seseorang sangat bergantung pada seberapa baik mereka dapat mengintegrasikan dan menyeimbangkan tuntutan dari status-status yang berbeda ini. Pendekatan ini meluas ke tingkat makro: sistem total dari semua posisi dalam masyarakat juga harus terintegrasi dengan baik agar masyarakat dapat berlanjut. Tatanan sosial, di mana hak dan kewajiban yang saling terkait dari berbagai status (misalnya, pekerjaan, keluarga, politik) terikat bersama, memungkinkan masyarakat untuk mencapai tujuannya dan melanggengkan dirinya.
Sosialisasi, dalam kerangka kerja Davis, adalah proses kunci yang menjembatani struktur sosial dengan kepribadian individu. Ini adalah mekanisme di mana individu menginternalisasi norma dan nilai-nilai masyarakat, memungkinkan mereka untuk mengisi peran-peran yang diharapkan dan berkontribusi pada kelangsungan sosial. Norma sosial, yang ia definisikan sebagai "faktor normatif" yang "memodifikasi sifat-sifat bio-sosial", berperan sebagai pedoman perilaku yang menciptakan tatanan moral yang unik bagi masyarakat manusia. Selain itu, Davis juga menganalisis struktur kelompok yang lebih besar, termasuk kelompok primer dan sekunder, serta komunitas pedesaan dan perkotaan, yang semuanya membentuk lanskap interaksi sosial di mana individu beroperasi.
Bab 3: Analisis Institusi Utama
Davis menerapkan kerangka fungsionalisnya untuk menganalisis institusi-institusi utama, seperti ekonomi, politik, dan keluarga, yang ia pandang sebagai struktur utama yang berevolusi untuk memenuhi kebutuhan fungsional masyarakat. Baginya, setiap institusi memiliki peran spesifik dalam menjaga sistem sosial secara keseluruhan tetap berjalan.
Salah satu fokus utamanya adalah institusi pernikahan dan keluarga. Ia melihat institusi ini sebagai elemen yang sangat penting yang memenuhi "kebutuhan untuk reproduksi" dan membentuk pola kekerabatan yang stabil. Davis mencatat tren sosiologis di Amerika Serikat pada zamannya, di mana ia mengamati bahwa institusi pernikahan menjadi melemah karena meningkatnya tingkat perceraian dan perubahan sikap terhadap pernikahan, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan dalam struktur keluarga. Dalam kerangka fungsionalisnya, perubahan-perubahan ini tidak sekadar menunjukkan kemunduran. Sebaliknya, hal ini dapat dipahami sebagai mekanisme penyesuaian yang dinamis di mana institusi sosial berevolusi untuk merespons kondisi sosial yang berubah, seperti meningkatnya kesetaraan gender dan kebijakan kontrol kesuburan. Pandangan ini konsisten dengan fokus Davis pada "transisi" dan "perubahan sosial," yang ia bahas di bagian akhir bukunya.
Bab 4: Dinamika Sosial: Perubahan, Populasi, dan Stratifikasi
Davis tidak hanya tertarik pada struktur statis masyarakat, tetapi juga pada dinamika dan perubahannya. Dalam bagian buku ini, ia menyentuh topik-topik yang menjadi fondasi bagi reputasi akademisnya di masa depan, termasuk demografi. Ia menghubungkan dinamika populasi dengan perubahan sosial melalui konsep-konsep seperti "Persamaan Demografi" dan "Populasi Dunia dalam Transisi". Analisisnya tentang bagaimana peningkatan populasi yang cepat (yang ia sebut sebagai "ledakan populasi") memicu berbagai "respons" (seperti kontrol kelahiran, penundaan pernikahan, dan migrasi) untuk mengembalikan keseimbangan sosial, secara jelas menunjukkan pendekatan fungsionalisnya terhadap perubahan.
Bagian yang paling berpengaruh—dan paling kontroversial—dari analisis Davis tentang dinamika sosial adalah pembahasannya tentang stratifikasi sosial. Ia menyertakan esensi dari Teori Davis-Moore (1945), yang ia kembangkan bersama Wilbert Moore, di mana mereka mengusulkan bahwa stratifikasi sosial adalah aspek yang secara fungsional diperlukan dan tak terhindarkan dalam masyarakat. Teori ini didasarkan pada tiga proposisi utama: (1) beberapa posisi dalam masyarakat secara fungsional lebih penting daripada yang lain; (2) hanya sejumlah kecil individu yang memiliki bakat atau kualifikasi yang diperlukan untuk mengisi peran-peran penting tersebut; dan (3) masyarakat harus menawarkan imbalan yang tidak setara (seperti gaji yang lebih tinggi, prestise, dan kenyamanan) untuk memotivasi individu-individu yang paling berkualitas agar bersedia menjalani pelatihan yang panjang dan sulit yang diperlukan untuk mengisi posisi tersebut. Teori ini menyiratkan bahwa ketidaksetaraan adalah sebuah "perangkat yang berevolusi secara tidak sadar" yang memastikan bahwa peran-peran terpenting diisi oleh orang-orang yang paling berkualifikasi, sehingga berkontribusi pada stabilitas dan tatanan sosial.
Meskipun teori ini berpengaruh, ia juga memicu perdebatan yang intens dan kritik yang komprehensif, terutama dari Melvin Tumin. Tumin menantang asumsi dasar Davis-Moore dengan poin-poin berikut:
Tabel 2: Perbandingan Teori Davis-Moore dan Kritik Melvin Tumin
Kesimpulan: Warisan Human Society
Meskipun Human Society adalah sebuah karya yang ambisius dan berpengaruh, dampaknya terhadap teori sosiologi pada masanya dinilai "tidak sejelas" karya Talcott Parsons, yang menawarkan pendekatan teoretis yang lebih rumit. Namun demikian, warisan buku ini tidak terletak pada menjadi paradigma dominan, melainkan pada "kejelasan ide dan ketelitian analitisnya" yang membuatnya tetap relevan dan berharga untuk dibaca.
Secara keseluruhan, Human Society adalah sebuah eksegesis yang sistematis dan terorganisir dengan rapi tentang fondasi sosiologi fungsionalis. Buku ini berhasil memberikan kerangka kerja teoretis yang kohesif, dimulai dari premis tentang keunikan masyarakat manusia yang disebabkan oleh budaya, hingga analisis rinci tentang struktur, kelompok, institusi, dan dinamika sosial. Buku ini memposisikan Davis tidak hanya sebagai seorang demografer yang brilian tetapi juga sebagai seorang ahli teori sosial yang serius yang berupaya membangun sosiologi sebagai sebuah ilmu dasar.
Perdebatan yang dipicu oleh Teori Davis-Moore, yang merupakan elemen kunci dari buku ini, terus bergema dalam wacana sosiologi kontemporer. Teori ini tetap menjadi titik awal yang relevan untuk membahas kompleksitas stratifikasi sosial dan peran ketidaksetaraan dalam masyarakat modern. Oleh karena itu, Human Society tetap menjadi karya penting yang menawarkan pemahaman yang mendalam tentang fundamentalisme sosiologi dan peran yang dimainkannya dalam membentuk diskusi abadi mengenai sifat dan fungsi masyarakat manusia.
Karya yang dikutip
AbeBooks. (n.d.). Human society – Davis, Kingsley: 9780023278402. Diakses 15 September 2025, dari https://www.abebooks.com/9780023278402/Human-Society-Davis-Kingsley-0023278404/plp
Biographical Memoirs. (n.d.). Kingsley Davis. Diakses 15 September 2025, dari http://biographicalmemoirs.org/pdfs/davis-kingsley.pdf
Britannica. (n.d.). Kingsley Davis: Social stratification, population studies, and more. Diakses 15 September 2025, dari https://www.britannica.com/biography/Kingsley-Davis
Davis, K. (1960). Human society. New York: The Macmillan Company. (Cetakan ulang karya asli diterbitkan 1949)
EBSCO. (n.d.). Davis-Moore thesis | Research starters. Diakses 15 September 2025, dari https://www.ebsco.com/research-starters/social-sciences-and-humanities/davis-moore-thesis
European Journal of Sociology. (2002). Inequality and the division of labor: The Davis-Moore theory reexamined. European Journal of Sociology / Archives Européennes de Sociologie, 43(2), 261–282. Cambridge University Press. Diakses 15 September 2025, dari https://www.cambridge.org/core/journals/european-journal-of-sociology-archives-europeennes-de-sociologie/article/inequality-and-the-division-of-labor-the-davismoore-theory-reexamined/33AB723E6FB70BE6F4270992F118E436
Google Books. (n.d.). Human society – Kingsley Davis. Diakses 15 September 2025, dari https://books.google.com/books/about/Human_Society.html?id=G5HZAAAAMAAJ
Internet Archive. (n.d.). Human society. Diakses 15 September 2025, dari https://ia801401.us.archive.org/6/items/in.ernet.dli.2015.150432/2015.150432.Human-Society.pdf
New World Encyclopedia. (n.d.). Kingsley Davis. Diakses 15 September 2025, dari https://www.newworldencyclopedia.org/entry/Kingsley_Davis
NPTEL. (n.d.). Kingsley Davis. Diakses 15 September 2025, dari https://archive.nptel.ac.in/content/storage2/courses/109104044/lecture3/3_4.htm
Quora. (n.d.). Who wrote the book ‘Human Society’? Diakses 15 September 2025, dari https://www.quora.com/Who-wrote-the-book-Human-Society
ResearchGate. (2024). A critical lens to the functionalist view of social stratification. Diakses 15 September 2025, dari https://www.researchgate.net/publication/379899183_A_Critical_Lens_to_the_Functionalist_View_of_Social_Stratification
Scribd. (n.d.). Human society by Kingsley Davis. Diakses 15 September 2025, dari https://www.scribd.com/document/694823227/Human-Society-by-Kingsley-Davis
Sociology & Anthropology Blogspot. (2010, April). The study of human society. Diakses 15 September 2025, dari http://sociologyanthropology.blogspot.com/2010/04/study-of-human-society.html
Surjeet Publications. (n.d.). Human society. Diakses 15 September 2025, dari http://www.surjeetpublications.com/index.php?route=product/product&product_id=2832
UPSC Sociology. (n.d.). Davis and Moore theory of stratification: Functionalist approach. Diakses 15 September 2025, dari https://upscsociology.in/davis-moore-approach-to-social-stratification-functionalist-approach/
%20Karya%20Kingsley%20Davis.png)


Post a Comment