Analisis Buku Political Power and Social Classes Karya Nicos Poulantzas: Teori Kelas dan Kekuasaan Politik dalam Perspektif Marxis

Table of Contents

Buku Political Power and Social Classes Karya Nicos Poulantzas
Tulisan ini menyajikan analisis mendalam, rinci, dan lengkap mengenai inti teoritis dari karya seminal Nicos Poulantzas, Political Power and Social Classes (PPSC), yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1968. Buku ini menandai titik balik penting dalam teori negara Marxis, menyajikan kerangka kerja strukturalis yang sangat canggih dan memicu salah satu perdebatan paling signifikan dalam ilmu politik pasca-perang, yaitu perdebatan Miliband-Poulantzas. Poulantzas, yang dipandang sebagai teoretikus Marxis paling penting pada periode pasca-perang, menggunakan PPSC sebagai landasan untuk mereinterpretasi teori Marxis mengenai Negara dan kelas sosial, menjadikannya rujukan wajib bagi para akademisi di bidang sosiologi dan ilmu politik.

I. Landasan Epistemologi dan Konteks Intelektual Marxisme Strukturalis

Political Power and Social Classes berakar kuat dalam tradisi Marxisme Strukturalis yang berkembang di Prancis pada tahun 1960-an, terutama dipengaruhi oleh Louis Althusser. Poulantzas secara sadar menempatkan karyanya sebagai studi 'regional' tentang instansi politik dalam kerangka Althusserian.

1.1. Marxisme Strukturalis dan Konsep Struktur

Poulantzas berupaya memerangi apa yang ia pandang sebagai penyimpangan historis dan ekonomis dalam Marxisme. Marxisme Strukturalis berpendapat bahwa kenyataan sosial harus dipahami melalui penemuan struktur-struktur tersembunyi yang berada di balik hubungan-hubungan sosial yang kasat mata. Hukum-hukum praktik sosial yang lebih umum bergantung pada cara berfungsinya struktur-struktur yang tersembunyi ini.

Poulantzas menggunakan kerangka yang melihat masyarakat terdiri dari berbagai tingkat atau instance: ekonomi, politik, dan ideologi. Meskipun ekonomi bersifat determinant in the last instance (penentu pada akhirnya), instansi politik atau ideologi dapat menjadi dominan di tingkat Formasi Sosial yang konkret. Hubungan timbal balik yang kompleks dan saling mempengaruhi antara instansi-instansi ini disebut overdetermination (penentuan berlebih). Pendekatan ini adalah upaya untuk menjauh dari pandangan reduksionis bahwa Negara hanyalah cerminan pasif dari basis ekonomi.

1.2. Konsep Mode of Production (CMP) dan Formasi Sosial

Poulantzas membangun analisisnya berdasarkan konsep Mode of Production (CMP). CMP didefinisikan sebagai kombinasi spesifik dari elemen-elemen dan relasi-relasi ekonomi, politik, dan ideologi yang invariant, yang membedakannya dari mode produksi lain (misalnya, feodalisme). Dalam Mode Produksi Kapitalis (CMP), kelas-kelas utama, borjuasi dan proletariat, didefinisikan secara objektif berdasarkan posisi mereka yang saling bertentangan—borjuasi berupaya mempertahankan dominasi, sementara proletariat berjuang untuk transformasi dan penggulingan.

Namun, Poulantzas membedakan CMP sebagai kategori teoretis dari Formasi Sosial (FS) sebagai entitas konkret yang historis. Formasi Sosial sering dicirikan oleh "tumpang tindih beberapa mode produksi" (overlapping of several modes of production). Keunikan FS kapitalis adalah Negara harus menjaga kohesi struktural dari formasi sosial ini, yang secara inheren terbagi ke dalam kelas-kelas.

1.3. Urutan Eksposisi dan Implikasi Kausal

Dalam PPSC, Poulantzas secara metodologis menempatkan pembahasan mengenai teori umum Negara dan politik sebelum pembahasan mengenai kelas sosial dan perjuangan kelas. Urutan ini bukan sekadar susunan logis belaka. Ini adalah penegasan fundamental bahwa kelas sosial adalah efek dari tingkat-tingkat struktur tertentu, yang mana Negara adalah bagian darinya.

Struktur politik dan ideologis Negara membantu mendefinisikan dan mereproduksi hubungan kelas. Dengan demikian, Negara bukanlah hasil murni dari perjuangan kelas yang sudah ada sebelumnya, melainkan faktor konstitutif dalam pembentukan kelas itu sendiri. Pendekatan ini secara langsung menantang pandangan manapun yang melihat Negara sebagai instrumen netral atau sekadar alat bagi agen-agen individual.

Tabel 1 menyajikan terminologi kunci yang menjadi pondasi argumen Poulantzas dalam PPSC:
Terminologi Kunci dalam "Political Power and Social Classes"

Political Power and Social Classes Karya Nicos Poulantzas

II. Konseptualisasi Negara Kapitalis: Relasi Sosial dan Otonomi Relatif

Poulantzas menolak pandangan yang menganggap Negara sebagai entitas monolitik, seolah-olah Negara adalah subjek yang memiliki kepentingan atau kehendak sendiri—sebuah pandangan yang ia sebut sebagai borjuis humanis. Sebaliknya, ia mendefinisikan Negara sebagai kondensasi material dari relasi kekuasaan antar kelas yang saling berkontradiksi.

2.1. Otonomi Relatif sebagai Kebutuhan Struktural

Konsep sentral Poulantzas adalah Otonomi Relatif (Relative Autonomy) Negara Kapitalis. Otonomi ini adalah kemampuan struktural Negara untuk bertindak, dalam batas-batas tertentu, independen dari tekanan langsung kelas atau fraksi kelas dominan tertentu.

Otonomi Relatif bukanlah otonomi yang dipilih oleh birokrat atau politisi, melainkan suatu kebutuhan struktural yang inheren dalam Mode Produksi Kapitalis itu sendiri. Dalam kapitalisme, kelas borjuasi terbagi menjadi berbagai fraksi (misalnya, modal industri, modal keuangan, modal komersial) yang seringkali memiliki kepentingan jangka pendek yang saling bertentangan. Agar akumulasi kapital dapat direproduksi secara keseluruhan dan jangka panjang, Negara harus mampu menyeimbangkan dan menyatukan kepentingan fraksi-fraksi yang bersaing ini.

Jika Negara tunduk secara sistematis pada logika salah satu fraksi yang paling kuat, stabilitas sistem secara keseluruhan akan terancam. Oleh karena itu, Otonomi Relatif memungkinkan Negara menjadi penjaga stabilitas kapitalis, memastikan kebijakan—termasuk kebijakan fiskal dan moneter—berpihak pada pemilik modal secara kolektif, meskipun Negara harus mengambil tindakan otokratik atau menentang kepentingan fraksi borjuasi domestik tertentu dalam jangka pendek.

2.2. Fungsi Utama Negara: Kohesi dan Akumulasi

Fungsi utama Negara, menurut Poulantzas, adalah menjaga kesatuan (kohesi) Formasi Sosial yang terbagi ke dalam kelas-kelas. Negara melakukan ini dengan dua cara utama:
1. Reproduksi Hubungan Kapitalis: Negara menciptakan, memelihara, atau mengembalikan kondisi yang diperlukan dalam proses akumulasi kapital, termasuk reproduksi tenaga kerja dan valorisasi kapital. Fungsi dan kebijakan Negara menjadi semakin berorientasi pada fasilitasi dan reproduksi akumulasi kapital seiring dominannya relasi kapital dalam masyarakat.
2. Organisasi Blok Kekuasaan (Power Bloc): Otonomi Relatif sangat penting untuk mengorganisir Power Bloc—kesatuan kontradiktif dari kelas-kelas dan fraksi-fraksi dominan secara politik. Negara secara politis mengorganisir kelas dominan untuk kepentingan umum mereka, memastikan fraksi hegemonik mampu menyatukan blok kekuasaan di bawah kepemimpinannya.

Dengan bertindak secara otonom dari fraksi individu, Negara Kapitalis dapat memanifestasikan dirinya sebagai perwakilan kepentingan seluruh bangsa (people-nation), sambil secara bersamaan berfungsi sebagai negara kelas dominan—sebuah kontradiksi yang terselubung dalam institusi-institusi juridico-politik.

III. Aparatus Ideologis dan Juridico-Politik: Efek Isolasi

Bagian paling inovatif dari PPSC adalah penjelasan tentang bagaimana Negara mempertahankan dominasi bukan hanya melalui kekerasan (Aparatus Represif Negara/RSA), tetapi melalui struktur juridico-politik dan ideologi, yang menghasilkan "Efek Isolasi".

3.1. Superstruktur Juridico-Politik

Instansi Juridico-Politik merujuk pada kerangka hukum, sistem peradilan, representasi parlementer, dan kebebasan politik yang menjadi ciri khas Negara Kapitalis. Poulantzas berpendapat bahwa hukum dan ideologi juridico-politik tidak hanya mengamankan patahan sosial di wilayah 'privat', tetapi juga menegaskan kebutuhan Negara di wilayah 'publik'.

3.2. Efek Isolasi (The Isolation Effect)

Efek Isolasi adalah mekanisme ideologis utama di mana Negara kapitalis menyamarkan sifat kelasnya. Struktur juridico-politik memiliki fungsi ganda:
1. Mengkonstitusikan Subjek Hukum Individual: Negara mendefinisikan agen-agen produksi sebagai subjek hukum yang individual dan terfragmentasi (atomized).
2. Menyembunyikan Relasi Kelas: Akibatnya, agen-agen ekonomi tidak mengalami relasi kapitalis sebagai relasi kelas yang antagonistik (penindasan dan eksploitasi), melainkan sebagai relasi kompetisi antar individu yang terisolasi.

Melalui pembentukan individu-individu sebagai subjek hukum yang terisolasi, antagonisme kelas diubah menjadi kompetisi sipil yang dikelola. Hal ini memungkinkan Negara untuk tampil sebagai kesatuan politik yang mewakili kepentingan umum, atau "perwujudan kehendak rakyat/bangsa".

3.3. Dualitas Fungsi dan Legitimasi

Efek isolasi merupakan kunci untuk memahami fungsi ganda Negara Kapitalis dalam kaitannya dengan perjuangan kelas: disorganisasi kelas-kelas yang didominasi secara politik, dan pada saat yang sama, organisasi kelas-kelas yang dominan secara politik.

Meskipun Poulantzas menggunakan konsep Aparatus Ideologi Negara (ISA) Althusser (sekolah, media, agama) untuk menjelaskan reproduksi hubungan sosial kapitalis, ia menekankan bahwa hegemoni dipertahankan melalui interaksi kompleks antara koersi (RSA), kondisi ideologis (ISA), dan mediasi strategis melalui Otonomi Relatif. Legitimasi Negara Kapitalis diperoleh melalui negosiasi strategis dan kapitulasi, yang dimungkinkan oleh Otonomi Relatif yang memungkinkannya mengamankan kohesi sosial.

IV. Analisis Kelas Sosial Struktural Poulantzas

PPSC berupaya memberikan ketepatan konseptual pada teori kelas Marxis, dengan menekankan bahwa penentuan kelas harus melampaui kriteria ekonomi murni dan mencakup dimensi politik dan ideologis.

4.1. Kelas sebagai Efek Struktural Total

Kelas sosial didefinisikan sebagai hasil dari persilangan ketiga instansi (ekonomi, politik, ideologi) yang bekerja bersama dalam Formasi Sosial. Poulantzas membedakan dua konsep penting:
1. Determinasi Kelas (Class Determination): Ini adalah posisi objektif yang diduduki agen sosial dalam pembagian kerja, yang independen dari kehendak agen. Dalam CMP, ini secara fundamental ditentukan oleh relasi produksi (posisi dalam menghasilkan nilai surplus), tetapi dimodifikasi oleh relasi politik dan ideologis.
2. Posisi Kelas (Class Position): Ini adalah sikap subjektif atau praktik politik aktual yang diambil oleh agen. Dimungkinkan bagi agen yang memiliki determinasi kelas tertentu untuk mengadopsi posisi kelas lain. Misalnya, intelektual yang memiliki latar belakang borjuis kecil dapat mendukung posisi kelas pekerja (sosialisme/komunisme).

4.2. Definisi Kritis: Borjuasi Kecil Baru (New Petty Bourgeoisie)

Poulantzas menyatakan bahwa definisi sifat kelas dari borjuasi kecil (petty bourgeoisie) adalah titik fokus teori Marxis tentang kelas sosial. Hal ini penting karena kelompok-kelompok bergaji (wage-earning groupings) non-proletar cenderung dianggap sebagai "kelas menengah" yang melarutkan perjuangan kelas.

Poulantzas membedakan antara Borjuasi Kecil Tradisional (pemilik usaha kecil) dan Borjuasi Kecil Baru (NPB), yang sebagian besar terdiri dari pekerja bergaji yang dianggap sebagai tenaga kerja tidak produktif (unproductive labourers). Tenaga kerja produktif dalam CMP, menurut Poulantzas, adalah mereka yang menghasilkan nilai surplus (yang termasuk dalam kelas pekerja/proletariat). Pekerja di sektor jasa, perbankan, dan asuransi, karena tidak secara langsung menghasilkan nilai surplus, diklasifikasikan sebagai bagian dari NPB.

4.3. Kriteria Penentuan Non-Ekonomis NPB

Karena posisi ekonomi NPB ambigu (tidak memiliki alat produksi tetapi tidak menghasilkan nilai surplus), Poulantzas menyatakan bahwa sangat diperlukan untuk merujuk pada relasi ideologis dan politik untuk mendefinisikannya.
NPB dicirikan secara ideologis dan politis oleh:

  • Individualisme borjuis kecil.
  • Ketakutan terhadap revolusi dan ketertarikan pada status quo.
  • Mitos 'kemajuan sosial'.
  • Keyakinan pada Negara netral di atas kelas-kelas.
  • Ketidakstabilan politik dan kecenderungan untuk mendukung "Strong States" dan rezim Bonapartis.

Keputusan Poulantzas untuk mendefinisikan NPB secara struktural-ideologis adalah upaya untuk menjaga kejelasan politik proletariat. Dengan secara struktural menempatkan kelompok bergaji yang secara ideologis cenderung anti-revolusioner ke dalam NPB, Poulantzas mempertahankan kerangka teoritis di mana proletariat tetap menjadi satu-satunya kelas revolusioner, menghindari pengkaburan antagonisme kelas seperti yang terlihat dalam teori "kelas menengah" borjuis.

V. Warisan dan Kritik: Perdebatan Miliband–Poulantzas

Signifikansi abadi PPSC tidak terlepas dari perdebatan intens yang dipicunya dengan Ralph Miliband, yang kini menjadi titik acuan wajib bagi semua teorisasi selanjutnya tentang Negara Kapitalis modern.

5.1. Inti Perdebatan: Strukturalisme vs. Instrumentalisme

Perdebatan ini dimulai pada tahun 1969 ketika Poulantzas meresensi karya Miliband, The State in Capitalist Society. Perbedaan utama terletak pada metode dan fokus analisis Negara Kapitalis.

Political Power and Social Classes Karya Nicos Poulantzas
Miliband berargumen bahwa Negara melayani kepentingan kapitalis karena asal-usul sosial para anggota pemerintahan dan ikatan pribadi mereka dengan elit kelas penguasa. Poulantzas menanggapi bahwa fokus Miliband pada individu dan elit adalah kesalahan metodologis sosiologi borjuis, yang mengalihkan perhatian dari koordinat objektif yang menentukan kontradiksi antar kelas. Bagi Poulantzas, jika anggota kelas penguasa menduduki aparatus negara, itu hanyalah efek, bukan penyebab, dari fungsi objektif Negara sebagai entitas kapitalis.

5.2. Kritik Struktural Determinisme dan Pertanyaan Agensi

Kritik utama Miliband terhadap PPSC adalah tuduhan struktural determinisme yang berlebihan (structural super-determinism). Miliband berpendapat bahwa posisi Poulantzas yang terlalu menekankan peran struktur meninggalkan sedikit ruang bagi agensi, praktik, dan keputusan individu untuk secara signifikan memengaruhi hasil politik. Model yang terlalu kaku ini dikhawatirkan membatasi kemungkinan reformasi atau perjuangan revolusioner yang tidak ditentukan secara objektif.

Meskipun Poulantzas membantah kritik determinisme, fokus awal PPSC pada struktur dan penentuan yang kaku memang menimbulkan dilema mendasar bagi teori Marxis: jika struktur Negara secara inheren kapitalis, bagaimana transisi menuju sosialisme dapat dicapai?

5.3. Evolusi Pemikiran dan Warisan

Meskipun PPSC adalah teks yang sangat Althusserian dan kaku, warisan Poulantzas tidak berhenti di sana. Pemikirannya kemudian menunjukkan evolusi yang signifikan, bergerak menuju penerimaan yang lebih besar terhadap agensi, praktik politik, dan strategi sosialisme demokratis, yang tercermin dalam karya-karya selanjutnya seperti State, Power, Socialism (1978).

Evolusi ini mengakui bahwa perjuangan untuk kekuasaan dapat terjadi di tingkat politik murni, dan bahwa krisis hegemoni borjuasi membuka peluang bagi kelas pekerja untuk membentuk aliansi elektoral untuk menguasai Negara (sebuah pandangan yang selaras dengan Eurocommunism). Dengan demikian, PPSC bukan hanya sebuah studi tentang dominasi, tetapi juga titik tolak yang memaksa kaum Marxis untuk mengembangkan strategi yang lebih canggih mengenai cara merebut dan mentransformasi Negara Kapitalis.

VI. Sintesis Konseptual dan Kesimpulan

Political Power and Social Classes merupakan karya seminal yang berhasil menghidupkan kembali teori negara Marxis pada pertengahan abad ke-20 dengan menawarkan kompleksitas konseptual yang menantang pandangan reduksionis.
Kontribusi utama PPSC terletak pada:
1. Pendefinisian Ulang Negara: Negara dipahami sebagai relasi kekuasaan yang terkondensasi secara material, bukan sebagai alat pasif atau subjek monolitik.
2. Otonomi Relatif sebagai Jaminan Struktural: Konsep Otonomi Relatif menjelaskan mengapa Negara Kapitalis dapat melayani kepentingan kapital secara kolektif meskipun bertindak melawan fraksi kapitalis tertentu. Otonomi ini adalah solusi struktural untuk mengatasi kontradiksi internal dalam Power Bloc.
3. Mekanisme Dominasi Ideologis Non-Represif: Penguraian mengenai Efek Isolasi menunjukkan bagaimana Negara Kapitalis, melalui struktur juridico-politik (hukum, hak-hak sipil), berhasil membongkar antagonisme kelas menjadi kompetisi individu yang terkelola, sehingga menyamarkan sifat kelasnya dan memperoleh legitimasi.6
4. Analisis Kelas Multi-Instansi: Analisis kelas Poulantzas, terutama mengenai Borjuasi Kecil Baru, memaksa teori Marxis untuk memasukkan kriteria politik dan ideologis dalam penentuan kelas, menjaga kejelasan teoretis mengenai kelas proletariat sebagai tenaga kerja produktif dan kelas revolusioner.

Meskipun menghadapi kritik signifikan mengenai struktural determinisme, kerangka PPSC menjadi dasar wajib bagi setiap studi kritis tentang kekuasaan. Buku ini menegaskan bahwa transformasi sistem tidak cukup dengan mengganti elit (seperti yang disarankan Instrumentalisme), tetapi memerlukan perubahan fundamental pada struktur yang mengorganisir relasi kelas dan mereproduksi akumulasi kapital. Warisan PPSC adalah penekanan abadi bahwa agar perjuangan kelas berhasil, Negara harus dipahami tidak hanya dalam hal siapa yang menguasainya, tetapi bagaimana ia secara struktural dikonstitusikan.

Referensi:

A Critical Evaluation of Poulantzas's Theory of the State - DergiPark. (n.d.). DergiPark. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://dergipark.org.tr/tr/download/article-file/828920

A Critical Evaluation of Poulantzas's Theory of the State - ResearchGate. (n.d.). ResearchGate. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://www.researchgate.net/publication/336743435_A_Critical_Evaluation_of_Poulantzas's_Theory_of_the_State

ANALISIS KEBIJAKAN EKSPANSI BUMN FARMASI INDONESIA DI ERA JOKO WIDODO - Repository | Universitas Hasanuddin. (n.d.). Universitas Hasanuddin Repository. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://repository.unhas.ac.id/39383/2/E061191102_skripsi_05-10-2023%201-2.pdf

Book Review Andini Riswanda | PDF | Ilmu Sosial - Scribd. (n.d.). Scribd. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://id.scribd.com/document/482664513/BOOK-REVIEW-ANDINI-RISWANDA

Classes-in-Contemporary-Capitalism-by-Nicos-Poulantzas.pdf - Void Network. (n.d.). Void Network. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://voidnetwork.gr/wp-content/uploads/2016/08/Classes-in-Contemporary-Capitalism-by-Nicos-Poulantzas.pdf

Ideologi dan Politik Hukum - Phronesis - WordPress.com. (2010, 30 Maret). Phronesis. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://dhutag.wordpress.com/2010/03/30/ideologi-dan-politik-hukum/

Kedaulatan Negara vs Dominasi Kelas – Memperdalam Perdebatan … - IndoPROGRESS. (2011, Juli). IndoPROGRESS. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://indoprogress.com/2011/07/kedaulatan-negara-vs-dominasi-kelas-memperdalam-perdebatan/

Miliband–Poulantzas debate - Wikipedia. (n.d.). Wikipedia. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Miliband%E2%80%93Poulantzas_debate

Nicos Poulantzas Marxist Theory and Political Strategy Bob Jessop. (n.d.). WordPress.com. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://bobjessop.wordpress.com/wp-content/uploads/2013/11/jessop-poulanzas.pdf

Nicos Poulantzas on political economy, political ecology, and democratic socialism. (n.d.). University of Arizona Journals. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://journals.librarypublishing.arizona.edu/jpe/article/1993/galley/2252/view/

Nicos Poulantzas: State, class and the transition to socialism | Links. (n.d.). Links: International Journal of Socialist Renewal. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://links.org.au/nicos-poulantzas-state-class-and-transition-socialism

Otonomi negara dalam pengelolaan minyak blok Cepu pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2005 = State's autonomy in the governance of Cepu block production during Susilo Bambang Yudhoyono administration 2005 - lib@ui. (n.d.). Universitas Indonesia Library. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://lib.ui.ac.id/detail?id=20422414&lokasi=lokal

Penjelasan Skripsi Marxisme dan Teori Negara - Jasa Bimbingan Skripsi - SkripsiYuk!. (n.d.). SkripsiYuk!. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://skripsiyuk.com/penjelasan-skripsi-marxisme-dan-teori-negara/

Political Power and Social Classes. (n.d.). University of Wisconsin-Madison. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://www.ssc.wisc.edu/soc/faculty/pages/wright/Soc924-2011/Poulantzas.pdf

Political Power and Social Classes | Verso Books. (n.d.). Verso Books. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://www.versobooks.com/products/1022-political-power-and-social-classes

Poulantzas and Marxism. (n.d.). Marxists Internet Archive. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://www.marxists.org/history/erol/periodicals/theoretical-review/19801502.htm

Poulantzas and the Juridical Constitution of the Subject - Verso Books. (n.d.). Verso Books Blog. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://www.versobooks.com/blogs/news/3473-poulantzas-and-the-juridical-constitution-of-the-subject

Poulantzas, N. (2019). Political power and social classes (Edição Marx 21). Campinas, SP: Editora Unicamp. (Karya asli diterbitkan 1968)

(PDF) nicos-poulantzas-state-power-socialism-2001.pdf. (n.d.). WordPress.com. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://construcciondeidentidades.wordpress.com/wp-content/uploads/2015/03/nicos-poulantzas-state-power-socialism-2001.pdf

Ralph Miliband was a leading contributor to the development of Marxist - ResearchGate. (n.d.). ResearchGate. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://www.researchgate.net/profile/Clyde-Barrow-2/publication/315897261_Ralph-Miliband_and_the_Instrumentalist_Theory_of_the_State_The_MisConstruction_of_An_Analytic_Concept/links/552d3c760cf21acb09214c92/Ralph-Miliband-and-the-Instrumentalist-Theory-of-the-State-The-MisConstruction-of-An-Analytic-Concept.pdf

READING GUIDE TO POLITICAL POWER AND SOCIAL CLASSES by NICOS POULANTZAS. (n.d.). University of Wisconsin-Madison. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://www.sscc.wisc.edu/soc/faculty/pages/wright/Published%20writing/Poulantzas%20reading%20notes.pdf

Reclaim the “state debate” - Libcom.org. (n.d.). Libcom.org. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://files.libcom.org/files/reclaim_the_state_debate.pdf

RELASI MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) DAN KEKUASAAN NEGARA PADA MASA ORDE BARU DALAM PANDANGAN LOUIS ALTHUSSER Dendy Wahyu Anugra. (n.d.). Arrisalah: Jurnal Kajian Islam dan Sosial. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://ejournal.iaiibrahimy.ac.id/index.php/arrisalah/article/download/2468/1220/

Sociology 924 Interrogations #4. Poulantzas-Miliband debate - Social Science Computing Cooperative. (n.d.). University of Wisconsin-Madison. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://www.sscc.wisc.edu/soc/faculty/pages/wright/Soc924-2011/Interrogations&Agendas/924-2011%20Interrogations%204.pdf

STRUKTURALISME | PDF | Politik | Ilmu Sosial. (n.d.). Scribd. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://id.scribd.com/document/373511879/STRUKTURALISME

Teori Negara Indo | PDF - Scribd. (n.d.). Scribd. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://id.scribd.com/document/877032613/Teori-Negara-Indo

The Capitalist State: Reply to Nicos Poulantzas. (n.d.). University of Wisconsin-Madison. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://www.ssc.wisc.edu/soc/faculty/pages/wright/Soc924-2011/Miliband%20--%20The%20capitalist%20state%20-%20reply%20to%20Poulantzas.pdf

The Miliband–Poulantzas debate on the capitalist state - Social Theory Applied. (2017, 17 Februari). Social Theory Applied. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://socialtheoryapplied.com/2017/02/17/miliband-poulantzas-debate-capitalist-state/

The Structuralist Class Analysis of Poulantzas: A Theoretical Critique - Teori ve Eylem. (n.d.). Teori ve Eylem. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://teoriveeylem.net/en/the-structuralist-class-analysis-of-poulantzas-a-theoretical-critique/

Why the “Ruling Class” Need Not Rule: Nicos Poulantzas and the Marxist Theory of the State - Cosmonaut. (2023, November). Cosmonaut Magazine. Diakses Oktober 16, 2025, dari https://cosmonautmag.com/2023/11/why-the-ruling-class-need-not-rule-nicos-poulantzas-and-the-marxist-theory-of-the-state/

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment