Analisis Mendalam Buku Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste Karya Pierre Bourdieu

Table of Contents

I. Pengantar: Latar Belakang, Signifikansi, dan Konteks Intelektual

Tulisan ini menyajikan analisis komprehensif terhadap karya Pierre Bourdieu yang paling berpengaruh, La Distinction: Critique sociale du jugement (1979), yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1984 dengan judul Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste. Karya ini tidak hanya merupakan sebuah buku, tetapi juga sebuah laporan sosiologis ekstensif mengenai keadaan budaya Prancis, yang didasarkan pada penelitian empiris mendalam yang dilakukan Bourdieu dari tahun 1963 hingga 1968.

Bourdieu (1930–2002) adalah seorang sosiolog dan intelektual publik Prancis terkemuka yang dikenal karena karyanya yang menjembatani berbagai bidang, dari etnografi hingga pendidikan dan seni. Keahliannya yang luas dan latar belakangnya yang berasal dari keluarga kelas pekerja memberinya perspektif unik untuk memahami dinamika kekuasaan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Kontribusi Distinction terhadap sosiologi sangat besar, diakui secara luas hingga International Sociological Association memilihnya sebagai salah satu buku sosiologi terpenting abad ke-20 pada tahun 1998.

Tesis utama yang diusung dalam buku ini adalah bahwa penilaian selera bukanlah sebuah pilihan pribadi yang murni subjektif atau bawaan, melainkan sebuah manifestasi langsung dari hierarki sosial. Bourdieu berpendapat bahwa tidak ada penilaian selera yang "polos" (innocent). Sebaliknya, pilihan estetika yang tampaknya sepele dalam kehidupan sehari-hari—mulai dari pilihan mode, perabot, hingga menu makan malam—adalah "pembedaan" (distinction) yang berfungsi untuk mengklasifikasikan individu dan kelompok sosial, memisahkan mereka satu sama lain. Buku ini adalah sebuah "kritik sosial" yang menyingkap bagaimana perbedaan selera ini tidak hanya mencerminkan posisi sosial, tetapi juga secara aktif berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan dan mereproduksi stratifikasi kelas.

II. Landasan Teoretis: Jembatan antara Struktur dan Aksi

Bourdieu dikenal karena upayanya yang ambisius untuk melampaui oposisi biner yang membelenggu ilmu sosial pada masanya, seperti subyektivisme dan obyektivisme, atau kebebasan dan determinisme. Untuk mencapai hal ini, ia mengembangkan kerangka konseptual yang saling terhubung, yang dikenal sebagai teori praktik, yang terdiri dari tiga konsep sentral: habitus, kapital, dan arena (field). Kerangka ini memungkinkan analisis untuk menunjukkan bagaimana struktur sosial tidak hanya membatasi, tetapi juga secara aktif membentuk tindakan individu.

A. Konsep Sentral: Habitus

Habitus adalah konsep fundamental dalam teori Bourdieu, yang dapat didefinisikan sebagai sistem disposisi yang tahan lama dan dapat dipindahtangankan, yang terinternalisasi oleh individu. Disposisi ini dibentuk oleh kondisi sosial-ekonomi tempat seseorang hidup dan berfungsi sebagai matriks atau prinsip generatif yang mengorganisir praktik dan representasi. Dalam arti yang lebih praktis, habitus adalah cara seseorang memandang, merasakan, dan merespons dunia sosial, yang mencakup kebiasaan mental, preferensi, dan keterampilan pribadi.

Pembentukan habitus dimulai sejak dini melalui sosialisasi, terutama dalam lingkungan keluarga, dan kemudian diperkuat oleh institusi seperti sekolah. Habitus tidak hanya membentuk cara berpikir, tetapi juga terwujud dalam cara individu membawa diri mereka (hexis), termasuk postur tubuh, cara berjalan, dan aksen bicara. Karena habitus tertanam begitu dalam—diinternalisasi sebagai "sifat kedua" (second nature)—ia beroperasi di bawah tingkat kesadaran rasional. 

Oleh karena itu, habitus tidak dapat dengan mudah diubah atau diadopsi sesuka hati, melainkan hasil dari sosialisasi seumur hidup. Inilah yang menjelaskan mengapa individu yang berhasil naik kelas secara ekonomi mungkin masih merasa tidak cocok, karena habitus mereka tetap mencerminkan asal-usul kelas mereka. Perbedaan halus ini dapat memicu "rasa jijik" atau "intoleransi visceral" dari kelas lain, yang pada gilirannya menghalangi penerimaan penuh mereka ke dalam kelompok sosial yang lebih tinggi. Dengan demikian, reproduksi sosial bukanlah proses yang kasat mata, melainkan mekanisme halus yang tidak disadari, dilembagakan melalui disposisi yang mendalam.

B. Konsep Sentral: Kapital

Dalam analisisnya, Bourdieu secara signifikan memperluas konsep kapital melampaui pengertian sempitnya sebagai modal ekonomi. Ia mengidentifikasi empat bentuk utama kapital yang berfungsi sebagai sumber daya dalam perjuangan sosial:
1. Modal Ekonomi: Merujuk pada sumber daya finansial, seperti pendapatan dan kepemilikan aset.
2. Modal Sosial: Terdiri dari jaringan hubungan sosial yang berharga dan memberikan akses kepada sumber daya.
3. Modal Kultural:

  • Terwujud (Embodied): Pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang tertanam dalam diri seseorang, seperti cara berbicara yang terpelajar.
  • Terinstitusi (Institutionalized): Diwujudkan dalam bentuk kualifikasi formal atau gelar akademik yang diakui.
  • Terobjektifikasi (Objectified): Dinyatakan melalui kepemilikan benda-benda budaya seperti karya seni, buku, atau instrumen musik.

4. Modal Simbolik: Prestise, kehormatan, dan pengakuan yang diberikan kepada seorang individu sebagai hasil dari persepsi dan pengakuan atas bentuk-bentuk kapital lain yang dimilikinya.

Penggunaan kerangka kapital yang multidimensional ini memungkinkan Bourdieu untuk melampaui analisis kelas yang hanya berfokus pada dimensi ekonomi. Sebaliknya, ia menunjukkan bahwa setiap individu menempati posisi dalam ruang sosial multidimensi yang ditentukan oleh total volume dan komposisi berbagai jenis kapital yang mereka miliki. Hal ini memberikan peta yang jauh lebih bernuansa tentang pembagian sosial kontemporer.

Tabel 1: Tipe Modal Menurut Pierre Bourdieu

Buku Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste Karya Pierre Bourdieu

C. Konsep Sentral: Arena (Field)

Arena adalah ruang sosial yang terstruktur tempat para pelaku berinteraksi dan berjuang untuk mengakumulasi serta memonopoli berbagai bentuk kapital yang bernilai. Konsep ini menekankan sifat relasional dari posisi sosial; posisi seorang individu hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan posisi orang lain dalam arena yang sama. Sebagai contoh, arena politik, arena ekonomi, dan arena produksi budaya adalah ruang-ruang spesifik di mana aturan dan taruhan perjuangan didefinisikan secara unik.

III. Metodologi Penelitian dan Basis Empiris

Distinction bukanlah karya teoretis murni; ia didasarkan pada penelitian empiris yang luas dan rinci di Prancis. Bourdieu melakukan survei yang komprehensif untuk mengumpulkan data tentang berbagai pola konsumsi dan gaya hidup di berbagai kelas sosial. Data ini mencakup preferensi dalam makanan, pakaian, perabot rumah, kegiatan santai, dan berbagai bentuk seni.

Bourdieu secara sadar menolak metodologi positivistik konvensional yang umum digunakan dalam sosiologi pada masanya, yang sangat bergantung pada teknik statistik multivariat standar. Sebaliknya, ia menggunakan teknik statistik yang lebih unik yang disebut Analisis Korespondensi Ganda (Multiple Correspondence Analysis atau MCA). Teknik ini mirip dengan analisis faktor tetapi dirancang untuk variabel kategori, memungkinkan Bourdieu untuk memetakan hubungan antara posisi sosial dan preferensi gaya hidup secara visual. 

Penggunaan MCA memungkinkan Bourdieu untuk tidak mendefinisikan batas-batas kelas secara apriori, melainkan untuk mengkonstruksi sebuah peta ruang sosial dari data itu sendiri. Pendekatan ini merupakan inovasi metodologis yang radikal, memungkinkan Bourdieu untuk membuktikan secara empiris korespondensi antara ruang kelas dan ruang gaya hidup, yang merupakan dasar dari argumennya tentang reproduksi sosial.

Tabel 2: Metodologi Penelitian “Distinction”

Buku Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste Karya Pierre Bourdieu

IV. Ruang Sosial dan Gaya Hidup: Manifestasi Selera Berdasarkan Kelas

Inti dari Distinction terletak pada bagaimana Bourdieu memetakan ruang sosial, di mana posisi setiap individu ditentukan oleh dua sumbu utama: total volume kapital yang dimilikinya (sumbu vertikal) dan komposisi kapital tersebut (rasio antara modal ekonomi dan kultural, sumbu horizontal). Analisis ini mengungkapkan adanya homologi, sebuah korespondensi struktural antara ruang kelas dan ruang gaya hidup. Hal ini berarti bahwa setiap posisi dalam hierarki sosial secara sistematis berhubungan dengan seperangkat gaya hidup dan selera yang unik.

Dengan kata lain, pilihan-pilihan yang tampaknya acak dalam kehidupan sehari-hari, seperti makanan atau musik yang disukai, secara fundamental terstruktur oleh posisi sosial seseorang. Homologi ini berfungsi sebagai mekanisme utama reproduksi kelas, karena selera yang "benar" atau "sah" secara tidak sadar memandu individu menuju posisi sosial yang selaras dengan asal-usul mereka.

A. Tiga Jenis Selera dan Gaya Hidup

Bourdieu mengidentifikasi tiga jenis selera yang secara langsung berhubungan dengan posisi kelas sosial:
1. Selera Legitimasi (The Luxury Taste): Kelas Dominan

  • Selera ini dicirikan oleh "estetika murni" (pure gaze), yang menolak kepraktisan dan fungsi. Kelas dominan, yang memiliki modal ekonomi dan kultural yang melimpah, dapat menikmati seni dan budaya untuk kepentingan seni itu sendiri, dengan fokus pada bentuk dan gaya, bukan pada substansi.
  • Contoh: Apresiasi seni rupa yang membutuhkan "kompetensi kultural" atau "kode" untuk memahaminya. Dalam musik, mereka menyukai musik klasik yang sah dan bergengsi, seperti Bach's "Well-Tempered Clavier". Dalam hal makanan, mereka memilih salad yang canggih daripada makanan cepat saji. Untuk olahraga, mereka bermain golf, yang dianggap sebagai aktivitas untuk orang kaya.

2. Selera Menengah (The Pretentious Taste): Borjuasi Kecil

  • Kelas ini, yang seringkali memiliki aspirasi untuk naik kelas, mencoba meniru selera legitimasi dari kelas dominan. Namun, upaya mereka seringkali terlihat "sok" (pretentious) atau "tidak cukup baik".
  • Contoh: Mereka cenderung menyukai musik yang dianggap "tengah-tengah" (middle-brow), seperti Gershwin's "Rhapsody in Blue", yang dianggap sebagai jembatan antara musik klasik murni dan musik populer.

3. Selera Kebutuhan (The Taste of Necessity): Kelas Pekerja

  • Selera ini merupakan adaptasi terhadap keterbatasan ekonomi dan material. Selera kelas pekerja berfokus pada fungsi dan substansi daripada gaya atau bentuk.
  • Contoh: Mereka cenderung memilih makanan yang sederhana dan mengenyangkan, seperti roti atau kentang goreng. Dalam seni, mereka lebih menyukai hiburan yang dianggap "tidak halus" atau "berfungsi" sebagai pengalihan, seperti sirkus jalanan atau pertunjukan boneka. Dalam musik, mereka menyukai musik populer atau "ringan" yang tidak memiliki "ambisi artistik".

B. Selera sebagai Mekanisme Kekuasaan dan Kekerasan Simbolik

Distinction lebih dari sekadar deskripsi tentang perbedaan selera; ini adalah kritik yang kuat terhadap bagaimana selera berfungsi sebagai alat kekuasaan. Bourdieu berargumen bahwa kelas dominan menggunakan kekuasaan mereka untuk mendefinisikan selera mereka sebagai selera yang "sah" atau "benar". Melalui proses yang ia sebut kekerasan simbolik, kelas yang didominasi menginternalisasi definisi ini. 

Mereka menerima dominasi ini sebagai sesuatu yang alami dan sah karena mereka tidak memiliki modal kultural untuk mendefinisikan dunia mereka sendiri. Ini memastikan reproduksi hierarki sosial dan menyangkal kemampuan kelas yang didominasi untuk membangun estetika mereka sendiri, yang bahkan ketika ada, selalu "terpaksa mendefinisikan dirinya dalam kerangka estetika dominan".

Tabel 3: Hubungan Kelas Sosial, Habitus, dan Selera

Buku Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste Karya Pierre Bourdieu

V. Kritik Akademis dan Warisan Kontemporer

Meskipun diakui sebagai karya fundamental, Distinction tidak luput dari kritik akademis yang signifikan.

A. Kritik Terhadap Teori Bourdieu

1. Hubungan dengan Marxisme: Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori Bourdieu menawarkan "perpecahan palsu dari Marx". Mereka mengkritik fokus Bourdieu pada dominasi tanpa eksploitasi dan posisi daripada produksi, yang dianggap mengabaikan hubungan fundamental antara kapital dan tenaga kerja.
2. Sifat Strukturalis dan Ahistoris: Analisis Bourdieu dikritik karena terlalu bersifat strukturalis dan ahistoris, gagal sepenuhnya memahami perubahan historis yang kompleks. Penggunaan oposisi biner yang kuat, seperti "estetika murni" versus "estetika populer", dianggap terlalu menyederhanakan realitas sosial yang lebih cair dan kompleks.
3. Keterbatasan Empiris: Contoh-contoh empiris dalam buku ini, terutama terkait dengan selera musik dan seni, didasarkan pada data dari Prancis tahun 1960-an dan mungkin tidak sepenuhnya relevan untuk menganalisis dinamika kelas dalam masyarakat kontemporer yang terus berubah.
4. Peran Agensi dan Transendensi: Kritikus juga menuduh bahwa teori Bourdieu meremehkan agensi individu dan kemampuan orang untuk melampaui batasan habitus. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ikatan sosial dan pengalaman yang dibentuk oleh tempat dapat memungkinkan orang-orang dari latar belakang kelas yang berbeda untuk terhubung, menantang determinisme kelas yang diusulkan Bourdieu.

B. Warisan Intelektual dan Relevansi Kontemporer

Terlepas dari kritik yang ada, kerangka konseptual Bourdieu—terutama trio habitus-kapital-arena—tetap menjadi landasan fundamental dalam sosiologi, studi budaya, dan antropologi kontemporer. Kontribusinya yang abadi terletak pada kemampuannya yang luar biasa untuk menghubungkan praktik-praktik sehari-hari yang tampaknya sepele dengan struktur kekuasaan sosial yang lebih besar.

Alih-alih menjadi usang, konsep-konsep Bourdieu telah disesuaikan dan diterapkan untuk menganalisis fenomena modern seperti pola makan sehat dan ketidaksetaraan kesehatan, serta dinamika kelas di era digital yang lebih cair. Ini menunjukkan bahwa Distinction bukan sekadar buku tentang masyarakat Prancis pada tahun 1960-an, tetapi sebuah cetak biru yang kokoh untuk memahami bagaimana kekuasaan dan ketidaksetaraan terus-menerus direproduksi dalam masyarakat apa pun, memaksa kita untuk melihat setiap pilihan gaya hidup sebagai sebuah pernyataan—disengaja atau tidak—tentang posisi kita dalam ruang sosial.

VI. Kesimpulan: Sintesis Temuan Utama dan Kontribusi Lintas Disiplin

Secara keseluruhan, Distinction adalah sebuah karya monumental yang secara radikal mengubah cara kita berpikir tentang budaya, selera, dan kelas sosial. Melalui penelitian empirisnya yang terperinci dan kerangka teoretisnya yang inovatif, Pierre Bourdieu berhasil menunjukkan bahwa selera bukanlah masalah individu yang acak, melainkan sebuah produk sosial yang mendalam dan cerminan dari hierarki kekuasaan.

Dengan menyediakan alat analitis yang koheren—seperti habitus, kapital, dan arena—Bourdieu menjelaskan mekanisme halus di balik reproduksi kelas. Ia mengungkap bagaimana kelas dominan menggunakan kekuasaan mereka untuk melegitimasi selera mereka sendiri dan bagaimana hal ini, melalui proses kekerasan simbolik, memastikan bahwa hierarki sosial tetap utuh dari generasi ke generasi. Karya ini menantang pandangan konvensional tentang budaya sebagai entitas yang netral, memaksa kita untuk melihatnya sebagai arena perjuangan yang secara konstan mendefinisikan siapa kita dalam kaitannya dengan orang lain. Oleh karena itu, Distinction tetap menjadi bacaan yang sangat relevan dan penting yang terus membentuk perdebatan akademis dan pemahaman kita tentang masyarakat.

Karya yang dikutip

Barnes & Noble. (n.d.). Distinction: A social critique of the judgement of taste by Pierre Bourdieu [eBook]. Barnes & Noble. https://www.barnesandnoble.com/w/distinction-pierre-bourdieu/1128781763

Bennett, T., & Silva, E. (2015). Extending methods: Using Bourdieu’s field analysis to further investigate taste. ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/277355232_Extending_methods_using_Bourdieu's_field_analysis_to_further_investigate_taste

Bourdieu, P. (1984). Distinction: A social critique of the judgement of taste. Harvard University Press. https://books.google.com/books/about/Distinction.html?id=9CjOnQEACAAJ

Bourdieu, P. (2010). Distinction: A social critique of the judgement of taste. Routledge Classics. (Original work published 1979)

Britannica. (n.d.). La Distinction | Work by Bourdieu. In Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/topic/La-Distinction

Cultural Reader. (2021, August 11). Distinction / Bourdieu – Summary and overview. Cultural Studies Now. https://culturalstudiesnow.blogspot.com/2021/08/distinction-bourdieu-summary-and.html

El País. (2025, May 5). Being distinguished: Why the rich like certain things and the poor others. El País English Edition. https://english.elpais.com/culture/2025-05-05/being-distinguished-why-the-rich-like-certain-things-and-the-poor-others.html

Gerhards, J., & Rössel, J. (1999). Social class and cultural consumption. Free University of Berlin. https://www.polsoz.fu-berlin.de/soziologie/arbeitsbereiche/seniorprofessur/mitarbeiter/lehrstuhlinhaber/dateien/_15691330---Comparative-Sociology_-Social-Class-and-Cultural-Consumption_-The-Impact-of-Modernisation-in-a-Comparative-European-Perspective.pdf

Harvard University Press. (n.d.). Distinction. Harvard University Press. https://www.hup.harvard.edu/books/9780674212770

Lamont, M. (1992). Culture as class symbolization or mass reification? A critique of Bourdieu’s Distinction. Sociological Forum, 7(1), 27–54. https://www.journals.uchicago.edu/doi/abs/10.1086/229784

McFarlane, A. (n.d.). Distinction: A social critique of the judgement of taste – Introduction. MIT. https://www.mit.edu/~allanmc/bourdieu1.pdf

Miall, D. S. (n.d.). Empirical studies of literature – Bourdieu (1984). University of Alberta. https://sites.ualberta.ca/~dmiall/Empirical_Studies/Bourdieu_1984.htm

Naccarato, P., & LeBesco, K. (2015). The use of Pierre Bourdieu’s distinction concepts in scientific articles studying food and eating: A narrative review. Appetite, 95, 544–553. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26368578/

Oxford Reference. (n.d.). Habitus. Oxford Reference. https://www.oxfordreference.com/display/10.1093/oi/authority.20110803095914456

Prior, N. (2016). Affect and taste: Bourdieu, traditional music, and the performance of possibilities. ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/303411872_Affect_and_Taste_Bourdieu_Traditional_Music_and_the_Performance_of_Possibilities

Project Neighbor. (n.d.). Distinction: A social critique of the judgement of taste – Introduction. Project Neighbor. https://www.projectneighbor.org/s/Bourdieu_DistinctionAestheticValuation.pdf

Reddit. (2015, May 2). Explain Bourdieu’s concept of taste and how it relates to his notion of a “code” needed to appreciate different forms of art. r/AskAnthropology. https://www.reddit.com/r/AskAnthropology/comments/33rdmi/explain_bourdieus_concept_of_taste_and_how_it/

Riley, D. (n.d.). Bourdieu’s class theory. Berkeley Sociology. https://sociology.berkeley.edu/sites/default/files/faculty/Riley/BourdieuClassTheory.pdf

SozTheo. (n.d.). Pierre Bourdieu – Distinction: A social critique of the judgement of taste (1979). SozTheo. https://soztheo.com/sociology/key-works-in-sociology/pierre-bourdieu-distinction-a-social-critique-of-the-judgement-of-taste-1979/

Swartz, D. (2013). Bourdieu’s concept of field. In Oxford bibliographies in sociology. Oxford Bibliographies. https://www.oxfordbibliographies.com/abstract/document/obo-9780199756384/obo-9780199756384-0164.xml

Szakolczai, A. (2000). Classes without labor: Three critiques of Bourdieu. Sociological Faculty Publications, 1361. Marquette University. https://epublications.marquette.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1361&context=socs_fac

TheCollector. (2022, August 29). What is Pierre Bourdieu’s theory of taste? TheCollector. https://www.thecollector.com/what-is-pierre-bourdieus-theory-of-taste/

Warde, A., & Martens, L. (2012). Studying food tastes among young adults using Bourdieu’s theory. ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/230234029_Studying_food_tastes_among_young_adults_using_Bourdieu's_theory

Wikipedia contributors. (n.d.). Distinction (book). In Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Distinction_(book)

Wikipedia contributors. (n.d.). Distinction (sociology). In Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Distinction_(sociology)

Wikipedia contributors. (n.d.). Habitus (sociology). In Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Habitus_(sociology)

Wikipedia contributors. (n.d.). Pierre Bourdieu. In Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Pierre_Bourdieu

Wright, E. O. (n.d.). Foundations of Pierre Bourdieu’s class analysis. NYU. https://pages.nyu.edu/jackson/class.analysis/readings/Wright--ClassAnalysis--Ch4-Bourdieu.pdf

Yamane, D. (2014, April 21). Contemporary application of Bourdieu’s distinction in musical taste. David Yamane. https://davidyamane.com/2014/04/21/contemporary-application-of-bourdieus-distinction-in-musical-taste/

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment