Analisis Komprehensif Buku The Souls of Black Folk (1903) Karya W.E.B. Du Bois: Isi, Gagasan, dan Relevansi Sosial
Executive Summary
The Souls of Black Folk (1903) karya William Edward Burghardt Du Bois adalah sebuah karya sastra, sosiologi, dan filsafat politik Amerika yang menjadi tonggak sejarah. Buku ini menyajikan diagnosis tajam tentang penindasan rasial di awal abad ke-20, menjadikannya teks fundamental dalam wacana keadilan sosial dan hak-hak sipil. Melalui koleksi empat belas esai yang disusun secara cermat, Du Bois memperkenalkan konsep-konsep sentral yang membentuk pemahaman modern tentang ras dan identitas, termasuk "garis warna" (color-line), "Tabir" (the Veil), dan "kesadaran ganda" (double-consciousness).
Karya ini tidak hanya merupakan kritik tajam terhadap masyarakat Amerika, tetapi juga merupakan tantangan langsung terhadap filsafat akomodasionis Booker T. Washington, mengadvokasi aksi politik dan hak-hak sipil sebagai prasyarat bagi kemajuan sejati. Dengan memadukan analisis sosiologis yang ketat dengan narasi pribadi yang mendalam dan prosa yang liris, The Souls of Black Folk memantapkan posisi Du Bois sebagai intelektual dan pemimpin protes kulit hitam yang tak tergantikan, serta berfungsi sebagai manifesto ideologis untuk gerakan hak-hak sipil di masa depan.
1. Pendahuluan: Sebuah Diagnosis untuk Abad Baru
W.E.B. Du Bois dan Lahirnya Sebuah Teks Bersejarah
William Edward Burghardt Du Bois, seorang intelektual kulit hitam terkemuka di masanya, adalah seorang sosiolog, sejarawan, dan aktivis yang menempuh pendidikan di Harvard, menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang meraih gelar doktor dari universitas tersebut pada tahun 1895. Sepanjang karier akademisnya, ia awalnya memprioritaskan pekerjaan ilmiah yang terpisah untuk mempelajari isu-isu ras. Namun, pandangannya berubah drastis setelah menyaksikan realitas brutal rasisme di Amerika Serikat pasca-Rekonstruksi. Sebuah pengalaman pahit, termasuk menyaksikan secara langsung hukuman mati tanpa pengadilan (lynching) terhadap seorang buruh tani kulit hitam di dekatnya dan kematian putranya yang berusia dua tahun setelah ia tidak dapat menemukan dokter kulit hitam di Atlanta, meyakinkannya bahwa pekerjaan ilmiah yang terpisah tidak lagi ada gunanya.
Transformasi ini mendorongnya untuk menulis dengan gaya yang sangat pribadi, terkadang polemis, tetapi sering kali puitis dan liris. Hasilnya adalah The Souls of Black Folk, sebuah karya yang bukan hanya analisis akademis, melainkan sebuah manifesto yang mendalam untuk gerakan hak-hak sipil. Buku ini merupakan ekspresi dari pergeseran pemahaman Du Bois tentang perjuangan ras—dari sekadar objek studi menjadi isu eksistensial yang menuntut perhatian dan aksi langsung.
Buku sebagai Teks Hibrida
Salah satu fitur paling signifikan dari The Souls of Black Folk adalah sifatnya yang hibrida. Buku ini terdiri dari empat belas esai non-fiksi yang, pada gilirannya, bersifat liris, historis, dan otobiografi. Karya ini secara kreatif memadukan berbagai genre, termasuk sosiologi, sejarah, analisis politik, memoar pribadi, dan bahkan fiksi. Kombinasi ini memungkinkan Du Bois untuk menghubungkan pengalamannya yang sangat pribadi dengan historiografi yang luas dan mendalam, beralih dengan cekatan antara nada, gaya, dan perspektif. Struktur yang terintegrasi ini dipuji sebagai contoh penalaran yang terstruktur dengan cermat dan memberikan pengalaman membaca yang sangat kuat dan langsung.
Tesis Sentral: Diagnosis untuk Abad Baru
The Souls of Black Folk dibuka dengan deklarasi kenabian Du Bois yang paling terkenal: "Masalah abad kedua puluh adalah masalah garis warna" (The problem of the Twentieth Century is the problem of the color-line). Pernyataan ini berfungsi sebagai tesis sentral yang menyatukan seluruh buku, menempatkan analisis Du Bois tentang kondisi rasial sebagai inti dari tantangan terbesar Amerika dan dunia. Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan di balik "Tabir". Dengan berfokus pada pengalaman dan perjuangan orang Afrika-Amerika, Du Bois mengkritik masyarakat secara keseluruhan dan menyerukan agar Amerika mengakui kemanusiaan dan kontribusi orang-orang kulit hitam.
2. Latar Belakang Sejarah: Kancah Pasca-Rekonstruksi di Amerika
Kegagalan Janji Emansipasi
Buku ini ditulis sekitar empat puluh tahun setelah berakhirnya Perang Saudara Amerika dan Era Rekonstruksi (1861-1877), pada saat ketegangan nasional mengenai hubungan ras meningkat. Meskipun Perbudakan dihapuskan dan Amandemen ke-14 dan ke-15 menjanjikan hak-hak sipil dasar, upaya Rekonstruksi federal secara luas dianggap gagal. Kegagalan ini menciptakan kondisi di mana hak-hak konstitusional orang Afrika-Amerika tidak terlindungi, membuka jalan bagi bangkitnya sistem diskriminasi yang terlembagakan.
Rezim Jim Crow
Pada tahun 1903, Amerika Serikat hidup di bawah rezim Jim Crow, sebuah sistem kasta rasial yang secara hukum dan sosial merendahkan orang Afrika-Amerika menjadi warga negara kelas dua. Sistem ini didukung oleh legislasi, etiket sosial yang ketat, dan kekerasan yang meluas.
- Segregasi Hukum: Doktrin "terpisah tetapi setara" yang disahkan oleh putusan Mahkamah Agung Plessy v. Ferguson pada tahun 1896 secara efektif melegitimasi segregasi rasial di seluruh fasilitas publik. Hukum ini sangat rinci dan meresap ke dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, mengatur ruang tunggu bus, gerbong kereta, sekolah, dan bahkan rumah duka.
- Etiket Sosial: Jim Crow juga ditegakkan melalui norma-norma sosial yang demeaning. Orang kulit hitam dilarang menggunakan gelar penghormatan seperti "Tuan" atau "Nyonya" ketika berbicara dengan orang kulit putih, sementara mereka diwajibkan untuk melakukannya. Etiket juga melarang jabat tangan antara pria kulit hitam dan pria kulit putih karena menyiratkan kesetaraan sosial dan membatasi interaksi publik lainnya.
- Pencabutan Hak Pilih dan Eksploitasi Ekonomi: Setelah kaum Demokrat kulit putih merebut kembali kekuasaan, mereka mengesahkan undang-undang yang merampas hak pilih orang kulit hitam, menggunakan pajak pemilih (poll taxes) dan tes melek huruf (literacy tests) untuk secara drastis membatasi hak memilih orang Afrika-Amerika.
Analisis terhadap undang-undang ini mengungkapkan lapisan penindasan yang lebih dalam: Jim Crow bukan hanya merupakan produk prasangka, tetapi juga kerangka hukum yang dirancang secara canggih untuk tujuan eksploitasi ekonomi. Pemilik perkebunan kulit putih yang sangat bergantung pada tenaga kerja kulit hitam, menemukan bahwa mereka bersaing satu sama lain untuk mendapatkan pekerja, yang berpotensi menaikkan upah. Untuk mengatasi persaingan ini, mereka beralih ke undang-undang. Undang-undang "vagrancy" mengkriminalkan pengangguran, memaksa orang kulit hitam untuk bekerja. Undang-undang "enticement" melarang satu pengusaha untuk "membujuk" pekerja dari pengusaha lain, sehingga menekan upah. Ancaman dari sistem sewa narapidana yang brutal (convict-lease system), di mana narapidana, seringkali pelaku pelanggaran kecil, disewakan kepada perusahaan swasta dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, berfungsi sebagai alat penegakan yang ampuh. Dengan demikian, Jim Crow adalah sistem yang dirancang untuk mengendalikan pasar tenaga kerja dan mempertahankan keuntungan, dengan rasisme sebagai pembenaran ideologis dan kekerasan sebagai alat penegaknya.
Konflik Ideologi: Kritik Du Bois terhadap Booker T. Washington
Sebuah bagian penting dari The Souls of Black Folk adalah kritik langsung dan tanpa kompromi Du Bois terhadap Booker T. Washington, yang pada masanya dianggap sebagai "juru bicara untuk ras".
- Filsafat Washington: Du Bois menggambarkan pendekatan Washington sebagai "akomodasionis," yang menganjurkan orang kulit hitam untuk sementara menerima diskriminasi rasial dan fokus pada swadaya ekonomi melalui kerja keras dan pelatihan kejuruan. Washington berpendapat bahwa kemandirian ekonomi akan memenangkan rasa hormat orang kulit putih, yang pada akhirnya akan mengarah pada kesetaraan sosial. Pidato terkenalnya, "Atlanta Compromise," mendapat sanjungan dari banyak orang kulit putih di Selatan dan Utara.
- Argumentasi Du Bois: Du Bois secara lantang menolak filsafat ini, khawatir bahwa pendekatan tersebut akan menjebak orang Afrika-Amerika dalam "tunduk tanpa batas kepada orang kulit putih". Ia bersikeras bahwa perubahan sosial hanya dapat dicapai melalui "agitasi dan protes" dan dengan menuntut hak-hak politik dan sipil segera.
Du Bois menyajikan kritiknya melalui sebuah analisis yang terstruktur dengan cermat, mengungkapkan apa yang ia sebut sebagai "tiga paradoks" dalam karier Washington.
- Paradoks Pertama: Washington berjuang untuk menjadikan orang kulit hitam sebagai pengrajin, pengusaha, dan pemilik properti, namun pada saat yang sama, ia menganjurkan mereka untuk melepaskan hak pilih. Du Bois menunjukkan bahwa "mustahil" bagi pekerja dan pemilik properti untuk mempertahankan hak-hak mereka tanpa hak pilih.
- Paradoks Kedua: Washington menganjurkan penghematan dan harga diri, tetapi juga menasihati "tunduk secara diam-diam" pada inferioritas sipil. Du Bois berpendapat bahwa kebijakan seperti itu "pasti akan menggerogoti kejantanan ras mana pun dalam jangka panjang".
- Paradoks Ketiga: Washington mempromosikan pendidikan umum dan industri, tetapi meremehkan institusi pendidikan tinggi. Du Bois menunjukkan bahwa sekolah-sekolah umum kulit hitam dan bahkan Institut Tuskegee sendiri tidak akan dapat beroperasi seandainya tidak ada guru yang dilatih di perguruan tinggi kulit hitam.
Kritik ini menunjukkan bahwa Du Bois melihat hak-hak sipil dan politik bukan sebagai tujuan sekunder, melainkan sebagai fondasi yang diperlukan untuk setiap kemajuan ekonomi yang langgeng.
Tabel 1: Perbandingan Filosofi Du Bois dan Washington
3. Kerangka Konseptual: Mengungkap Jiwa Suatu Bangsa
"Of Our Spiritual Strivings": Teori Kesadaran Ganda
Dalam esai pembuka, "Of Our Spiritual Strivings," Du Bois memperkenalkan konsepnya yang paling berpengaruh: "kesadaran ganda" (double-consciousness). Ia menggambarkan fenomena ini sebagai "sensasi yang aneh," yaitu "perasaan selalu melihat diri sendiri melalui mata orang lain, mengukur jiwa seseorang dengan ukuran dunia yang memandang dengan penghinaan dan belas kasihan yang geli". Kesadaran ganda adalah konflik internal yang disebabkan oleh dua identitas yang saling bertentangan—"seorang Amerika, seorang Negro" —yang menciptakan "dua jiwa, dua pemikiran, dua perjuangan yang tidak berdamai" dalam satu tubuh.
Meskipun konsep ini lahir dari pengalaman spesifik orang Afrika-Amerika, analisisnya tentang perjuangan psikologis yang disebabkan oleh identitas yang terpinggirkan telah melampaui konteks aslinya. Konsep ini telah diterapkan untuk menjelaskan pengalaman kelompok-kelompok lain yang "subordinat atau terjajah". Wawasan ini menunjukkan bahwa kesadaran ganda adalah kerangka kerja yang universal dan abadi untuk memahami beban psikologis hidup di bawah penindasan dan rasisme yang meresap, yang masih relevan dalam diskusi kontemporer tentang identitas dan rasisme.
Hidup "Di Balik Tabir": Sebuah Metafora untuk Segregasi
Du Bois juga menggunakan metafora "Tabir" (the Veil) sebagai cara untuk menggambarkan pemisahan rasial di Amerika. Tabir adalah lapisan tebal dan tak terlihat yang memisahkan orang kulit hitam dari orang kulit putih. Dalam pengertian yang paling literal, Tabir mewakili segregasi fisik yang diberlakukan oleh hukum Jim Crow dan norma-norma sosial. Namun, dalam pengertian yang lebih dalam, Tabir melambangkan ketidakmampuan orang kulit putih untuk melihat orang kulit hitam sebagai manusia seutuhnya. Sebaliknya, orang kulit putih melihat mereka sebagai "masalah" atau stereotip, bukan sebagai individu.
Meskipun Tabir adalah sebuah kutukan, Du Bois berpendapat bahwa Tabir juga memberikan orang kulit hitam "penglihatan kedua" (second-sight). Dengan hidup di balik tabir, orang kulit hitam dipaksa untuk melihat dunia mereka sendiri dan dunia kulit putih dari dua perspektif, sebuah wawasan yang tidak dimiliki oleh orang kulit putih. Pandangan ganda ini, yang lahir dari penindasan, menjadi dasar untuk "wawasan yang lebih dalam tentang ranah sosial" dan merupakan sumber kekuatan intelektual yang unik.
Visi "Talented Tenth": Sebuah Strategi Kepemimpinan
Dalam esai tahun 1903 dengan judul yang sama, Du Bois menguraikan strateginya untuk mengangkat rasnya, yang ia sebut sebagai "Talented Tenth" (Sepuluh Persen Berbakat). Teori ini berpendapat bahwa sepuluh persen teratas dari populasi kulit hitam—segmen yang "berjasa" dan berpotensi—harus menerima pendidikan klasik dan tinggi untuk menjadi pemimpin masyarakat. Visi ini secara langsung menantang penekanan Booker T. Washington pada pendidikan kejuruan, yang menurut Du Bois tidak akan pernah menciptakan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk melawan rasisme sistemik.
Konsep ini memiliki akar yang dalam pada filsafat klasik. Visi Du Bois tentang "Talented Tenth" sangat mirip dengan gagasan Plato tentang "Penguasa Filsuf" (Philosopher Rulers) dalam The Republic. Du Bois melihat para pemimpin ini bukan sebagai kelompok yang egois, melainkan sebagai individu yang tanpa pamrih dan berkomitmen untuk menciptakan masyarakat yang adil. Ia berpendapat bahwa tanpa kelompok elit yang terpelajar untuk "mengembangkan massa," kemajuan tidak mungkin terjadi.
Tabel 3: Konsep Kunci The Souls of Black Folk
4. Bentuk Narasi: Seni, Pengalaman, dan Argumentasi
Perpaduan Gaya
Salah satu warisan The Souls of Black Folk adalah perpaduan yang mulus antara analisis sosiologis dan seni sastra. Du Bois dengan ahli menggabungkan laporan faktual dan analisis data dengan prosa yang liris, memoar pribadi, dan narasi yang kuat. Buku ini dicirikan oleh "semangat dan kreativitas yang cermat" dan gaya yang sangat menyentuh, yang membedakannya dari karya-karya sosiologis sebelumnya. Perpaduan genre ini memungkinkan Du Bois untuk menantang pembaca, baik intelektual kulit hitam maupun audiens kulit putih, untuk menghadapi rasisme dan ketidakadilan tidak hanya melalui logika tetapi juga melalui pengalaman emosional.
Gema "Sorrow Songs"
Secara struktural, setiap esai dalam buku ini diawali dengan epigraf ganda. Yang pertama adalah kutipan dari tradisi sastra Eropa, sedangkan yang kedua adalah notasi musik dari lagu spiritual Afrika-Amerika yang tak berjudul, yang kemudian dikenal sebagai "Sorrow Songs". Pilihan ini merupakan isyarat yang brilian dan penuh makna. Epigraf ganda ini berfungsi sebagai metafora visual dan pendengaran untuk "kesadaran ganda" yang dikemukakan Du Bois. Perbandingan antara tradisi budaya kulit putih dan kulit hitam secara bersamaan dapat diartikan sebagai upaya untuk menekankan kedekatan antara kedua budaya atau, sebaliknya, sebagai penekanan tajam pada pemisahan dan status budaya Afrika-Amerika yang tidak dikenal. Perangkat struktural ini memberikan ekspresi non-verbal yang kuat dari tema sentral buku ini, menjadikannya sebuah contoh dari seni sastra yang luar biasa.
Gambaran Rinci Isi Bab
Meskipun buku ini merupakan koleksi esai, Du Bois mengaturnya untuk membangun narasi yang kohesif.
- Bab-Bab Awal: Bagian ini memperkenalkan kerangka konseptual buku ini. Bab 1, "Of Our Spiritual Strivings," memperkenalkan "garis warna," "Tabir," dan "kesadaran ganda". Bab 2, "Of the Dawn of Freedom," mengkaji masa Rekonstruksi dan peran Freedmen's Bureau. Bab 3, "Of Mr. Booker T. Washington and Others," menyajikan kritik pedas terhadap Washington, yang merupakan titik balik dalam wacana intelektual kulit hitam.
- Gambaran Kehidupan Kulit Hitam di Selatan: Beberapa bab berikutnya memuat pengamatan Du Bois tentang kehidupan sehari-hari orang Afrika-Amerika. Ia mempelajari "perjuangan jutaan petani kulit hitam" di daerah "Sabuk Hitam" (Black Belt) di Georgia dan menganalisis hubungan yang kompleks antara "putra majikan dan manusia".
- Esai Filosofis dan Otobiografi: Buku ini juga memuat refleksi pribadi dan narasi yang kuat. Dalam esai "Of the Coming of John," Du Bois menggunakan fiksi untuk mengilustrasikan konflik dan frustrasi yang dihadapi oleh seorang pemuda kulit hitam yang berpendidikan ketika ia kembali ke masyarakat yang rasis. Esai "Of the Passing of the First-Born" adalah memoar yang memilukan tentang kematian putranya, yang secara mendalam menghubungkan penderitaan pribadi dengan pengalaman kolektif rasnya.
5. Warisan dan Pengaruh yang Terus Berlanjut
Manifesto untuk Gerakan Hak-Hak Sipil
Diterbitkan pada saat "ketegangan nasional yang meningkat", The Souls of Black Folk segera menjadi "manifesto untuk gerakan hak-hak sipil". Sikap Du Bois yang tegas, menolak akomodasi dan menuntut hak-hak sipil yang segera, menjadi cetak biru ideologis bagi Niagara Movement pada tahun 1905 dan, kemudian, National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) yang didirikan pada tahun 1909. Tokoh-tokoh seperti Martin Luther King Jr. sangat mengagumi karya ini, menjadikannya teks inspirasional utama bagi aktivis yang berjuang untuk kesetaraan di abad-abad berikutnya.
Membentuk Wacana Intelektual dan Politik
Buku ini dianggap sebagai salah satu teks pendiri sastra Afrika-Amerika dan, pada saat yang sama, salah satu teks sentral filsafat politik dan kritik sosial Amerika di abad ke-20. Penerimaan awal terhadap buku ini sangat positif; buku ini dicetak ulang dua kali dalam dua bulan pertama dan diperkirakan telah terjual 18.000 hingga 20.000 eksemplar pada tahun 1940. Namun, tidak semua ulasan awal bersifat positif; ulasan New York Times tahun 1903 menyebutnya "sentimentil, puitis, dan indah," meskipun mengakui bahwa buku itu "memberikan banyak pencerahan". Kritikus yang membaca buku ini saat itu berpendapat bahwa perpaduan antara logika dan retorika rasial adalah sesuatu yang aneh.
Relevansi yang Tak Lekang oleh Waktu
Du Bois menyajikan diagnosis yang mendalam tentang masalah-masalah sosial pada masanya, dan relevansi karyanya tidak berkurang. Analisis modern mengonfirmasi bahwa konsep "garis warna" masih bergema di Amerika kontemporer, yang ditandai dengan segregasi perkotaan, ketidaksetaraan ekonomi, dan ketidakadilan yang terus-menerus. Konsep kesadaran ganda tetap menjadi alat yang ampuh untuk memahami pengalaman identitas ganda yang dihadapi oleh banyak orang Amerika yang terpinggirkan. Intinya, The Souls of Black Folk tetap menjadi karya penting yang terus-menerus menantang pembaca untuk menghadapi rasisme dan ketidakadilan, membuktikan bahwa perjuangan untuk mengakui kemanusiaan orang Afrika-Amerika adalah perjuangan abadi untuk jiwa bangsa Amerika itu sendiri.
6. Kesimpulan: Seruan Abadi untuk Keadilan
Secara keseluruhan, The Souls of Black Folk adalah sebuah karya monumental yang melampaui batas-batas waktu dan genre. Du Bois secara visioner menyatukan penelitian sosiologis yang terstruktur dengan cermat dengan kedalaman otobiografi yang puitis, menciptakan sebuah teks yang tidak hanya mendiagnosis penyakit rasisme tetapi juga memberikan bahasa dan kerangka kerja untuk mengartikulasikan pengalaman identitas ganda. Dengan secara langsung menantang ideologi dominan pada masanya dan mengadvokasi visi yang lebih agresif untuk kesetaraan, Du Bois memetakan jalan ideologis yang akan membentuk gerakan hak-hak sipil di masa depan. Lebih dari satu abad setelah publikasinya, buku ini tetap menjadi sumber wawasan yang tak ternilai, mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk keadilan, pengakuan, dan martabat manusia adalah sebuah perjalanan yang berkelanjutan.
Sumber yang dikutip:
AAIHS. (n.d.). An alternative view of Du Bois's Talented Tenth. https://www.aaihs.org
American Enterprise Institute. (n.d.). Exploitation in the Jim Crow South: The market or the law. https://www.aei.org
Barnes, A. (n.d.). A sociological examination of Du Bois's Souls of Black Folk. Princeton University. https://www.princeton.edu
Constitution Center. (n.d.). The souls of Black folk (“Of Mr. Booker T. Washington and others…”). https://constitutioncenter.org
Du Bois, W. E. B. (2023). The souls of Black folk. Union Square & Co. (Original work published 1903)
Du Bois, W. E. B. (n.d.). Du Bois, W.E.B. 1914–1918 Online. https://encyclopedia.1914-1918-online.net
Du Bois, W. E. B. (n.d.). The souls of Black folk [Summary]. getAbstract. https://www.getabstract.com
Du Bois, W. E. B. (n.d.). The souls of Black folk (Paperback Classic). Library of America. https://www.loa.org
Du Bois, W. E. B. (n.d.). The souls of Black folk. Shelf Love – WordPress.com. https://shelflove.wordpress.com
Du Bois, W. E. B. (n.d.). The souls of Black folk. University of Oxford, Faculty of English. https://english.ox.ac.uk
Du Bois, W. E. B. (n.d.). The souls of Black folk | Research Starters. EBSCO. https://www.ebsco.com
Encyclopedia.com. (n.d.). The souls of Black folk. https://www.encyclopedia.com
Encyclopedia of Arkansas. (n.d.). Jim Crow laws. https://encyclopediaofarkansas.net
Ferris State University Jim Crow Museum. (n.d.). What was Jim Crow. https://jimcrowmuseum.ferris.edu
Florida Atlantic University. (n.d.). Map of Jim Crow America. https://www.fau.edu
George Mason University. (n.d.). W.E.B. Du Bois critiques Booker T. Washington. History Matters. https://historymatters.gmu.edu
Gingras, B. (n.d.). “Double consciousness” and the racial self. Bridgewater State University. https://vc.bridgew.edu
Global Social Theory. (n.d.). Double-consciousness. https://globalsocialtheory.org
LitCharts. (n.d.). The souls of Black Folk by W.E.B. Du Bois: Plot summary. https://www.litcharts.com
Melbourne Law School. (n.d.). Du Bois, Souls of Black Folk. University of Melbourne. https://law.unimelb.edu.au
NAACP. (n.d.). W.E.B. Du Bois. https://www.naacp.org
Routledge. (n.d.). An analysis of W.E.B. Du Bois's The souls of Black folk (1st ed.). https://www.routledge.com
SparkNotes. (n.d.). The souls of Black Folk: Full book analysis. https://www.sparknotes.com
Study.com. (n.d.). Booker T. Washington & W.E.B. DuBois: Comparison & significance. https://study.com
Study.com. (n.d.). Video: The souls of Black folk by W.E.B. Du Bois: Summary & analysis. https://study.com
SuperSummary. (n.d.). The Talented Tenth summary and study guide. https://www.supersummary.com
The Editors of Encyclopaedia Britannica. (n.d.). The souls of Black folk: Significance & double consciousness. Britannica. https://www.britannica.com
Wikipedia contributors. (n.d.). Double consciousness. In Wikipedia. https://en.wikipedia.org
Wikipedia contributors. (n.d.). Gerakan hak-hak sipil Afrika-Amerika (1955–1968). In Wikipedia bahasa Indonesia. https://id.wikipedia.org
Wikipedia contributors. (n.d.). The souls of Black folk. In Wikipedia. https://en.wikipedia.org
%20Karya%20W.E.B.%20Du%20Bois.png)



Post a Comment