Sejarah Perkembangan Psikologi Bagian 3

Sejarah Perkembangan Psikologi Bagian 3
Perkembangan Psikologi
Kini saatnya kita membahas peneliti Rusia yang terkenal Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936). Pavlov mempelajari ilmu kedokteran pada tahun 1870 di Military Medical Academy St. Petersburg. Sebuah prestasi yang patut dibanggakan, yaitu pada tahun 1904, ia menerima Hadiah Nobel di bidang fisiologis atas karyanya tentang pencernaan, serta pada tahun 1921, ia menerima Hero of the Revolution Award (Penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi) langsung dari tangan Lenin (Boeree, 2005: 387; Madsen, 1991: 196-197).

Pengkondisian Pavlovian atau klasikal, membentuk berbagai gerak refleks, dimulai dengan stimulus yang belum menjadi kebiasaan (unconditioned stimulus) dan respons yang belum menjadi kebiasaan (unconditioned respons)—itulah gerak refleks. Selanjutnya, kita gabungkan stimulus netral dengan refleks tersebut dengan cara mempresentasikannya bersama stimulus yang belum menjadi kebiasaan. Setelah melakukan sejumlah pengulangan, stimulus netral dengan sendirinya akan memperoleh respons. Dalam titik ini, stimulus netral dinamakan kembali menjadi stimulus yang sudah menjadi kebiasaan (conditioned stimulus) dan respons itu disebut respons yang sudah menjadi kebiasaan (conditioned respons).

Pada penelitiannya, sekerat daging membuat seekor anjing mengeluarkan air-liur. Pada saat akan memberikan sekerat daging, dibunyikan bel. Kemudian, setelah melakukan beberapa pengulangan, anjing tersebut akan mengeluarkan air liurnya secara spontan saat dibunyikan bel meski tanpa disertai keratan daging.

Sedikit berbeda dengan Edward Lee Thorndike (1874-1949), seorang fungsionalis, namun ia telah membentuk tahapan behaviorisme Rusia dalam versi Amerika. Thorndike mendapat gelar sarjananya dari Wesleyan University at Connecticut pada tahun 1895 dan master dari Harvard tahun 1897.

Nama Edward Lee Thorndike akan mudah diingat karena percobaannya melalui kucing-kucingnya serta konstruksi kotak-kotak puzzle yang unik. Dari penelitiannya ia menyimpulkan bahwa...
1. Hukum latihan, yang serupa dengan hukum frekuensinya Aristoteles. Jika asosiasi atau koneksi neural lebih sering digunakan maka koneksinya akan lebih kuat. Sedangkan yang paling kurang penggunaannya maka makin lemah koneksinya. Dua hal itulah yang berturut-turut disebut hukum kegunaan dan ketakbergunaan.

2. Hukum efek, yaitu ketika sebuah asosiasi diikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka koneksinya menguat. Begitu pun sebaliknya, ketika sebuah asosiasi diikuti dengan keadaan yang memuakkan maka koneksinya melemah (Boeree, 2005: 390).

John Broadus Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Universitas John Hopkins di Baltimore yang menangkap temuan Pavlov. Ia menyatakan dengan lantang tidak sekedar bahwa teori Pavlov itu benar, tetapi juga teori itu menjelaskan semua perilaku manusia. Bagi Watson, perilaku manusia dapat dianalogikan sebagai mesin rangsangan-tanggapan; kecondongan manusia seperti cinta dan keinginan, sebenarnya hanya perwujudan tanggap kelenjar dan otot yang telah dibiasakan di dalam tubuh yang mekanistik. Watson mengeluarkan bualan yang terkenal dan agak menakutkan tentang kekuatan pembiasaan terhadap bayi yang dapat dididik sesuai dengan kehendaknya. Selain itu, ia melakukan eksperimen terhadap Albert Kecil yang ditakut-takuti dengan tikus putih dan suara keras dari batang baja yang dipukul palu, agar ia menjadi fobi terhadap pengalamannya yang menyakitkan itu. Di sini Watson menganggap bahwa pembiasaan sebagai kekuatan yang bermanfaat yang harus digunakan untuk meningkatkan pendidikan. Dengan demikian, ia orang yang gigih memberikan kesempatan yang sama dalam kehidupan bagi semua orang. Ia memiliki harapan untuk menghapuskan pemikiran bahwa keturunan tertentu lebih unggul daripada yang lain.

Pemikiran Burrhus Frederic Skinner (1904-1990) agak berbeda dengan Watson. Skinner yang lahir di kota kecil Pennsylvania, yakni Susquehanna memperoleh gelar doktor pada tahun 1931. Eksperimennya dilakukan terhadap burung merpati dan tikus yang dimasukkan dalam kurungan (sering disebut kotak Skinner) didasarkan pada cara yang menentukan (operant conditioning). Profesor psikologi Universitas Harvard ini menyatakan bahwa setiap makhluk hidup pasti menerima stimulan tertentu yang disebut sebagai stimulan penggugah. Karena adanya stimulan penggugah itu maka sebagai responsnya akan muncul perilaku yang diharapkan atau dikehendaki sebagai produk cara kerja yang menentukan. Menurutnya, perilaku yang diikuti oleh stimulan penggugah, dapat memperbesar kemungkinan dilakukannya lagi perilaku tersebut di masa selanjutnya. Namun sebaliknya, perilaku yang tidak diikuti oleh stimulan-stimulan penggugah, akan memperkecil kemungkinan dilakukannya perilaku tersebut di masa selanjutnya.

Kontribusi eksperimen Skinner tersebut adalah bahwa pembiasaan dapat mengubah setahap demi setahap ke arah kemajuan. Bahkan, binatang pun dapat diajari berperilaku yang sangat rumit asalkan hadiah diberikan sebelum hasil yang sepenuhnya tercapai. Inilah sumbangan terbesar Skinner dalam eksperimen laboratorium psikologinya tentang perilaku pembiasaan kerja.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta


Download

Baca Juga
1. Sejarah Perkembangan Psikologi Bagian 1
2. Sejarah Perkembangan Psikologi Bagian 2
3. Sejarah Perkembangan Psikologi Bagian 4
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Sejarah Perkembangan Psikologi Bagian 3"