Al-Ghazali. Paham bahwa Tuhan Tidak Mengetahui Juz’iyyat

Table of Contents
Paham bahwa Tuhan Tidak Mengetahui Juz’iyyat Al-Ghazali
Al-Ghazali
Paham bahwa Tuhan tidak mengetahui Juz’iyyat (hal-hal yang juz’i/individual/partikular) bukanlah paham yang dianut oleh para filsuf Muslim. Paham ini dianut oleh Aristoteles. Sekalipun demikian, Al-Ghazali berupaya menampilkan pandangan Ibnu Sina dengan menyatakan bahwa Ibnu Sina berpendapat bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu, dengan pengetahuan kulli/umum, tidak masuk dalam kategori zaman, tidak berbeda pengetahuan-Nya karena (berbedanya sesuatu itu pada) zaman yang lalu, yang akan datang dan yang sekarang. Ia berpendapat bahwa tidak ada yang gaib dari pengetahuan-Nya tentang apa saja yang ada di langit dan bumi meskipun sekecil atom, tetapi ia mengetahui hal-hal yang juz’i individual/partikular dengan (pengetahuan) semacam (pengetahuan) kulli/umum. Setelah panjang lebar menjelaskan maksud pendapat Ibnu Sina itu, Al-Ghazali berkesimpulan maksud pendapat demikian adalah Tuhan tidak mengetahui hal-hal yang juz’i, seperti tidak mengetahui siapakah Muhammad bin Abdullah, Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khathab, dan sebagainya.

Benarkah demikian pendapat Ibnu Sina, atau benarkah demikian maksud pendapatnya tentang pengetahuan Tuhan mengenai hal-hal yang Juz’i? Sebenarnya pada pembahasan tentang Ibnu Sina jelas bahwa paham Ibnu Sina tentang pengetahuan Tuhan berkenaan dengan hal-hal juz’i tidak seperti yang disimpulkan oleh Al-Ghazali. Bagi Ibnu Sina, Tuhan mengetahui hal-hal yang kulli, menurut kulli-nya, dan mengetahui hal-hal yang juz’i menurut juz’i-nya, tetapi pengetahuan Tuhan tidak seperti pengetahuan manusia. Apabila pengetahuan manusia muncul setelah memerhatikan hal-hal juz’i yang terjadi sehingga pengetahuan manusia merupakan akibat, sedangkan hal-hal yang terjadi itu merupakan sebab bagi munculnya pengetahuan manusia, pengetahuan Tuhan mahasuci dari cara seperti itu. Tuhan mengetahui hal-hal yang juz’i dengan pengetahuan yang berubah. Hal ini dapat dipahami seperti tidak berubahnya pengetahuan tentang sebab-sebab yang bersifat umum, atau dapat dipahami dengan pengertian bahwa Tuhan telah mengetahui hal-hal yang juz’i itu dengan pengetahuan yang azali dan tidak berubah. Sekalipun hal-hal yang juz’i itu terus-menerus berubah, Tuhan mengetahui hal-hal yang juz’i itu bukanlah setelah hal-hal yang juz’i itu terjadi dan diperhatikan. Jadi, tidak benar bahwa para filsuf Muslim berpaham bahwa Tuhan tidak mengetahui hal-hal juz’i yang muncul pada alam ciptaan-Nya. Dengan kata lain, tidak benar bahwa pemahaman para filsuf Muslim tentang pengetahuan Tuhan membawa pada pengertian bahwa Tuhan tidak mengetahui hal-hal yang bersifat juz’i.

Sebaliknya, Al-Ghazali memandang bahwa Tuhan Maha Segala Tahu, baik besar maupun kecil. Berbeda dengan Ibnu Rusyd, Tuhan hanya tahu yang universal bukan perkara yang kecil (partikular). Tudingan Al-Ghazali adalah sebagai berikut: Yang menjadi persoalan adalah pernyataan mereka: Tuhan yang Mahamulia mengetahui hal-hal yang bersifat universal, tetapi tidak mengetahui hal-hal yang bersifat partikular. Pernyataan ini jelas menunjukkan ketidakberimanan mereka. Pendapat yang benar adalah tidak ada sebutir atom pun di langit ataupun di bumi yang luput dari pengetahuan-Nya.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
 

Download

Baca Juga
1. Al-Ghazali. Riwayat Hidup
2. Al-Ghazali. Karya Filsafat
3. Al-Ghazali. Pemikiran Filsafat
4. Tipologi Filsafat Al-Ghazali
5. Al-Ghazali. Paham Qadim-nya Alam
6. Al-Ghazali. Paham Kebangkitan Jasmani 
7. Al-Ghazali. Metafisika
8. Al-Ghazali. Klasifikasi Ilmu
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment