Thales. Ajaran

Table of Contents
Ajaran Thales
Thales
Thales tidak menuliskan pikiran-pikirannya atau sekurang-kurangnya tentang itu tidak ada kesaksian apa pun. Aristoteles adalah sumber utama pengetahuan kita mengenai ajaran Thales. Aristoteles sendiri mendapat informasinya dari tradisi lisan saja. Dalam traktatnya tentang metafisika Aristoteles mengatakan bahwa Thales termasuk filsuf yang mencari arkhe (asas atau prinsip) alam semesta, malah bahwa ia merupakan yang pertama di antara mereka itu. Menurut Thales, prinsip ini adalah air. Semuanya berasal dari air dan semuanya kembali lagi menjadi air. Mungkin Thales beranggapan demikian karena air mempunyai berbagai bentuk: cair, beku, uap. Aristoteles tidak tahu dengan pasti karena alasan apakah Thales menentukan air sebagai zat asali alam semesta. Ia mengemukakan dugaan bahwa Thales berpikir begitu karena bahan makanan semua makhluk memuat zat lembab dan demikian halnya juga dengan benih pada semua makhluk hidup. Pokok ajaran lain yang dilaporkan Aristoteles ialah bahwa menurut Thales bumi terletak di atas air. Ini harus dimengerti dalam hubungan dengan anggapannya bahwa semuanya berasal dari air. Bumi boleh dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan sekarang terapung-apung di atasnya.

Dalam bukunya tentang psikologi, Aristoteles memberitahukan pula pendapat Thales yang lain, yaitu semuanya penuh dengan dewa-dewa. Aristoteles memperkirakan bahwa dengan perkataan itu Thales memaksudkan bahwa jagat raya berjiwa. Kalau itu memang benar, sebutan Thales tadi mudah dapat dikaitkan dengan pendirian Thales bahwa magnet mempunyai jiwa karena mampu menggerakkan besi, sebagaimana juga diberitakan oleh Aristoteles. Pendapat Thales, bahwa jagat raya berjiwa, sering kali disebut hylezoisme (teori mengenai materi yang hidup). Tetapi sama sekali tidak jelas kesimpulan mana dapat ditarik dari anggapan-anggapan Thales ini. Misalnya sekali-kali tidak ada kepastian bahwa anggapan-anggapan ini boleh digabungkan dengan teori mengenai jiwa dunia di kemudian hari.

Perkenalan dengan filsuf yang pertama barangkali agak mengecewakan. Kita belum berjumpa dengan suatu pandangan yang jelas. Tetapi yang penting ialah bahwa di sini kita menyaksikan percobaan pertama--biarpun dalam bentuk yang sederhana saja--untuk menghadapi masalah-masalah dalam alam semesta dengan menggunakan rasio. Untuk pertama kalinya muncul pikiran bahwa alam semesta secara fundamental bersifat satu, sehingga dapat diterangkan dengan menunjukkan satu prinsip saja.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini


Baca Juga
Thales. Riwayat Hidup

Sumber.
Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta. Kanisius
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment