Soal Model AKM Sosiologi Kelas XI (Fase F) Bab 2. 4 Permasalahan Sosial Akibat Pengelompokan Sosial (Kurikulum Merdeka)

Stimulus 1
Pahami teks berikut untuk menjawab soal nomor 1-3.

Kriminalitas Anak, Kurang Kasih Sayang dan Pengakuan Sosial
Berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sejak 2011 hingga 2017, pengaduan terkait kasus anak berhadapan hukum (ABH), selalu menduduki peringkat tertinggi, baik anak sebagai pelaku maupun sebagai korban. Angka pengaduan tersebut bahkan tak pernah di bawah angka 1.000 kasus setiap tahunnya.

Pada 2018, hingga bulan Mei, KPAI juga mencatat bahwa kasus ABH menduduki peringkat pengaduan tertinggi. Sebanyak 1.885 pengaduan yang masuk, 504 di antaranya (27% dari total kasus) merupakan kasus ABH, kemudian disusul oleh kasus keluarga dan pengasuhan alternatif (324 kasus), pornografi dan cyber crime (255 kasus), kesehatan dan napza (162 kasus), pendidikan (161 kasus), trafficking dan eksploitasi (144 kasus), sosial dan anak dalam situasi darurat (119 kasus), agama dan budaya (105 kasus), hak sipil dan partisipasi (79 kasus), kasus perlindungan anak lainnya (32 kasus).

Psikolog Anak dan Remaja menyampaikan bahwa ada berbagai macam faktor penyebab ABH, yaitu kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anak dan lingkungan sosial juga memengaruhi perilaku anak. Seorang anak bisa menjadi pelaku kriminal untuk mendapatkan pengakuan dari teman-teman sebayanya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mulia Astuti untuk Kementerian Sosial, menjabarkan faktor- faktor penyebab ABH dengan lebih sistematis. Pertama, faktor kesempatan di mana anak memiliki kebebasan yang berlebihan terhadap media sosial dan konten-konten negatif. Kedua, faktor lingkungan terkait dengan pola asuh orang tua dan lingkup pertemanan. Ketiga, faktor ekonomi di mana kemiskinan keluarga membuat beberapa kebutuhan anak menjadi tidak terpenuhi.

Dalam penelitian ini, Astuti meneliti enam keluarga yang anaknya berhadapan dengan hukum. Hasilnya, lima dari enam anak kurang memperoleh perhatian dan kasih sayang dalam keluarga. Selain itu, ditemukan pula kasus seorang ABH yang melakukan tindakan kriminal karena desakan ekonomi dan pola komunikasi yang kuning baik dengan lingkungan sosialnya.

Kasus ABH bukan hanya menjadi tanggung jawab bagi keluarga, tetapi juga bagi sekolah. Pasalnya, separuh waktu anak berada di lingkungan sekolah. Ketua Komisioner KPAI, menilai permasalahan ABH juga menjadi tanggung jawab daerah tempat tinggal anak maka diperlukan regulasi ramah anak dan mekanisme pencegahan dan pemerintah daerah, sampai tingkat desa, RW, dan RT. Regulasi tersebut dinilai dapat menekan jumlah angka ABH di Indonesia secara maksimal.

Sumber: Dauti del https://penyebb-na-anal-kurang-kasih-sayang-pengakuan-sosial-cP3F dengan penyesuaian.

Soal 1
Berdasarkan Stimulus 1, permasalahan anak berhadapan hukum (ABH) dapat diatasi dengan....
A. menetapkan hukuman untuk menciptakan efek jera
B. menetapkan regulasi dan mekanisme pencegahan
C. menetapkan program-program edukasi hukum
D. memberikan sosialisasi di lingkungan sekolah
E. menindak tegas sesuai hukuman berlaku

Soal 2
Berdasarkan Stimulus 1, tentukanlah pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan cara memberikan tanda centang (✔) pada kolom Sesuai atau Tidak Sesuai.

Soal Model AKM Sosiologi Kelas XI
Soal 3
Berdasarkan Stimulus 1, jelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab anak berhadapan hukum (ABH).

Stimulus 2
Pahami teks berikut untuk menjawab soal nomor 4-6.

Mengangkat Anak Jalanan Lewat Pendidikan
Identitas seperti Kartu Keluarga dan akta kelahiran sering kali menjadi permasalahan bagi seorang anak jalanan ketika melakukan pendaftaran sekolah. Di samping itu, anak jalanan terkadang juga mengalami penolakan dari pihak sekolah karena berbagai stigma. Masalah administratif dan stigma tersebut menjadi hambatan bagi anak jalanan untuk dapat memperoleh pendidikan, bahkan memenuhi wajib belajar 12 tahun.

Kendala ini yang berupaya diatasi Yayasan Secerah Anak Negeri Jaya (Senja) atau dikenal sebagai Sanggar Senja. Sanggar Senja didirikan oleh Adi Supriyadi sejak tanggal 29 Juli 2011 menjadi wadah bagi anak-anak jalanan, terlantar, dan kaum marginal untuk memperoleh pendidikan. Hingga tahun 2018, Sanggar Senja sudah membebaskan akta kelahiran bagi 120 anak jalanan. Sebagian mengatasnamakan anak ibu dan lainnya sebagai anak Negara. Sebanyak 50 anak Sanggar Senja memperoleh pendidikan formal di sekolah. Sementara itu, anak-anak putus sekolah melanjutkan pendidikan paket A, B, dan C.

Tidak mudah bagi anak-anak untuk bisa memperoleh pendidikan secara formal di sekolah karena kendala syarat administratif seperti NIK untuk terdaftar di Data Pokok Kependidikan (Dapodik). Ketiadaan database anak tersebut disiasati Sanggar Senja dengan mendaftarkan anak-anak ke sekolah swasta. Anak-anak jalanan sering ditolak masuk sekolah karena berbagai stigma yang muncul dari identitas yang dapat membuat profil sekolah kurang bagus dan usia yang dianggap sudah terlalu tua.

Melalui Sanggar Senja, identitas anak jalanan dibangun dengan mengajarkan akhlak dan moral, menanamkan nilai perjuangan dan nasionalisme, serta sikap toleransi dan kedamaian. Selepas belajar, anak-anak juga melakukan kegiatan bermanfaat lainnya di sanggar, seperti bermusik di studio, pencak silat, dan pengajian bagi yang muslim. Dari sekitar 130 anak yang dibina, 22 di antaranya tinggal di Panti Asuhan Sanggar Senja.

Untuk mendidik dan mengasuh anak-anak, Sanggar Senja berkolaborasi dengan berbagai relawan dan kontributor, Relawan dari Bogor, salah satunya, menjadi tutor dan mengajar anak-anak selepas sekolah. Awal mula Sanggar Senja dibiayai sendiri oleh pendirinya dari penghasilan sebagai musisi dan pemilik studio musik. Saat ini, Sanggar Senja mendapatkan bantuan kerja sama dari Paragon Innovation and Technology.

Sumber: Dikutip dari https://www.detik.com/edu/edutainmentd-585167/mengangkat-anak-jalanan-lewal-pendidikan-in-cetio

Soal 4
Berdasarkan Stimulus 2, peran dari Sanggar Senja dalam pendidikan bagi anak-anak jalanan adalah...
A. menjadi pihak yang menjembatani anak-anak jalanan untuk dapat bersekolah
B. menyediakan pendidikan informal untuk anak-anak yang putus sekolah
C. mengadakan kursus keterampilan dan pelatihan kerja
D. menyediakan program pendidikan kesetaraan (paket)
E. membuat sekolah khusus untuk anak-anak jalanan

Soal 5
Pilih dan berilah tanda centang (✔) pada setiap pernyataan yang informasinya terdapat dalam Stimulus 2 (Jawaban lebih dari satu).
Soal Model AKM Sosiologi Kelas XI
Soal 6
Apa yang dilakukan oleh pihak Sanggar Senja untuk membangun identitas anak-anak jalanan agar tidak dipandang negatif? Jelaskan.

Download

Pembahasan

Lihat Juga

Soal Model AKM Sosiologi Kelas XI (Fase F) Bab 2. 1 Permasalahan Sosial Akibat Pengelompokan Sosial (Kurikulum Merdeka)

Soal Model AKM Sosiologi Kelas XI (Fase F) Bab 2. 2 Permasalahan Sosial Akibat Pengelompokan Sosial  (Kurikulum Merdeka)  

Soal Model AKM Sosiologi Kelas XI (Fase F) Bab 2. 3 Permasalahan Sosial Akibat Pengelompokan Sosial (Kurikulum Merdeka)

Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 2: Permasalahan Sosial Akibat Pengelompokan Sosial (Kurikulum Merdeka)

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Soal Model AKM Sosiologi Kelas XI (Fase F) Bab 2. 4 Permasalahan Sosial Akibat Pengelompokan Sosial (Kurikulum Merdeka)"