Telaah Kritis Buku The Social Organization of Juvenile Justice (1968) Karya Aaron V. Cicourel dan Relevansinya bagi Kriminologi Interaksionis
Bagian I: Paradigma Teoritis dan Tantangan Konvensional
1. Kritik Terhadap Kriminologi Positivis dan Asumsi Konvensional
Cicourel memulai karyanya dengan menantang secara fundamental pandangan-pandangan yang lazim dalam kriminologi konvensional pada masanya. Perspektif tradisional sering berasumsi bahwa delinkuensi adalah sebuah "tipe sosial alamiah" (natural social type) yang didistribusikan secara teratur di masyarakat. Model ini cenderung memandang delinkuensi sebagai produk objektif dari tekanan abstrak, baik itu tekanan struktural eksternal (kemiskinan, disorganisasi sosial) maupun patologi internal individu.
1.1. Tesis Utama dan Konstruksi Sosial Delinkuensi
Tesis utama Cicourel, yang menjadi landasan bagi buku ini, adalah bahwa delinkuensi remaja bukanlah realitas objektif yang ditemukan oleh sistem peradilan, melainkan dikonstruksi (constructed) melalui rutinitas institusional dan interpretasi oleh agen kontrol sosial—terutama polisi, pekerja sosial, dan pejabat pengadilan remaja. Studi empiris ini dilakukan di dua kota di California, berfokus pada sistem penegakan hukum remaja di sana.
1.2. Tujuan Riset dan Pergeseran Fokus
Cicourel menyatakan dengan jelas bahwa tujuan bukunya adalah menganalisis "aktivitas pengambilan keputusan yang menghasilkan masalah sosial yang disebut delinkuensi (dan prosedur yang terorganisir secara sosial yang menyediakan hasil yudisial)". Melalui fokus ini, Cicourel memindahkan fokus kriminologi dari pertanyaan struktural "mengapa remaja melanggar hukum" (pertanyaan positivis) menjadi pertanyaan prosesual "bagaimana institusi mengidentifikasi, mendefinisikan, dan memproses pelanggaran." Perubahan fokus ini menunjukkan bahwa kejahatan remaja bukan hanya masalah individu, melainkan masalah organisasi birokrasi dan klasifikasi.
2. Landasan Epistemologis: Ethnomethodology dan Teori Labeling
Landasan teoritis Cicourel sangat kuat. Karya ini berakar pada tradisi Ethnomethodology (studi tentang bagaimana anggota masyarakat menggunakan metode akal sehat untuk menciptakan dan mempertahankan keteraturan sosial) dan Interaksionisme Simbolik (terutama dipengaruhi oleh Erving Goffman), yang menyediakan kerangka kerja untuk menganalisis interaksi mikro dan negosiasi makna.
2.1. Ethnomethodology dan Penalaran Praktis
Cicourel menggunakan lensa etnomethodology untuk menganalisis praktik penalaran praktis (practical reasoning) yang digunakan oleh petugas birokrasi saat mereka bekerja. Dalam konteks hukum remaja, petugas sering kali dihadapkan pada informasi yang indexical (bergantung konteks) dan tidak lengkap. Untuk melanjutkan pekerjaan mereka dan mencapai hasil yudisial, petugas harus menggunakan penalaran ad hoc untuk menutup kesenjangan informasi ini, mengubah peristiwa yang ambigu menjadi "fakta" birokrasi yang koheren. Dengan demikian, Cicourel menjelaskan bahwa proses kelembagaan yang menghasilkan statistik kejahatan didasarkan pada cara petugas mencapai dan mempertahankan rasa keteraturan kerja mereka sehari-hari.
2.2. Kontribusi Krusial terhadap Teori Labeling
The Social Organization of Juvenile Justice menyediakan landasan empiris yang substansial bagi perkembangan Teori Labeling (Teori Pelabelan) dalam kriminologi. Teori Labeling berpendapat bahwa intervensi agen kontrol—yaitu tindakan pelabelan itu sendiri—sering kali memperkuat identitas devian remaja dan mengasingkan mereka dari masyarakat normatif. Cicourel menunjukkan secara kualitatif bagaimana mekanisme ini bekerja di lapangan, mendemonstrasikan bahwa hasil kontak dengan sistem peradilan dapat menjadi criminogenic (meningkatkan kejahatan).
Tabel 1: Perbandingan Paradigma Kriminologi dan Posisi Cicourel
Bagian II: Studi Empiris dan Mekanisme Konstruksi Delinkuensi
3. Latar Belakang Penelitian dan Transformasi Bukti
Penelitian Cicourel berfokus pada dua kota di California. Perbedaan signifikan dalam tingkat delinkuensi resmi antara kedua kota tersebut, yang secara sosial mungkin tampak serupa, memicu hipotesisnya: perbedaan tersebut bukan mencerminkan tingkat deviasi aktual, tetapi perbedaan dalam reaksi sosietal dan cara penegak hukum mengklasifikasikan perilaku.
3.1. Metodologi Etnografi Kualitatif
Untuk mencapai pemahaman yang mendalam, Cicourel mengadopsi metodologi kualitatif dan etnografi yang luas. Penelitiannya memakan waktu sekitar empat tahun. Ia menggunakan berbagai teknik baru, mulai dari studi komunitas, analisis data statistik, hingga observasi sistematis (di berbagai hari dan waktu). Data yang dikumpulkan termasuk catatan kasus, laporan polisi dan probasi, transkrip verbatim interaksi, dan catatan lapangan. Metodologi ini memungkinkannya mengamati kendala organisasi dan bagaimana hubungan kekuasaan memengaruhi komunikasi dan pengambilan keputusan.
3.2. Penciptaan "Sejarah" Institusional
Lembaga-lembaga peradilan remaja (polisi, probasi, pengadilan, dan sekolah) tidak hanya mencatat peristiwa, tetapi juga berkontribusi pada transformasi insiden awal yang mengarah pada kontak penegak hukum. Cicourel berpendapat bahwa petugas penegak hukum "terkunci dalam 'penciptaan sejarah'"—suatu proses di mana mereka menghasilkan serangkaian interpretasi retrospektif dan prospektif untuk membenarkan intervensi saat ini dan mengubah peristiwa masa lalu menjadi fakta resmi.
Kebutuhan birokrasi untuk memelihara catatan yang koheren dan mencapai hasil yudisial yang sah sering kali mendominasi objektivitas narasi peristiwa yang sebenarnya. Proses kontekstual creation of facts ini memungkinkan interpretasi ad hoc terhadap struktur karakter, kehidupan keluarga, dan prospek masa depan remaja. Dengan demikian, data statistik resmi mengenai delinkuensi yang diproduksi oleh institusi tersebut adalah idealisasi yang direifikasi (dijadikan benda mati) dari interaksi dan keputusan yang sangat kontekstual.
4. Konsep Kunci: Skema Tipifikasi (Typifying Schemes) dan Bias Seleksi
Inti dari analisis Cicourel adalah konsep Skema Tipifikasi (Typifying Schemes). Ini adalah kerangka kognitif rutin, atau stereotip akal sehat, yang digunakan oleh petugas untuk menilai dan mengklasifikasikan individu secara cepat. Skema ini berfungsi sebagai panduan penilaian yang memungkinkan petugas birokrasi membuat keputusan di bawah tekanan dan di hadapan informasi yang tidak lengkap.
4.1. Diskresi dan Bias Sistematis
Keputusan krusial di seluruh sistem—apakah seorang remaja akan didakwa secara formal atau dilepaskan secara informal—sangat bergantung pada skema tipifikasi ini, bukan semata-mata pada tingkat keparahan pelanggaran.
Faktor-faktor non-hukum memainkan peran sentral dalam diskresi petugas, termasuk latar belakang sosial, etnis, dan, yang terpenting, tingkah laku (demeanor) remaja. Tingkah laku yang dianggap kurang hormat atau tidak kooperatif oleh petugas cenderung memicu respons kelembagaan yang lebih keras dan formal.
Cicourel menunjukkan bahwa penggunaan skema tipifikasi ini mengakibatkan bias seleksi yang sistematis. Diskresi petugas bukanlah acak, melainkan terstruktur oleh stereotip yang secara tidak proporsional merugikan remaja dari latar belakang sosial ekonomi rendah atau kelompok minoritas. Kelompok-kelompok ini lebih mungkin untuk diklasifikasikan sebagai "delinkuen tipikal".
Bagian III: Analisis Organisasi Sehari-hari dan Negosiasi Keadilan
5. Diskresi Polisi dan Mekanisme Konfirmasi Stereotipe
Cicourel meneliti bagaimana proses penegakan hukum menunjukkan bias kelas yang jelas, yang ia sebut sebagai "negosiasi keadilan".
5.1. Operasi Kepolisian yang Bias Kelas
Petugas penegak hukum menggunakan tipifikasi mereka—teori akal sehat mereka tentang seperti apa delinkuen yang khas itu—untuk memusatkan perhatian pada kelompok-kelompok tertentu. Karena stereotip ini seringkali mengaitkan delinkuensi dengan latar belakang kelas pekerja, polisi cenderung memfokuskan patroli mereka secara intensif di daerah-daerah kelas pekerja. Konsentrasi penegakan hukum ini secara alamiah menghasilkan lebih banyak penangkapan dan kontak resmi di area tersebut, yang kemudian berfungsi untuk mengonfirmasi stereotipe awal petugas tentang siapa yang kriminal. Proses umpan balik ini menciptakan statistik resmi yang tampaknya memvalidasi bias kelas yang ada dalam sistem.
5.2. Kasus Kelas Menengah dan Negosiasi Defleksi
Sebaliknya, remaja kelas menengah yang melakukan tindakan serupa seringkali menghadapi perlakuan yang sangat berbeda. Secara fisik dan perilaku, remaja kelas menengah cenderung tidak sesuai dengan citra 'delinkuen tipikal' yang dipegang oleh polisi.
Lebih jauh, orang tua kelas menengah memiliki modal sosial dan linguistik yang lebih besar untuk melakukan intervensi dan berhasil "menegosiasikan keadilan" bagi anak mereka. Mereka mampu meyakinkan petugas, jaksa, atau pejabat probasi bahwa tindakan tersebut hanyalah "semangat tinggi masa muda" (youthful high spirits) atau indikasi kesulitan sementara, dan bahwa anak tersebut memiliki prospek masa depan yang cerah. Negosiasi ini sering menghasilkan defleksi (pengalihan) atau penanganan informal, sehingga melindungi remaja kelas menengah dari pelabelan formal dan stigma yang menyertai catatan kriminal.
Kontras yang mencolok ini menunjukkan bahwa keadilan bukanlah aplikasi hukum yang seragam, tetapi merupakan hasil dari proses negosiasi kekuasaan yang dimainkan dalam konteks birokrasi, di mana latar belakang sosial menentukan kemampuan individu untuk memanipulasi atau menghindari sistem.
Tabel 2: Tipifikasi Petugas dan Bias Seleksi Kelas (Cicourel, 1968)
6. Pengadilan Remaja: Negosiasi Disposisi dan Pembentukan Identitas
Proses konstruksi delinkuensi berlanjut di tingkat probasi dan pengadilan. Agen kontrol di tingkat ini terus melakukan interpretasi ad hoc terhadap karakter, prospek masa depan, dan situasi keluarga remaja, seringkali mencari pola yang sesuai dengan kategori birokrasi yang diperlukan.
Melalui serangkaian kontak dan klasifikasi rutin, Cicourel berargumen bahwa lembaga-lembaga ini secara aktif menghasilkan delinkuensi. Begitu seorang remaja dikenakan label formal dan stigma publik, stigma tersebut dapat menjadi "status master" (master status) yang mendefinisikan identitas mereka. Stigmatisasi ini memicu reaksi sosieta yang eksklusif dan dapat mendorong remaja ke dalam kelompok devian, sehingga secara tidak sengaja memicu perilaku menyimpang lebih lanjut. Dengan demikian, sistem yang seharusnya mengontrol kejahatan justru berkontribusi pada proses yang criminogenic.
Bagian IV: Dampak, Relevansi, dan Evaluasi Kritis
7. Implikasi Kebijakan dan Warisan Labeling Theory
Dampak terbesar karya Cicourel adalah memberikan landasan teoretis dan empiris untuk pergeseran kebijakan keadilan remaja. Jika kontak formal dengan sistem peradilan terbukti meningkatkan delinkuensi (efek backfire), maka implikasi kebijakannya adalah perlunya non-intervensi dan minimalisasi struktur hukum formal untuk remaja.
Temuan Cicourel berfungsi sebagai rasionalisasi sentral bagi pengembangan kebijakan Diversi Remaja (Youth Diversion). Diversi bertujuan untuk menangani perilaku kriminal tingkat rendah di luar proses peradilan pidana formal guna menghindari konsekuensi negatif, seperti catatan kriminal dan gangguan pendidikan. Prinsip inti diversi adalah meminimalkan pelabelan dan mencegah anak-anak membentuk identitas devian yang dapat mengganggu perkembangan mereka, sebuah ide yang secara langsung berasal dari Teori Labeling yang diperkuat oleh studi Cicourel.
8. Evaluasi Kritis Mendalam: Batasan Teoritis dan Epistemologis
Meskipun diakui sebagai studi groundbreaking, karya Cicourel tidak luput dari kritik, terutama dari para sarjana yang tertarik pada analisis struktural.
8.1. Perdebatan Judul: Organisasi Sosial vs. Psikologi Labeling
Salah satu kritik utama yang dikemukakan oleh C. Ronald Huff dan sarjana lainnya adalah bahwa judul buku, The Social Organization of Juvenile Justice, menyesatkan.
Para kritikus berpendapat bahwa Cicourel berfokus pada "kejadian di mana keputusan dibuat oleh pejabat yang bertanggung jawab secara birokrasi". Sebenarnya, buku ini adalah studi tentang pengambilan keputusan oleh individu yang bekerja dalam konteks organisasi yang kompleks—bukan analisis sistematis tentang struktur organisasi sosial itu sendiri. Perbedaannya dianggap signifikan: karya ini dianggap lebih tepat dinamakan The Social Psychology of Labelling Delinquents.
Kritik ini menyimpulkan bahwa meskipun materi kasus Cicourel sangat deskriptif dan menggambarkan dengan baik "para pelabel bekerja," karya ini tidak banyak memajukan literatur teoretis mengenai organisasi kompleks atau memberikan analisis sistematis tentang struktur sosial makro yang menghasilkan delinkuensi.
8.2. Tantangan Epistemologis dan Nihilisme
Penekanan Cicourel pada realitas yang dikonstruksi secara reflektif dan "penciptaan sejarah" juga menimbulkan perdebatan epistemologis. Jika realitas sepenuhnya bergantung pada konstruksi kontekstual pengamat (polisi, korban, atau remaja), maka muncul masalah mendasar tentang kemungkinan "mengetahui 'apa yang terjadi'".
Para kritikus berpendapat bahwa jika proposisi Cicourel dibawa ke kesimpulan logisnya, di mana setiap konstruksi realitas pengamat harus dibandingkan tanpa akhir, standar pembuktian akan menjadi tidak masuk akal. Konsekuensi logis dari pandangan ini adalah potensi nihilisme epistemologis—ketidakmampuan untuk menghasilkan atau menguji teori apa pun. Ketiadaan kerangka teoretis struktural yang sistematis dalam buku ini diduga mungkin disebabkan oleh kesulitan epistemologis yang ditimbulkan oleh metodologi etnomethodological yang diterapkan secara ketat.
9. Kesimpulan: Warisan Intelektual dan Arah Riset Masa Depan
Aaron V. Cicourel melalui The Social Organization of Juvenile Justice memberikan kontribusi abadi dengan mendokumentasikan secara rinci bagaimana statistik kejahatan adalah produk buatan birokrasi, bukan ukuran objektif dari perilaku devian. Karyanya berhasil membalikkan pandangan kriminologi terhadap statistik, menjadikannya subjek penyelidikan, bukan titik awal.
Meskipun kritikus menyoroti keterbatasan dalam analisis struktur organisasi sosial yang lebih luas, dokumentasi Cicourel mengenai penyalahgunaan diskresi resmi dan efek merugikan dari pelabelan formal telah menjadi landasan esensial bagi Teori Labeling. Analisis mikro-sosiologisnya terus menginformasikan penelitian kontemporer tentang bias dalam pengambilan keputusan birokrasi dan praktik kepolisian yang diskriminatif, menjaga relevansi fundamentalnya dalam sosiologi hukum dan kriminologi di abad ke-21.
Referensi:
Aaron Cicourel – The Social Organization of Juvenile Justice (1968) | SozTheo. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://soztheo.com/criminology/key-works-in-criminology/aaron-cicourel-the-social-organization-of-juvenile-justice-1968/
Book Review: The Social Organization of Juvenile Justice, by Aaron V. Cicourel - Osgoode Digital Commons. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://digitalcommons.osgoode.yorku.ca/cgi/viewcontent.cgi?article=1563&context=scholarly_works
Book Reviews - Scholarly Commons - Northwestern University. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://scholarlycommons.law.northwestern.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=6053&context=jclc
Cicourel, A. V. (1995). The social organization of juvenile justice. London & New York: Routledge. (Original work published 1968)
Cicourel - Interactionist Theories of Crime & Deviance | Reference Library | Sociology. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://www.tutor2u.net/sociology/reference/interactionist-theories-of-crime-deviance-cicourel-a-level-sociology
Interactionist perspective of crime – revision notes with evaluative points. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://sociologytwynham.com/2018/05/10/interactionist-perspective-of-crime-revision-notes-with-evaluative-points-2/
Labeling and Conflict Approaches to Delinquency (From Introduction to Juvenile Delinquency: Youth and the Law, P 170–195, 1984, James T. Carey & Patrick D. McAnany). (2025, Oktober 16). Office of Justice Programs. Diakses dari https://www.ojp.gov/ncjrs/virtual-library/abstracts/labeling-and-conflict-approaches-delinquency-introduction-juvenile
Labelling and Crime – Unit 4 - sociologysaviour - WordPress.com. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://sociologysaviour.wordpress.com/2016/02/11/labelling-and-crime/
Labelling theory - ShortCutstv. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://www.shortcutstv.com/wp-content/uploads/2017/12/LT-Labelling-GB.docx
Marxism - Sociology: AQA A Level - Seneca Learning. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://senecalearning.com/en-GB/revision-notes/a-level/sociology/aqa/10-1-3-marxism
Negotiation of Justice - Cicourel Flashcards - Quizlet. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://quizlet.com/gb/922639534/negotiation-of-justice-cicourel-flash-cards/
Social Organization of Juvenile Justice. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://www.ojp.gov/ncjrs/virtual-library/abstracts/social-organization-juvenile-justice-0
The Social Organization of Juvenile Justice - 1st Edition - Aaron Cicourel - Routledge. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://www.routledge.com/The-Social-Organization-of-Juvenile-Justice/Cicourel/p/book/9781560007791
The Social Organization of Juvenile Justice - Semantic Scholar. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://www.semanticscholar.org/paper/The-social-organization-of-juvenile-justice-Cicourel/013b5bd8a68a60ab87685d8ce0dfaed0b5bd687c
The Social Organization of Juvenile Justice by Aaron Cicourel. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://www.ebay.com/itm/365906848269
The Social Organization Of Juvenile Justice Aaron Victor Cicourel. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://www.brtdata.org/About/publication/fetch.php/the_social_organization_of_juvenile_justice_aaron_victor_cicourel.pdf
Turner, R. (2025, Oktober 16). Ethnomethodology. Texto de Cicourel PDF - Scribd. Diakses dari https://www.scribd.com/document/369903553/Turner-Roy-Ethnomethodology-Texto-de-Cicourel-pdf
View of Aaron V. Cicourel: I Am NOT Opposed to Quantification or Formalization or Modeling, but I Do Not Want to Pursue Quantitative Methods That Are Not Commensurate With the Research Phenomena Addressed. (2025, Oktober 16). Forum Qualitative Sozialforschung / Forum: Qualitative Social Research. Diakses dari https://www.qualitative-research.net/index.php/fqs/article/view/549/1186
Youth diversion evidence and practice briefing: minimising labelling - Centre for Justice Innovation. (2025, Oktober 16). Diakses dari https://justiceinnovation.org/sites/default/files/media/documents/2019-09/minimising_labelling_final.pdf
%20Karya%20Aaron%20V.%20Cicourel.png)


Post a Comment