Analisis Mendalam Buku The Discovery of Grounded Theory (1967) Karya Glaser dan Strauss: Fondasi Metode Penelitian Kualitatif Modern
Bagian I: Latar Belakang Epistemologis dan Konteks Kelahiran GT Klasik
The Discovery of Grounded Theory: Strategies for Qualitative Research (1967), yang ditulis oleh sosiolog Amerika Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss, adalah sebuah karya seminal yang tidak hanya menawarkan metodologi baru, tetapi juga berfungsi sebagai argumen epistemologis yang kuat. Buku ini muncul pada saat yang genting dalam sejarah ilmu sosial, di mana metodologi kualitatif sedang berjuang untuk melegitimasi dirinya di tengah dominasi pendekatan kuantitatif.
1.1. Iklim Intelektual Sosiologi Pertengahan Abad ke-20: Dominasi Positivisme
Pada pertengahan abad ke-20, metodologi kuantitatif telah mencapai prestise yang meluas dan seringkali dipandang sebagai satu-satunya cara yang valid dan tidak bias untuk menentukan kebenaran tentang dunia sosial. Fokus utama riset saat itu adalah pengujian atau penyempurnaan teori yang sudah ada melalui pengujian deduktif (pendekatan hipotetiko-deduktif). Paradigma ini secara langsung menantang pandangan bahwa penelitian kualitatif memiliki keketatan (rigour) yang memadai. Dalam konteks ini, Glaser dan Strauss menawarkan pandangan alternatif yang menjelaskan bagaimana teori dapat dihasilkan dari data secara induktif, menantang metode pengujian deduktif yang menjadi tradisi.
Para penulis mengkritik adanya "kesenjangan yang memalukan" antara teori dan riset empiris dalam sosiologi kontemporer. Mereka mencatat bahwa upaya untuk menutup kesenjangan ini—melalui Grand Theory seperti yang diusulkan oleh Parsons atau Merton—cenderung gagal karena fokusnya hanya pada peningkatan metode untuk menguji teori, bukan untuk menghasilkan teori yang relevan. Sementara penelitian kualitatif, yang dikaitkan dengan tradisi Chicago (fokus pada observasi lapangan dan data deskriptif), dicap kurang ketat dan presentasi teorinya seringkali tidak terintegrasi. Oleh karena itu, salah satu tujuan terpenting dari buku 1967 adalah untuk melegitimasi penelitian kualitatif, menyediakan pedoman eksplisit untuk memastikan riset kualitatif diakui sebagai penyelidikan ilmiah yang ketat dan berkualitas.
1.2. Akar Filosofis: Interaksionisme Simbolik dan Pragmatisme
GT Klasik memiliki akar filosofis yang kuat dalam Interaksionisme Simbolik (SI) dan Pragmatisme. Anselm Strauss, yang dilatih dalam tradisi Sosiologi Chicago, membawa perspektif Interaksionisme Simbolik ke dalam metodologi ini. SI menekankan fokus pada proses sosial, interaksi, dan cara aktor sosial menciptakan serta menafsirkan makna. GT mengadopsi pandangan ini, menegaskan bahwa tujuannya adalah membuat pernyataan tentang bagaimana aktor sosial menafsirkan realitas, bukan membuat pernyataan kebenaran yang bersifat universal tentang realitas itu sendiri. Perilaku dipahami sebagai respons interpretif terhadap makna yang dikonseptualisasikan oleh individu.
Selain itu, GT berakar pada Pragmatisme, sebuah filosofi yang mendukung proses penyelidikan siklus. Dalam Pragmatisme, penyelidikan bergerak dari kepercayaan awal ke tindakan, dan kemudian ke konsekuensi. Dalam konteks GT, hal ini menjustifikasi penggunaan pendekatan abduktif dan induktif—di mana ide-ide awal (kepercayaan) menginformasikan pengumpulan data berikutnya (tindakan, yaitu theoretical sampling), yang kemudian memverifikasi dan memperdalam konsep (konsekuensi teoritis).
Karya 1967 adalah produk dari kolaborasi Glaser (yang memiliki latar belakang yang terkait dengan metodologi kuantitatif Columbia) dan Strauss (yang fokus pada penelitian kualitatif Chicago). Sifat unik GT Klasik ini, yang menekankan abstraksi konseptual yang ketat sekaligus keterlibatan mendalam dengan data lapangan, menjelaskan mengapa metodologi ini dapat menawarkan kerangka kerja yang sistematis namun tetap fleksibel. Inovasi metodologi ini didorong oleh kebutuhan empiris, yang dikembangkan langsung dari studi lapangan Glaser dan Strauss mengenai pengalaman pasien yang sakit kronis, khususnya dalam konteks kesadaran kematian di rumah sakit. Kebutuhan untuk memahami proses sosial yang dinamis dan seringkali implisit ini memaksa mereka untuk beralih dari kerangka verifikasi teoritis yang kaku ke generasi teori yang cocok (fit) dengan realitas data.
Bagian II: Prinsip-Prinsip Fundamental Grounded Theory (GT)
Buku The Discovery of Grounded Theory bertujuan untuk menyediakan dasar pemikiran, logika, dan strategi agar ilmuwan sosial mampu menghasilkan teori yang relevan dengan penelitian mereka.
2.1. Definisi Inti GT: Generasi Teori yang "Ditanam" dalam Data
GT didefinisikan secara fundamental sebagai 'penemuan teori dari data—yang diperoleh dan dianalisis secara sistematis dalam riset sosial'. Ini adalah seperangkat hipotesis konseptual terintegrasi yang dihasilkan secara sistematis untuk menghasilkan teori induktif tentang area substantif. Glaser dan Strauss menjanjikan bahwa GT akan memberikan alat kepada peneliti untuk membangun teori yang solid di bidang masing-masing.
Prinsip utama GT adalah prinsip fit (kesesuaian). Adekuasi teori yang dikembangkan sangat bergantung pada proses penelitian yang digunakan untuk menurunkannya. Teori harus menyarikan konsep dari data dan mengembangkannya melalui pengumpulan, pengkodean, dan analisis data yang dilakukan secara serempak (concurrently). Pendekatan ini memastikan bahwa teori yang dihasilkan cocok dengan fenomena yang diselidiki. Tujuan GT adalah menghasilkan teori yang relevan, dapat dipahami oleh sosiolog maupun orang awam, serta memberikan prediksi, penjelasan, interpretasi, dan aplikasi yang relevan.
2.2. Kunci Metodologis: Pengumpulan Data dan Analisis yang Serempak (Concurrent)
Salah satu ciri khas GT Klasik adalah penekanan pada pengumpulan data dan analisis yang serempak (simultan). Glaser dan Strauss menolak pemisahan antara pengumpulan data dan analisis yang menjadi ciri khas penelitian etnografi pada masa mereka. Mereka berpendapat bahwa etnografi seringkali baru menyadari kekurangan dalam kedalaman data setelah meninggalkan lokasi penelitian dan tidak dapat kembali untuk mengumpulkan data yang lebih kaya.
Dalam GT, teori berkembang selama proses penelitian dan dihasilkan dari interaksi berkelanjutan antara analisis data, pengumpulan data, dan teori yang dihasilkan. Prosesnya bersifat non-linear, iteratif, dan rekursif. Ide-ide awal yang muncul dari analisis data harus secara sistematis menginformasikan pengumpulan data berikutnya. Secara prosedural, ini berarti konsep diturunkan dari sumber data (wawancara, observasi), diatur ke dalam kategori, dan kategori-kategori tersebut terus dibandingkan satu sama lain saat teori dikembangkan. GT menyediakan cara untuk merampingkan dan mengintegrasikan pengumpulan dan analisis data secara efisien.
Perbedaan mendasar ini dapat diringkas dalam perbandingan berikut:
Table 1: Perbandingan Epistemologi Penelitian: GT Klasik vs. Model Hipotetiko-Deduktif Tradisional
Bagian III: Mekanisme Inti Metodologi: Prosedur Analitik (The Engine of Discovery)
Buku 1967 merinci tiga mekanisme kunci yang saling terkait untuk memastikan bahwa teori benar-benar berakar dalam data, menjadikannya "mesin penemuan" GT.
3.1. Metode Perbandingan Konstan (Constant Comparative Method - CCM)
CCM adalah metode analitik inti GT yang memungkinkan teori muncul dari pengorganisasian dan reduksi data, secara sistematis membandingkan semua data untuk menghindari pengabaian temuan penting. CCM adalah proses iteratif dan berulang yang menghubungkan semua aspek proyek riset dan berfungsi untuk mengorganisir dan menganalisis data kualitatif.
Dalam CCM, peneliti mengurutkan dan mengorganisir kutipan data mentah ke dalam kelompok-kelompok yang serupa secara konseptual (kode), dan kemudian menyusun kelompok-kelompok tersebut menjadi kategori. Tujuannya adalah untuk menemukan konsistensi dan perbedaan, dengan tujuan terus-menerus memurnikan konsep dan kategori yang relevan secara teoretis. Penekanan pada perbandingan berkelanjutan dan pemurnian kategori menghasilkan tingkat abstraksi konseptual yang lebih tinggi dibandingkan dengan analisis data kualitatif deskriptif lainnya.
Glaser dan Strauss (1967, hlm. 28-52) menguraikan CCM menjadi empat tahapan formal yang mencakup keseluruhan proses, mulai dari inisiasi analisis data hingga penulisan teori:
1. Membandingkan Insiden dengan Setiap Kategori: Tahap ini melibatkan pengkodean baris per baris awal, di mana insiden data spesifik ditetapkan ke label konseptual. Ini memastikan bahwa kategori yang muncul padat dan berakar kuat dalam data empiris.
2. Mengintegrasikan Kategori dan Properti: Setelah kode dikembangkan, peneliti mulai melihat hubungan antar kategori dan mengembangkan properti dan dimensi (variasi dalam suatu properti) dari kategori tersebut. Proses ini menggerakkan analisis dari deskripsi menuju abstraksi konseptual.
3. Membatasi Teori (Delimiting the Theory): Tujuannya adalah mengurangi jumlah konsep yang awalnya mungkin terlalu banyak, meningkatkan tingkat abstraksi, dan menciptakan teori yang kohesif dan ringkas (parsimonious) yang dapat dikelola secara logis.
4. Menulis Teori (Writing the Theory): Tahap akhir ini melibatkan penyortiran memo untuk menguraikan teori akhir, dengan fokus pada narasi konseptual yang terintegrasi.
Melalui prosedur ini, peneliti dipaksa untuk mengembangkan ide pada tingkat generalitas yang lebih tinggi. Keragaman data lapangan memaksa analis untuk mencari uniformitas dan diversitas mendasar, menggunakan konsep yang lebih abstrak—mekanisme penting dalam abstraksi dari deskripsi ke teori.
3.2. Pengambilan Sampel Teoritis (Theoretical Sampling - TS)
Pengambilan Sampel Teoritis adalah metode riset kualitatif di mana data dikumpulkan dan dianalisis secara serempak untuk mengembangkan teori yang muncul. Konsep ini sangat penting karena membedakan GT dari desain kualitatif lainnya.
Dalam TS, pengambilan sampel tidak didasarkan pada jumlah populasi, tetapi pada kebutuhan konseptual: peneliti mencari data dari tempat, orang, atau peristiwa yang dapat memicu identifikasi modifikasi antara konsep dan meningkatkan kepadatan kategori. Keputusan sampling berikutnya bersifat terarah (purposeful) dan relevan secara teoretis untuk memajukan pengembangan kategori yang muncul. Prosesnya bersifat iteratif: seiring tema dan hubungan konseptual muncul, mereka menginformasikan upaya pengumpulan data berikutnya, membimbing peneliti ke area penyelidikan baru. TS, yang digabungkan dengan CCM, memungkinkan peningkatan tingkat konseptual analisis data dan secara langsung mengarahkan pengumpulan data yang sedang berlangsung.
3.3. Kejenuhan Teoritis (Theoretical Saturation - TSat)
Kejenuhan Teoritis (TSat) adalah kriteria utama GT Klasik untuk menentukan kapan pengumpulan data harus dihentikan. Glaser dan Strauss (1967) secara spesifik mendefinisikan kriteria untuk menghentikan sampling sebagai kejenuhan teoritis kategori.
TSat adalah titik dalam analisis GT di mana pengumpulan dan analisis data tambahan tidak lagi mengajarkan hal baru mengenai topik tersebut, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan kategori. Ini tercapai ketika tidak ada data tambahan yang ditemukan yang dapat digunakan peneliti untuk mengembangkan properti kategori yang sudah ada. Fokus TSat yang spesifik pada pengembangan kategori teoritis (fokus utama pada Sampling) membedakannya dari konsep saturasi data yang lebih umum, di mana data baru hanya mengulangi apa yang sudah diungkapkan sebelumnya. TSat menjadi sinonim dengan keketatan (rigor) dan merupakan salah satu pilar metodologi yang dirancang untuk memastikan kualitas teoritis.
Sinergi yang tercipta antara CCM, TS, dan TSat merupakan kontrol kualitas internal yang dirancang untuk mengatasi kritik terhadap kurangnya keketatan dalam penelitian kualitatif. CCM menghasilkan kategori yang mengidentifikasi kebutuhan konseptual. Kebutuhan ini secara langsung mendorong Pengambilan Sampel Teoritis (TS). Proses TS berlanjut secara siklus sampai Kejenuhan Teoritis (TSat) tercapai, memastikan bahwa teori yang dihasilkan padat, terintegrasi, dan relevan.
Bagian IV: Memoing dan Abstraksi Teoretis
Memoing (proses penulisan memo teoretis) adalah komponen penting dan vital dalam melakukan studi GT Klasik. Proses ini menyediakan jembatan yang diperlukan antara data mentah dan konstruksi teoretis yang abstrak.
4.1. Fungsi Sentral Memoing: Inti Analisis GT
Memo adalah catatan tertulis dari pemikiran analitis peneliti. Memoing adalah strategi analitis yang memfasilitasi peneliti untuk mencapai konsep yang jelas dan berfungsi sebagai ruang pribadi dan informal untuk mencatat, mengeksplorasi, atau memperluas pemikiran tentang konsep dan bagaimana konsep-konsep tersebut berhubungan satu sama lain.
Glaser (1998) mendeskripsikan memoing sebagai "tahap inti dari metodologi grounded theory". Memo berfungsi sebagai gudang ide yang dihasilkan dan didokumentasikan melalui interaksi dengan data. Dengan menulis memo, peneliti bergerak dari deskripsi ke memo yang lebih matang, yang pada akhirnya menghasilkan teori yang canggih, kaya, dan konseptual. Memo juga membangun jejak audit historis, mendokumentasikan proses berpikir analitis yang berkembang. Proses ini sangat penting karena memungkinkan peneliti untuk mencapai lompatan abduktif dari data mentah ke konstruksi teoretis.
4.2. Proses Kritis: Sorting Memos dan Integrasi
Memo-memo yang ditulis harus dibandingkan satu sama lain melalui Metode Perbandingan Konstan. Koneksi yang belum diketahui sebelumnya antar konsep ditetapkan selama proses perbandingan ini. Selanjutnya, penyortiran (sorting) memo adalah langkah kunci untuk memformulasikan teori yang dapat disajikan dengan jelas kepada orang lain.
Penyortiran melibatkan pengaturan memo untuk mengaitkan kategori-kategori secara bersama-sama dalam sebuah model teoretis yang dibangun di sekitar kategori inti sentral. Proses ini memastikan bahwa teori yang muncul benar-benar terintegrasi. Karena GT menganjurkan penangguhan tinjauan literatur substantif agar teori muncul secara murni, memoing menyediakan proses refleksi diri dan konseptualisasi yang ketat, memastikan bahwa peneliti tidak hanya berhenti pada deskripsi data tetapi mencapai tingkat abstraksi yang diinginkan.
4.3. Tipologi Teori: Teori Substantif vs. Teori Formal
Glaser dan Strauss (1967) membedakan dua jenis teori yang dapat dihasilkan, yang keduanya dianggap sebagai teori jarak menengah (middle-range theory).
Teori Substantif (Substantive Theory)
Teori Substantif adalah teori yang dikembangkan untuk area empiris sosiologis yang spesifik dan terbatas, yang ditentukan dalam waktu dan ruang (misalnya, perawatan pasien, pendidikan profesional, atau perilaku geng). Teori ini adalah hasil awal ketika peneliti memulai dengan data mentah dari satu area penelitian.
Teori Formal (Formal Theory)
Teori Formal adalah teori yang dikembangkan untuk area konseptual sosiologis yang formal dan lebih umum, yang melampaui batas spasial dan temporal (misalnya, stigma, perilaku menyimpang, organisasi formal, atau mobilitas sosial). Teori formal biasanya dicapai setelah membandingkan temuan yang diambil dari banyak studi substantif yang berkaitan dengan kategori sosiologis yang lebih abstrak.
Transisi dari Teori Substantif ke Teori Formal adalah proses abstraksi yang disengaja. Teori substantif berfungsi sebagai dasar yang kuat, dan ketika memo dari teori substantif ini dibandingkan dengan data atau memo dari area substantif lain, peneliti dipaksa untuk mengidentifikasi pola hubungan universal yang lebih mendasar, yang kemudian diformulasikan menjadi Teori Formal. Ini menegaskan bahwa GT adalah metodologi yang bertujuan menghasilkan generalisasi melalui peningkatan abstraksi konseptual.
Bagian V: Dampak Kritis dan Divergensi Awal Metodologi
5.1. Kontribusi Seminal Buku 1967
Buku The Discovery of Grounded Theory adalah karya seminal yang menghasilkan dampak transformatif yang luas. Kontribusi paling penting adalah memimpin pembelaan kualitas penelitian kualitatif. Dengan merinci metode perbandingan analitik, Glaser dan Strauss menantang pandangan bahwa metodologi kualitatif kurang ketat. Buku ini memberikan pedoman eksplisit dan berurutan untuk melakukan penelitian kualitatif dan strategi spesifik untuk menangani fase analitik.
Selain itu, GT menyediakan cara untuk merampingkan dan mengintegrasikan pengumpulan dan analisis data secara simultan, menyelesaikan masalah kekurangan kedalaman data yang dihadapi oleh etnografi tradisional pada saat itu. Karya 1967 telah menginspirasi generasi peneliti dan menjadikan pengkodean (coding) serta memoing sebagai strategi integral dari penyelidikan kualitatif yang ketat.
5.2. Bibit Divergensi: Glaser dan Strauss Pasca 1967
Meskipun karya 1967 merupakan kolaborasi yang monumental, perbedaan filosofis antara Glaser dan Strauss muncul tak lama setelah publikasi, yang menghasilkan divergensi metodologi yang signifikan. Setelah publikasi GT Klasik, kedua penulis mulai menulis secara independen. Glaser menerbitkan Theoretical Sensitivity (1978), dan Strauss menerbitkan Qualitative Analysis for Social Scientists (1987).
Perpecahan yang paling menonjol terjadi ketika Strauss dan Juliet Corbin menerbitkan Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Techniques (1990). Glaser mengkritik buku ini, menuduh bahwa panduan yang sangat preskriptif, seperti penggunaan coding paradigm (pengkodean aksial yang melibatkan kondisi, konteks, strategi aksi/interaksi, dan konsekuensi), berisiko "memaksakan" data ke dalam kategori yang sudah ditentukan, bukan membiarkan teori muncul (emerge). Glaser mempertahankan pandangan yang lebih dekat dengan positivisme dan penekanan pada emergence, bahkan menyarankan penundaan tinjauan pustaka substantif untuk menghindari konsep yang sudah ada mempengaruhi data. Sebaliknya, Strauss lebih fokus pada kriteria validasi dan pendekatan yang lebih sistematis, merasa bahwa membaca literatur dapat meningkatkan sensitivitas teoretis.
Ironi dari perdebatan pasca-1967 adalah bahwa metodologi yang lahir untuk menantang kekakuan metode deduktif berisiko diperlakukan sebagai aplikasi prosedur yang mekanistik oleh beberapa peneliti awal. Upaya Strauss dan Corbin untuk membuat metodologi ini lebih mudah diajarkan melalui manual prosedural dianggap oleh Glaser sebagai erosi semangat induktif yang fleksibel, yang merupakan masalah yang awalnya ingin dipecahkan oleh buku 1967.
Kesimpulan: Warisan Abadi "The Discovery of Grounded Theory"
The Discovery of Grounded Theory: Strategies for Qualitative Research (1967) adalah sebuah deklarasi metodologis dan epistemologis yang berhasil melegitimasi penelitian kualitatif di tengah iklim ilmiah yang didominasi oleh positivisme. Buku ini menjawab tantangan untuk menutup kesenjangan antara teori yang tidak tertanam (ungrounded) dan data empiris.
Melalui pengenalan strategi terpadu seperti Metode Perbandingan Konstan (CCM), Pengambilan Sampel Teoritis (TS), dan Kejenuhan Teoritis (TSat), Glaser dan Strauss menetapkan kerangka kerja untuk generasi teori induktif yang ketat. CCM dan memoing berfungsi sebagai mesin analitis yang memaksa peneliti untuk bergerak dari data deskriptif ke abstraksi konseptual, menghasilkan Teori Substantif, dan berpotensi meningkatkannya menjadi Teori Formal yang lebih umum. GT mengubah definisi keketatan ilmiah, menetapkan bahwa teori yang baik harus fit, dapat diaplikasikan (workable), dan relevan. Warisan buku 1967 adalah kemampuannya untuk menyediakan alat bagi peneliti agar menghasilkan teori yang benar-benar tertanam dalam data empiris, memastikan relevansi dan penerapannya dalam memahami fenomena sosial yang kompleks.
Referensi:
Applications of grounded theory methodology to investigate hearing loss: A methodological qualitative systematic review with developed guidelines. (2025, October 16). PubMed Central. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11008453/
Category: Education - Dosen Perbanas. (2025, October 16). Dosen Perbanas. https://dosen.perbanas.id/category/education/page/3/?print=print-search
Constant comparative analysis in grounded theory. (2025, April 3). The Grounded Theorist. https://thegroundedtheorist.wordpress.com/2024/04/03/constant-comparative-analysis-in-grounded-theory/
Constant comparative method - grounded theory - qualitative research guidelines project. (2025, October 16). Qualitative Research Guidelines Project. http://www.qualres.org/HomeCons-3824.html
Data analysis: Comparison between the different methodological perspectives of the grounded theory. (2025, October 16). SciELO. https://www.scielo.br/j/reeusp/a/6kdkNZjdfNf7f5kT5vkmhsj/?format=pdf&lang=en
Discovery of grounded theory | strategies for qualitative research | B. (2025, October 16). Taylor & Francis eBooks. https://www.taylorfrancis.com/books/mono/10.4324/9780203793206/discovery-grounded-theory-barney-glaser-anselm-strauss
Discriminating among grounded theory approaches. (2025, October 16). PubMed Central. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6559166/
Glaser, B. G., & Strauss, A. L. (1967). The discovery of grounded theory. http://www.sxf.uevora.pt/wp-content/uploads/2013/03/Glaser_1967.pdf
Glaser, B. G., & Strauss, A. L. (2017). The discovery of grounded theory: Strategies for qualitative research. New York, NY: Routledge. (Original work published 1967)
Grounded theory. (2025, October 16). Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Grounded_theory
Grounded theory adalah: Pengertian, jenis, contoh penelitian. (2025, October 16). Populix. https://info.populix.co/articles/grounded-theory-adalah/
Grounded theory method and symbolic interactionism: Freedom of conceptualization and the importance of context. (2025, October 16). SSOAR. https://www.ssoar.info/ssoar/bitstream/handle/document/82990/ssoar-fqs-2022-3-hewitt_et_al-Grounded_Theory_Method_and_Symbolic.pdf?sequence=1
Grounded theory research: A design framework for novice researchers. (2025, October 16). PubMed Central. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6318722/
Grounded theory: Description, divergences and application. (2025, October 16). Accounting, Finance & Governance Review. https://afgr.scholasticahq.com/article/22173-grounded-theory-description-divergences-and-application
History of grounded theory. (2025, October 16). Delve. https://delvetool.com/blog/history-gt
Memo writing procedures in grounded theory research methodology. (2025, October 16). Munich Personal RePEc Archive. https://mpra.ub.uni-muenchen.de/115246/1/MPRA_paper_115246.pdf
Memo writing procedures in grounded theory research methodology. (2025, October 16). Paradigm Academic Press. https://www.paradigmpress.org/SSSH/article/download/273/240
Memo writing procedures in grounded theory research methodology. (2025, October 16). ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/365003650_Memo_Writing_Procedures_in_Grounded_Theory_Research_Methodology
Memoing in grounded theory. (2025, March 6). The Grounded Theorist. https://thegroundedtheorist.wordpress.com/2024/03/06/memoing-in-grounded-theory/
Pragmatism as a basis for grounded theory. (2025, October 16). PDXScholar. https://pdxscholar.library.pdx.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1118&context=soc_fac
Re-viewing the concept of saturation in qualitative research. (2025, October 16). PubMed Central. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC12175666/
Reducing confusion about grounded theory and qualitative content analysis: Similarities and differences. (2025, October 16). NSUWorks. https://nsuworks.nova.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1028&context=tqr
Saturation in qualitative research: Exploring its conceptualization and operationalization. (2025, October 16). PubMed Central. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5993836/
The constant comparative analysis method outside of grounded theory. (2025, October 16). ERIC. https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1004995.pdf
Theoretical sampling. (2025, October 16). Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Theoretical_sampling
Theoretical sampling | research starters. (2025, October 16). EBSCO. https://www.ebsco.com/research-starters/social-sciences-and-humanities/theoretical-sampling
Theoretical saturation in grounded theory studies: An evaluative tool 1. (2025, October 16). DergiPark. https://dergipark.org.tr/tr/download/article-file/3041934
“Theory” and “grounded theory.” (2025, February 25). QualPage. https://qualpage.com/2021/02/25/theory-and-grounded-theory/
What is constant comparative method? (2025, October 16). Delve. https://delvetool.com/blog/ccm
What is theoretical saturation? (2025, October 16). Delve. https://delvetool.com/blog/theoreticalsaturation
Writing memos: A vital classic grounded theory task. (2025, October 16). European Journal of Humanities and Social Sciences. https://ej-social.org/index.php/ejsocial/article/download/377/179/1195
%20Karya%20Glaser%20dan%20Strauss.png)

Post a Comment