Analisis Kritis Buku The City in History Karya Lewis Mumford: Tesis Sentral dan Gagasan Besar tentang Sejarah Kota

Table of Contents

Buku The City in History Karya Lewis Mumford
Tulisan ini menyajikan uraian mendalam, rinci, dan analitis terhadap karya monumental Lewis Mumford, The City in History: Its Origins, Its Transformations, and Its Prospects (1961), pemenang National Book Award. Mumford, seorang sejarawan dan kritikus kultural Amerika terkemuka, menyajikan evaluasi mendalam mengenai pertumbuhan kota, asal-usulnya, dan arah masa depannya. Buku ini, yang terdiri dari 657 halaman, bukanlah sekadar narasi sejarah, melainkan sebuah sejarah sosial yang luas mengenai bentuk dan fungsi kota dalam peradaban Barat, dari zaman kuno hingga masa kini.

Metode yang digunakan Mumford dalam penulisan ini menuntut pengalaman pribadi dan observasi langsung, sehingga ia membatasi pembahasannya pada kota-kota dan wilayah yang dikenalnya secara langsung. Tesis sentral Mumford adalah bahwa kota harus dipahami sebagai organisme hidup, bukan mesin, dan bahwa kelangsungan hidup urban tergantung pada batas-batas pertumbuhan yang ketat, keseimbangan ekologis, dan prioritas nilai-nilai kultural-sosial di atas ekspansi kuantitatif dan teknologi yang opresif. Kota ideal, menurut Mumford, adalah produk bumi dan fakta alam—metode ekspresi manusia—yang berfungsi sebagai panggung (theater) bagi warga negara untuk menampilkan diri dan berinteraksi secara optimal.

I. Lewis Mumford: Konteks Intelektual dan Filosofi Urban Organik

1.1 Lewis Mumford sebagai Kritikus Kultural dan Arsitek Filsafat Urban

Lewis Mumford (1895–1990) mendefinisikan dirinya sebagai penafsir evolusi peradaban urban. The City in History adalah puncak dari pemikirannya tentang urbanisme, yang memperluas ide-ide yang dikembangkan dalam karya-karya sebelumnya seperti The Culture of Cities (1938). Karya ini secara fundamental bersifat kritikal, mengevaluasi proses pertumbuhan kota dan prospeknya, sebagaimana diindikasikan oleh bab penutup, "Retrospect and Prospect".

Inti dari filosofi Mumford terletak pada dikotomi antara pertumbuhan organik dan ekspansi mekanis. Ia memandang kota sebagai platform yang tumbuh secara organik di mana umat manusia dapat berkembang. Kota kuno, dalam pengambilannya, berhasil menyatukan banyak organ kehidupan bersama, mempromosikan interaksi dan fusi. Melalui konsentrasi kekuatan fisik dan kultural, kota meningkatkan tempo interaksi manusia dan menerjemahkan produknya ke dalam bentuk yang dapat disimpan dan direproduksi. Namun, Mumford melihat fokus yang meningkat pada kota sebagai fenomena mekanis, di mana pertumbuhan dan peningkatan sirkulasi menjadi tujuan sistem utama, sebagai kondisi yang sangat bermasalah.

1.2 Klasifikasi Organik Mumford: Siklus Hidup Kota

Mumford menyajikan sebuah skema evolusi kota yang bersifat sosiologis dan fatalistik, yang memetakan siklus hidup kota dari kelahirannya yang ideal hingga keruntuhannya. Klasifikasi ini mengkategorikan tahapan pertumbuhan kota berdasarkan kondisi kultural dan sosialnya, bukan sekadar ukuran fisiknya.

Tabel 1: Klasifikasi Organik Lewis Mumford tentang Evolusi Urban

Buku The City in History Karya Lewis Mumford
Skema evolusi ini berfungsi sebagai kerangka filosofis Mumford. Ia menunjukkan bahwa kota dapat mencapai tahap optimal (Polis/Metropolis) tetapi berisiko jatuh ke dalam fase penyakit dan keruntuhan jika gagal mengenali dan mematuhi batasan internalnya.

II. Fase Awal: Dari Situs Sakral ke Citadel (The Origins)

2.1 Struktur Primal Kota: Konsentrasi Daya

Mumford memulai analisisnya dengan melacak asal-usul kota, bukan sebagai pusat ekonomi semata—sebuah pandangan yang ia anggap terlalu deterministik, berbeda dengan sejarawan seperti Henri Pirenne—tetapi sebagai tempat berkumpulnya kekuatan sosial, kultural, dan spiritual. Kota-kota kuno, seperti di Mesopotamia dan Mesir, muncul dengan menyatukan organ-organ kehidupan bersama, memungkinkan interaksi, fusi, dan, yang paling penting, kerjasama yang efektif dalam skala besar.

Peran Citadel (benteng) dan Temenos (kawasan suci) sangat penting. Kota-kota awal sering kali dibangun di sekitar kekuatan terpusat—para tiran, raja, atau imam—yang menciptakan struktur pertahanan dan mempromosikan tatanan.1 Konsentrasi daya ini menghasilkan peningkatan tempo interaksi manusia dan memungkinkan penyimpanan serta reproduksi budaya.

Konsentrasi kekuasaan, bukan hanya ekonomi, adalah kekuatan pendorong awal kota. Namun, Mumford menunjukkan bahwa tatanan sosial yang kaku dan kontrol terpusat di kota-kota awal, yang diwujudkan dalam struktur megah seperti Ziggurat atau Piramida, merupakan manifestasi awal dari sistem teknologi yang opresif. Ini adalah cetak biru historis bagi konsep Megamachine atau Megatechnics yang ia kritik di era modern. Kecenderungan kota untuk menjadi alat opresi, yang didorong oleh kekuatan hierarkis dan bukan oleh kebutuhan komunal, telah melekat pada peradaban urban sejak permulaannya, menetapkan pola rekuren yang dapat menyebabkan keruntuhan.

III. Masa Keemasan dan Penurunan Organik (The Transformations I: Polis & Medieval)

3.1 Polis Yunani: Model Keseimbangan Kultural

Mumford menganggap Polis Yunani kuno sebagai model urbanisme yang unik. Keunikannya terletak pada pendekatannya yang seimbang dan naturalistik, di mana konsep Polis secara tegas mencakup kota dan lahan pedesaan di sekitarnya, menolak pembagian kaku antara area di dalam tembok dan tanah pertanian. Orientasi Polis adalah kultural: ia berfungsi untuk memperluas potensi kepribadian manusia dan kehidupan bersama.

Namun, Mumford juga memberikan kritik tajam terhadap kelemahan internal Yunani yang akhirnya merusak ideal Polis. Di luar semangat Solon, di mana kerja tangan dianggap mulia, masyarakat aristokrat Yunani cenderung meremehkan perdagangan, industri, dan kerja manual (paideia). Sikap aristokratis ini memandang rendah perdagangan yang jujur, menciptakan lingkungan di mana penipuan dan pencurian tidak bertentangan dengan kebajikan aristokrat, sementara kesepakatan jujur dianggap lebih hina. Mumford berpendapat bahwa demoralisasi dalam mencari uang ini membuka jalan bagi bentuk-bentuk demoralisasi politik lainnya, terbukti ketika Athena bertindak sebagai pengeksploitasi kejam terhadap kota-kota kecil lainnya. Kerusakan moral-sosial ini menjadi contoh bagaimana defek kultural dapat menyebabkan kegagalan bentuk urban yang paling ideal.

3.2 Megalopolis Romawi: Transformasi Menuju Keruntuhan

Mumford menyajikan pandangan yang sangat kontroversial dan negatif terhadap kota Romawi, menganggapnya sebagai representasi paling jelas dari Megalopolis yang gagal. Roma adalah contoh bagaimana kota, ketika melampaui batas organik yang sehat, menghasilkan giantism yang tak terhindarkan dan awal kerusakan.

Ekspansi Kekaisaran Romawi mendorong kota ke dalam fase patologis yang parah, dicirikan oleh eksploitasi eksternal (sumber daya dari provinsi) dan parasitisme internal. Mumford secara dramatis menggambarkan transisi Roma dari Megalopolis ke Necropolis (Kota Kematian). Populasi yang besar di Roma menjadi pasif dan hidup dari hibah negara, sebuah cara hidup yang diabadikan oleh semboyan panem et circenses (roti dan pertunjukan), yang pada akhirnya menyiapkan keruntuhan mereka sendiri. Mumford secara eksplisit memperingatkan bahwa Megalopolis Amerika modern, yang dicirikan oleh pertumbuhan tak terkendali (sprawl), memiliki kedekatan yang berbahaya dengan model Romawi yang ambruk, dan jika terus berlanjut di jalur yang sama, akan menemui nasib serupa.

3.3 Kota Abad Pertengahan: Keintiman dan Batas Ideal

Bagi Mumford, Kota Abad Pertengahan adalah dasar bagi "kota ideal". Ia menilainya tinggi karena skala kemanusiaannya, keintiman, dan informalitas tata ruangnya, yang kontras dengan formalisme Barok di masa depan.

Kota Abad Pertengahan memiliki karakteristik organik yang kuat:
1. Struktur Komunal dan Sosial: Kota-kota ini memiliki struktur komunal yang kuat, di mana guilds (serikat pekerja dan pedagang) memainkan peran penting dalam mengatur praktik vokasional dan menarik pengrajin dan kelas perdagangan terbaik, menciptakan kerangka kerja untuk kehidupan sosial yang efektif.
2. Kontrol Pertumbuhan melalui Batas Fisik: Tembok kota bertindak sebagai mekanisme pengendalian pertumbuhan alami. Mumford menekankan bahwa batasan ukuran, kepadatan, dan area adalah kondisi yang diperlukan untuk ketertiban internal yang tepat. Tembok-tembok ini secara efektif menentukan batas organik, mempertahankan kepadatan yang optimal untuk interaksi sosial, dan mencegah kota menjadi massa yang tak berbentuk.
3. Fleksibilitas Estetika: Tata ruang Abad Pertengahan menunjukkan adaptasi organik yang luar biasa. Tata ruang yang sama dapat menampung arsitektur Romanesque, Gothic, Renascence, dan Baroque tanpa mengurangi momen estetika atau pola yang lebih kaya. Ini mencerminkan mode perencanaan yang fungsional dan bertujuan, yang mengakomodasi persyaratan hidup dan inovasi tanpa dihancurkan oleh seragam estetisisme tunggal yang kaku.

Peran tembok kota Abad Pertengahan sangat penting karena bertindak sebagai alat perencanaan yang mempertahankan keteraturan internal. Ini kontras tajam dengan periode Barok (dibahas di bawah), di mana tembok kota diganti dengan broad boulevard yang berfungsi untuk tampilan kekuasaan terpusat dan sirkulasi mekanis. Penggantian ini menandai pergeseran nilai dari batas yang melayani komunitas lokal menjadi garis tak terbatas yang melayani tampilan eksternal dan otoritas terpusat, yang membuka jalan bagi sprawl modern.

Lebih lanjut, Mumford mencatat transformasi sosial pada periode ini: guilds yang berakar pada spiritualitas hampir lenyap seiring ekspansi kapitalisme. Hanya universitas yang bertahan sebagai semacam "guild yang selamat," tetapi ia mengkritik bahwa universitas modern semakin melayani agenda kapitalis, bukan mempromosikan keseimbangan kultural atau sosial yang mendasari guilds awal.

IV. Kekuatan Mekanis dan Dekonstruksi Kota (The Transformations II: Industrial Age)

4.1 Era Barok dan Standardisasi Ruang

Periode Barok, yang dimulai dengan munculnya kekuasaan nasional terpusat di Eropa, mewakili fase kritis dalam degradasi kota. Tata kota Barok diubah menjadi simbol kekuasaan yang megah (grandiose). Mumford mengecam efek merusak dari periode ini, yang melahirkan vista yang luas dan boulevard yang lebar dalam desain kota.

Kritik Mumford berpusat pada hilangnya keintiman. Ketika arsitektur Barok yang megah digabungkan dengan sistem lot dan blok standar yang didorong oleh spekulator tanah, semua rasa keintiman dan informalitas dihilangkan dari kehidupan kota. Ia juga mencatat bahwa struktur hukum kontemporer, seperti undang-undang zonasi dan perencanaan, sering kali memperkuat tren standardisasi ini alih-alih melawannya. Secara implisit, jalan Barok yang lebar, yang dirancang untuk prosesi kekuasaan dan tampilan, menciptakan infrastruktur spasial yang sempurna untuk mengutamakan sirkulasi mekanis, yang kemudian dipercepat oleh otomobil.

4.2 Revolusi Industri dan Mesin Kunci (The Clock)

Mumford menyajikan analisis terkenal tentang Revolusi Industri, di mana ia menentang pandangan umum yang menempatkan mesin uap sebagai penemuan utama. Mumford berargumen bahwa jam mekanis, yang dikembangkan oleh para biarawan di Abad Pertengahan dan kemudian diadopsi oleh masyarakat luas, adalah "mesin kunci" (key-machine) sejati dari era industri modern. Jam mengubah waktu menjadi komoditas yang dapat dihitung—produknya adalah detik dan menit—yang mengalihkan fokus masyarakat dari nilai spiritual dan keabadian menuju kuantifikasi yang ketat, yang mendasari seluruh etos produksi industri.

Metropolis Industri yang dihasilkan (seperti Manchester, yang populasinya melonjak drastis pada abad ke-18 dan ke-19) adalah kekacauan yang penuh dengan kongesti dan polusi. Mumford menggambarkan tumpukan terak dan sampah mencapai proporsi pegunungan, sementara manusia yang memungkinkan pencapaian ini lumpuh dan terbunuh secepat di medan perang. Kota industri, yang didasarkan pada keuntungan yang hanya dapat dipertahankan dengan upah rendah, memperburuk ketidaksetaraan. Di kota-kota ini, sungai-sungai kecil, seperti Thames dan Sungai Chicago, menjadi tidak lebih dari saluran pembuangan terbuka karena pembuangan kotoran manusia tanpa pengolahan.

4.3 Munculnya Megatechnics dan Kota Opresif

Mumford merumuskan konsep Megatechnics sebagai kritik terhadap teknologi modern yang menekankan ekspansi, produksi, dan penggantian yang konstan dan tidak terbatas. Megatechnics adalah metafora untuk sistem kontrol yang invasif dan menyeluruh, yang bertujuan menciptakan tatanan yang opresif.

Mumford mengidentifikasi kompleks militer-industri sebagai contoh paling mengerikan dari Megamachine modern, yang ia lihat sebagai penghancur aspek emosional dan organik kehidupan. Ia mengkhawatirkan hilangnya otonomi pribadi dan dunia organik di bawah sistem berbasis listrik dan komputer. Lebih jauh, ia mengacu pada orang-orang yang bersedia menjalankan tujuan ekstrem dari megamachine ini secara pasif sebagai "Eichmanns" (merujuk pada Adolf Eichmann), menyoroti bahaya psikologis dari sistem yang memisahkan individu dari tanggung jawab moral mereka.

V. Krisis Kontemporer dan Visi Masa Depan (The Prospects)

5.1 Kutukan Megalopolis Amerika dan Urban Sprawl

Mumford adalah kritikus keras terhadap pertumbuhan kota yang tidak terkendali di Amerika pascaperang. Ia berpendapat bahwa ekspansi cepat kota dan pembangunan suburban akan menyebabkan populasi yang terdehumanisasi dan kesehatan yang buruk.

Ia secara tegas mengecam pertumbuhan berlebihan Megalopolis Amerika—seperti aglomerasi yang membentang dari Washington, D.C., ke Boston, yang dianalisis oleh geografer Jean Gottman—sebagai massa tak berbentuk (formless mass) yang tidak dapat ditebus. Giantism ini, yang melampaui batas organik, dipandang sebagai fase dekaden yang ditakdirkan untuk keruntuhan, menggemakan nasib Roma kuno.

Mumford memberikan deskripsi tajam tentang suburbanisasi: lingkungan yang terdiri dari banyak rumah yang seragam dan tidak dapat diidentifikasi, yang berjajar secara kaku pada jarak yang seragam di jalan yang seragam. Penghuninya adalah orang-orang dari kelas pendapatan yang sama, menyaksikan pertunjukan televisi yang sama, dan mengonsumsi makanan pre-fabricated yang sama, yang semuanya menunjukkan kepatuhan terhadap cetakan umum yang diproduksi oleh metropolis pusat.

5.2 Dominasi Otomobil dan Dampak Perencanaan Mekanis

Salah satu mekanisme utama yang mempercepat degradasi kota modern adalah transportasi. Mumford mengamati pergeseran di mana transportasi berubah dari konsekuensi yang diperlukan menjadi tujuan itu sendiri. Pengenalan otomobil pribadi secara massal merupakan efek, tetapi juga fenomena yang merendahkan kota dan kehidupan warganya.

Mumford mengkritik tokoh-tokoh seperti Robert Moses, yang mendorong proyek infrastruktur besar-besaran yang digerakkan oleh kemajuan teknologi. Fokus pada mobil dan proyek jalan raya skala besar menyebabkan penggusuran komunitas dan isolasi, alih-alih meningkatkan interaksi urban. Ini merupakan konsekuensi logis dari warisan Barok yang telah memprioritaskan sirkulasi mekanis (lebar jalan raya) di atas nilai kehidupan sosial (keintiman lokal).

5.3 Biotechnics: Perencanaan Humanistik dan Batasan Organik

Mumford berargumen bahwa masalah-masalah ini memerlukan perubahan paradigma total dalam perencanaan. Ia menekankan bahwa batasan pada ukuran, kepadatan, dan area adalah mutlak perlu untuk interaksi sosial yang efektif dan merupakan instrumen terpenting dari perencanaan sipil dan ekonomi yang rasional. Keengganan untuk menetapkan batasan ini disebabkan oleh keyakinan salah bahwa semua peningkatan kuantitas secara otomatis "baik untuk bisnis".

Mumford mengusulkan Biotechnics sebagai solusi. Biotechnics adalah model teknologi organik, yang ia kontraskan dengan Megatechnics yang opresif.
Karakteristik Biotechnics:

  • Berfokus pada kekayaan kualitatif, kelengkapan (wholeness), dan keseimbangan.
  • Mengedepankan regulasi diri, koreksi diri, dan propulsi diri, meniru sifat sistem organik.
  • Membutuhkan kesadaran ekologis dan regionalisme, di mana masyarakat sipil yang demokratis dan bertanggung jawab berpartisipasi dalam perencanaan untuk mencapai simbiosis budaya-alam.

Kota ideal yang didukung Biotechnics harus mendorong koneksi komunitas yang kuat, akses kultural, dan hubungan harmonis dengan lanskap sekitar. Visi ini menuntut pergeseran nilai menuju pengelolaan lingkungan dan keterlibatan sosial. Mumford melihat Biotechnics sebagai produk kesadaran neo-Darwinian, bentuk pemikiran pasca-industri yang menolak mengabaikan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya, yang merupakan antitesis dari hubris urban modern yang mengklaim pertumbuhan tanpa batas.

Perbedaan antara kedua filosofi teknologi dan perencanaan ini sangat mendasar bagi argumen Mumford tentang masa depan urban:

Tabel 2: Dikotomi Mumford: Biotechnics vs. Megatechnics dalam Perencanaan Urban

Buku The City in History Karya Lewis Mumford
Kritik Mumford meluas ke struktur hukum. Ia menyiratkan bahwa hukum perencanaan (zoning) yang ada cenderung memperkuat standardisasi Barok dan sprawl, bertentangan dengan kebutuhan organik kota. Untuk mewujudkan Biotechnics, diperlukan bentuk pemerintahan kotapraja yang baru, yang dapat menyatukan bagian-bagian kota yang saling terkait dengan pedesaan di sekitarnya (seperti model kota New England yang ia puji) untuk memastikan batasan yang diperlukan ditegakkan.

VI. Kesimpulan: Warisan Mumford dan Relevansi Abad ke-21

The City in History ditutup dengan "Retrospect and Prospect," di mana Mumford merangkum evaluasi sejarahnya untuk menetapkan arah masa depan yang berkelanjutan. Karya ini telah menjadi sangat berpengaruh, membentuk agenda perencana urban, sosiolog, dan kritikus sosial sejak publikasinya pada tahun 1960-an.

Analisis Lewis Mumford menegaskan bahwa kesehatan kota tidak diukur dari ukuran atau kekayaan materialnya, melainkan dari kemampuannya untuk memelihara kehidupan sosial, budaya, dan spiritual yang intim dan seimbang. Ia menolak determinisme ekonomi dalam sejarah urban dan sebaliknya menekankan peran nilai-nilai kultural dan pilihan etis dalam membentuk hasil urban.

Peringatan Mumford mengenai Megalopolis dan bahaya Megatechnics sangat relevan di Abad ke-21, terutama dengan munculnya megaregions global dan dominasi sistem teknologi yang invasif. Jika kota modern—terutama yang dicirikan oleh sprawl dan ketergantungan pada mobil—terus mengikuti model Roma yang melampaui batas organiknya, Mumford memperingatkan bahwa ia akan menghadapi nasib keruntuhan yang sama. Oleh karena itu, The City in History tidak hanya berfungsi sebagai sejarah definitif, tetapi juga sebagai seruan profetik untuk kembali ke prinsip perencanaan humanistik dan ekologis, yang memprioritaskan kualitas hidup dan batasan organik di atas kuantitas dan ekspansi tak terbatas.

Sumber:

Blinkist. (2025, Oktober 27). The City in History: Summary of Key Ideas and Review | Lewis Mumford. Blinkist. https://www.blinkist.com/en/books/the-city-in-history-en

Connexions.org. (2025, Oktober 27). Lewis Mumford – Connexipedia article. Connexipedia. https://www.connexions.org/CxLibrary/Docs/CxP-Mumford_Lewis.htm

EBSCO. (2025, Oktober 27). Mumford warns of the dangers of growing cities | Research Starters. https://www.ebsco.com/research-starters/history/mumford-warns-dangers-growing-cities

IA Archive. (2025, Oktober 27). LEWIS MUMFORD - “What Is a City?”. Internet Archive. https://ia801906.us.archive.org/33/items/mumford-what-is-a-city_/mumford-what-is-a-city__text.pdf

Internet Archive. (2025, Oktober 27). The city in history: Its origins, its transformations, and its prospects : Mumford, Lewis, 1895–1990. https://archive.org/details/cityinhistory0000unse

Monoskop. (2025, Oktober 27). Lewis Mumford - Technics and Civilization. https://monoskop.org/images/f/fa/Mumford_Lewis_Technics_and_Civilization.pdf

Mumford, L. (1997). The city in history: Its origins, its transformations, and its prospects. New York: Mariner Books. (Original work published 1961)

Panarchy.org. (2025, Oktober 27). Lewis Mumford, Rome from Megalopolis into Necropolis (1961). https://www.panarchy.org/mumford/rome.html

Panarchy.org. (2025, Oktober 27). Lewis Mumford, The Greek Polis (1961). https://www.panarchy.org/mumford/polis.html

Pangeography. (2025, Oktober 27). Mumford's organic classification of cities. https://pangeography.com/mumfords-organic-classification-of-cities/

Rost Architects. (2025, Oktober 27). Forces that shaped ancient Greek cities and culture. https://www.rostarchitects.com/articles/2024/7/15/forces-that-shaped-ancient-greek-cities

The Fordham Law Archive of Scholarship and History. (2025, Oktober 27). Megalopolis bound? FLASH. https://ir.lawnet.fordham.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=2344&context=faculty_scholarship

The Lewis Mumford Reader. (2025, Oktober 27). The Ted K Archive. https://www.thetedkarchive.com/library/the-lewis-mumford-reader

The University of Missouri–St. Louis (UMSL). (2025, Oktober 27). Essays on urban planning and culture, and The Myth of the Machine (New York: Harcourt Brace, 1967). https://www.umsl.edu/~alexanderjm/WhatisaCitybyMumford.pdf

The University of Oslo (UiO). (2025, Oktober 27). Urbanization of Suburbia. https://www.sv.uio.no/iss/english/research/projects/sms/img-files/urbanization_of_suburbia_concordia_2017_pgr.pdf

Urban Cycling Institute. (2025, Oktober 27). The City in History. https://urbancyclinginstitute.org/the-city-in-history/

Washington University Open Scholarship. (2025, Oktober 27). A review of Lewis Mumford, “The City in History”. https://openscholarship.wustl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=3223&context=law_lawreview

Washington University Open Scholarship Journals. (2025, Oktober 27). Review of Lewis Mumford, The City in History, A. https://journals.library.wustl.edu/lawreview/article/4142/galley/20975/view/

Wikipedia. (2025, Oktober 27). Lewis Mumford. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Lewis_Mumford

Wikipedia. (2025, Oktober 27). The City in History. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/The_City_in_History

WordPress.com. (2025, Oktober 27). Mumford – What is a city? (1937). https://cityasynthesis.files.wordpress.com/2012/09/mumford-what-is-a-city-1937.pdf

Wyly, E. (2012, September 19). The Industrial City: Geography 350, Introduction to Urban Geography. University of British Columbia. https://ibis.geog.ubc.ca/~ewyly/g350/industrial.pdf

Google Books. (2025, Oktober 27). The City in History: Its origins, its transformations, and its prospects – Lewis Mumford. https://books.google.com/books/about/The_City_in_History.html?id=9OybSQAACAAJ

Google Books. (2025, Oktober 27). The City in History: Its Origins, Its Transformations, and Its Prospects – Lewis Mumford. https://books.google.com/books/about/The_City_in_History.html?id=q0NNgjY03DkC

Medium. (2025, Oktober 27). Visionaries of regenerative design II: Lewis Mumford (1895–1990). Age of Awareness. https://medium.com/age-of-awareness/visionaries-of-regenerative-design-ii-lewis-mumford-1895-1990-7f4327c3a6cd

DataDrivenInvestor. (2025, Maret 11). Lewis Mumford: A thinker for the ages tells a tale of cities since the Middle Ages. https://www.datadriveninvestor.com/2021/03/11/lewis-mumford-a-thinker-for-the-ages-tells-a-tale-of-cities-since-the-middle-ages/

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment