Soal Model AKM Sosiologi Kelas XII (Fase F) Bab 3.2 Masalah Sosial Akibat Globalisasi dan Era Digital (Kurikulum Merdeka)
Stimulus 1
Cara Mencegah Intoleransi dalam Dunia Pendidikan
Intoleransi dalam dunia pendidikan adalah masalah yang sering terjadi di Indonesia. Intoleransi dapat terjadi antara siswa dengan siswa lainnya, antara siswa dengan guru, antara guru dengan guru, atau antara sekolah dengan sekolah lainnya. Intoleransi dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti rasisme, seksisme, diskriminasi agama, atau diskriminasi lainnya. Intoleransi dapat memiliki dampak yang buruk pada lingkungan belajar, kesehatan mental siswa, dan pencapaian akademik mereka.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjalankan strategi untuk pencegahan hal ini, di antaranya membuat dan menayangkan konten edukasi pencegahan di media sosial, pemberdayaan ekosistem pendidikan dengan menggunakan strategi pelatihan modul bagi para guru dalam Modul Wawasan Kebinekaan Global, dan kolaborasi bersama beberapa organisasi kemasyarakatan dalam upaya kampanye pencegahan intoleransi.
Salah satu cara untuk mencegah intoleransi adalah dengan meningkatkan pemahaman siswa tentang keragaman budaya, agama, dan latar belakang. Sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan siswa dari berbagai latar belakang dan budaya. Selain itu, penting untuk mendorong dialog terbuka dan penghormatan antara siswa dan guru. Sekolah dapat menyediakan forum untuk siswa dan guru guna berbicara tentang isu-isu yang mungkin sulit untuk dibahas di luar kelas. Guru dapat menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman berbicara tentang perasaan mereka dan mempertanyakan sesuatu yang mereka tidak mengerti tanpa rasa takut atau malu.
Pendidikan tentang hak asasi manusia dan etika juga dapat membantu mencegah intoleransi. Sekolah dapat memberikan pelajaran tentang hak asasi manusia, termasuk hak individu untuk bebas dari diskriminasi. Hal ini dapat membantu siswa memahami pentingnya penghormatan dan kesetaraan dalam lingkungan belajar. Pendidikan etika juga dapat membantu siswa memahami nilai-nilai moral yang penting, seperti kejujuran, integritas, dan empati.
Terakhir, penting untuk menegakkan kebijakan dan prosedur yang jelas dan konsisten terkait intoleransi di sekolah. Sekolah harus memiliki aturan yang jelas dan ditegakkan secara adil untuk mencegah diskriminasi dan intoleransi. Guru dan staf sekolah juga harus mendapat pelatihan tentang cara mengatasi situasi yang melibatkan intoleransi dan memastikan bahwa tindakan mereka konsisten dengan nilai-nilai sekolah dan kebijakan yang telah ditetapkan. Mencegah intoleransi di dunia pendidikan membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk siswa, guru, staf sekolah, dan pihak berwenang. Penting untuk memperkuat keragaman dan penghormatan di lingkungan belajar agar semua siswa dapat merasa dihargai dan terlibat dalam proses belajar. Dengan mengambil tindakan yang tepat dan terus-menerus mengawasi perilaku intoleran, kita dapat mencegah hal tersebut terjadi dan berulang.
Sumber: itjen.kemdikbud.go.id
Soal 1
Berdasarkan Stimulus 1, tentukanlah pernyataan-pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan cara memberikan tanda centang (✔) pada kolom Sesuai atau Tidak Sesuai.
Soal 2
Berdasarkan Stimulus 1, tuliskan cara-cara yang dapat diterapkan dalam mencegah terjadinya intoleransi di lingkungan sekolah.
Soal 3
Berdasarkan Stimulus 1, manakah pernyataan berikut yang menjadi strategi Kemendikbudristek dalam mencegah intoleransi di dunia pendidikan? Berilah tanda centang (✔) pada jawaban yang tepat.
Stimulus 2
Soal 4
Berdasarkan infografik, perbandingan jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 terhadap Maret 2022 mengalami penurunan sebanyak . . .
A. 0,16 juta orang
B. 0,26 juta orang
C. 0,36 juta orang
D. 0,46 juta orang
E. 1,26 juta orang
Soal 5
Berdasarkan Stimulus 2, manakah pernyataan berikut yang benar dan salah terkait informasi yang terdapat dalam infografik? Berilah tanda centang (✔) pada kolom Benar dan Salah.
DownloadLihat Juga:
Soal Model AKM Sosiologi Kelas XII (Fase F) Capaian Pembelajaran 2 (Kurikulum Merdeka)
Post a Comment