Pengertian Disintegrasi Sosial, Gejala, Penyebab, Bentuk, Contoh, dan Upaya Penanggulangannya

Disintegrasi adalah sebuah kondisi atau keadaan hilangnya keharmonisan
Disintegrasi Sosial
A. Pengertian Disintegrasi Sosial
Disintegrasi adalah sebuah kondisi atau keadaan hilangnya keharmonisan, ketidakutuhan, atau perpecahan yang sedang terjadi dalam suatu lingkungan masyarakat. Disintegrasi sosial merupakan suatu proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah-pisah satu sama lain. Disintegrasi sosial terjadi akibat hilangnya ikatan bersama yang mempersatukan anggota kelompok satu dengan yang lain.

Ikatan bersama tersebut dapat berupa nilai-nilai yang dijunjung tinggi seperti norma dan nilai-nilai dasar yang ditaati bersama atau juga berupa sebuah ikatan yang berbentuk organisasi kelembagaan yang menyatukan anggota masyarakat. Potensi disintegrasi bangsa Indonesia menurut data empiris relatif tinggi. Salah satu indikasi dari potensi ini adalah heterogenitas ethnik dan linguistik yang rendah. Berikut beberapa pengertian disintegrasi sosial:
1) Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1994, disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah. Pengertian ini mengacu pada kata kerja disintegrate, to lose unity or intergrity by or as if by breaking into parts.
2) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan tidak bersatu padu; terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.
3) Dalam Ilmu Sosiologi, disintegrasi sebagai rédigée terpecahnya suatu kesatuan jadi bagian-bagian kecil yang terpisah satu sama lain. Disintegrasi dimaknai sebagai suatu proses terpecah belahnya sebuah keadaan dari kesatuan sehingga menjadi tercerai berai. Hal tersebut disebabkan oleh hilangnya persatuan yang mengintegrasikan anggota masyarakat tertentu dengan masyarakat yang lain.

B. Gejala Disintegrasi
1) Tidak adanya persamaan pandangan (persepsi) antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang semula dijadikan patokan oleh masing-masing anggota masyarakat
2) Perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang telah disepakati bersama
3) Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat
4) Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat tidak lagi difungsikan dengan baik dan maksimal sebagaimana mestinya
5) Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi bagi mereka yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat
6) Kerap kali terjadinya proses-proses sosial di masyarakat yang bersifat disosiatif, seperti persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, pertentangan antarindividu maupun kelompok, perang urat syaraf, dan seterusnya

C. Penyebab Disintegrasi Sosial
1) Pertama, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama. Krisis di sektor ini selalu merupakan faktor signifikan dalam mengawali lahirnya krisis di bidang politik-pemerintahan, hukum, dan sosial
2) Kedua, krisis politik berupa perpecahan elite di tingkat nasional, sehingga menyulitkan lahirnya kebijakan yang utuh dalam mengatasi krisis ekonomi. Krisis politik juga bisa dilihat dari absennya kepemimpinan politik yang mampu membangun solidaritas sosial untuk secara solid menghadapi krisis ekonomi
3) Ketiga, krisis sosial dimulai dari terjadinya disharmoni dan bermuara pada meletusnya konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok masyarakat (suku, agama, ras). Jadi, dikala krisis ekonomi sudah semakin parah, yang akibatnya antara lain terlihat melalui rontoknya berbagai sektor usaha, naiknya jumlah penganggur, dan meroketnya harga berbagai produk, maka kriminalitas pun akan meningkat dan berbagai ketegangan sosial menjadi sulit dihindari. Dalam situasi seperti ini, hukum akan terancam supremasinya dan kohensi sosial terancam robek. Suasana kebersamaan akan pupus dan rasa saling percaya akan terus menipis
4) Keempat, intervensi internasional yang bertujuan memecah-belah, seraya mengambil keuntungan dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan politik dan ekonomi negara-negara baru pasca disintegrasi
5) Kelima, demoralisasi tentara dan polisi dalam bentuk pupusnya keyakinan mereka atas makna pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai bhayangkari negara. Demoralisasi itu, pada kadar yang rendah dipengaruhi oleh merosotnya nilai gaji yang mereka terima akibat krisis ekonomi.

D. Bentuk Disintegrasi Sosial
1) Pergolakan Daerah, terjadi dikarenakan adanya suatu kesenjangan berupa kesenjangan dalam hal kebijakan politik, kesenjangan ketidakadilan, kesenjangan masalah etnis, kesenjangan konflik agama, dan lain sebagainya.
2) Demonstrasi, merupakan fenomena yang seringkali kita temukan, dinamika yang terjadi dalam bidang ketatanegaraan yang terjadi di era reformasi yang turut mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat. Sebelum era reformasi, rakyat mempunyai keterbatasan dalam menyuarakan aspirasinya secara langsung
3) Kriminalitas, perkembangan teknologi membawa dampak pada disintegrasi sosial, saat ini tindak kriminalitas tidak hanya yang sifatnya kasat mata saja, misalnya perampokan, pembunuhan, pencurian, penjambretan, pembegalan, dan lain sebagainya. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengakibatkan berkembangnya variasi modus dalam melakukan suatu tindak kejahatan.
4) Kenakalan Remaja, merupakan suatu kegiatan antisosial yang diperbuat oleh seseorang yang beranjak dewasa (remaja), bila hal tersebut dilakukan oleh orang dewasa bisa dikategorikan sebagai tindak kejahatan (crime).

E. Contoh Disintegrasi Sosial
1) Pembangunan Jalan Tol, misalnya pemerintah merencanakan pembangunan jalan tol dari sebuah kota ke kota lainnya. Jalan tol tersebut akan melewati tanah, kebun, sawah, bahkan pemukiman warga. Itu berarti akan ada penggusuran. Setiap unsur dalam masalah ini (masyarakat dan pemerintah) saling memaksakan kehendak. Dengan kekuasaannya, pemerintah mengerahkan polisi dan tentara untuk mengamankan jalannya penggusuran. Sementara warga bertahan mati-matian dan tidak mau digusur, karena akan menyengsarakan hidup mereka sendiri. Tentu keadaan semacam ini akan menimbulkan disintegrasi sosial.
2) GAM di Aceh, GAM lahir karena kegagalan gerakan Darul Islam pada masa sebelumnya. Darul Islam muncul sebagai reaksi atas ketidak berpihakan Jakarta terhadap gagasan formalisasi Islam di Indonesia. Darul Islam adalah sebuah gerakan perlawanan dengan ideologi Islam yang terbuka. Bagi Darul islam, dasar dari perlawanan adalah Islam, sehingga tidak ada sentimen terhadap bangsa-bangsa lain, bahkan ideologi Islam adalah sebagai perekat dari perbedaan yang ada. Gagasan ini juga berkembang dalam gerakan Darul Islam di Aceh.
3) Konflik Papua, sudah lama Tanah Papua menjadi tanah konflik. Selain konflik horizontal antar warga sipil, konflik vertikal yang terjadi antara pemerintah Indonesia dan orang asli Papua telahmengorbankan banyak orang. Konflik ini hingga kini belum diatasi secara tuntas. Masih adanya konflik ini secara jelas diperlihatkan oleh adanya tuntutan Merdeka dan Referendum, serta terjadinya pengibaran bendera bintang kejora, dan berlangsungnya aksi pengembalian Undang-undang No. 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

F. Penanggulangan Disintegrasi
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah sebagai berikut:
1) Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu
2) Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus
3) Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa
4) Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah
5) Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif


Dari berbagai sumber

Ket. klik warna biru untuk link

Download

Lihat Juga 
1. Integrasi masyarakat
2. Tahap-tahap resolusi konflik
3. Enkulturasi
4. Disorganisasi (disintegrasi) dan reorganisasi (reintegrasi)
5. Difusi
6. Bentuk-bentuk integrasi sosial
7. Belajar berdemokrasi dan hidup dalam pluralisme
8. Persamaan
9. Desentralisasi
10. Hak asasi manusia
11. Demokrasi
12. Kontrak sosial
13. Perkawinan

14. Definisi Kebiasaan, Tahap dan Pembentukan Adat
15. Demonstrasi
16. Definisi Pergolakan Daerah, Faktor Penyebab dan Contohnya
17. Definisi Harmoni Sosial
18. Pengertian Ideologi, Ciri, Fungsi, Dimensi, Jenis, dan Macamnya
19. Definisi Pemulihan (Recovery) Pasca Konflik
20. Definisi Reintegrasi dan Upaya Reintegrasi Sosial

Materi Sosiologi SMA
Bab 5. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.1 Integrasi dan Reintegrasi Sosial
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.1 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.2 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016) (Lanjutan)
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Disintegrasi Sosial, Gejala, Penyebab, Bentuk, Contoh, dan Upaya Penanggulangannya"