Pengertian Primordialisme, Sebab, Ciri, Jenis, dan Dampaknya

Table of Contents
Primordialisme adalah ikatan utama (asli) di dalam kehidupan seseorang yang dibawanya sejak lahir
Primordialisme

A. Pengertian Primordialisme

Istilah primordialisme berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu primus yang berarti pertama, serta ordiri yang berarti tenunan atau ikatan. Primordialisme adalah ikatan utama (asli) di dalam kehidupan seseorang yang dibawanya sejak lahir seperti suku, ras, klan, asal-usul kedaerahan dan agama. Dengan demikian primordialisme merupakan istilah untuk menggambarkan  paham atau kondisi yang memegang erat sesuatu yang dibawa sejak lahir, baik ihwal tradisi, adat-istiadat, suku bangsa, ras, agama, kepercayaan, daerah asal kelahiran, serta segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.

Pengertian Primordialisme Menurut Para Ahli
1) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), primordialisme merupakan suatu perasaan kesukuan yang berlebihan
2) William G. Sumner, primodialisme merupakan suatu persamaan persaudaraan yang ditunjukkan dengan kerja sama, yang saling membantu dan juga saling menghormati dan memiliki persamaan solidaritas, kesetiaan terhadap kelompoknya serta juga kesedian berkorban demi kelompok
3) Charles Horton Cooley, primordialisme merupakan suatu kelompok primer yang menentukan kepribadian manusia di dalam menjalani kehidupannya. Kelompok primer ini cenderung dibawa oleh seseorang sejak lahir sehingga muncul adanya suatu perasaan bersama dalam membentuk kesatuan (primordial atau primordialisme)
4) Ilyas Smt, primordialisme merupakan ide bersama dari anggota masyarakat yang memiliki kesamaan untuk berkelompok itu dengan berdasarkan suku bangsa, atau juga bidang lainnya, seperti misalnya ideologi, agama, dukungan politik, serta kepercayaan
5) Fadli Iblaze, primordialisme merupakan suatu paham yang pertama kali dikenal oleh seseorang disaat mengalami pertumbuhan, sehingga dari hal tersebut mendorong pola perilaku khas di dalam membentuk ikatan kelompok yang sama
6) Ramlan Surbakti, primordialisme merupakan suatu keterkaitan seseorang di dalam kelompok atas dasar ikatan kekerabatan, suku bangsa dan juga adat-istiadat sehingga melahirkan pola perilaku dan juga cita-cita yang sama
7) Robuskha dan Shepsle, primordialisme sebagai loyalitas yang dilakukan seseorang secara berlebihan, dengan kata lain loyalitas tanpa batas terhadap budayanya, seperti suku bangsa, agama, ras, kedaerahan, dan keluarga
8) Stephen K. Sanderson, primordialisme berhubungan dengan suatu studi etnisitas, pada suatu pandangan bahwa identitas etnis itu merupakan hal yang melekat pada individu dan yang sulit untuk dihapuskan

B. Terjadinya Primordialisme

Primordialisme sebenarnya mucul akibat pengaruh dari kemajemukan dan multikultural terhadap kehidupan masyarakat. Berikut latar belakang terjadinya primordilaisme,
1) Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok atau perkumpulan sosial
2) Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau kesatuan sosial dari ancaman luar
3) Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti nilai keagamaan dan pandangan hidup

C. Ciri Primordialisme

1) Berwujud sebagai identitas kelompok, ciri yang pertama dari primordialisme adanya sebuah identitas dalam suatu kelompok, komunitas, golongan dalam masyarakat untuk memperkuat tali ikatan antaranggotanya. Hal ini sebagai wujud telah siap melawan ancaman dari luar, juga sebagai loyalitas yang terwujud lewat mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
2) Konsekuensi dari masyarakat multikultural, primordialisme sebagai konsekuensi dari adanya masyarakat multikultural, dianggap sebagai suatu paham atau sikap teguh yang ditunjukkan oleh individu terhadap segala hal yang telah melekat dari awal hidupnya, seperti suku bangsa, agama, kepercayaan, ras, tradisi, dan lain-lainnya.
3) Lahir sikap untuk mempertahankan keutuhan kelompok, ciri ketiga primordialisme adalah adanya atau lahir sikap untuk mempertahankan keutuhan kelompok atau kesatuan sosial dari beragam ancaman yang dapat hadir dari luar kelompok sosial yang bersangkutan, terwujud dari sikap loyalitas antaranggotanya.
4) Memantik permusuhan, disadari ataupun tidak, primordialisme bisa memicu timbulnya suatu prasangka dan permusuhan antara golongan atau kelompok yang lainnya. Oleh karena, setiap kelompok akan menganggap atau berprasangka kelompoknya lebih baik dibanding kelompok lainnya, sehingga perselisihan atau permusuhan tidak dapat dihindari.
5) Nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, di dalam diri individu atau kelompok harus ada nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti nilai sosial, keagamaan, pandangan hidup, adat istiadat, nilai dan norma, dan lain sebagainya. Hal ini karena dengan adanya nilai-nilai tadi, pola pikiran dan perilaku setiap individu atau anggota kelompok akan sama.
6) Cita-Cita yang sama, ciri dari primordialisme yang terakhir adalah adanya atau memiliki cita-cita yang sama. Cita-cita yang sama dalam diri setiap anggota kelompok akan terwujud melalui loyalitas dan kepercayaan yang dimiliki. Tanpa adanya suatu cita-cita yang sama, maka arah dan tujuan kelompok akan menjadi buta arah, bahkan rentan terhadap ancaman dari kelompok atau pihak luar.

D. Jenis -Jenis Primordialisme

1) Primordialisme suku, adalah seseorang yang terikat dengan sukunya sendiri daripada suku yang lain. Contohnya, kelompok suku Bugis yang keras, tidak mau mengalah, menganggap kepercayaannya paling sempurna dan mau menang sendiri terhadap suku Jawa.
2) Primordialisme agama, adalah seseorang yang mempercayai atau berpegang teguh pada agamanya sendiri dan cenderung fanatik. Contohnya, sekelompok orang yang menganggap agamanya paling benar dan unggul dari agama lain dan menyebabkan konflik karena pemikirannya.
3) Primordialisme kedaerahan, adalah seseorang yang terikat dengan daerahnya sendiri ketimbang daerah lainnya. Contohnya, pemikiran yang beranggapan kepentingan kelompok suatu daerah tertentu harus mengalahkan kepentingan daerah lain atau lebih mementingkan daerahnya sendiri.

E. Dampak Primordialisme

Primordialisme merupakan faktor penting untuk memperkuat ikatan kelompok kebudayaan yang bersangkutan ketika ada ancaman dari luar kelompok kebudayaan tersebut. Namun, di sisi lain primordialisme dipandang sangat negatif karena mengganggu kelangsungan hidup suatu bangsa. Primordialisme sering dianggap bersifat primitif, regresif, dan merusak. Bahkan, primordialisme akan menghambat modernisasi, proses pembangunan dan merusak integrasi nasional. Akibat kuatnya primordialisme akan dapat memicu potensi konflik antara kebudayaan suku-suku bangsa yang ada. Untuk lebih lengkapnya berikut dampak positif maupun negatif primordialisme.
1) Dampak Positif
a) Meneguhkan cinta tanah air, primordialisme dapat mendorong seseorang untuk memiliki cinta terhadap budaya, daerah atau tempat asalnya. Sehingga hal ini menjadi kekuatan seseorang untuk mampu menolak semua kebudayaan yang tidak sesuai dengan pribadi dirinya sejak kecil. Misalnya, menolak pola hidup serba bebas ala masyarakat barat di Indonesia.
b) Mempertinggi kesetiaan terhadap bangsa, lewat perilaku yang bangga dengan budaya kelompoknya, mampu melahirkan sikap setia pada bangsanya yang dipicu cinta pada budayanya sendiri, sehingga tidak menimbulkan disintegrasi bangsa. Misalnya, perasaan bangga sebagai orang Indonesia yang berbudaya timur karena penuh tata krama.
c) Mempertinggi semangat patriotisme, yaitu menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa di mana dia berasal. Kecenderungan ini kemudian mampu mendukung segala keperluan dan kepentingan bangsa. Misalnya, demonstrasi besar-besaran masyarakat Indonesia terhadap kedubes Malaysia karena menganggap Malaysia telah mencuri kebudayaan Indonesia.
d) Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya, beragam kebudayaan yang ada di dalam suatu bangsa atau negara terjaga keutuhannya, yakni kekhasan dari budaya yang bersangkutan tidak tercemar dengan pengaruh budaya yang lainnya.

2) Dampak Negatif
a) Menggangu kelangsungan hidup suatu bangsa, yaitu jikalau seseorang yang memiliki sikap primordialisme berlebihan dan cenderung mementingkan kelompoknya, serta menilai segala kebudayaan yang ada pada dirinya dan kelompoknya lebih baik daripada kebudayaan lain, sehingga dengan hal ini menyebabkan kurang terjalinnya persatuan dan kesatuan. Misalnya, orang-orang Aceh menganggap suku dan kebudayaan Aceh lebih baik daripada kebudayaan Jawa karena faktor sejarah.
b) Menghambat modernisasi dan proses pembangunan, yaitu jikalau seseorang atau sekelompok orang cenderung menolak kebudayaan yang baru karena ingin mempertahankan adat kebudayaannya yang lama, padahal kebudayaan yang baru tersebut berpengaruh besar terhadap proses pembangunan. Misalnya, masyarakat Aceh menolak pembangunan Hotel Bintang 5 di samping masjid Raya Baiturrahman karena merasa tidak boleh ada bangunan yang lebih tinggi berdiri dari mesjid Raya Baiturrahman.
c) Menghambat hubungan antarbangsa, primordialisme dianggap memberikan dampak negatif terhadap hubungan antarbangsa, oleh karena salah satu pihak tidak menginginkan masuknya kebudayaan yang baru. Dengan kata lain, tidak mempunyai keinginan untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain, sehingga cenderung untuk menyelesaikan atau mengurus permasalahannya sendiri sesuai dengan keinginan kelompok tersebut. 
d) Menghambat proses asimilasi dan integrasi, hal ini terjadi jika kelompok yang berdasarkan persamaan kebudayaan, ras, adat-istiadat, atau yang lainnya tidak bisa menerima persepsi yang tidak berjalan dengan baik disebabkan oleh sikap primordialisme yang berlebihan.
e) Mengurangi bahkan menghilangkan objektivitas ilmu pengetahuan, sikap primordialisme yang berlebihan juga membuat seseorang tidak dapat melihat secara objektif sebuah kebenaran, cenderung merasa apa yang dilakukan oleh kelompoknya selalu benar, padahal menurut ilmu pengetahuan hal tersebut dinilai salah.
f) Penyebab terjadinya diskriminasi, hal ini dikarenakan penilaian berlawanan antara kebudayaan satu dengan yang lainnya akan memantik sikap diskriminasi terhadap individu yang memiliki budaya berbeda dengan mereka. Misalnya, perlakuan diskriminatif terhadap penduduk transmigran oleh penduduk lokal.
g) Merupakan kekuatan terpendam terjadinya konflik antara kebudayaan suku-suku bangsa, yaitu faktor pendorong yang menyebabkan konflik baik dendam terhadap sikap negatif yang terpendam sehingga menimbulkan dorongan untuk melakukan pembalasan. Misalnya, konflik antarsuku yang sering terjadi di Lampung.


Dari berbagai sumber

Ket. klik warna biru untuk link

Download

Lihat Juga 
1. Massa
2. Perilaku kerumunan
3. Perilaku kolektif
4. Revolusi
5. Upaya-upaya penanggulangan konflik sosial
6. Tahap-tahap resolusi konflik
7. Stereotip
8. Proses sosial dan interaksi sosial
9. Konsep sosiologi. Patronase
10. Jenis konflik berdasarkan speed of reaction
11. Etnosentrisme
12. Disorganisasi (disintegrasi) dan reorganisasi (reintegrasi)
13. Dampak perubahan sosial. Gerakan sosial
14. Crowding (kerumunan)
 

15. Bentuk-bentuk kontravensi
16. Bentuk-bentuk konflik menurut para sosiolog
17. Ekspansi pasar global dan krisis solidaritas
18. Tradisi, autoritas, dan pseduo komunikasi
19. Globalisasi, partikularisasi, dan pengalaman kolonialisme
20. Multikulturalisme dan problem minoritas di Indonesia
21. Teori konflik sosial
22. Demonstrasi
23. Persamaan
24. Frustrasi
25. Oposisi
26. Kontrak sosial

27. Definisi Intimidasi dan Mengintimidasi
28. Definisi Konsolidasi dalam Sosiologi
29. Politik Aliran (Sektarian)
30. Pengertian Teror, Terorisme dan Tujuannya 
31. Definisi Kerusuhan (Riot), Sebab dan Contohnya
32. Definisi Kelainan atau Gangguan Jiwa
33. Pengertian Damai, Perdamaian, dan Konsep Perdamaian
34. Pengertian Mediasi, Unsur, Tujuan, Tahap dan Jenisnya
35. Pengertian Konsiliasi, Karakteristik, Tujuan, Tahapan, Keuntungan dan Contohnya
36. Pengertian Arbitrase, Syarat Arbiter, Manfaat, Keuntungan dan Lembaga Arbitrase
37. Pengertian Transformasi Konflik, Prinsip, Dimensi dan Tujuannya
38. Definisi Kompromi dalam Konflik Sosial dan Contohnya
39. Definsi Rekonsiliasi dalam Konflik Sosial

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 4.1 Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 4.2 Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 4.3 Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 4. Konflik, Kekerasan, dan Upaya Penyelesaiannya (Kurikulum 2013)
5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 2. Konflik dan Integrasi Sosial (KTSP)
6. Materi Ujian Nasional Kompetensi Konflik Sosial dan Integrasi Sosial

Penjelasan Konsep Primordialisme dalam sosiologi di Media Sosial:

https://youtu.be/HktQrospOsw?si=GNdOTUic2QYz_t9d

https://www.instagram.com/p/C7f8LbPR22s/

https://www.tiktok.com/@sosiologisman1cibeber/video/7373934919216631048

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment