Pengertian Marginalisasi, Ciri, Penyebab, Dampak, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Marginalisasi
Marginalisasi

A. Pengertian Marginalisasi

Istilah marginalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merujuk pada usaha untuk membatasi; pembatasan peran terhadap kelompok atau pihak tertentu. Marginalisasi memiliki kata dasar marginal yang artinya terpinggirkan. Marginalisasi merupakan sebuah tindakan mengasingkan, meminggirkan atau melemahkan kuasa kelompok minoritas atas segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan negara dan kelompok dominan. Sehingga kelompok marginal akan tunduk pada kelompok dominan. Pada umumnya, kelompok marginal ditolak keterlibatannya dalam kegiatan ekonomi, politik, budaya, sosial dan agama. Artinya dalam hal ini bahwa masyarakat yang termarginalisasi kurang mampu menikmati kehidupan yang produktif, sehat maupun kreatif.

Marginalisasi merupakan proses pemutusan hubungan kelompok-kelompok dengan lembaga sosial utama, seperti struktur ekonomi, pendidikan, dan lembaga sosial ekonomi lainnya. Marginalisasi selalu melibatkan kemampuan penduduk dominan untuk melaksanakan kekuasaan atas kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Marginalisasi membuat orang terpinggirkan dan tidak memiliki kuasa penuh atas kehidupan maupun sumber daya yang tersedia untuk mereka, membuat kelompok yang termarginalkan tidak bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Berikut beberapa pengertian marginalisasi menurut ahli:
1) Murniati (2004:xx), menjelaskan bahwa marginalisasi berarti  menempatkan atau menggeser ke pinggiran. Marginalisasi merupakan proses pengabaian hak-hak yang seharusnya didapat oleh pihak yang termarginalkan. Namun, hak tersebut diabaikan dengan berbagai alasan demi suatu tujuan.
2) Menurut Fakih (2008:14), proses marginalisasi sama saja dengan proses pemiskinan. Hal ini dikarenakan tidak diberinya kesempatan kepada pihak yang termaginalkan untuk mengembangkan dirinya.
3) Kamus Sosiologi dan Kependudukan, marginalisasi mempunyai dua pengertian. Pertama, marginalisasi menjadikan kelompok terasimilasi secara tidak sempurna. Kedua, meminggirkan kelompok sehingga mempunyai kedudukan yang rendah.
4) Your Dictionary, marginalisasi adalah proses menjadikan kelompok atau kelas orang kurang penting sehingga terdegradasi ke posisi sekunder. Pada arti lain, marginalisasi merupakan proses meminggirkan atau sesuatu yang terpinggirkan.
5) Lexico, marginalisasi adalah perlakuan seseorang, kelompok, atau konsep yang tidak signifikan atau perangkat, marginalisasi biasanya dilakukan kepada kaum perempuan atau masyarakat kalangan bawah.
6) Cambridge Dictionary, arti marginalisasi adalah terpinggirkan. Lebih jelasnya, marginalisasi yaitu memperlakukan seseorang atau sesuatu seolah-olah mereka tidak penting atau bukan prioritas.
7) Merriam Webster, marginalisasi menjadikan seseorang atau kelompok ke posisi yang tidak penting atau tidak berdaya dalam masyarakat atau kelompok. Dengan kata lain, marginalisasi merupakan proses meminggirkan kelompok atau seseorang dalam masyarakat.
8) Nathaniel Granger, marginalisasi merupakan proses menurunkan atau membatasi pada batas yang lebih rendah atau luar seperti status sosial. Maka dari itu, proses sosial menjadi marginal (khususnya dalam kelompok dalam masyarakat yang lebih besar).

B. Ciri Marginalisasi

1) Menderita diskriminasi dan subordinasi, terdapat dua kemungkinan diskriminasi bagi kaum marginal. Pertama, memang kelompok dominan yang melakukan tindak diskriminasi. Kedua, kaum marginal yang merasa telah didiskriminasi oleh kelompok dominan. Diskriminasi atau penindasan bisa terjadi karena pemberontakan.
2) Memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda dan tidak disetujui kelompok dominan, kaum marginal memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelompok dominan sehingga menimbulkan stereotip negatif. Hal tersebut mengakibatkan keterasingan kaum marginal bahkan merekalah yang sepakat untuk mengasingkan diri.
3) Masyarakat marginal berbagi rasa identitas kolektif dan beban bersama, kecenderungan kaum marginal adalah memiliki rasa keterkaitan batin, sama- sama merasa arti haknya tidak terpenuhi. Hal inilah yang pada akhirnya mengakibatan kaum marginal melakukan berbagai pemberontakan yang dilakukan secara bersama-sama.
4) Masyarakat marginal berbagi aturan sosial tentang siapa yang termasuk dan tidak, kaum marginal memiliki aturannya sendiri, bertentangan dengan aturan kelompok dominan maupun aturan negaranya. Hal ini yang membuat sesama kaum marginal dengan mudah mengenali anggotanya. Terkadang, karena aturan mereka juga berselisih paham dengan kelompok dominan.
5) Memiliki asset yang rendah bahkan tidak memiliki aset, rata-rata kaum marginal sulit dalam mendapatkan akses politik, ekonomi, maupun kesehatan. Kesenjangan antara kelompok dominan dan marginal terlihat di mana kelompok dominan menguasai segala fasilitas. Sebaliknya, kaum atau kelompok marginal memiliki penghasilan rendah dan susah mendapat pekerjaan layak.
6) Berada dalam lokasi terpencil dan jauh dari sarana prasarana, meskipun tidak sepenuhnya kaum marginal tinggal dalam lokasi terpencil. Namun, memang pada umumnya kaum marginal berada dalam wilayah yang minim sarana dan prasarana. Jauh dari pembangunan yang menghambat kesejahteraan mereka.
7) Masyarakat yang termarginalkan berasal dari kaum minoritas dari segi etnis maupun agama, meskipun tidak sepenuhnya, namun sebagian besar kaum marginal merupakan kaum minoritas di lingkungan atau negaranya. Etnis atau agama minoritas susah mendapatkan suara dalam politik dibandingkan etnis atau agama mayoritas.
8) Kurangnya akses informasi dan pengetahuan, terbatasnya akses informasi dan pengetahuan bagi kaum marginal dikarenakan kesengajaan pembatasan akses mereka karena dinilai membahayakan kelompok dominan. Namun, kaum marginal juga terkadang menolak menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan kelompok dominan atas perasaan ketidakadilan. Pada akhirnya, mereka akan cenderung menjadi masyarakat yang tertutup.

C. Penyebab Marginalisasi

1) Tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran, tingginya tingkat kemiskinan yang ada di dalam sebuah negara akhirnya mengakibatkan masyarakat tidak mampu memanfaatkan kondisi mental serta fisiknya. Sehingga masyarakat ini sering dikecualikan dalam layanan, program serta kebijakan.
2) Stereotip negatif pada kelompok yang terpinggirkan, kelompok masyarakat yang dianggap sebagai pemberontak negaranya, selalu diasingkan. Semua tindakan mereka dianggap mengganggu kepentingan umum. Sehingga pergerakan kelompok masyarakat tersebut harus diawasi dan pemenuhan tuntutan mereka dibatasi.
3) Faktor budaya, perbedaan budaya yang bertentangan dengan aturan negara membuat masyarakat terpinggirkan. Begitu pula sebaliknya, budaya negara yang tidak sesuai dengan budaya mereka membuat mereka menarik diri dari masyarakat umum.
4) Monopoli kebijakan, kelompok dominan memiliki kuasa atas pengaturan kebijakan dalam masyarakat dan negaranya. Demikian, dengan mudah kelompok dominan meminggirkan kelompok minoritas atau kelompok-kelompok yang dianggap merugikan mereka.

D. Dampak Marginalisasi

1) Kondisi ekonomi semakin rendah, masyarakat yang akasesnya dibatasi, tidak bisa memenuhi kebutuhannya secara maksimal. Oleh karena itu, kondisi ekonomi masyarakat semakin menurun. Lowongan pekerjaan yang tersedia yang terbatas bagi mereka menimbulkan semakin banyaknya pengangguran. Dampaknya adalah kualitas hdup yang rendah di kalangan mereka.
2) Sifat apatis masyarakat marginal, masyarakat yang terpinggirkan akan merasa hak mereka tidak terpenuhi dan dirampas. Ketidakadilan yang mereka dapatkan menyebabkan rasa tidak percaya kepada pemerintah atau kelompok dominan. Pada akhirnya, mereka menarik diri dari negara, tidak mau turut campur urusan pemerintah. Sehingga, banyak kasus di mana masyarakat tidak mau memberikan suara ketika pemilihan umum.
3) Lemahnya efektifitas pemerintah, masyarakat yang menarik diri dari sistem pemerintahan karena merasa telah diasingkan membuat kebijakan pembangunan tidak berarti. Tuntutan masyarakat marginal dimonopoli oleh kelompok dominan yang mencari keuntungan.

E. Contoh Marginalisasi

1) Marginalisasi profesi, profesi petani semakin berkurang akibat industrialisasi yang semakin marak. Lahan pertanian dirubah menjadi pabrik. Ketika para petani melakukan aksi protes, maka mereka dianggap telah menganggu jalannya usaha. Selain itu, orangtua dengan profesi petani dianggap sebagai pekerjaan rendahan. Banyak masyarakat atau orang pada zaman sekarang yang malu untuk menjadi petani.
2) Marginalisasi dalam bidang kesehatan, masyarakat berekonomi rendah sudah mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Meskipun sudah mempunyai jaminan kesehatan, namun pelayanan masih mengecewakan. Sementara itu, terdapat para pejabat yang bisa mendapatkan ruangan berkelas secara gratis. Masyarakat dengan ekonomi tinggi sering melakukan cek kesehatan secara rutin. Berbeda dengan masyarakat ekonomi bawah yang hanya pergi ke dokter ketika sakit.
3) Marginalisasi agama, kelompok marginal bukan hanya datang dari kelompok minoritas, namun juga kelompok mayotitas. Misalnya agama Islam di Indonesia adalah mayoritas. Namun, ketika mereka melaksanakan ajarannya seperti memanjangkan jenggot, memakai pakaian yang tertutup longgar atau cadar dianggap sebagai teroris. Bahkan terdapat kasus di mana seorang pemuka agama yang dibatalkan penerbangannya karena dianggap sebagai teoris.
4) Marginalisasi etnis, pengabaian terhadap orang Roma di Makedonia. Tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran menyebabkan terjadinya masalah kesenjangan sosial. Kurangnya kesempatan kerja yang tersedia bagi orang Roma terbatas pada diskriminasi karena majikan. Akibatnya, mereka sulit mendapatkan asuransi kesehatan, perawatan, vaksinasi maupun makanan bergizi. Pada akhirnya, menghasilkan banyak masalah kesehatan dan menyebabkan tingginya angka kematian bayi populasi Roma, harapan hidup pendek dan indeks massa tubuh yang rendah dibandingkan dengan rekan-rekannya di Makedonia.
5) Marginalisasi gender, perempuan merupakan sasaran utama marginalisasi gender. Perempuan dianggap lebih lemah daripada kaum laki-laki. Tidak sepenuhnya lapangan pekerjaan bisa dilakukan oleh kaum perempuan. Seperti pada masa abad ke 10-an wanita tidak boleh mendapatkan pendidikan. Tugas perempuan hanya melayani suami dan anaknya.
6) Marginalisasi dalam pembangunan, penggusuran lapak dagang yang ada di sekitar alun-alun kota.  Demi alasan kebersihan dan keindahan kota maka lapak-lapak tersebut dipindah  ke suatu daerah yang masih lapang yang kemudian dijadikan pusat jajanan. Namun, pemindahan tersebut tidak memperhatikan bagaimana kondisi penjualan di tempat tersebut, karena tempat tersebut tidak strategis untuk dijadikan tempat transaksi jual beli (terlalu sepi). Hal tersebut tentu akan merugikan pihak pedagang yang dipindahkan. Hak mereka untuk mendapatkan penghasilan dari berdagang dipinggirkan dan akibatnya mereka jadi bangkrut dan menambah daftar pengangguran.


Dari berbagai sumber

Ket. klik warna biru untuk link

Download

Lihat Juga 
1. Pandangan Sosiologis terhadap Masalah Sosial
2. Kenakalan Remaja 
3. Patologi Sosial 
4. Remaja
5. Pengangguran
6. Kemiskinan
7. Kesenjangan Sosial
8. Kejahatan
9. Disorganisasi Keluarga
10. Stereotip
11. Perilaku menyimpang. Korupsi
12. Penyimpangan seksual
13. Konsep sosiologi. Permasalahan sosial
 
14. Memahami patologi suatu realitas
15. Pengertian Depresi, Penyebab, Gejala, Jenis, dan Cara Mengatasinya 
16. Pengertian Kriminalitas, Ciri, Penyebab, Dampak, Bentuk, dan Upaya Penanggulangannya
17. Definisi Pelecehan Seksual, Jenis, dan Tata Cara Pelaporan
18. Pengertian Diskriminasi, Sebab, Jenis, dan Bentuknya
19. Pengertian Gender, Seks, Identitas dan Peran Gender 

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.1 Permasalahan Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.2 Permasalahan Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.3 Permasalahan Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 2. Permasalahan Sosial (Kurikulum 2013)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Permasalahan Sosial
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment