Leila Ahmed. Pemikiran Gender dalam Karya-Karyanya

Pemikiran Gender dalam Karya-Karya Leila Ahmed
Karya-Karya Leila Ahmed
Leila Ahmed memeroleh gelar S1, S2, dan Doktor di University of Cambridge. Setelah memeroleh gelar doktoralnya tersebut, pada tahun 1981 Leila Ahmed ditunjuk menjadi Profesor di bidang Women’s studies dan Near Eastern Studies di University of Massachusetts di Amherst, Amerika Serikat. Kemudian  pada tahun 1999, Leila Ahmed menjadi Profesor pertama di bidang studi perempuan dalam agama di Harvard Divinity School, dimana Leila Ahmed saat ini mengajar.

Leila Ahmed dianggap sebagai tokoh yang mempuni ketika berbicara tema perempuan, gender, dan Islam. Karya-karyanya menyebar ke berbagai negara dan menjadi referensi dalam membicarakan diskursus-diskursus terutama yang berkaitan dengan posisi perempuan dan gender di dalam Islam. Pada tahun 2013, Leila Ahmed juga mendapat penghargaan atas analisisnya tentang penggunaan hijab di kalangan perempuan Muslim Amerika Serikat. Leila Ahmed dikenal secara luas sebagai seorang penulis yang telah berhasil menguraikan secara mendalam tentang pandangan Islam terhadap perempuan dan tentang  bagiamana  kondisi  perempuan secara historis dan sosial di dalam dunia Islam. Karya-karyanya dinilai mengagumkan di bidang diskursus keislaman. Penyelidikan sejarah yang dilakukan oleh Leila Ahmed dinilai sangat komprehensif karena Leila Ahmed bahkan menyelidiki bagaimana status dan kondisi perempuan jauh sebelum Islam datang sampai kepada perkembangan sekarang termasuk perkembangan di Amerika dan Eropa.

Meskipun menurut Leila Ahmed, karya-karyanya ini masih belum lengkap  dan persoalan-persoalan yang diangkat masih jauh dari kata selesai karena sumber- sumber sejarah untuk subjek yang ia kaji cukup jarang, namun demikian menurut seorang reviewer Barbara D. Metcalf karya-karya Leila Ahmed sangat penting untuk studi Islam dan perempuan. Leila Ahmed sendiri sangat kaget ketika dia datang ke Amerika Serikat dan bertemu dengan banyak feminis ternama tetapi pengetahuan mereka tentang perempuan di dunia Islam sangat minim. Mereka hanya menekankan pada isu poligami, hijab, dan sunat perempuan. Di luar itu sangat sedikit sekali yang mereka pahami. Dan menurutnya, hal ini tentu akan menjadi problematik ketika mereka melihat Islam.

Setelah menerbitkan buku pertamanya pada tahun 1978 yang berjudul Edward W. Lane: A Study of his life and works and of British ideas of the Middle East in the Nineteenth century, Leila Ahmed memfokuskan pikirannya terutama pada buku selanjutnya, yakni Women and Gender in Islam. Meski di tengah kedua buku itu terdapat beberapa buku yang ia terbitkan, di antaranya; A Traditional Ceremony in an Islamic Milieu in Malaysia, in Muslim Women (1984); Between Two Worlds: the Formation of a Turn-of the-Century Egyptian Feminist in Life/Lines: Theorizing Women's Autobiography (1988); Arab Women 1995, in the Next Arab Decade: Alternative Futures (1988); dan Feminism and Cross-Cultural  Inquiry: the Terms of Discourse in Islam, In Coming to Terms Feminism Theory and politics (1989).

Pada tahun 1992, pengalaman hidup personal dan pengalaman akademik Leila Ahmed mencapai puncaknya melalui bukunya yang ia terbitkan, yakni Women and Gender in Islam. Di dalam buku ini, Leila Ahmed mengeksplorasi akar sejarah dan menelusuri perkembangan diskursus-diskursus Islam tentang perempuan dan gender yang ada sejak zaman kuno sampai dengan sekarang. Kacamata analisis yang digunakan tidak hanya bersumber dari teks-teks Islam di mana ideologi pokok  tentang perempuan dan gender dibangun tetapi juga menganalisisnya dari sudut pandang konteks sosial dan sejarah. Buku ini menjadi salah satu bahan yang digunakan dalam diskursus gender kontemporer dan sangat berpengaruh bagi feminis-feminis Arab modern. Di dalam buku ini juga ada bagian khusus yang membahas tentang hijab sebagai simbol dan dilengkapi dengan analisis sejarah yang kompleks.

Kemudian pada tahun 1999, Leila Ahmed menerbitkan bukunya yang ketujuh, A Border Passage: from Cairo to America – a Woman’s Journey. Di dalam buku ini, Leila Ahmed menjelaskan tentang perjalanan hidupnya yang multikultural dan kehidupannya sebagai seorang ekspatriat dan seorang imigran di Barat. Dia menceritakan bagaimana dia pertama kali dikenalkan ajaran Islam oleh neneknya sewaktu ia masih kecil. Dan saat itu, ia mulai membedakan apa yang diajarkan oleh neneknya itu dengan Islam yang bersifat ofisial yang dipraktikkan oleh sebagian besar kalangan-kalangan ulama elit.

Buku Leila Ahmed yang terbaru terbit pada tahun 2011 berjudul A Quiet Revolution ; The Veil Resurgence, from Middle East to America. Buku ini merupakan hasil penemuan dari perjalanan hidup Leila Ahmed. Dia lahir di Kairo pada tahun 1940, dan dibesarkan oleh generasi perempuan yang tidak mengenakan hijab, karena saat itu hijab diasumsikan sebagai terbelakang, dan pembatasan terhadap otonomi perempuan. Akan tetapi, kemudian di akhir abad 20, Leila Ahmed dan banyak perempuan Muslim dari generasinya dikejutkan oleh kemunculan kembali penggunaan hijab. Di dalam buku ini, Leila ahmed akan mengelaborasi kondisi perempuan Muslim di abad 20, baik di awal abad 20 ketika hijab hampir  ditinggalkan, dan di akhir abad 20 ketika hijab kembali dikenakan bahkan sampai ke Amerika dan Eropa. Fokus utama buku ini adalah tentang hubungan antara perempuan, Islam, dan gerakan Islamisme yang terjadi di kurun abad 20.

Di samping karya-karyanya yang berupa buku, Leila Ahmed juga menulis banyak artikel dan pernah menjadi penasehat untuk sebuah film dokumenter  berjudul Muhammad: Legacy of a Prophet yang di dalamnya juga melibatkan pemikir-pemikir terkenal di bidang diskursus keislaman, diantaranya Karen Amstrong dan Seyyed Hossein Nasr. Dalam buku serta artikel-artikel yang ia tulis, Ahmed kerap membahas bagaimana orang Barat salah kaprah tentang peran wanita serta kebudayaan Islam yang dianggap primitif. Ahmed sering menjelaskan bagaimana Islam menghadapi pikiran kebanyakan orang di dunia Barat yang tampaknya hanya berputar pada isu poligami, kerudung, bahkan sunat bagi wanita. Namun, kebanyakan dari mereka acuh dan mempunyai pemahaman yang sedikit tentang Islam. Pola pikir inilah yang ingin diubah Ahmed.

Dalam buku paling fenomenalnya, A Quiet Revolution: The Resurgence of the Veil from the Middle East to America (Revolusi Diam-diam: Kembalinya Kerudung dari Timur Tengah ke Amerika), Ahmed mencoba memberikan pandangannya terhadap pakaian muslim ini. Menurutnya, aksi teroris pada 9 September 2011 lalu tidak hanya membawa dampak paham Islamophobia, tetapi juga isu tentang pakaian muslim wanita yang dianggap oleh Amerika Serikat sebagai penindasan terhadap kaum perempuan.

Ahmed menuturkan bagaimana topik tentang penindasan wanita dalam Islam tidak lebih dari sebuah alat retoris yang diwariskan oleh era imperialisme. Menurut Ahmed, meningkatnya gerakan hijab di Amerika bisa jadi sebuah simbol penegasan kebanggaan pada identitas muslim untuk menolak stereotip-stereotip negatif di kalangan Barat. Tidak hanya itu, menurut penelitian Ahmed selama 10 tahun, wanita-wanita muslim Amerika semakin banyak memakai kerudung bukan karena penolakan terhadap ketidaksetaraan gender, tetapi untuk mendorong kesetaraan terhadap kaum muslim di Amerika.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
• Karbelani. Kebangkitan Hijab di Akhir Abad 20; Kajian Tentang Pemikiran Leila Ahmed. Skripsi. Syarif Hidayatullah Jakarta
• https://akurat.co/id-622274-read-5-fakta-leila-ahmed-aktivis-gender-muslim-yang-bicara-soal-hijab-pada-dunia-barat


Download

LIhat Juga
Leila Ahmed. Biografi dan Pemikiran
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Leila Ahmed. Pemikiran Gender dalam Karya-Karyanya"