Max Wertheimer. Phi Phenomena

Table of Contents
Phi Phenomena Max Wertheimer
Max Wertheimer
Pandangan pokok psikologi Gestalt berpusat pada hal-hal yang dipersepsi oleh indra. Hal-hal yang dipersepsi tersebut merupakan suatu kebulatan, kesatuan, serta totalitas. Psikologi Gestalt semula memang muncul berkaitan dengan masalah persepsi, yaitu pengalaman Wertheimer di stasiun kereta api yang disebutnya phi phenomena. Dalam pengalaman tersebut, sinar stasiun yang tidak bergerak dipersepsi sebagai sinar bergerak.

Wertheimer menjelaskan bahwa yang sedang dilihat oleh seseorang merupakan efek dari keseluruhan peristiwa yang tidak terkandung di dalam total bagian-bagian itu. itulah inti dari sesuatu yang disebutnya phi phenomena. Seseorang yang sedang melihat untaian pohon berjejer dari dalam bus akan tampak seperti mengalir. Hal itu berlaku sekalipun hanya melihat satu pohon saja pada satu waktu. Sebab, keseluruhan peristiwa mengandung hubungan-hubungan di antara masing-masing lampu yang dialami juga.

Wertheimer menarik kesimpulan bahwa dalam setiap proses persepsi, ada peran aktif preseptor. Hal ini berarti bahwa individu mempersepsi sesuatu tidak hanya bergantung pada stimulus objektif saja. Sebab, ada aktivitas individu yang menentukan hasil persepsinya. Dalam bahasa teknis, hal tersebut dikenal dengan sebutan phi phenomena yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerak dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Proses interpretasi dari sensasi objektif ini terjadi di otak. Oleh karena itu, interpretasi bukanlah suatu proses fisik, melainkan mental. Melalui kesimpulan tersebut, Wertheimer menentang pendapat Wilhelm Wundt.

Berawal dari masalah phi phenomena, data-data persepsi dalam psikologi Gestalt disebut fenomena (gejala). Dalam suatu fenomena terdapat dua unsur, yaitu objek dan arti. Objek merupakan sesuatu yang dipersepsi serta dapat dideskripsikan. Setelah tertangkap oleh indra, objek tersebut menjadi suatu informasi. Pada saat itulah seseorang dapat memberikan arti pada objek tersebut. Menurut para ahli psikologi Gestalt, masalah persepsi ini dapat diterapkan dalam hal belajar. Mereka mengatakan bahwa untuk memahami proses belajar, manusia perlu memahami hukum-hukum yang menguasai proses persepsi tersebut.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik sampai Modern. IrcisoD. Yogyakarta


Download

Baca Juga
1. Max Wertheimer. Biografi Psikolog
2. Max Wertheimer. Psikologi Gestalt
3. Max Wertheimer. Prinsip Dasar 
4. Max Wertheimer. Hukum Dasar
5. Max Wertheimer. Teori Belajar
6. Max Wertheimer. Berpikir Produktif
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment