Carl Jung. Perkembangan Kepribadian dan Proses Individuasi
Table of Contents
Carl Jung |
Menurut Jung, di dalam proses perkembangan kepribadian dapat terjadi gerak maju (progresi) atau mundur (regresi). Progresi adalah kemampuan manusia untuk sedapat mungkin menyesuaikan diri, baik terhadap tuntutan-tuntutan dunia luar maupun kebutuhan-kebutuhan alam bawah sadar. Sementara itu, regresi adalah gerak mundur ke fase-fase yang telah dilewati untuk menemukan jalan dalam menghadapi rintangan yang ditemui saat ini. Dengan melakukan gerak mundur, seseorang mungkin menemukan pengetahuan di dalam alam bawah sadarnya untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Energi psikis yang timbul dari prinsip superposisi dapat ditransfer dari satu sistem ke sistem lain. Transfer energi psikis ini berlangsung atas dasar prinsip kesamaan dan entropi. Transfer energi yang progresif disebut sublimasi, yaitu perpindahan energi dari proses-proses primitif, instingtif, dan rendah ke proses-proses yang bersifat kultural, spiritual, dan tinggi. Sementara itu, apabila transfer energi dibendung maka terjadilah represi, yaitu energi psikis dipaksa masuk ke dalam alam bawah sadarnya. Jadi, sublimasi dan represi merupakan dua hal yang berlawanan. Sublimasi berkarakter progresif, mendorong jiwa bergerak maju, serta menambah rasionalitas. Adapun represi bersifat regresif, menyebabkan jiwa bergerak mundur, serta menghasilkan irasionalitas.
Jadi, untuk mencapai aktualisasi diri berupa kepribadian yang sehat, setiap aspek kehidupan harus mencapai tahap perkembangan total. Proses ini oleh Jung disebut pembentukan atau penemuan diri (individuasi). Proses individuasi ditandai dengan berbagai perjuangan batin serta melewati beberapa fase berikut ini.
a. Fase pertama, yaitu membuat sadar fungsi pokok dan sikap jiwa yang ada di dalam alam bawah sadar. Dengan cara ini, tegangan di dalam batin akan berkurang dan kemampuan untuk mengadakan orientasi serta penyesuaian diri meningkat.
b. Fase kedua, yaitu membuat sadar imago-imago. Dengan cara itu, orang akan mampu melihat kelemahan-kelemahannya sendiri yang diproyeksikan.
c. Fase ketiga, yaitu menyadari bahwa manusia hidup dalam tegangan oposisi yang berlawanan, baik rohaniah maupun jasmaniah. Selain itu, manusia harus tabah menghadapi hal ini serta berupaya mengatasinya.
d. Fase keempat, yaitu menciptakan keselarasan antara alam sadar (kesadaran) dan alam bawah sadar (ketidaksadaran) yang ditimbulkan oleh diri. Dalam hal ini, diri menjadi pusat kepribadian, menerangi, menghubungkan, serta mengoordinasi seluruh aspek kepribadian. Bilamana sudah mencapai fase ini, Jung menganggap manusia sudah berada pada tingkat sempurna.
Ket. klik warna biru untuk link
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik sampai Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Carl Jung. Biografi Psikolog
2. Carl Jung. Teori Psikologi Analitis
3. Carl Jung. Prinsip Kerja Jiwa
4. Carl Jung. Tipologi Kepribadian
Post a Comment