Wilhelm Wundt. Komponen Kesadaran
Table of Contents
Wilhelm Wundt |
a. Ingatan (mind)
Ingatan dapat menyimpan sebuah ide sederhana. Dalam hal ini, ide sederhana akan lebih mudah diingat karena didasarkan pada karakteristik kesadaran manusia yang bersifat selektif. Ide-ide sederhana tersebut tersimpan di dalam ingatan, kemudian menggumpal menjadi apperception, yaitu bentuk operasi mental yang mensintesiskan ide-ide sederhana menjadi satu kesatuan utuh. Pada akhirnya, apperception berpengaruh terhadap proses mental tinggi manusia, seperti menganalisis dan menilai. Jadi, Wundt menganggap kemampuan manusia dalam menganalisis dan menilai berasal dari ide-ide sederhana yang disimpan dalam ingatan kemudian menggumpal menjadi apperception tersebut.
b. Pengamatan (observation)
Pengamatan adalah pengidentifikasian manusia melalui indra terhadap segala hal yang berada di luar dirinya. Pengamatan dipengaruhi oleh kehendak. Jadi, dalam hal ini pengamatan oleh indra bersifat subjektif karena tidak bisa dilepaskan dari kehendak si pengamat. Oleh Wundt, pengamatan dibagi menjadi dua perception dan apperception. Prosesnya dijelaskan sebagai berikut. Rangsangan yang sampai pada seseorang mula-mula ditangkap oleh reseptor. Selanjutnya, rangsangan itu diresepsikan (perception), yaitu masuk ke dalam lapangan pengamatan (blink feld). Baru ketika rangsangan itu masuk ke titik pengamatan (blink punkt), hal itu disadari oleh orang tersebut sebagai apperception.
c. Emosi (emotion)
Emosi merupakan hal kompleks yang dibangun oleh pengalaman dan pengamatan. Ada sebuah hukum emosi yang dikemukakan oleh Wundt, yaitu prinsip sintesis kreatif (principle of creative synthesis) atau disebut juga hukum resultan psikis (the law psychic resultant). Dalam hal ini, Wundt berkata, Setiap gejala psikis yang kompleks selalu mempunyai karakteristik dari elemen-elemennya. Artinya, emosi apa pun yang timbul di dalam diri seseorang bersumber dari pengalaman hidup serta pengamatan yang pernah ia lakukan. Hasil pengalaman dan pengamatan tersebut disintesis oleh proses mental sehingga menimbulkan suatu model dan pola emosi pada diri manusia.
d. Abnormalitas (Abnormality)
Abnormalitas atau ketidaknormalan adalah hilangnya kontrol apperception dan proses atensi. Akibatnya, proses berpikir hanya bersifat rangkaian asosiasi ide yang tidak terkontrol. Ketika manusia sudah kehilangan kontrol terhadap diri sendiri, maka sikap dan perilakunya menunjukkan abnormalitas (tidak normal). Dalam kondisi demikian, sikap dan perilakunya berbeda dengan manusia normal pada umumnya.Ket. klik warna biru untuk link
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik sampai Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Wilhelm Wundt. Biografi
2. Wilhelm Wundt. Psikologi Strukturalisme
3. Wilhelm Wundt. Pengalaman Kesadaran
4. Wilhelm Wundt. Metode Introspeksi
Post a Comment