Sigmund Freud. Komponen Sekuensial

Sigmund Freud tentang Komponen Sekuensial
Sigmund Freud
Selain komponen struktural dan dinamis, Freud juga mengemukakan konsep sekuensial atau tahapan (sequential or stage component). Bagian ini menekankan pola atau gerak maju organisme melalui tahapan-tahapan perkembangan yang berbeda dan semakin adaptif.

Pertumbuhan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud, setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang cenderung menetap.

Menurut Freud, kepribadian berkembang sebagai respons terhadap empat sumber tegangan pokok. Pertama, proses pertumbuhan fisiologis. Kedua, frustrasi-frustrasi. Ketiga, konflik-konflik. Keempat, ancaman-ancaman. Sebagai akibat langsung dari meningkatnya ketegangan yang ditimbulkan oleh sumber-sumber tersebut, individu terpaksa mempelajari cara-cara baru guna mereduksi tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian.

Freud memiliki pendapat yang khas berkaitan dengan perkembangan manusia. Ia meyakini tahun-tahun awal kehidupan manusia memegang peranan penting bagi pembentukan kepribadian. Selain itu, perkembangan manusia meliputi tahap-tahap psikosekual. Selain itu, perkembangan manusia meliputi tahap-tahap psikoseksual. Adapun tahapan-tahapan tersebut dijelaskan Freud sebagai berikut.
a. Tahap Oral (Sejak lahir hingga umur 1 tahun)
Sumber kenikmatan pokok manusia pada tahap ini berasal dari mulut. Ad dua macam aktivitas oral, yaitu menggigit dan menelan makanan. Aktivitas ini menjadi prototipe bagi banyak ciri (karakter) yang berkembang di kemudian hari. Tahap oral berlangsung pada saat bayi bergantung penuh kepada ibunya untuk mendapatkan makanan, dibuai, dirawat, dan dilindungi dari perasaan tidak menyenangkan. Karena itulah timbul perasaan-perasaan ketergantungan pada masa ini. Freud berpendapat bahwa simtom ketergantungan yang paling ekstrem ialah keinginan manusia untuk kembali ke alam rahim.

b. Tahap Anal (Usia 1-3 tahun)
Setelah makanan dicerna, maka akan terdapat sisa yang menumpuk di ujung bawah usus. Secara refleks, sisa makanan ini akan dilepaskan keluar melalui anus apabila tekanan pada otot lingkar dubur mencapai taraf tertentu. Pada umur 2 tahun, anak mendapatkan pengalaman pertama yang menentukan tentang pengaturan suatu impuls instingtual oleh pihak luar. Pembiasaan akan kebersihan dapat memberi pengaruh sangat luas terhadap pembentukan sifat-sifat dan nilai-nilai khususnya di masa depan. Sifat-sifat kepribadian lain yang tak terhitung jumlahnya juga berasal dari tahap anal.

c. Tahap Phalik (Usia 3-5 tahun)
Selama tahap perkembangan kepribadian phalik, hal yang menjadi pusat dinamika adalah perasaan-perasaan seksual dan agresif. Sebab pada tahap ini organ-organ genital mulai berfungsi. Kenikmatan masturbasi serta kehidupan fantasi anak yang menyertai aktivitas auto-erotik membuka jalan bagi timbulnya Oedipus Complex. Menurut Freud, manusia secara inheren adalah biseksual, menyuka sesama dan juga lawan jenisnya. Timbul dan berkembangnya Oedipus Complex merupakan peristiwa pokok selama masa phalik dan hal ini meninggalkan serangkaian bekas dalam kepribadian manusia.

d. Tahap Latensi (Sejak usia 5 tahun hingga awal pubertas)
Masa ini adalah periode di mana dorongan-dorongan seks agresif masih bertahan. Selama masa ini, anak mengembangkan kemampuannya bersublimasi, di antaranya mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain, berolah raga, serta melakukan berbagai kegiatan lainnya.

e. Tahap Genital (Masa remaja)
Pada tahap ini, manusia mulai menunjukkan sifat narsistik (cinta diri). Ini berarti individu mendapatkan kepuasan dari stimulus dan manipulasi tubuhnya sendiri. Selama masa adolesen, sebagian dari narsisme ini disalurkan ke pilihan-pilihan objek yang sebenarnya. Kateksis-kateksis pada tahap oral, anal, dan phalik lebur serta disintesiskan oleh impuls-impuls genital. Fungsi biologis pokok dari tahap genital ialah memberikan stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu.

Meskipun Freud membedakan tahap-tahap perkembangan kepribadian menjadi lima, ia tidak mengasumsikan adanya batas-batas ataupun transisi-transisi mengejutkan dalam peralihan dari satu tahap menuju fase berikutnya. satu hal yang pasti adalah bentuk akhir organisasi kepribadian merupakan hasil sumbangan dari kelima tahap tersebut.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik sampai Modern. IrcisoD. Yogyakarta


Download

Baca Juga
1. Sigmund Freud. Biografi Psikolog
2. Sigmund Freud. Teori Psikoanalisis
3. Sigmund Freud. Komponen Struktural
4. Sigmund Freud. Komponen Dinamis
5. Sigmund Freud. Teori Agresi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Sigmund Freud. Komponen Sekuensial"