Mazhab Psikologi. Psikologi Kognitif

Mazhab Psikologi Kognitif
Psikologi Kognitif
Kognisi merupakan suatu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan. Termasuk di dalamnya ialah mengamati, melihat, menduga, dan menilai (Chaplin, 1999: 90). Istilah tersebut merujuk pada bentuk-bentuk pemikiran abstrak serta pemecahan masalah yang didasarkan pada manipulasi simbol-simbol linguistik (proposisi) atau simbol-simbol kebendaan (citra). Sedangkan istilah psikologi kognitif mengacu pada upaya pemahaman berbagai bentuk instrumen observasi empirik sistematis manusia yang selanjutnya dikonstruksikan menjadi serangkaian teori (Richardson, 2000: 127).
Sebagai cikal bakalnya adalah hasil riset yang dilakukan pada tahun 1950 an oleh Donald Broadbent, Jerome Bruner, dan George Miller (Gardner, 1985) meskipun masyarakat luas baru mengetahui setelah terbitnya karya Ulric Neisse yaitu Cognitive Psychology (1967). Selanjutnya, perkembangan psikologi kognitif semakin pesat, sebagai bukti munculnya karya Jean Piaget, David Ausubel, Allan Newel, dan Herbert Simon. Bahkan, dalam perkembangan selanjutnya psikologi kognitif tersebut turut memicu perkembangan neuropsikologi (Richardson, 2000: 129).

Kelahiran psikologi kognitif tersebut setidaknya dipengaruhi oleh dua tradisi pemikiran.
1. Psikologi kognitif sebagai perkembangan alamiah dari apa yang disebut sebagai psikologi eksperimental yang selanjutnya merangkum metodologi perilaku yang mendominasi riset psikologi pada abad ke-20. Pendekatan ini mendorong dikembangkannya riset kognitif yang memadukan observasi lapangan dan penelitian laboratorium dalam pelaksanaan analisis konseptual.
2. Psikologi kognitif berkembang setelah Perang Dunia II, pada awalnya dimaksudkan untuk mencari pemecahan masalah di seputar interaksi antara manusia dan mesin (Richardson, 2000: 128).

Perkembangan komputer digital telah pula dimanfaatkan untuk menyusun teori mengenai kognisi manusia. Bahkan, struktur dan fungsi komputer tersebut telah dimanfaatkan sebagai metafora. Ini dapat terlihat pada karya pelopor dari Miller, et al. Plans and the Structure of Human Behavior (1960). Tujuan dari riset ini adalah menghasilkan kerangka kerja umum yang dapat memberikan manfaat langsung dalam desain dan konstruksi yang mungkin justru kurang cocok jika diupayakan melalui evaluasi eksperimental (Reason, 1987). Memang tidak mudah, bahkan kompleks untuk meneliti kognisi manusia. Namun, Eysenck (1984) mengidentifikasi tiga jenis pilihan alternatif, yakni riset dasar atau riset terapan, riset dengan fokus pada masalah-masalah umum maupun khusus, dan pencakupan atau penyisihan aspek motivasional dan emosional dari subjek yang menjadi domain analisis. Eysenck melihat bahwa penekanan pada riset dasar yang menyoroti masalah-masalah khusus, dengan menyisihkan aspek emosional dan multifasional perlu dilakukan, khususnya dalam psikologi kognitif, walaupun dia sendiri mengakui bahwa faktor-faktor emosional dan multifasional adalah penting.

Psikologi kognitif yang menekankan pada metode eksperimen laboratorium menuai banyak kritik. Sebagai contoh, kritik yang dilancarkan Yuille (1896) mengemukakan bahwa riset laboratorium tidak diandalkan untuk mengungkapkan hal-hal penting mengenai fungsi-fungsi dasar dalam proses kognitif dasar. Namun, ironisnya kritik itu dilontarkan berdasarkan eksperimennya sendiri yang juga dilakukan di laboratorium. Kemudian, kritik serupa pun dilontarkan Rowan (1981) yang mengatakan bahwa riset eksperimental di laboratorium membesar-besarkan berbagai bentuk alienasi. Singkatnya, kegunaan dan kredibilitas riset laboratorium sangat diragukan. Kritik-kritik tersebut memang tidak dapat diabaikan, termasuk kritik-kritik yang mempertanyakan kegunaan dan keberadaan psikologi kognitif itu sendiri. Hanya saja kritik-kritik terhadap validitas riset laboratorium sejauh ini belum ada alternatif yang lebih baik, dan kritik-kritik yang dilontarkan itu tidak memecahkan masalah serta tidak membuahkan hasil yang lebih baik. Namun, yang jelas berkembangnya riset daya ingat atau memori manusia (Gruneberg, 1986) dewasa ini, membuat para ahli psikologi kognitif sepakat akan perlunya perhatian meningkatkan daya aplikasi riset, baik secara potensial maupun aktual demi mendorong pengembangan dan penyempurnaan teori serta metode riset psikologi kognitif.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta


Download


Baca Juga
1. Mazhab Psikologi. Psikologi Eksperimental dan Klasik
2. Mazhab Psikologi. Psikologi Psikoanalisis
3. Mazhab Psikologi. Behaviorisme
4. Mazhab Psikologi. Psikologi Gestalt
5. Mazhab Psikologi. Humanistik-Eksistensialisme-Fenomenologis  
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Mazhab Psikologi. Psikologi Kognitif"