Ibnu Nadim. Biografi Pemikiran
Table of Contents
Ibnu Nadim |
Ia lahir di Baghdad, Irak, namun tidak diketahui kapan. Nama lengkapnya Abu al-Faraj Muhammad bin Abi Ya’qub Ishaq al-Warraq al-Baghdadi. Latar belakang keluarganya tidak begitu diketahui. Walaupun bernasab (keturunan) Nadim di belakang namanya, tidak terbukti bahwa ia mempunyai hubungan nasab dengan Ishaq bin Ibrahim al-Mausuli an-Nadim (w. 850), ahli musik Arab klasik atau dengan Yahya Ibnu Nadim (diperkirakan w. 950), sejarawan, ataupun dengan nama lain yang mempunyai nasab an-Nadim. Tetapi menurut tulisannya sendiri pada mukadimah al-Fihrist, namanya dikenal dengan an-Nadim.
Dari sedikit biografinya yang diketahui, tampaknya Ibnu Nadim adalah penganut Syiah dan juga Muktazilah. Ia memakai istilah khassi (kaum pilihan) bagi Syiah dan ammi (orang umum) bagi Suni. Ia mencantumkan doa dan pujian (salawat) setiap kali menulis nama dan para Imam Syiah dan Ahlulbait (keluarga Nabi SAW). Ia memakai sebutan Maulana (pembimbing kami) di depan nama Imam Ali ar-Rida, ahl al-adl (kaum adil) untuk Muktazilah, dan al-Mujbira (orang Jabariah) untuk kaum Asy’ariyah.
Ibnu Nadim hidup pada masa kemunduran Dinasti Abbasiyah. Sekalipun demikian, dari profesi yang digelutinya tampak bahwa kegiatan intelektual tetap berkembang. Mengikuti jejak ayahnya, ia menjadi penjual kitab (al-warraq). Ia juga menyalin buku-buku yang terdapat di toko bukunya yang dianggap layak untuk digandakan dan dijual. Ibnu Nadim terkadang tinggal di Baghdad dan terkadang di Mosul.
Sebagai penjual buku, Ibnu Nadim lebih tertarik pada isi bukunya daripada penulisnya. Ia mencantumkan judul kitab ke dalam indeks (al-Fihrist)-nya berdasarkan pengamatan sendiri atau orang lain yang dipercayainya. Di samping mengemukakan isi kitab, ia juga sering menggambarkan ukuran kitabnya.
Ia berguru kepada as-Sirafi (w. 368 H/978-9 M), ahli nahwu (gramatika bahasa Arab); Ali bin Harun al-Munajjim (w. 352 H/963 M), ahli astronomi; dan Abu Sulaiman al-Mantiqi (w. 965), sejarawan penulis Kitab al-Agani (Kitab Nyanyian), dan mengikuti pengajian Isa bin Ali al-Jarrah (w. 391 H/1000 M), yang dikaguminya sebagai ahli logika dan ilmu pengetahuan Yunani. Ia juga berjumpa dengan Ibnu Khammar (w. 946), seorang filsuf. Ia sangat mengagumi keluasan pikiran mereka dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan pada umumnya, dan sikap toleran mereka dalam beragama. Sikap toleran dan keahlian dalam berbagai disiplin ilmu yang dimiliki guru-gurunya ini mempengaruhi pola pikirannya. Pengaruh itu tampak dalam bukunya al-Fihrist.
Ket. klik warna biru untuk link
Sumber
Suplemen Ensiklopedi Islam Diterbitkan Oleh PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta Tahun 1996
Download
Baca Juga
Ibnu Nadim. Karya dan Pemikiran
Post a Comment