Ibnu Sina. Pembagian Ilmu dan Filsafat
Table of Contents
Ibnu Sina |
Ada dua tipe filsafat, yaitu teoretis dan praktis. Tipe pertama mencari pengetahuan tentang kebenaran, sedangkan tipe kedua pengetahuan tentang kebaikan. Tujuan filsafat teoretis adalah penyempurnaan jiwa melalu pengetahuan semata-mata. Tujuan filsafat praktis adalah menyempurnakan jiwa melalui pengetahuan tentang apa yang seharusnya dilakukan sehingga jiwa bertindak sesuai dengan pengetahuan ini. Filsafat teoretis adalah pengetahuan tentang hal-hal yang ada, bukan karena pilihan dan tindakan kita, sedangkan filsafat praktis adalah pengetahuan tentang hal-hal yang ada berdasarkan pilihan dan tindakan kita.
Ada dua jenis utama subjek pengetahuan teoretis, yaitu (1) subjek yang dapat dilekati gerak, seperti kemanusiaan, kepersegian, dan kesatuan; (2) subjek yang tidak dapat dilekati gerak, seperti Tuhan dan intelek. Subjek pertama dibagi lagi menjadi (1) yang tidak bisa eksis tanpa adanya gerak yang dikaitkan dengannya, seperti kemanusiaan dan kepersegian; (2) yang bisa eksis tanpa gerak yang dikaitkan padanya, seperti kesatuan dan keragaman. Tipe pertama dari dua tipe terakhir tidak mungkin bebas dari gerak, baik dalam realitas maupun dalam pikiran (misalnya, kemanusiaan dan kekudaan) sehingga bebas dari gerak dalam pikiran, tetapi tidak dalam realitas (seperti kepersegian). Oleh karena itu, terdapat tiga cabang filsafat teoretis, yaitu (1) filsafat yang membahas hal-hal sepanjang gerak terkait dengannya, baik dalam realitas maupun dalam pikiran; (2) filsafat yang membahas hal-hal sepanjang gerak terkait dengannya dalam realitas, tetapi tidak dalam pikiran; (3) filsafat yang membicarakan hal-hal sepanjang gerak tidak terkait padanya, baik dalam realitas maupun dalam pikiran, tidak menjadi soal apakah gerak dapat dikaitkan dengannya, seperti dalam kasus kesatuan, ataukah tidak dapat, seperti dalam kasus Tuhan. Jenis yang pertama adalah fisika, kedua adalah matematika murni, dan ketiga adalah metafisika.
Filsafat praktis mempelajari hal-hal berikut: (1) prinsip yang mendasari berbagai urusan publik antaranggota masyarakat; (2) prinsip yang mendasari berbagai urusan personal dalam masyarakat; atau (3) prinsip yang mendasari urusan individu. Prinsip pertama adalah manajemen negeri/kota, yang disebut ilmu politik; prinsip kedua adalah manajemen rumah tangga; prinsip ketiga adalah manajemen individu, yang disebut etika. Prinsip-prinsip filsafat praktis diambil dari syan’ah Ilahi dan definisi-definisi lengkapnya diperjelas oleh Syari’ah Tuhan. Manfaat ilmu manajemen kota adalah mengetahui cara mengelola urun rembuk yang baik di kalangan anggota masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan manusia dan kelestarian umat manusia. Manfaat ilmu manajemen rumah tangga adalah memperkenalkan tipe saling berbagi yang harus berlangsung di antara anggota-anggota satu keluarga demi terjaminnya kesejahteraan mereka. Saling berbagi tersebut terjadi antara suami dan istri, orangtua dan anak, serta tuan dan hamba sahaya. Ilmu manajemen individu memberikan dua manfaat—mengetahui kebajikan dan cara meraihnya untuk memperbaiki jiwa, dan mengetahui perbuatan jahat, serta cara menghindarinya untuk membersihkan jiwa.
Ket. klik warna biru untuk link
Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
Download
Baca Juga
1. Ibnu Sina. Riwayat Hidup
2. Ibnu Sina. Karya Filsafat
3. Ibnu Sina. Metafisika
4. Ibnu Sina. Tentang Wujud
5. Ibnu Sina. Hubungan Jiwa-Raga
6. Ibnu Sina. Filsafat Tentang Kenabian
7. Pengaruh Ibnu Sina di Timur dan Barat
Post a Comment