Ibnu Miskawaih. Pemikiran Filsafat

Pemikiran Filsafat Ibnu Miskawaih
Ibnu Miskawaih
Untuk menggali pemikiran filsafat Miskawaih, diperlukan analisis dalam berbagai aspek. Hal ini disebabkan ia menggarap begitu banyak bidang, mulai sejarah hingga psikologi dan kimia. Sekalipun demikian, menarik untuk mencari prinsip pokok filsafatnya yang menyatukan semua kontribusinya bagi pengetahuan, tetapi tidak mudah ditemukan. Harus diakui bahwa sebagian besar karyanya tidak ada lagi sehingga sulit membentuk citra utuh atas sosok pemikirannya dengan suatu derajat ketepatan tertentu.

Dalam Al-Fauz Al-Asghar Miskawaih menguraikan sifat dasar Neoplatonisme yang tidak lazim. Ia mengklaim bahwa para filsuf klasik (Yunani) tidak meragukan eksistensi dan keesaan Tuhan sehingga pemikiran mereka dapat dipertemukan dengan Islam. Bahkan, ia mengklaim bahwa penyamaan Aristoteles mengenai Sang Pencipta dengan Penggerak yang Tidak Bergerak (al-muharrik alladzi la ya-taharrak) merupakan argumen kuat tentang Sang Pencipta yang dapat diterima agama karena sifat dasar yang sangat khas, makhluk mencegah kategori-kategori normal deskripsi, kita memperoleh pegangan. Satu-satunya cara pelukisan Sang Pencipta semacam itu melalui konsep-konsep negatif, penggambaran awal (prefigurement) yang menarik tentang gagasan via negativa dalam filsafat. Miskawaih berkesimpulan bahwa karena tidak ada jalan rasional untuk memahami Tuhan, kita harus mengikuti petunjuk agama dan pandangan umum komunitas religius. Ia sangat peduli pada upaya menyelaraskan pandangan filosofis dengan pandangan religius mengenai sifat dasar dunia sehingga ia tidak menemukan adanya masalah dalam menyatukan pandangan bahwa Tuhan menciptakan dunia dari ketiadaan dengan gagasan emanasi nirputus Neoplatonisme. Sejumlah filsuf berpendapat ada masalah di sini. Akan tetapi, Miskawaih tampaknya tidak melihat masalah itu. Di sini ia terbantu oleh model emanasi yang agak tidak lazim. Menurutnya, Tuhan menciptakan Akal Aktif, jiwa, dan langit.

Dalam tradisi Neoplatonisme Islam, hasil-hasil emanasi ilahiah ini muncul di bawah tingkatan wujud yang memberikan kesan bahwa Miskawaih memiliki kesulitan memahami basis perbedaan antara penciptaan dan emanasi yang sebenarnya. Miskawaih tidak berusaha menggabungkan berbagai tesis metafisis yang digunakannya dalam sebuah argumen yang memuaskan, tetapi lebih sekadar menggabungkan tesis-tesis tersebut dengan cara sembarangan untuk menghasilkan kesimpulan yang tidak berhasil mengangkat masalah-masalah penting yang muncul.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
 

Download

Baca Juga
1. Ibnu Miskawaih. Riwayat Hidup
2. Ibnu Miskawaih. Karya Filsafat
3. Ibnu Miskawaih. Filsafat Etika 
4. Ibnu Miskawaih. Filsafat Ketuhanan
5. Ibnu Miskawaih. Teori Evolusi dan Keabadian Roh
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Ibnu Miskawaih. Pemikiran Filsafat"