George Herbert Mead. Simbol-simbol Signifikan

Table of Contents
George Herbert Mead tentang Simbol-simbol Signifikan
George Herbert Mead
Suatu simbol signifikan adalah suatu jenis gerak isyarat, yang hanya dapat dibuat manusia. Gerak isyarat menjadi simbol signifikan bila ia dibangunkan pada individu yang sedang membuatnya menjadi jenis respons yang sama (tidak perlu identik), ia dikira ditimbulkan oleh orang-orang yang menjadi tujuan gerak isyarat itu. Kita sungguh-sungguh dapat mempunyai komunikasi hanya bila kita mempunyai simbol signifikan; komunikasi dalam arti sepenuhnya istilah itu tidak mungkin terjadi di antara semut, lebah, dan seterusnya. Gerak isyarat fisik dapat menjadi simbol signifikan, tetapi seperti yang telah kita lihat, ia tidak cocok secara ideal sebagai simbol signifikan karena orang tidak gampang melihat atau mendengar gerak isyarat fisiknya sendiri.

Oleh karena itu, ucapan-ucapan vokal adalah yang paling mungkin menjadi simbol signifikan adalah bahasa: suatu simbol yang menjawab suatu makna di dalam pengalaman individu pertama dan yang juga membangkitkan makna itu pada individu kedua. Ketika gerak isyarat itu mencapai situasi demikian ia telah menjadi hal yang kita sebut bahasa. Sekarang isyarat itu merupakan suatu simbol signifikan dan menandakan arti tertentu (Mead, 1934/1962: 46). Di dalam percakapan yang menggunakan gerak isyarat, hanya gerak isyarat itu saja yang dikomunikasikan.

Salah satu hal yang dilakukan bahasa, atau simbol-simbol signifikan secara lebih umum, ialah membangkitkan respons yang sama pada individu yang sedang berbicara seperti yang dilakukan kepada orang lain. Kata anjing dan kucing mendatangkan gambaran mental yang sama pada orang yang sedang mengucapkan kata itu yang juga ditimbulkan pada orang yang diajak bicara. Efek bahasa yang lain ialah merangsang orang yang sedang berbicara sebagaimana ia merangsang orang lain. Orang yang meneriakkan api di suatu teater yang padat paling sedikit termotivasi untuk meninggalkan teater itu sebagaimana orang-orang yang dituju teriakannya. Dengan demikian, simbol signifikan memungkinkan orang menjadi perangsang tindakannya sendiri.

Mengadopsi orientasi pragmatisnya, Mead juga memerhatikan fungsi gerak isyarat secara umum dan fungsi simbolnya yang signifikan secara khusus. Fungsi gerak isyarat adalah memungkinkan penyesuaian di kalangan individu yang tersirat di dalam setiap tindakan sosial tertentu dengan acuan kepada objek atau objek-objek yang terkait dengan tindakan itu (Mead, 1934/1962:46). Oleh karena itu, menyeringai yang tidak sengaja mungkin diperlihatkan untuk mencegah anak kecil terlalu dekat dengan pinggir tebing yang curam dan dengan demikian mencegah dia mengalami situasi berbahaya yang potensial. Sementara gerak isyarat yang tidak signifikan bekerja, simbol-simbol signifikan menghasilkan fasilitas yang jauh lebih besar bagi penyesuaian dan penyesuaian kembali semacam itu daripada isyarat tidak signifikan, karena simbol-simbol itu membangkitkan sikap yang sama pada individu yang membuatnya... dan memampukan dia menyesuaikan perilaku selanjutnya dengan perilaku orang lain berdasarkan sikap itu (Mead, 1934/1962:46). 


Dari sudut pandang pragmatis, suatu simbol signifikan bekerja dengan lebih baik di dalam dunia sosial daripada simbol tidak signifikan. Dengan kata lain, dalam mengomunikasikan rasa tidak suka kita kepada orang lain, teguran verbal yang marah jauh lebih efektif daripada menghasilkan bahasa tubuh yang menggeliat. Individu yang sedang menunjukkan rasa tidak senang biasanya tidak menyadari bahasa tubuhnya sehingga dia tidak mungkin mampu menyesuaikan tindakan berikutnya secara sadar berpatokan pada cara orang lain bereaksi terhadap bahasa tubuh itu. Bedanya, seorang pembicara sadar ketika mengucapkan teguran dengan marah dan bereaksi terhadapnya dengan cara yang banyak persamaannya (dan hampir pada saat yang sama) dengan orang yang dituju. Dengan demikian, pembicara dapat memikirkan bagaimana kemungkinan reaksi orang lain dan dia dapat mempersiapkan reaksinya terhadap reaksi itu.

Hal yang sangat penting di dalam teori Mead adalah fungsi lain simbol signifikan—yang memungkinkan pikiran, proses-proses mental, dan seterusnya. Pemikiran manusia menjadi mungkin hanya melalui simbol-simbol signifikan, khususnya bahasa, (hewan-hewan yang lebih rendah tidak dapat berpikir, di terminologi Mead). Mead mendefinisikan berpikir sebagai suatu percakapan individu yang dibatinkan atau tersirat dengan dirinya sendiri dengan menggunakan gerak isyarat demikian (1934/1962:47). Bahkan, lebih kuat lagi, Mead berargumen: Berpikir sama dengan berbicara kepada orang lain (1982:155). Dengan kata lain, berpikir meliputi berbicara kepada diri sendiri. Karena itu, di sini kita dapat melihat dengan jelas bagaimana Mead mendefinisikan berpikir dalam terminologi behavioris. Percakapan meliputi perilaku (berbicara), dan perilaku juga terjadi di dalam individu; ketika perilaku dilakukan, berpikir sedang terjadi. Hal itu bukanlah definisi mentalistik tentang berpikir; itu merupakan definisi behavioristik yang gamblang.

Simbol signifikan juga memungkinkan interaksi simbolik. Yakni, orang dapat berinteraksi satu sama lain bukan hanya melalui gerak isyarat tetapi juga melalui simbol signifikan. Kemampuan tersebut, tentu saja, membuat sebuah dunia perbedaan dan memungkinkan pola-pola interaksi dan bentuk-bentuk organisasi sosial yang jauh lebih kompleks daripada yang dimungkinkan melalui gerak isyarat saja.

Simbol signifikan jelas memainkan suatu peran sentral di dalam pemikiran Mead. Nyatanya David Miller (1982a:10-11) menyetujui simbol signifikan mempunyai peran yang sentral di dalam teori Mead.


Ket. klik warna biru untuk link

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Download

Baca Juga
1. George Herbert Mead. Biografi
2. George Herbert Mead. Tahap Generalized Other
3. George Herbert Mead. Konsep Diri (Self)
4. George Herbert Mead. Tahap Perkembangan Anak
5. George Herbert Mead. Konsep Pikiran (Mind)
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment