Aliran Ilmu Kalam. Muktazilah

Aliran Ilmu Kalam: Muktazilah
Muktazilah
Aliran Muktazilah (i'tazala anna; memisahkan diri) muncul di Basra, Irak, pada abad 2 H. Kelahirannya bermula dari tindakan Wasil bin Atha' (700-750 M) berpisah dari gurunya Imam Hasan al-Bashri karena perbedaan pendapat. Washil termasuk orang-orang yang aktif mengikuti kuliah-kuliah yang diberikan Hasan al-Basri di masjid Basrah. Suatu hari, salah seorang dari pengikut kuliah (kajian) bertanya kepada al-Hasan tentang kedudukan orang yang berbuat dosa besar (murtakib al-kabair). Mengenai pelaku dosa besar Khawarij menyatakan kafir, sedangkan Murjiah menyatakan mukmin. Ketika al-Hasan sedang berpikir, tiba-tiba Washil tidak setuju dengan kedua pendapat itu, menurutnya pelaku dosa besar bukan mukmin dan bukan pula kafir, tetapi berada di antara posisi keduanya (al-manzilah baina al-manzilataini). Wasil bin Atha' berpendapat bahwa muslim berdosa besar bukan mukmin bukan kafir yang berarti ia fasik. Setelah itu dia berdiri dan meninggalkan al-Hasan karena tidak setuju dengan sang guru dan membentuk pengajian baru. Atas peristiwa ini al-Hasan berkata, i’tazalna (Washil menjauhkan dari kita) dan dari sinilah nama Mu’tazilah dikenakan kepada mereka.

Aliran Mu'tazilah beranggapan bahwa akal manusia lebih baik dibandingkan tradisi. Oleh karena itu, penganut aliran ini cenderung menginterpretasikan ayat-ayat Al-Quran secara lebih bebas dibanding kebanyakan umat muslim. Demikian, untuk mengetahui corak rasional kaum mu’tazilah ini dapat dilihat dari ajaran-ajaran pokok yang berasal darinya, yakni al-ushul al-khamsah. Ajaran ini berisi at-tauhid, al-’adlu, al-wa’du dan al-wa’idu, al-manzilah baina al-manzilataini dan amar ma’ruf nahyi munkar.
1. Tauhid. Mereka berpendapat :
- Sifat Allah adalah zat-Nya itu sendiri.
- Alquran adalah makhluk.
- Allah di alam akhirat kelak tak terlihat mata manusia. Yang terjangkau mata manusia bukanlah Ia.
2. Keadilan-Nya. Mereka berpendapat bahwa Allah SWT akan memberi imbalan pada manusia sesuai perbuatannya.
3. Janji dan ancaman. Mereka berpendapat Allah takkan ingkar janji: memberi pahala pada muslimin yang baik dan memberi siksa pada muslimin yang jahat.
4. Posisi di antara 2 posisi. Ini dicetuskan Wasil bin Atha' yang membuatnya berpisah dari gurunya, bahwa mukmin berdosa besar, statusnya di antara mukmin dan kafir, yakni fasik.
5. Amar ma’ruf (tuntutan berbuat baik) dan nahi munkar (mencegah perbuatan yang tercela). Ini lebih banyak berkaitan dengan hukum/fikih.

Aliran Muktazilah berpendapat dalam masalah qada dan qadar, bahwa manusia sendirilah yang menciptakan perbuatannya. Manusia dihisab berdasarkan perbuatannya, sebab ia sendirilah yang menciptakannya.

Tokoh-tokoh Muktazilah yang terkenal adalah :
1. Wasil bin Atha', lahir di Madinah, pelopor ajaran ini.
2. Abu Huzail al-Allaf (751-849 M), penyusun 5 ajaran pokoq Muktazilah.
3. an-Nazzam, murid Abu Huzail al-Allaf.
4. Abu ‘Ali Muhammad bin ‘Abdul Wahab/al-Jubba’i (849-915 M).


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
- Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
- https://waskitozx.wordpress.com/makalah/makalah-pendidikan-islam/makalah-akidah/aliran-mutazilah-sejarah-tokoh-dan-ajaranya/
 

Download

Baca Juga
a. Periodisasi Filsafat Skolastik Islam (Arab)
b. Aliran Ilmu Kalam. Khawarij
c. Aliran Ilmu Kalam. Murjiah
d. Aliran Ilmu Kalam. Qadariyah
e. Aliran Ilmu Kalam. Jabariyah
f. Aliran Ilmu Kalam. Ahli Sunnah
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Aliran Ilmu Kalam. Muktazilah"