Personalitas

Table of Contents
Personalitas dalam Psikologi
Personalitas
Personalitas berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata persona yang artinya topeng aktor. Merupakan sebuah konsep samar yang mencakup seluruh karakteristik psikologi yang membedakan seseorang dengan yang lainnya (Colman, 2000: 745). Menurut Gordon W. Allport, ada 50 definisi personalitas yang berbeda-beda sejak ia melakukan penelitian (Allport, 1954). Namun, secara garis besar personalitas pada hakikatnya merupakan organisasi dinamis dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan pikiran yang dimiliki secara karakteristik (Chaplin, 1999:362).

Berdasarkan sejarah tentang teori kepribadian, teori-teori Hipocrates (400 SM) dan Galen (170 M) dianggap sebagai teori kepribadian yang paling awal diterima pada zaman Yunani dan Abad Pertengahan, di mana manusia dapat diklasifikasikan atas empat jenis kepribadian menurut keseimbangan rasa humor atau cairan dalam tubuh. Manusia optimis digerakkan oleh darah (sanguis), manusia murung oleh cairan empedu hitam (melas chole), manusia temperamental oleh cairan empedu kuning (chole), dan manusia apatis oleh dahak atau phlegma (Colman, 2000: 745).

Penelitian personalitas yang lebih modern dilakukan oleh Francis Galton (1884) di Inggris, kemudian disusul Alfred Binet dan Theodore Simon tahun 1905 dengan penelitian inteligensi. Penelitian terus berkembang, kendati tidak pernah diakui secara akademis bahwa inteligensi sebagai bagian teori kepribadian. Mungkin teori kepribadian multisifat yang sebenarnya lebih menonjol dan lebih ambisius untuk menjelaskan kepribadian manusia sebagai satu kesatuan yang utuh, bukan satu aspek saja. Tujuan teori ini adalah mengidentifikasi konstelasi sifat dasar yang membentuk struktur kepribadian dan menjelaskan perbedaan setiap orang menurut letak berbagai perbedaan ini dalam dimensi-dimensinya, seperti teori Eysenck (1967), Cattel (1977), dan lain-lain.


Ket.klik warna biru untuk link

Download


Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment