Fantasi

Table of Contents
Fantasi dalam Psikologi
Fantasi
Konsep fantasi merujuk pada kapasitas manusia yang luar biasa dalam memberikan sosok pada sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, kemudian melengkapinya dengan aneka pengandaian, baik itu secara spontan maupun sengaja (Janjnes, 1977). Pemanfaatan fantasi dalam dunia seni sudah lama merupakan sumber lahirnya puisi, drama, dan lukisan. Akan tetapi, baru pada abad ke-20 fenomena tersebut menjadi kajian ilmiah formal dalam psikologi. Perlu diketahui bahwa dalam bahasa sehari-hari sering disamakan dengan khayalan. Padahal dalam bidang-bidang eksperimental dan klinis, istilah fantasi tersebut memiliki pengertian yang lebih luas lagi, mengingat istilah tersebut tidak sekedar aktivitas imajiner secara spontan, melainkan merupakan produk pemikiran yang muncul sebagai respons suatu kesadaran atau gambaran yang tidak jelas. Istilah tersebut pun mengacu pada representasi artistik proses-proses mental (Singer, 2000: 342).

Penelitian James dalam The Principles of Psychology (1980) tentang fantasi yang sering diremehkan orang, dikemukakan bahwa fantasi merupakan suatu respons terhadap suatu rangsangan melalui proses asosiatif yang kompleks. Dalam studi yang lebih komprehensif, fantasi dapat dikaji melalui berbagai pendekatan dan metode psikologi, yaitu psikoanalitik, metode proyektif, dan metode riset pertimbangan teoretis mutakhir (Singer, 2000: 344-345).
a. Psikoanalitik
Freud (1962[1908]) mengemukakan tentang arti penting psikologi khayalan dalam makalahnya yang berjudul Creative writes and daydreaming. Proses asosiasi bebas psikoanalitis pun mendorong para pasien untuk membangkitkan kembali ingatannya di masa kanak-kanak dan juga mengenai fantasi-fantasi yang dibuatnya pada masa itu, serta khayalan-khayalan setelah dewasa.

b. Metode Proyektif
Studi yang dilakukan oleh para psikiatri membangkitkan minat untuk menemukan berbagai prosedur yang memunculkan fantasi sebagai pijakan diagnosis. Itulah yang disebut sebagai metode proyektif terutama metode Roscharch Inkoblots dan Thematic Apperceptions. Proses Roscharch Inkoblots adalah upaya menggunakan asosiasi spontan untuk mengidentifikasi unsur-unsur struktural kepribadian, seperti kecenderungan berkhayal, suka emosional, kepekaan terhadap organisasi kognisi, dan kontrol terhadap diri sendiri. Sedangkan metode Thematic ApperceptionsTest, merupakan suatu metode yang meminta para responden untuk mengajukan cerita melalui gambar-gambar sederhana yang dapat ditafsirkan melalui berbagai bentuk-bentuk penafsiran sesuai pengalaman maupun persepsi pasien, bahkan dapat digunakan untuk menghubungkan khayalan dengan motivasi seseorang (MacClelland, 1961: 1992).

c. Metode Riset Pertimbangan Teoretis Mutakhir
Contoh metode ini, yaitu melalui metode survei kuesioner dengan pencatatan khayalan oleh orang yang bersangkutan; studi laboratorium dengan berbagai variasi teknik; pengukuran psikofisiologi fungsi-fungsi otak selama fantasi tercipta; pengukuran fantasi ketika ia muncul dalam benak orang yang bersangkutan (Singer, 2000: 344).


Ket. klik warna biru untuk link

Download


Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment