Sikap
Table of Contents
Sikap |
Pendapat seseorang maupun kelompok kadang-kadang dibedakan dari sikap tetapi pembedaan yang diajukan tidak konsisten dan juga tidak dapat dipertahankan secara argumentatif. Kedua bentuk tersebut lebih sering digunakan secara timbal balik. Walaupun dalam kaitannya dengan metodologi penaksiran survei opini secara tradisional dibedakan dari skala sikap (Anastasi dan Urbina, 1997: 42). Dalam survei pendapat (opinion survei) secara khas menaruh perhatian pada jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan khusus yang tidak perlu dikaitkan dengan jawaban. Jawaban tiap pertanyaan tersebut secara terpisah ditabulasikan untuk mengidentifikasi sumber-sumber kepuasan dan ketidakpuasan kelompok yang diteliti (Fink, 1995). Hal itu berbeda dengan skala sikap yang menghasilkan skor total yang menunjukkan arah dan intensitas sikap individu terhadap stimuli. Dalam penyusunan skala sikap (attitude scale), pertanyaan-pertanyaan yang berbeda dirancang untuk mengukur suatu sikap tunggal atau suatu variabel unidimensional, dan prosedur-prosedur objektif ditempuh untuk mendekati sasaran tersebut (Anastasi dan Urbina, 1997:42).
Terdapat aneka macam skala sikap, seperti Muller dalam Measuring Social Attitude: A Handbook for Researchers and Practitioners (1986); Jones dan Koehly dalam Multidimensional Scaling (1993); Ostrom, Bond, Krosnick, dan Sedikides dalam Attitudes Scales: How We Measure the Unmeasurable (1994); dan sebagainya. Namun, dari sekian banyak ragam skala sikap tersebut, jenis skala sikap Thurstone (1929), Guttman (1947), dan Likert (1932), lebih mudah dikenal. Bahkan, khusus di Indonesia, jenis skala sikap Likert demikian populer dalam evaluasi pembelajaran bidang-bidang studi tertentu. Tipe skala ini dimulai dengan serangkaian pertanyaan, masing-masing mengungkapkan sikap yang jelas, baik atau kurang baik. Di mana butir-butir soal diseleksi atas dasar respons orang yang dalam proses penyusunan tes akan mengerjakan soal tersebut. Dasar utama seleksi butir soal adalah konsistensi internal, meskipun kriteria eksternal pun digunakan bila memungkinkan. Respons dalam skala sikap Likert, biasanya diungkapkan dalam kaitan lima opsi berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kemudian, untuk menentukan skor skala ini, pilihan-pilihan respons diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 apabila tendensi jawaban ke arah positif, begitu sebaliknya. Jumlah kredit butir soal menggambarkan skor total individu yang harus diinterpretasikan dalam kaitan dengan norma yang ditentukan secara empiris (Anastasi dan Urbina, 1997: 43).
Ket. klik warna biru untuk link
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Post a Comment