Integrasi Masyarakat

Integrasi masyarakat dapat diartikan sebagai bentuk penyatuan masyarakat yang terdiri atas berbagai macam elemen dalam lingkungan pergaulan. Elemen-elemen tersebut biasanya memiliki ciri khas masing-masing bisa dalam wujud kebudayaan, bahasa, agama, etnik, dan sebagainya. Elemen-elemen yang ada kemudian melebur menjadi satu dalam komunitas masyarakat di mana mereka bisa hidup berdampingan satu sama lain, di mana keberadaannya terikat oleh suatu aturan yang sama. 
Pengertian Integrasi Masyarakat
Integrasi
Dari uraian ini, dapat kita tarik benang merah bahwa integrasi sosial atau masyarakat merupakan sebuah keniscayaan bagi siapa saja yang hidup dalam komunitas yang heterogen. Hal ini karena di dalam masyarakat selalu terdiri atas berbagai macam unsur-unsur yang antara satu dengan yang lain berbeda, seperti disebutkan sebelumnya ada perbedaan kedudukan sosial, suku, ras, agama, dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan tersebut bukanlah menjadi justifikasi bagi individu dan kelompok untuk melakukan apa saja sesuai kehendaknya, melainkan perbedaan-perbedaan yang ada harus diatur, agar tercipta keselarasan dan persatuan dalam masyarakat.

Keselarasan bisa terwujud manakala setiap individu memiliki kesadaran untuk saling bergaul, berinteraksi, dan melakukan komunikasi secara terbuka. Menurut Sulaeman, integrasi merupakan kerja sama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi (2008:299). Adanya konsensus terhadap nilai-nilai yang dijunjung inilah pada gilirannya membentuk sebuah jalinan kehidupan yang rukun dan damai, tanpa ada konflik yang berarti.

Secara etimologis, integrasi dalam bahasa Inggris adalah integration yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Pengertian integrasi secara harfiah adalah adaptasi dari berbagai unsur-unsur kebudayaan yang berbeda-beda sehingga tertib sosial dapat terwujud dalam kehidupan bermasyarakat. Tertib sosial (social order) merupakan cita-cita kehidupan bermasyarakat. Integrasi juga bisa dimaknai sebagai sebuah upaya penyesuaian dari berbagai macam kelompok baik etnik, agama, maupun kebudayaan untuk hidup berdampingan satu sama lain dengan tetap sebisa mungkin mempertahankan kebudayaan yang dimiliki. Dalam konteks ini, integrasi masyarakat akan mampu menciptakan proses akulturasi budaya, di mana masing-masing kelompok, dengan kebudayaan yang berbeda-beda akan saling membaur, saling mengisi, tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan asli masyarakat tersebut.

Dari elaborasi mengenai integrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan integrasi pada dasarnya adalah dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang tertib, aman, dan terbebas dari segala macam bentuk konflik.

Integrasi masyarakat dapat terwujud manakala masing-masing individu, lembaga, dan sejenisnya dalam lingkungan memiliki beberapa hal sebagai berikut.
- Perasaan saling menghargai
- Keterbukaan
- Tidak egois
- Kesadaran akan pentingnya hidup bermasyarakat
- Tidak memiliki prasangka buruk

Poin-poin di atas sangat penting dalam rangka mewujudkan integrasi masyarakat, sebab integrasi pada intinya adalah bagaimana masing-masing individu dan kelompok tidak merasa paling kuat sendiri, mereka mau menghargai perbedaan yang mungkin timbul, dan terciptanya toleransi dalam hubungan. Sebagaimana diuraikan oleh Sulaiman bahwa integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi, dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.

Menurut Ramlan Subakti, sebagaimana dikutip oleh Setiadi dan Kolip (2011:392-395), ada lima faktor pendorong terjadinya integrasi.
a. Ikatan primordial. Identitas bersama komunitas dapat terbentuk karena adanya ikatan keaslian kedaerahan, kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal, bahasa, dan adat istiadat.

b. Sakral. Keyakinan masyarakat yang bersifat sacral terwujud dalam agama dan kepercayaan kepada hal-hal yang bersifat supranatural. Dalam masyarakat yang seperti ini, agama dan ideologi dipandang sebagai tujuan absolut berharga mati, artinya para penganut keyakinan tersebut rela berkorban nyawa demi mempertahankan ideologi yang diyakininya. Agama akan menjadi semangat integrasi jika masing-masing penganutnya memiliki kesamaan pandang akan keyakinan tersebut.

c. Tokoh. Integrasi dalam masyarakat akan terwujud manakala dalam masyarakat tersebut ada tokoh yang disegani dan dihormati yang memiliki kharisma.

d. Bhineka Tunggal Ika. Merupakan alat pemersatu bangsa yang majemuk untuk mencapai integritas suatu bangsa. Keragaman kebudayaan antar-daerah dan antar-kelompok harus dijadikan khasanah kebudayaan. Oleh karena itu, perlu sebuah image masyarakat yang berbeda dalam suatu bangsa.

e. Konsep ekonomi. Perkembangan ekonomi tidak memungkinkan semua pekerjaan dikerjakan oleh satu orang, oleh karena itu diperlukan banyak orang yang terbagi dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu. Artinya, pekerjaan dalam bidang produksi harus dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang produksi dan seterusnya.


Ket. klik warna biru untuk link

Download

Sumber
Syarbaini, Syahrial dan Fatkhuri. 2016. Teori Sosiologi; Suatu Pengantar. Ghalia Indonesia. Jakarta.


Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.1 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.2 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab. 5 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum 2013)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 2. Konflik dan Integrasi Sosial (KTSP)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Konflik Sosial dan Integrasi Sosial
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Integrasi Masyarakat"