Teori Sosiologi Naturalistis dan Positivistis

Teori Sosiologi Naturalistis dan Positivistis
Sosiologi Positivistis
Sosiologi naturalistis atau positivistis terikat pada ide yang memandang sosiologi sebagai suatu ilmu seperti halnya dengan ilmu-ilmu alam. Di antara para ahli sosiologi naturalistis terdapat mereka yang menggunakan ilmu fisika dan biologi sebagai model, maupun mereka yang terikat pada gagasan kesatuan semua ilmu, ilmu alam dan ilmu sosial, tanpa membedakan kedudukan setiap disiplin satu sama lain. Catton (1966) mengakui bahwa fisikalisme (yang menggabungkan sosiologi dengan ilmu kimia fisika) dan mekanisme (menggunakan prinsip-prinsip fisika mekanik untuk membantu menjelaskan fenomena sosial) sesuai dengan sosiologi naturalistis. Ia lebih jauh menyaksikan pengaruh kuat kaum empirisis di dalam sosiologi naturalistis dengan tekanannya pada data yang dapat diuji. Mungkin salah satu ciri yang paling penting dalam sosiologi positivistis atau naturalistis ialah keyakinan bahwa fenomena sosial itu memiliki pola dan tunduk pada hukum-hukum deterministis seperti halnya hukum-hukum yang mengatur ilmu alam. Karena itu teori sosiologi merupakan suatu pencarian hukum-hukum yang sama dengan hukum gravitasi dan hukum kepadatan materi dalam ilmu fisika.

Pendekatan terhadap teori naturalistis dan positivistis juga terikat pada pandangan tentang kesatuan semua ilmu. Pandangan demikian menyatakan bahwa harus ada suatu teori tunggal tentang masyarakat (teori-teori yang bersaing satu sama lain) dan secara ideal teori ini harus digabungkan ke dalam suatu kesatuan teori ilmiah. Walaupun kita masih jauh dari mendekati suatu kesatuan pengetahuan yang demikian itu, para ilmuwan harus memperhatikan model ini ketika mereka melakukan kegiatan keilmuan di dalam disiplin masing-masing. Para ahli teori sistem umum atau modern mengetengahkan suatu contoh dari pendekatan ini. Teori sistem umum menekankan kebutuhan kesamaan bahasa dan kesamaan model untuk memungkinkan komunikasi di antara para spesialis menuju ke arah suatu kesatuan teori ilmu sosial dan ilmu alam.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa teori naturalistis menganjurkan agar sosiologi mempersolek diri di dalam citra ilmu alam. Tetapi di dalam aplikasi model ini secara konkret, terdapat beberapa tingkat dan tipe keterikatan pada teori naturalistis ini. Bilamana harus menggunakan persyaratan ketat yang diketengahkan oleh ahli-ahli filsafat ilmu mengenai saling kaitan proposisi dan kemampuan pengujian empiris, maka di dalam kenyataannya kita hanya akan menemukan sejumlah kecil teori sosiologi yang naturalistis ini yang merupakan dilema sosiologi selama ini—perbedaan yang mencolok antara teori ideal dan teori-teori riel yang kita temukan, baik dalam sejarah pemikiran sosial maupun dalam karya-karya ahli teori kontemporer. Dalam banyak hal oleh karena permasalahan yang begitu kompleks, produk sosiologis belum lagi mencapai keinginan ilmiah yang didambakan.


Ket. klik warna biru untuk link

Download

Asumsi-Asumsi Sosiologi Naturalistis tentang Manusia dan Masyarakat

Sumber
Poloma, Margaret. M. 2007. Sosiologi Kontemporer. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Teori Sosiologi Naturalistis dan Positivistis"