Struktur Dasar Pemahaman Manusia. Gerak Melingkar dari Pemahaman

Table of Contents
Gerak Melingkar dari Pemahaman
Struktur Dasar Pemahaman
Sebelumnya telah disinggung bahwa pengetahuan kita dibatasi sekaligus dimungkinkan oleh konteks-konteks lebih luas yang disebut cakrawala-cakrawala pemahaman: untuk memahami kata, misalnya, kita harus memahami kalimat, gaya bahasa, gaya sastra, kebudayaan, dan seterusnya. Akan tetapi, untuk memahami konteks yang lebih luas, kita juga harus memahami konteks-konteks yang lebih kecil yang menyusunnya. Untuk memahami kalimat, misalnya, kita harus memahami makna kata. Pemahaman kita tampaknya berbentuk sebuah lingkaran. Untuk memahami suatu objek, kita harus memiliki suatu pra-paham, lalu pra-paham kita itu perlu disadari lebih lanjut lewat makna objek yang kita pahami. Dilihat sepintas, pemahaman tampak sebagai vicious circle (lingkaran setan).

Kita memang dapat memasuki sebuah lingkaran setan bila pra-paham berfungsi sebagai sebuah premis deduktif. Di dalam deduksi, makna proposisi adalah makna harfiahnya. Pra-paham yang kita miliki untuk memahami objek itu bukanlah suatu penjelasan, melainkan suatu syarat bagi kemungkinan pemahaman. Lingkaran pemahaman sesungguhnya sebuah lingkaran produktif.

Akan lebih tepat bila kata lingkaran diganti spiral. Pemahaman yang kita capai pada masa kini, di masa depan pada gilirannya akan menjadi pra-paham baru pada taraf yang lebih tinggi karena ada proses pengayaan kognitif dalam spiral pemahaman itu. Spiral pemahaman itu tampak jelas dalam proses tanya jawab. Kalau kita bertanya, pertanyaan kita itu dimungkinkan oleh jawaban-jawaban yang kita miliki atas pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih sederhana. Jawaban atas pertanyaan kita itu pada gilirannya akan kita pertanyakan lagi. Jadi, ada dialektika pemahaman antara tanya dan jawab yang menghasilkan pengetahuan yang lebih kaya lagi.


Ket. klik warna biru untuk link


Struktur Dialogis Pemahaman


Download


Sumber
Hardiman, Budi. F. 2002. Melampaui Positivisme dan Modernitas. Kanisius. Yogyakarta.
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment