Problematika Teks

Table of Contents
Problematika Teks dalam Hermeneutik
Hermeneutik
Hermeneutik bukan barang asing lagi bagi mereka yang menggumuli ilmu-ilmu seperti teologi, kitab suci, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial. Metode ini menurut sejarahnya telah dipakai di dalam penelitian teks-teks kuno yang autoritatif, misalnya Kitab Suci, kemudian juga diterapkan di dalam teologi dan direfleksikan secara filosofis, sampai pada akhirnya juga menjadi metode di dalam ilmu-ilmu sosial. Lalu, sejauh hermeneutik merupakan penafsiran teks, hermeneutik juga dipakai di dalam berbagai bidang lainnya, seperti ilmu sejarah, hukum, sastra, dan sebagainya.

Hermeneutik terutama berurusan dengan teks-teks. Manakala kita sedang membaca sebuah teks dari seorang pengarang yang kita kenal baik yang hidup sezaman dengan kita, kita tak akan menghadapi kesulitan memahami kalimat-kalimat dan kata-kata ataupun istilah-istilah khusus yang termuat di dalam teks tersebut. Ketidakjelasan makna teks dapat diatasi secara lisan oleh pengarangnya, bila ia masih hidup, atau oleh pemahaman kata-kata, kalimat-kalimat, dan terminologi khusus yang memang sudah dikenal pada zaman kita ini. Apa yang tertulis dalam teks itu dapat ditangkap secara kurang lebih lurus dari makna yang dimaksud pengarangnya.

Persoalannya menjadi lain bila teks yang kita baca berasal dari zaman dahulu. Kontak kita dengan pengarangnya terputus oleh sebuah rentang waktu yang panjang sehingga kata-kata, kalimat-kalimat, dan terminologi-terminologi khusus dalam teks itu sulit kita pahami atau akan kita salahpahami. Di sini kita berusaha keras untuk menangkap makna sebagaimana dimaksudkan oleh pengarangnya. Kita menghadapi problematika autentisitas makna teks. Dan di sinilah kita berhadapan dengan problematika hermeneutik: bagaimana menafsirkan teks itu. Problematika ini dihadapi dalam berbagai bidang sejauh menyangkut penafsiran, misal bidang kesusastraan, tradisi-tradisi religius (Kitab-kitab Suci, doktrin-doktrin, hukum-hukum), bidang hukum, ilmu sejarah (prasastri, dokumen-dokumen kuno, dan seterusnya) musikolog, politikologi, dan sebagainya. Oleh karena itu, memahami apa itu hermeneutik teks akan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan atau cara pandang kita terhadap produk-produk budaya masa lalu atau tradisi beserta ilmu-ilmu yang berkenaan dengannya.


Ket. klik warna biru untuk link

Download


Sumber
Hardiman, Budi. F. 2002. Melampaui Positivisme dan Modernitas. Kanisius. Yogyakarta.
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment