Peter L. Berger; Refleksi atas Interaksi Kesadaran dan Struktur dalam Modernisasi

Table of Contents
Selama ini modernisasi cenderung dipandang sebagai proses penataan infrastruktur dan superstruktur masyarakat menurut kriteria-kriteria yang netral dari kesadaran manusiawi. Bahkan, kalau dibahas soal pengembangan sumber daya manusia, kriteria yang kedengarannya berhubungan dengan kesadaran ini pun dibicarakan sebagai komponen yang mendukung struktur yang sudah ditegakkan itu. Artinya, struktur itulah yang paling penting dan tugas kesadaran adalah menyesuaikan diri dengannya. Mesin yang menggerakkan proses-proses modernisasi sudah dirakit menurut petunjuk-petunjuk objektif, yang dibutuhkan sekarang adalah tenaga untuk menggerakkannya. Dalam kenyataan sosial, metafor ini bukan hanya menyesatkan, melainkan juga kemiskinan pemahaman mengenai kenyataan sosial itu, meskipun sudah banyak ditinggalkan para teoritikus, dalam praktek pendekatan objektivistis masih dianggap berguna.
Refleksi atas Interaksi Kesadaran dan Struktur dalam Modernisasi Peter L. Berger
The Sacred Canopy
Di tengah-tengah pendekatan-pendekatan yang cenderung meremehkan manusia sebagai aktor modernisasi, sangat arif mempelajari pendekatan yang tidak secara diametral mempertentangkan kesadaran dan struktur. Peter Berger dengan sosiologi pengetahuannya, memberi kontribusi yang sangat penting dalam pendekatan semacam ini. Secara brilian dia berhasil mengaitkan konsep eksternalisasi dan objektivasi yang sudah dikembangkan oleh Hegel, Marx, dan kemudian Durkheim, dengan konsep internalisasi yang dikembangkan oleh G.H. Mead. Hasil perpaduan tersebut adalah sebuah triad dialektis yang bisa menjelaskan bahwa struktur objektif adalah produk kesadaran manusiawi dan kesadaran manusiawi pada gilirannya adalah produk struktur yang dibentuknya sendiri. Triad dialektis yang termasyhur itu dibahasnya secara eksplisit dalam bukunya The Sacred Canopy. Buku-buku Berger lain lain, seperti The Homeless Mind dan The Social Construction of Reality, pada dasarnya bergerak dalam minat yang sama untuk mempertalikan dimensi kesadaran dan dimensi struktural masyarakat.

Dengan konsep eksternalisasi kita dapat memahami bahwa manusia cenderung menampilkan kesadarannya ke luar dari segi batiniahnya menjadi sesuatu yang lahiriah. Karena itu, kita dapat menjelaskan bahwa modernisasi pada momen pertama dari triad dialektis ini adalah suatu bentuk kesadaran—yaitu kesadaran modern—yang menjadi lahiriah dalam praksis kehidupan sosial. Dengan konsep objektivasi, kita memahami bahwa hasil eksternalisasi itu sekarang menjadi kenyataan objektif atau menurut peristilahan Berger, suatu realitas sui generis. Pada momen kedua dari triad itu, kesadaran modern itu mengejawantah dalam kenyataan objektif, yaitu pranata-pranata modern. Akhirnya, dengan konsep internalisasi, kita memahami bahwa hasil objektivasi itu sekarang dibatinkan sehingga menstrukturisasi kesadaran manusia. Pada momen ketiga ini, pranata-pranata modern itu pada gilirannya menentukan kesadaran manusia yang hidup di dalamnya. Demikianlah, triad dialektis ini mulai lagi dengan eksternalisasi baru, dan seterusnya.


Ket. klik warna biru untuk link

Download


Peter L. Berger; Modernisasi sebagai Pembangunan Alam Artifisial

Sumber
Hardiman, Budi. F. 2002. Melampaui Positivisme dan Modernitas. Kanisius. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Peter L. Berger. Biografi
2. Peter L. Berger. Momen Eksternalisasi, Munculnya Kesadaran Modern dan Aspek-Aspeknya 
3. Peter L. Berger. Momen Objektivasi, Pranata-Pranata Modern
4. Peter L. Berger. The Sacred Canopy
5. Peter L. Berger. Pembentukan Realitas Secara Sosial
6. Peter L. Berger. Konstruksi Realitas Secara Sosial
7. Peter L. Berger. Masyarakat Sebagai Realitas Subjektif
8. Peter L. Berger. Masyarakat Sebagai Realitas Objektif
9. Peter L. Berger. Modernisasi Sebagai Pembangunan Alam Artifisial
10. Peter L. Berger. Konstruksi Realitas Secara Sosial dan Legitimasinya
11. Peter L. Berger. Momen Internalisasi yang Susah Payah
12. Peter L. Berger. Perkawinan
13. Pokok Bahasan Sosiologi
14. Mirror On The Wall. Gambaran Realitas Sosial yang Terdistorsi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment