Pengertian Hermeneutik

Table of Contents
Pengertian Hermeneutik
Hermeneutik
Kata hermeunetik atau hermeneutika adalah pengindonesiaan dari kata Inggris hermeneutics. Kata terakhir ini berasal dari kata kerja Yunani hermeneuo yang artinya mengungkapkan pikiran-pikiran seseorang dalam kata-kata. Kata kerja itu juga berarti menerjemahkan dan juga bertindak sebagai penafsir. Ketiga pengertian ini sebenarnya mau mengungkapkan bahwa hermeneutik merupakan usaha untuk beralih dari sesuatu yang relatif gelap ke sesuatu yang lebih terang. Dalam pengertian pertama, hermeneuein dapat dipahami sebagai semacam peralihan dari sesuatu yang relatif abstrak dan gelap, yaitu pikiran-pikiran, ke dalam bentuk ungkapan-ungkapan yang jelas, yaitu dalam bentuk bahasa. Pemadatan pemikiran dalam bahasa sudah merupakan penafsiran.

Dalam pengertian kedua, menerjemahkan, terdapat usaha mengalihkan diri dari bahasa asing yang maknanya gelap bagi kita ke dalam bahasa kita sendiri yang maknanya jelas. Dalam pengertian ketiga pada waktu seseorang sedang menafsirkan sesuatu, ia melewati suatu ungkapan pikiran yang kurang jelas menuju ke yang lebih jelas; bentuk pemikiran yang kurang jelas diubah menjadi pemikiran yang lebih jelas; itulah menafsirkan.

Di dalam mitologi Yunani ada tokoh yang namanya dikaitkan dengan hermeneuein, yaitu Hermes. Menurut mitos, Hermes bertugas menafsirkan kehendak dewata (orakel) dengan bantuan kata-kata manusia. Pengertian dari mitologi ini kerap dapat menjelaskan pengertian hermeneutik teks-teks kitab suci, yaitu menafsirkan kehendak Tuhan sebagaimana terkandung di dalam ayat-ayat kitab-kitab suci.

Dalam pemakaiannya, hermeneutik di masa lampau memiliki arti yang luas, yaitu sebagai sejumlah pedoman untuk pemahaman teks-teks yang bersifat autoritatif, seperti dogma dan kitab suci. Teknik pemahaman ini lebih merupakan sebuah seni pemahaman daripada teori atau science tentang pemahaman. Baru dewasa ini ada usaha memberi wujud metodologis dan teoretis atas teknik-teknik penafsiran menjadi sebuah ilmu pengetahuan hermeneutik.


Ket. klik warna biru untuk link

Download


Sumber
Hardiman, Budi. F. 2002. Melampaui Positivisme dan Modernitas. Kanisius. Yogyakarta.
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment