Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.2 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)

Table of Contents
Materi Sosiologi Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan Komunitas

B. Pemberdayaan Komunitas

1. Hakikat Pemberdayaan Komunitas
Secara etimologis, pemberdayaan berasal dari kata 'daya' yang berarti 'kekuatan atau mengembangkan kemampuan'. Pemberdayaan dapat diartikan sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kemampuan/kekuatan, atau proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang kurang atau belum berdaya. Berikut pengertian pemberdayaan menurut ahli, klik di sini.

Adapun komunitas adalah sekelompok masyarakat yang terikat dalam suatu identitas yang sama. Untuk pengertian komunitas menurut ahli, klik di sini. Sehingga pada hakikatnya, pemberdayaan komunitas menurut Wilkinson (Sadri, 2009) adalah sebuah upaya atau perubahan (kemajuan) yang sengaja (purposive) dilakukan atau dikembangkan oleh para anggota sebuah komunitas itu sendiri, di mana mereka merumuskan masalah, menyusun rencana serta menentukan arah perubahan menurut keyakinan dan persepsi mereka sendiri dan perubahan itu diyakini sebagai perbaikan (improvement) sebagaimana layaknya membangun sebuah bangunan, maka upaya perbaikan tersebut utamanya diarahkan kepada perbaikan dan pengokohan struktur-struktur penopang komunitas yang bersangkutan.

Baca Juga: Pengertian Pemberdayaan Komunitas, Ciri, Prinsip, Ruang Lingkup, Tujuan, Tahap, Proses, dan Contohnya

2. Tujuan dan Sasaran Pemberdayaan Komunitas
Tujuan dari pemberdayaan komunitas adalah membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian itu meliputi kemandirian bertindak, berpikir, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan (Nugroho, 2012).

Pemberdayaan komunitas orientasinya menunjuk kepada komunitas yang kurang berdaya atau tidak berdaya. Pemberdayaan juga dapat dilakukan kepada komunitas yang telah berdaya, namun dengan tujuan untuk mengantisipasi terhadap ancaman dan hambatan yang dapat mengubah komunitas itu sendiri. Adapun hal yang ingin dicapai oleh upaya pemberdayaan komunitas adalah pemberian daya atau kekuatan kepada suatu komunitas sehingga menjadi komunitas yang lebih baik.

3. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Komunitas
Ketika suatu pemberdayaan komunitas dilaksanakan, masyarakat dapat mendapatkan keahlian dalam berbagai bidang. Hal ini penting agar tercipta upaya kemandirian sosial maupun kemandirian ekonomi. Berikut pedoman pelaksanaan yang menjadi prinsip-prinsip pemberdayaan komunitas, klik di sini.

4. Siklus Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan dan diharapkan terjadi peningkatan kualitas dari satu tahapan ke tahapan setelahnya. Menurut Terry Wilson (Mubarak, 2010), terdapat tujuh tahapan dalam siklus pemberdayaan komunitas yaitu sebagai berikut.
1) Tahap pertama, keinginan dari masyarakat sendiri untuk berubah menjadi lebih baik
2) Tahap kedua, masyarakat diharapkan mampu melepaskan halangan-halangan atau faktor-faktor yang bersifat resistensi terhadap kemajuan dalam diri dan komunitasnya
3) Tahap ketiga, masyarakat diharapkan sudah bisa menerima kebebasan tambahan dan merasa memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan dirinya dan komunitasnya
4) Tahap keempat, upaya untuk mengembangkan peran dan batas tanggung jawab yang lebih luas, hal ini juga terkait dengan minat dan motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik
5) Tahap kelima, peningkatan rasa memiliki yang lebih besar menghasilkan keluaran kinerja yang lebih baik. Pada tahap ini hasil-hasil nyata dari pemberdayaan mulai terlihat
6) Tahap keenam, telah terjadi perubahan perilaku dan kesan terhadap dirinya, ketika keberhasilan kinerja mampu meningkatkan perasaan psikologis di atas posisi sebelumnya
7) Tahap ketujuh, masyarakat telah berhasil dalam memberdayakan dirinya, merasa tertantang untuk upaya yang lebih besar guna mendapatkan hasil yang lebih baik

Berikut siklus pemberdayaan masyarakat dalam suatu komunitas

Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas
Siklus Pemberdayaan Masyarakat
5. Tahap-Tahap dan Aktor Pemberdayaan Komunitas
a. Tahap-tahap pemberdayaan komunitas
Berikut tahap-tahap pemberdayaan komunitas yang dikemukakan oleh Sulistiyani dalam buku Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan (2004) adalah sebagai berikut
1) Tahap penyadaran dan perilaku menuju kesadaran dan kepedulian
2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan sehingga dapat mengambil peran dalam komunitasnya
3) Peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga akan terbentuk inisiatif dan kemampuannya yang inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian

Berikut pendapat Terry Wilson (Mubarak, 2010)
1) Awakening atau penyadaran, masyarakat disadarkan akan kemampuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki serta harapan dan rencana akan kondisi yang lebih baik
2) Understanding atau pemahaman, masyarakat diberikan pemahaman dan persepsi baru mengenai diri mereka sendiri, aspirasi dan keadaan umum lainnya
3) Harnessing atau memanfaatkan, saatnya mereka menggunakan dua poin di atas bagi kepentingan komunitasnya
4) Using atau menggunakan, menggunakan hasil yang didapat sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari

b. Aktor pemberdayaan komunitas
Aktor pemberdayaan komunitas terdiri dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kegiatan dari ketiga aktor tersebut perlu dirancang untuk memberikan kontribusi sehingga terbentuk kemitraan yang diharapkan. Berikut tabel peran aktor pemberdayaan komunitas (Sulistiyani (2004) dalam Saraswati (2014)).

Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas
Aktor pemberdayaan komunitas
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Sumaryadi (2005) dalam Mubarak (2010), ada delapan faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan komunitas yaitu.
a. Kesediaan suatu komunitas untuk menerima pemberdayaan bergantung pada situasi yang dihadapi
b. Adanya pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang, dan adanya persepsi dari pemegang kekuasaan dalam komunitas tersebut bahwa pemberdayaan dapat mengorbankan diri mereka sendiri
c. Ketergantungan adalah budaya, dengan keadaan masyarakat yang sudah terbiasa dengan hierarki, birokrasi, dan kontrol manajemen yang tegas sehingga membuat mereka terpola dalam berpikir dan berbuat dalam rutinitas
d. Dorongan dari pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan kekuasaannya, karena inti dari pemberdayaan adalah berupa pelepasan sebagian kewenangan untuk diserahkan kepada masyarakat.
e. Adanya batas pemberdayaan, terutama terkait dengan siklus pemberdayaan kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda
f. Adanya kepercayaan para pemimpin komunitas untuk mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka tentang anggota komunitasnya
g. Pemberdayaan tidak kondusif bagi perubahan yang cepat
h. Pemberdayaan membutuhkan dukungan sumber daya (resource) yang besar, baik dari segi pembiayaan maupun waktu.
Demikian upaya pemberdayaan diharapkan akan berhasil apabila ada partisipasi dari pemerintah sebagai stakeholder dan peran aktif dari masyarakat itu sendiri

7. Strategi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Sunyoto Usman (Usman (2004) dalam Cholisin (2011)) adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan iklim atau suasana yang memungkinkan potensi komunitas masyarakat berkembang (enabling).
b. Dalam rangka memperkuat potensi atau daya yang dimiliki komunitas masyarakat (empowering), maka upaya yang dilakukan adalah dengan cara memberi pendidikan, kesehatan, dan kesempatan dalam memperoleh sumber kemajuan ekonomi (modal, teknologi, informasi, tenaga kerja, dan pasar)
c. Memberdayakan bisa berarti melindungi (protection)

Menurut Edi Suharto (Suharto, 2004) meliputi lima strategi yang biasanya disebut 5 P, yaitu.
a. Pemungkinan, bertujuan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.
b. Penguatan, bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
c. Perlindungan, bertujuan untuk melindungi masyarakat terutama kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.
d. Penyokongan, bertujuan memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas kehidupannya.
e. Pemeliharaan, bertujuan memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat.

8. Partisipasi Komunitas dalam Pemberdayaan
Menurut Didien Rostika (Irsyadi, 2008), seseorang bisa berpartisipasi apabila menemukan dirinya dengan kelompok lain melalui proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kepatuhan, dan tanggung jawab bersama.

Eugen Ericson menyatakan bahwa partisipasi terdiri dari dua sisi yaitu sisi internal dan sisi eksternal. Partisipasi secara internal berarti adanya rasa memiliki terhadap komunitas. Secara eksternal terkait dengan bagaimana individu melibatkan diri dengan komunitas luar. Kesimpulannya bahwa partisipasi merupakan manifestasi tanggung jawab sosial dari individu terhadap komunitasnya sendiri maupun dengan komunitas luar (Muslim, 2007).

Maksud pengembangan partisipasi komunitas dalam proses pembangunan menurut Juliantara (Khalid, 2008), yaitu.
a. Partisipasi akan memungkinkan masyarakat secara mandiri (otonom) mengorganisasi diri dan dengan demikian akan memudahkan rakyat/masyarakat menghadapi situasi-situasi sulit serta mampu menolak berbagai kecenderungan pembangunan yang merugikan
b. Partisipasi tidak saja menjadi cermin kongkrit peluang ekspresi aspirasi dan jalan untuk memperjuangkannya tetapi yang lebih penting lagi bahwa partisipasi menjadi semacam garansi bagi tidak diabaikannya kepentingan rakyat
c. Persoalan-persoalan dalam dinamika pembangunan akan dapat diatasi dengan adanya partisipasi masyarakat.
d. Keterlibatan masyarakat dalam setiap proses penyelenggaraan pemerintahan dan ada sikap yang terbuka dari penyelenggara pemerintahan tentu saja akan menjadi basis bagi suatu kepercayaan sosial politik yang dengan demikian akan meningkatkan suatu proses penyelenggaraan pemerintahan yang demokrasi.

Ericson (Yuliyanti, 2012), bentuk partisipasi komunitas dalam pembangunan terdiri dari tiga tahap, yaitu.
a. Partisipasi pada tahap perencanaan (idea planning stage), masyarakat ikut berpartisipasi atau berperan dalam hal memberikan usulan, saran, dan kritik dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan.
b. Partisipasi pada tahap pelaksanaan (implementation stage), masyarakat terlibat dalam pelaksanaan proyek.
c. Partisipasi pada tahap pemanfaatan (utilitazion stage), keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan sebuah proyek yang telah selesai dikerjakan.


Ket. klik warna biru untuk link

Download

C. Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal & D. Pentingnya Kelestarian Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2015. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Esis Erlangga. Jakarta


Lihat Juga
1. Video Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Revisi) (Youtube Channel. https://youtu.be/CjG4wMye7z8 ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
2. Video Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Youtube Chanel. https://youtu.be/xk0-bS8ATCs ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah..

Media
1. PPT Materi Sosiologi Kelas XII. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013) Bagian 1
2. PPT Materi Sosiologi Kelas XII. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013) Bagian 2
3. PPT Materi Sosiologi Kelas XII. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013) Bagian 3
4. PPT Kelas XII Sosiologi Bab 4 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (K-2013)
5. Video Penunjang
6. Materi Pengayaan Sosiologi. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas

Soal-Soal
1. Plihan Ganda
2. Pilihan Ganda. Evaluasi Semester 2
3. Esai, Skala Sikap, Penilaian Diri, dan Kecakapan Hidup
4. Esai. Evaluasi Semester 2

Pengertian Ahli
1. Pengertian Kearifan Lokal Menurut Ahli
2. Pengertian Pemberdayaan Menurut Ahli
3. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan Menurut Ahli
4. Pengertian Komunitas Menurut Ahli

Kamus  
1. Kamus Sosiologi

Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern

Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies

Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment