Maryam Jamilah. Riwayat Hidup

Riwayat Hidup Maryam Jamilah
Maryam Jamilah
Maryam Jamilah lahir di New York 3 Mei 1934. Maryam Jamilah seorang penulis dan intelektual yang menaruh minat besar dalam bidang agama, filsafat, sejarah, antropologi, sosiologi, dan biologi.

Maryam Jamilah berasal dari keluarga Yahudi Amerika yang dibesarkan di Westchester, kota kecil yang terbilang makmur dan padat penduduknya di daerah pinggiran kota New York. Ayahnya (Herbert S. Marcus, seorang pengusaha) memberinya nama Margaret dengan panggilan Peggy. Nama Maryam Jamilah diperolehnya dari Syekh Daud Ahmad Faisal (ketua lembaga The Islamic Mission of America, seorang Arab Maroko), setelah ia masuk Islam pada usia 27 tahun. Ketika kanak-kanak, Maryam Jamilah adalah gadis yang peka, keras kepala, dan agak sulit bergaul. Tetapi kecerdasannya sangat menonjol. Ketika berusia 8 tahun ia bercita-cita menjadi seorang ilmuwan atau penemu. Ia ingin menciptakan pesawat terbang yang dijalankan dengan mesin portabel, hanya diputar secara manual dan tidak perlu menggunakan bahan bakar.

Pada masa sekolah ia adalah anak yang terpandai di kelasnya. Bacaannya jauh melampaui ketentuan kurikulum sekolahnya. Perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum di New York dijadikan sebagai rumah kedua baginya. Pada usia 12 tahun ia telah banyak membaca buku-buku pengetahuan, termasuk ensiklopedi. Selain itu ia juga gemar membaca buku cerita tentang bangsa Arab dan orang Islam, di antaranya: The Lance of Kanana (Tombak Kanana), karya Harry W. French yang menceritakan Kanana, anak Baduy yang tinggal di Gurun Arab; Boy of the Desert (Anak Gurun), karangan Eunice Tietjiena yang menceritakan masa kecil Abdul Aziz; dan Camel Bells: A Boy of Baghdad, karya Ana Ratzesberger yang menceritakan anak laki-laki Arab-Irak miskin yang kemudian diangkat menjadi anak oleh keluarga Baduy.

Cerita mengenai bangsa Arab yang dibacanya mengilhaminya untuk menulis cerita mengenai kehidupan seorang anak Arab yang tinggal di desa kecil di Palestina. Anak itu diberi nama Ahmad Khalil yang kemudian menjadi judul karangan yang ditulisnya ketika masih berusia 14 tahun.

Literatur yang dibacanya membuat ia semakin tertarik pada cerita bangsa Arab dan orang Islam. Hal itu tidak disetujui orang tuanya. Tetapi sebagai bantahan terhadap orang tuanya, ia malah menyerahkan sebuah buku cerita berjudul Children of the Housetops, karangan Youel Basyir Mirza (seorang Persia) yang menceritakan keluarga muslim yang bahagia dan penuh kasih sayang di Timur Tengah.

Selama masa remaja, Maryam Jamilah mengalami keterasingan sosial di sekolah; hampir selama 8 tahun ia tidak mempunyai teman karena waktunya habis digunakan untuk membaca di perpustakaan, berbeda dengan kegemaran teman-teman sebayanya. Saat terakhir duduk di SMA, ia menulis sebuah karya tulis dengan judul The Ethical Culture Movement (Gerakan Budaya Etis), yang kemudian dipublikasikan oleh pimpinan Masyarakat Budaya Etis di New York, yaitu Dr. Algernon D. Black dan David Muzzey. Setelah tamat SMA tahun 1952 ia melanjutkan sekolah ke Universitas New York dengan mengambil bidang pokok humaniora. Pada tahun 1953 ia sakit keras. Dua tahun kemudian ia meninggalkan perguruan tinggi tanpa memperoleh ijazah. Dua tahun lamanya ia harus keluar masuk rumah sakit. Setelah sembuh, ia melanjutkan kembali kesenangannya membaca dan menulis.

Sejumlah buku bacaan mengilhaminya untuk memperdalam Islam, di antaranya terjemahan Al-Qur’an karya Marmaduke Pickthall dan dua buku karya Allamah Muhammad Asad berjudul The Road to Mecca (Jalan ke Mekah) dan Islam at the Crossroads (Islam di Persimpangan Jalan) yang dijadikan sebagai dasar melanjutkan kariernya di bidang penulisan. Ia kemudian menulis buku dengan judul Islam versus the West (Islam versus Barat) sebagai perluasan dan ulasan lebih terperinci dari buku Islam at the Crossroads.


Ket. klik warna biru untuk link

Download


Maryam Jamilah. Pemikiran dan Karya

Sumber
Suplemen Ensiklopedi Islam Diterbitkan Oleh PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta Tahun 1996
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Maryam Jamilah. Riwayat Hidup"