Frithjof Schuon. Biografi Pemikiran
Table of Contents
Frithjof Schuon |
Pada mulanya ia menganut ajaran Katolik, lalu hidup sebagai seorang gnostik (ajaran yang skeptis terhadap teologi resmi gereja). Setelah melewati pengembaraan intelektual yang cukup lama, akhirnya pada awal tahun 60-an ia menentukan pilihannya untuk menjadi seorang muslim dan menyandang nama Muhammad Isa Nuruddin. Schuon berasal dari keturunan Jerman. Ayahnya seorang musisi dan keluarganya pada umumnya menggeluti bidang seni, termasuk kesusastraan Timur dan Eropa. Ia menghabiskan masa kecilnya di kota kelahirannya, Basel, dan bersekolah di sana sampai ayahnya meninggal. Setelah itu ia dibawa oleh ibunya ke Mulhouse, Prancis, dan menjadi warga negara Prancis. Ia melanjutkan pendidikannya di sana. Dengan demikian, dalam usia yang relatif muda Schuon telah menguasai dengan sempurna dua bahasa penting: Jerman dan Prancis. Pada usia 16 tahun Schuon meninggalkan sekolah dan berniat menjadi desainer tekstil, cita-citanya sejak masa kanak-kanak.
Sedari kecil pula ia telah tertarik dengan dunia Timur. Ia menggandrungi Bhagavad Gita (kitab spiritual Hindu) sebagai mana ia menyenangi Kisah 1001 Malam. Ia juga mempunyai kecenderungan alamiah terhadap metafisika dan telah membaca filsafat Plato (filsuf Yunani; 427-347 SM) serta karya-karya besar Rene Guenon (filsuf metafisika Prancis) ketika ia masih tergolong muda.
Setelah menyelesaikan dinas militer Prancis selama 1,5 tahun, Schuon mengunjungi Paris. Di kota ini ia tidak hanya sekedar meneruskan profesi sebagai desainer, melainkan juga mulai belajar bahasa Arab di mesjid Paris dan mengenal lebih mendalam kesenian tradisional, khususnya yang berasal dari Asia. Periode ini menandai semakin kuatnya ketajaman intelektual Schuon yang dipadukan dengan pergaulannya yang semakin intens dengan dunia tradisional, terutama setelah ia berkunjung ke Aljazair pada tahun 1932.
Kunjungannya ke Aljazair merupakan persentuhan aktual pertama Schuon dengan peradaban tradisional dan dunia Islam. Di sini ia mendapatkan pengetahuan tentang tasawuf dari tangan pertama. Pada kunjungan kedua ke Afrika Utara pada tahun 1935, ia tidak hanya mengunjungi Aljazair tetapi juga Maroko. Kemudian pada tahun 1938 ia bertolak ke Cairo, Mesir, dan bertemu dengan Rene Guenon setelah bertahun-tahun hanya saling berkirim surat. Pada tahun 1939, sebelum menuju India, pecah Perang Dunia II. Keadaan ini memaksa Schuon pulang ke Prancis dan kembali memasuki dinas militer. Beberapa bulan kemudian ia tertawan dan dipenjarakan oleh tentara Jerman. Ketika mengetahui bahwa Schuon berasal dari keturunan Jerman, mereka berhasrat merekrutnya menjadi tentara Jerman. Schuon menolak dan memilih kabur ke Swiss, yang kelak memberinya status kewarganegaraan. Di negara ini ia tinggal selama 40 tahun.
Pada tahun 1949 Schoun menikah dengan wanita keturunan Jerman-Swiss yang juga berpendidikan Prancis. Wanita ini, selain berbakat melukis, juga memiliki minat yang tinggi terhadap agama dan metafisika. Di Swiss pulalah sebagian karya Schuon lahir dan menyebabkannya banyak dikunjungi oleh para sarjana dan pemikir agama terkenal dari Timur dan Barat. Sewaktu-waktu Schuon juga mengunjungi negara lain, seperti Maroko. Pada tahun 1968 ia ke Turki dan di sana ia menghabiskan sebagian waktunya untuk berziarah ke makam Bunda Maria di Kusadasi, dekat kota Efesus. Pada tahun 1959 dan 1963 Schuon melakukan kunjungan ke Amerika Serikat, berkunjung ke suku-suku Indian, dan bersama istrinya diterima sebagai anggota keluarga suku Sioux dan Crow di South Dakota dan Montana. Kunjungannya ke berbagai belahan bumi selalu diabadikannya dalam bentuk buku atau tulisan.
Ket. klik warna biru untuk link
Download
Firthjof Schuon. Karya dan Pemikiran
Sumber
Suplemen Ensiklopedi Islam Diterbitkan Oleh PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta Tahun 1996
Post a Comment