Teori-teori Sosiologi Sesudah Comte; Mazhab Geografi dan Lingkungan

Table of Contents
Teori-teori Sosiologi Sesudah Comte Mazhab Geografi dan Lingkungan
Mazhab Geografi dalam Sosiologi
Ajaran-ajaran atau teori-teori yang masuk dalam mazhab ini telah lama berkembang. Dengan kata lain, jarang sekali bahwa para ahli pemikir menguraikan masyarakat manusia terlepas dari tanah atau lingkungan di mana masyarakat tadi berada. Masyarakat hanya mungkin timbul dan berkembang apabila ada tempat berpijak dan tempat hidup bagi masyarakat tersebut. Teori-teori tersebut sangat logis dan sederhana karena dapat mencakup sejarah perkembangan masyarakat-masyarakat tersebut.

Di antara sekian banyaknya teori-teori yang dapat digolongkan ke dalam mazhab ini, dipilihkan ajaran-ajaran dari Edward Buckle dari Inggris (1821-1862) dan Le Play dari Prancis (1806-1888). Di dalam hasil karyanya yang berjudul History of Civilization in England (yang tidak selesai), Buckle meneruskan ajaran-ajaran sebelumnya tentang pengaruh keadaan alam terhadap masyarakat. Di dalam analisanya, dia telah menemukan beberapa keteraturan hubungan antara keadaan alam dengan tingkah-laku manusia. Misalnya, terjadinya bunuh diri sebagai akibat rendahnya penghasilan, dan tinggi-rendahnya penghasilan tergantung dari keadaan alam (terutama iklim dan tanah). Taraf kemakmuran suatu masyarakat juga sangat tergantung pada keadaan alam di mana masyarakat hidup.

Le Play mempunyai kesimpulan-kesimpulan yang sama dengan Buckle, walaupun cara analisanya agak berbeda. Sebagai seorang insinyur pertambangan, dia berkesempatan untuk melakukan perjalanan ke berbagai pelosok Eropa, dan mempelajari kehidupan berkelompok manusia demi untuk mempertahankan hidupnya. Dia mulai dengan menganalisis keluarga sebagai unit sosial yang fundamental dari masyarakat. Organisasi keluarga ditentukan oleh cara-cara mempertahankan kehidupannya yaitu cara mereka bermata pencaharian. Hal itu sangat tergantung pada lingkungan timbal balik antara faktor-faktor tempat, pekerjaan dan manusia (atau masyarakat). Atas dasar faktor-faktor tersebut, maka dapatlah diketemukan unsur-unsur yang menjadi dasar adanya kelompok-kelompok yang lebih besar, yang memerlukan analisis terhadap semua lembaga-lembaga politik dan sosial suatu masyarakat tertentu.

Pengikut-pengikut Le Play mengembangkan teori tersebut di atas. Hal ini dilakukan dengan jalan mencoba mengumpulkan faktor-faktor yang memengaruhi kehidupan sosial. Faktor-faktor mana disusun secara logis dan sistematis. Bertitik tolak pada asumsi bahwa tipe organisasi sosial ditentukan oleh faktor tempat, timbul teori bahwa keluarga-keluarga patrilineal timbul di daerah-daerah stepa. Keluarga-keluarga demikian bersifat otoriter, tidak demokratis dan konservatif. Tipe-tipe keluarga tersebut berkembang menjadi particularist type of family, yang mata pencahariannya adalah bercocok tanam dan menangkap ikan. Pada tipe keluarga semacam inilah tumbuh akar-akar demokrasi dan kebebasan. Bahkan pada awal abad ke-20, muncul karya E. Huntington (tahun 1915) yang berjudul Civilization and Climate. Di dalam buku tersebut diuraikan bahwa mentalitas manusia ditentukan oleh faktor iklim.

Pentingnya mazhab ini adalah bahwa ajaran-ajaran atau teori-teori menghubungkan faktor keadaan alam dengan faktor-faktor struktur serta organisasi sosial. Ajaran dan teorinya mengungkapkan adanya korelasi antara tempat tinggal dengan adanya aneka ragam karakteristik kehidupan sosial suatu masyarakat tertentu.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Baca Juga
Ellsworth Huntington. Teori Pengaruh Iklim Terhadap Peradaban

Sumber:
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment